Senin, 31 Oktober 2011

Budidaya Kambing Potong

Ternak Kambing adalah hewan ruminansia kecil yang hidupnya membutuhkan pakan yang berasal dari hijauan seperti rumput-rumputan, daun-daunan, sisa hasil pertanian.

Kemampuan beradaptasi yang cukup baik membuat ternak tersebut begitu mudah berkembang hampir diseluruh wilayah Propinsi Jawa Timur. Namun demikian keberadaan ternak kambing dalam keluarga petani belumlah memberi penghasilan yang baik bila faktor-faktor panca usaha ternak kambing seperti : pemilihan bibit yang baik, pemberian pakan yang memenuhi gizi dan pencegahan terhadap penyakit belum dilaksanakan secara maksimal.

JENIS KAMBING
Jenis Kambing yang tersebar luas di wilayah Jawa Timur adalah kambing kacang dan kambing peranakan etawah. Kedua jenis kambing tersebut sangat cocok dipelihara di wilayah lahan kering dan sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan.

Beberapa waktu lalu telah diperkenalkan jenis kambing yang baru yaitu kambing Boer yang merupakan jenis pedaging. Jenis ini sudah disiap untuk diperkenalkan di masyarakat Banyuwangi dengan program inseminasi buatan.

PEMILIHAN BIBIT KAMBING
Menentukan calon bibit kambing betina ataupun jantan sebagai calon bibit untuk keperluan budidaya perlu dipenuhi kriteria antara lain : Memiliki kemampuan pertambahan berat badan yang cepat dan konversi pakan makanan yang baik. Memiliki sifat genetic yang baik untuk menghasilkan keturunan kembar dalam satu kali melahirkan. Sedangkan untuk ciri karakteristik dapat dilihat mata yang bersinar cerah, tajam, tidak cacat tubuh, bulu halus dan mengkilat. Ciri khusus betina harus memiliki sifat keibuan, umur kurang dari 3 tahun, putting susu berjumlah dua dan sama besar. Sedangkan untuk pejantan memiliki sifat mengawinkan cukup besar, buah zakar berjumlah dua dan sama besar serta umur kurang dari 3 tahun.

PAKAN
Ternak kambing dalam kehidupannya memerlukan pakan hijau-hijauan seperti rumput, bungkil kedelai, daun-daunan, sisa produksi pertanian, dedak, dan lain-lain. Komposisi masing-masing sangat tergantung pada kebutuhan ternak, yaitu antara kambing menyusui, pemacek, dan dewasa berbeda. Untuk kambing dewasa kebutuhan makanan 10% dari berat badannya, dimana kebutuhannya yaitu ¾ bagian berupa rumput dan hijauan segar, ¼ bagian terdiri dari daun-daunan. Untuk kambing pemacek kebutuhan makanan hamper sama, akan tetapi peru ditambahkan dedak padi halus sebanyak 200-250 gram. Untuk kambing bunting menjelang melahirkan komposisi makanan untuk hijauan lebih banyak yaitu 3/5 bagian dan 2/5 bagian daun-daunan dan hijauan harus seimbang dan perlu ditambahkan dedak halus padi sebanyak 200-250 gram.

PERKAWINAN
Kambing betina dewasa yang sudah siap kawin umumnya berusia antara 6-8 bulan. Tanda birahinya antara lain : Gelisah, ribut dan nafsu makan menurun. Mencoba untuk menaiki ternak lainnya. Menggerak-gerakkan ekornya. Bagian vulva memerah, bila diraba terasa hangat. Keluar sedikit lendir bening kambing betina dewasa dikawinkan paling bagus berumur 10 bulan, dan jantan sebagai pemacek berumur 1 tahun. Waktu yang tepat untuk mengawinkan kambing pada pertengahan birahi yaitu 12-18 jam sejak birahi pertama muncul.

Selain menggunakan pejantan pemacek, dapat juga kambing betina dikawinkan dengan menggunakan metode kawin suntik (Inseminasi Buatan). Tujuannya adalah untuk menghasilkan keturunan yang mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Untuk saat ini kawin suntik (IB) kambing dapat menggunakan jenis kambing peranakan Etawah (PE).

KANDANG
Pembuatan kandang diupayakan harus memiliki sirkulasi udara yang cukup bagus dan dijaga tingkat kebersihannya. Untuk budidaya kambing, kandang yang bagus adalah jenis panggung, karena akan memberikan kenyamanan pada ternak dan terjaga kebersihannya.

PENGOLAHAN USAHA
Pada umumnya pengelolaan usaha ternak kambing dapat dilakukan secara tradisional maupun secara intensif. Untuk menghindari kerugian dalam usaha, langkah pertama harus ditempuh harus membiasakan dengan memperbaiki managemen usaha, yaitu selalu melakukan pencatatan setiap kejadian mengenai ternaknya. Langkah selanjutnya adalah dengan melihat pangsa pasar. Waktu penjualan ternak kambing yang bagus adalah bila ternak telah berusia 12-18 bulan, dan berat badannya tidak bertambah lagi.

PENYAKIT
Salah satu hal yang penting dalam usaha ternak kambing adalah memperhatikan kesehatan ternak. Sanitasi kandang dan lingkungan merupakan cara termudah untuk mencegah terjadinya kejadian penyakit. Adapun kejadian penyakit yang paling sering adalah kembung (tympani), kudis (scabies), diare dan sebagainya. Untuk pertolongan pertama dapat menggunakan obat-obatan tradisional dan untuk selanjutnya dapat menghubungi petugas kesehatan terdekat.

Sumber : http://epetani.deptan.go.id/budidaya/budidaya-kambing-potong-104


www.jendelahewan.blogspot.com

Minggu, 30 Oktober 2011

Budidaya Ternak Sapi Perah

1. SEJARAH SINGKAT
Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Sapi berasal dari famili Bovidae. Seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa.

Domestikasi sapi mulai dilakukan sekitar 400 tahun SM. Sapi diperkirakan berasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, Afrika dan seluruh wilayah Asia. Menjelang akhir abad ke-19, sapi Ongole dari India dimasukkan ke pulau Sumba dan sejak saat itu pulau tersebut dijadikan tempat pembiakan sapi Ongole murni.

Pada tahun 1957 telah dilakukan perbaikan mutu genetik sapi Madura dengan jalan menyilangkannya dengan sapi Red Deen. Persilangan lain yaitu antara sapi lokal (peranakan Ongole) dengan sapi perah Frisian Holstein di Grati guna diperoleh sapi perah jenis baru yang sesuai dengan iklim dan kondisi di Indonesia.

2. SENTRA PETERNAKAN
Sentra peternakan sapi di dunia ada di negara Eropa (Skotlandia, Inggris, Denmark, Perancis, Switzerland, Belanda), Italia, Amerika, Australia, Afrika dan Asia (India dan Pakistan). Sapi Friesian Holstein misalnya, terkenal dengan produksi susunya yang tinggi (+ 6350 kg/th), dengan persentase lemak susu sekitar 3-7%. Namun demikian sapi-sapi perah tersebut ada yang mampu berproduksi hingga mencapai 25.000 kg susu/tahun, apabila digunakan bibit unggul, diberi pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak, lingkungan yang mendukung dan menerapkan budidaya dengan manajemen yang baik. Saat ini produksi susu di dunia mencapai 385 juta m2/ton/th, khususnya pada zone yang beriklim sedang. Produksi susu sapi di PSPB masih kurang dari 10 liter/hari dan jauh dari standar normalnya 12 liter/hari (rata-ratanya hanya 5-8 liter/hari).

3. J E N I S
Secara garis besar, bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua, yaitu (1) kelompok yang berasal dari sapi Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi yang berpunuk, yang berasal dan tersebar di daerah tropis serta (2) kelompok dari Bos primigenius, yang tersebar di daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos Taurus.

Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi Shorhorn (dari Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda), Yersey (dari selat Channel antara Inggris dan Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland), Red Danish (dari Denmark) dan Droughtmaster (dari Australia).

Hasil survei di PSPB Cibinong menunjukkan bahwa jenis sapi perah yang paling cocok dan menguntungkan untuk dibudidayakan di Indonesia adalah Frisien Holstein.

4. MANFAAT
Peternakan sapi menghasilkan daging sebagai sumber protein, susu, kulit yang dimanfaatkan untuk industri dan pupuk kandang sebagai salah satu sumber organik lahan pertanian.

5. PERSYARATAN LOKASI
Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan. Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Pembuatannya dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.

Pembuatan kandang untuk tujuan penggemukan (kereman) biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang dipelihara hanya sedikit. Namun, apabila kegiatan penggemukan sapi ditujukan untuk komersial, ukuran kandang harus lebih luas dan lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak.

Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat.

Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahanbahan lainnya.

Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5x2 m atau 2,5x2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8x2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5x1 m per ekor, dengan tinggi atas + 2-2,5 m dari tanah. Temperatur di sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m).

6.2. Pembibitan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bibit sapi perah betina dewasa adalah: (a) produksi susu tinggi, (b) umur 3,5-4,5 tahun dan sudah pernah beranak, (c) berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai eturunan produksi susu tinggi, (d) bentuk tubuhnya seperti baji, (e) matanya bercahaya, punggung lurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan atau kaki belakang cukup lebar serta kaki kuat, (f) ambing cukup besar, pertautan pada tubuh cukup baik, apabila diraba lunak, kulit halus, vena susu banyak, panjang dan berkelokkelok, puting susu tidak lebih dari 4, terletak dalam segi empat yang simetris dan tidak terlalu pendek, (g) tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit menular, dan (h) tiap tahun beranak.

Sementara calon induk yang baik antara lain: (a) berasal dari induk yang menghasilkan air susu tinggi, (b) kepala dan leher sedikit panjang, pundak tajam, badan cukup panjang, punggung dan pinggul rata, dada dalam dan pinggul lebar, (c) jarak antara kedua kaki belakang dan kedua kaki depan cukup lebar, (d) pertumbuhan ambing dan puting baik, (e) jumlah puting tidak lebih dari 4 dan letaknya simetris, serta (f) sehat dan tidak cacat.

Pejantan yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut: (a) umur sekitar 4- 5 tahun, (b) memiliki kesuburan tinggi, (c) daya menurunkan sifat produksi yang tinggi kepada anak-anaknya, (d) berasal dari induk dan pejantan yang baik, (e) besar badannya sesuai dengan umur, kuat, dan mempunyai sifat-sifat pejantan yang baik, (f) kepala lebar, leher besar, pinggang lebar, punggung kuat, (g) muka sedikit panjang, pundak sedikit tajam dan lebar, (h) paha rata dan cukup terpisah, (i) dada lebar dan jarak antara tulang rusuknya cukup lebar, (j) badan panjang, dada dalam, lingkar dada dan lingkar perut besar, serta (k) sehat, bebas dari penyakit menular dan tidak menurunkan cacat pada keturunannya.

1) Pemilihan bibit dan calon induk
Untuk mengejar produktivitas ternak yang tinggi, diperlukan perbaikan lingkungan hidup dan peningkatan mutu genetik ternak yang bersangkutan.
Bibit yang baru datang harus dikarantina untuk penularan penyakit. Kemudian bibit diberi minum air yang dicampur garam dapur, ditempatkan dalam kandang yang bersih dan ditimbang serta dicatat penampilannya.

2) Perawatan bibit dan calon induk
Seluruh sapi perah dara yang belum menunjukkan tanda-tanda birahi atau belum bunting setelah suatu periode tertentu, harus disisihkan. Jika sapi yang disisihkan tersebut telah menghasilkan susu, sapi diseleksi kembali berdasarkan produksi susunya, kecenderungan terkena radang ambing dan temperamennya.

3) Sistim Pemuliabiakan
Seringkali sapi perah dara dikawinkan dengan pejantan pedaging untuk mengurangi risiko kesulitan lahir dan baru setelah menghasilkan anak satu dikawinkan dengan pejantan sapi perah pilihan. Bibit harus diberi kesempatan untuk bergerak aktif paling tidak 2 jam setiap hari.

6.3. Pemeliharaan
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif

Pada pemeliharaan secara intensif sapi-sapi dikandangkan sehingga peternak mudah mengawasinya, sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasannya sulit dilakukan karena sapi-sapi yang dipelihara dibiarkan hidup bebas. Sapi perah yang dipelihara dalam naungan (ruangan) memiliki konsepsi produksi yang lebih tinggi (19%) dan produksi susunya 11% lebih banyak daripada tanpa naungan. Bibit yang sakit segera diobati karena dan bibit yang menjelang beranak dikering kandangkan selama 1-2 bulan.

2. Perawatan Ternak
Ternak dimandikan 2 hari sekali. Seluruh sapi induk dimandikan setiap hari setelah kandang dibersihkan dan sebelum pemerahan susu. Kandang harus dibersihkan setiap hari, kotoran kandang ditempatkan pada penampungan khusus sehingga dapat diolah menjadi pupuk. Setelah kandang dibersihkan, sebaiknya lantainya diberi tilam sebagai alas lantai yang umumnya terbuat dari jerami atau sisa-sisa pakan hijauan (seminggu sekali tilam tersebut harus dibongkar).

Penimbangan dilakukan sejak sapi pedet hingga usia dewasa. Sapi pedet ditimbang seminggu sekali sementara sapi dewasa ditimbang setiap bulan atau 3 bulan sekali. Sapi yang baru disapih ditimbang sebulan sekali. Sapi dewasa dapat ditimbang dengan melakukan taksiran pengukuran berdasarkan lingkar dan lebar dada, panjang badan dan tinggi pundak.

3. Pemberian Pakan
Pemberian pakan pada sapi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
a) sistem penggembalaan (pasture fattening)
b) kereman (dry lot fattening)
c) kombinasi cara pertama dan kedua.

4. Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat.
Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, alfalfa, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja. Hijauan diberikan siang hari setelah pemerahan sebanyak 30-50 kg/ekor/hari. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB.
Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah dengan jenis kacang-kacangan (legum).

Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau bekatul, ampas tahu, gaplek, dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat) yang berupa garam dapur, kapur, dll. Pemberian pakan konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi hari dan sore hari sebelum sapi diperah sebanyak 1-2 kg/ekor/hari.

Selain makanan, sapi harus diberi air minum sebanyak 10% dari berat badan per hari.
Pemeliharaan utama adalah pemberian pakan yang cukup dan berkualitas, serta menjaga kebersihan kandang dan kesehatan ternak yang dipelihara. Pemberian pakan secara kereman dikombinasikan dengan penggembalaan Di awal musim kemarau, setiap hari sapi digembalakan. Di musim hujan sapi dikandangkan dan pakan diberikan menurut jatah. Penggembalaan bertujuan pula untuk memberi kesempatan bergerak pada sapi guna memperkuat kakinya.

5. Pemeliharaan Kandang
Kotoran ditimbun di tempat lain agar mengalami proses fermentasi (+1-2 minggu) dan berubah menjadi pupuk kandang yang sudah matang dan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (agak terbuka) agar sirkulasi udara didalamnya berjalan lancar.
Air minum yang bersih harus tersedia setiap saat. Tempat pakan dan minum sebaiknya dibuat di luar kandang tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak atau tercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi daripada permukaan lantai. Sediakan pula peralatan untuk memandikan sapi.

7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Penyakit
1. Penyakit antraks

Penyebab: Bacillus anthracis yang menular melalui kontak langsung, makanan/minuman atau pernafasan.
Gejala: (1) demam tinggi, badan lemah dan gemetar; (2) gangguan pernafasan; (3) pembengkakan pada kelenjar dada, leher, alat kelamin dan badan penuh bisul; (4) kadang-kadang darah berwarna merah hitam yang keluar melalui hidung, telinga, mulut, anus dan vagina; (5) kotoran ternak cair dan sering bercampur darah; (6) limpa bengkak dan berwarna kehitaman.
Pengendalian: vaksinasi, pengobatan antibiotika, mengisolasi sapi yang terinfeksi serta mengubur/membakar sapi yang mati.

2. Penyakit mulut dan kuku (PMK) atau penyakit Apthae epizootica (AE)
Penyebab: virus ini menular melalui kontak langsung melalui air kencing, air susu, air liur dan benda lain yang tercemar kuman AE.
Gejala: (1) rongga mulut, lidah, dan telapak kaki atau tracak melepuh serta terdapat tonjolan bulat berisi cairan yang bening; (2) demam atau panas, suhu badan menurun drastis; (3) nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali; (4) air liur keluar berlebihan.
Pengendalian: vaksinasi dan sapi yang sakit diasingkan dan diobati secara terpisah.

3. Penyakit ngorok/mendekur atau penyakit Septichaema epizootica (SE)
Penyebab: bakteri Pasturella multocida. Penularannya melalui makanan dan minuman yang tercemar bakteri.
Gejala: (1) kulit kepala dan selaput lendir lidah membengkak, berwarna merah dan kebiruan; (2) leher, anus, dan vulva membengkak; (3) paru-paru meradang, selaput lendir usus dan perut masam dan berwarna merah tua; (4) demam dan sulit bernafas sehingga mirip orang yang ngorok. Dalam keadaan sangat parah, sapi akan mati dalam waktu antara 12-36 jam.
Pengendalian: vaksinasi anti SE dan diberi antibiotika atau sulfa.

4. Penyakit radang kuku atau kuku busuk (foot rot)
Penyakit ini menyerang sapi yang dipelihara dalam kandang yang basah dan kotor.
Gejala: (1) mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh; (2) kulit kuku mengelupas; (3) tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa sakit; (4) sapi pincang dan akhirnya bisa lumpuh.

7.2. Pencegahan Serangan
Upaya pencegahan dan pengobatannya dilakukan dengan memotong kuku dan merendam bagian yang sakit dalam larutan refanol selama 30 menit yang diulangi seminggu sekali serta menempatkan sapi dalam kandang yang bersih dan kering.

8. P A N E N
8.1. Hasil Utama

Hasil utama dari budidaya sapi perah adalah susu yang dihasilkan oleh induk betina.
8.2. Hasil Tambahan
Selain susu sapi perah juga memberikan hasil lain yaitu daging dan kulit yang berasal dari sapi yang sudah tidak produktif serta pupuk kandang yang dihasilkan dari kotoran ternak.

9. PASCA PANEN
---
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Budidaya

Usaha ternak sapi perah di Indonesia masih bersifat subsisten oleh peternak kecil dan belum mencapai usaha yang berorientasi ekonomi. Rendahnya tingkat produktivitas ternak tersebut lebih disebabkan oleh kurangnya modal, serta pengetahuan/ketrampilan petani yang mencakup aspek reproduksi, pemberian pakan, pengelolaan hasil pascapanen, penerapan sistem recording, pemerahan, sanitasi dan pencegahan penyakit. Selain itu pengetahuan petani mengenai aspek tata niaga harus ditingkatkan sehingga keuntungan yang diperoleh sebanding dengan pemeliharaannya.

Produksi susu sapi di dunia kini sudah melebihi 385 juta m2/ton/th dengan tingkat penjualan sapi dan produknya yang lebih besar daripada pedet, pejantan, dan sapi afkiran. Di Amerika Serikat, tingkat penjualan dan pembelian sapi dan produknya secara tunai mencapai 13% dari seluruh peternakan yang ada di dunia. Sementara tingkat penjualan anak sapi (pedet), pejantan sapi perah, dan sapi afkir hanya berkisar 3%. Produksi susu sejumlah itu masih perlu ditingkatkan seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di dunia ini.

Untuk mencapai tingkat produksi yang tinggi maka pengelolaan dan pemberian pakan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan ternak, dimana minimum pakan yang dapat dimanfaatkan oleh ternak (terserap) diusahakan sekitar 3,5- 4% dari bahan kering.

10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Usaha peternakan sapi perah keluarga memberikan keuntungan jika jumlah sapi yang dipelihara minimal sebanyak 6 ekor, walaupun tingkat efisiensinya dapat dicapai dengan minimal pengusahaannya sebanyak 2 ekor dengan ratarata produksi susu sebanyak 15 lt/hari. Upaya untuk meningkatkan pendapatan petani melalui pembudidayaan sapi perah tersebut dapat juga dilakukan dengan melakukan diversifikasi usaha. Selain itu melakukan upaya kooperatif dan integratif (horizontal dan vertikal) dengan petani lainnya dan instansiinstansi lain yang berkompeten, serta tetap memantapkan pola PIR diatas.

11. DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. [ ]. Pedoman beternak sapi perah. Purwokerto, Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak. 2 hal. (brosur).
2. Anonim. 1983. Petunjuk cara-cara penggunaan obat-obatan ternak. Samarinda, Dinas Peternakan Kalimantan Timur. 12 hal.
3. Anonim. 1988. Kondisi peternakan sapi perah dan kualitas susu di pulau Jawa. Buletin PPSKI, 5 (27) 1988: 39-40.
4. Anonim. 1988. Pemerahan, satu faktor penentu jumlah air susu. Swadaya Peternakan Indonesia, (42) 1988: 23-24.
5. Anonim. 1988. Upaya peningkatan kesejahteraan peternak melalui peningkatan efisiensi produksi. Buletin PPSKI, 5 (27) 1988: 16-24.
6. Bandini, Yusni. 1997. Sapi Bali. Cet 1. Jakarta, Penebar Swadaya. 73 hal.
7. Church, D.C. 1991. Livestock feeds and feeding. 3 ed. New Jersey, Prentice-Hall, Inc.: 278-279.
8. Djaja, Willian. 1988. Hidup bersih dan sehat di peternakan sapi perah. Buletin PPSKI, 5 (27) 1988: 25-26.
9. Djarijah, Abbas Sirega. 1996. Usaha ternak sapi. Yogyakarta, Kanisius. 43 hal.
10. Fox, Michael W. 1984. Farm animals: husbandry, behavior, and veterinary practice. Baltimore Maryland, University Park Press: 82-112; 150.
11. Ginting, Eliezer. 1988. Bimbingan dan penyuluhan usaha sapi perah rakyat di Jawa Timur. Buletin PPSKI, 5 (27) 1988: 27-33.
12. Hehanussa, P.E. 1995. Rencana induk Life Science Center-Cibinong. Limnotek, 3 (1) 1995: 1-34.
13. Hermanto. 1988. Bagaimana cara penanganan sapi perah pada masa kering? Swadaya Peternakan Indonesia, (42) 1988: 24-25.
14. Nienaber, J.A., et al. 1974. Livestock environment affects production and health. Proceedings of the International Livestock Environment Conference. St. Joseph, American Society of Agricultural Engineers.
15. Pane, Ismed. 1986. Pemuliabiakan ternak sapi. Jakarta, PT. Media: 1-38; 133.
16. Sabrani, M. 1994. Teknologi pengembangan sapi Sumba Ongole. Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian: 15-26.
17. Suryanto, Bambang; Santosa, Siswanto Imam; Mukson. 1988. Ilmu Usaha Peternakan. Semarang, Fakultas Peternakan UNDIP. 63 hal.
18. Warudjo, Bambang 1988. Kualitas dan harga susu. Buletin PPSKI, 5 (27) 1988: 34-38.

12. KONTAK HUBUNGAN
1. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
2. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id

Sumber :
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas


www.jendelahewan.blogspot.com

BUDIDAYA SAPI POTONG

I. Pendahuluan.
Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar dan modern, dengan skala usaha kecilpun akan mendapatkan keuntungan yang baik jika dilakukan dengan prinsip budidaya modern. PT. NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) membantu budidaya penggemukan sapi potong baik untuk skala usaha besar maupun kecil.

II. Penggemukan
Penggemukan sapi potong adalah pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat (3-5 bulan).
Beberapa hal yang berkaitan dengan usaha penggemukan sapi potong adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong.
Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

A. Sapi Bali.
Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru.

B. Sapi Ongole.
Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.

C. Sapi Brahman.
Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia.

D. Sapi Madura.
Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah.

E. Sapi Limousin.
Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik

2. Pemilihan Bakalan.
Bakalan merupakan faktor yang penting, karena sangat menentukan hasil akhir usaha penggemukan. Pemilihan bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman.

Ciri-ciri bakalan yang baik adalah :
* Berumur di atas 2,5 tahun.
* Jenis kelamin jantan.
* Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi pundak minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm.
* Tubuh kurus, tulang menonjol, tetapi tetap sehat (kurus karena kurang pakan, bukan karena sakit).
* Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus.
* Kotoran normal

III. Tatalaksana Pemeliharaan.
3.1. Perkandangan.

Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak. Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu. Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.

3.2. Pakan.
Berdasarkan kondisi fisioloigis dan sistem pencernaannya, sapi digolongkan hewan ruminansia, karena pencernaannya melalui tiga proses, yaitu secara mekanis dalam mulut dengan bantuan air ludah (saliva), secara fermentatif dalam rumen dengan bantuan mikrobia rumen dan secara enzimatis setelah melewati rumen.

Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan pakan berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan kombinasi antara hijauan dan konsentrat. Konsentrat yang digunakan adalah ampas bir, ampas tahu, ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik pakan. Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan. Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Hijauan yang digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono sebagai pakan berkualitas tinggi.

Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya kandungan nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan hijauan yang berkualitas rendah mengandung serat kasar tinggi yang sifatnya sukar dicerna karena terdapat lignin yang sukar larut oleh enzim pencernaan.

Oleh karena itu PT. NATURAL NUSANTARA juga mengeluarkan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus, POC NASA, dan HORMONIK. Produk ini, khususnya produk VITERNA Plus menggunakan teknologi asam amino yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh sapi, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak.

VITERNA Plus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :
* Mineral-mineral sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim, yaitu N, P, K, Ca, Mg, Cl dan lain-lain.
* Asam-asam amino, yaitu Arginin, Histidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein, pembentuk sel dan organ tubuh.
* Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh sapi dari serangan penyakit.
* Asam - asam organik essensial, diantaranya asam propionat, asam asetat dan asam butirat.

Sementara pemberian POC NASA yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan bobot harian sapi, meningkatkan ketahanan tubuh ternak, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran.

Sedangkan HORMONIK lebih berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh bagi ternak. Di mana formula ini akan sangat membantu meningkatkan pertumbuhan ternak secara keseluruhan.

Cara penggunaannya adalah dengan dicampurkan dalam air minum atau komboran pakan konsentrat. Caranya sebagai berikut :
1. Campurkan 1 botol VITERNA Plus (500 cc) dan 1 botol POC NASA (500 cc) ke dalam sebuah wadah khusus. Tambahkan ke dalam larutan campuran tersebut dengan 20 cc HORMONIK. Aduk atau kocok hingga tercampur secara merata.
2. Selanjutnya berikan kepada ternak sapi dengan dosis 10 cc per ekor. Interval 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.

3.3. Pengendalian Penyakit.
Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan obat akan menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah :

a. Pemanfaatan kandang karantina.
Sapi bakalan yang baru hendaknya dikarantina pada suatu kandang terpisah, dengan tujuan untuk memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang tidak diketahui pada saat proses pembelian. Disamping itu juga untuk adaptasi sapi terhadap lingkungan yang baru. Pada waktu sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing karena berdasarkan penelitian sebagian besar sapi di Indonesia (terutama sapi rakyat) mengalami cacingan. Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi kecepatan pertambahan berat badan ketika digemukkan. Waktu mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat dan pada sapi yang sakit baru dikeluarkan setelah sapi sehat. Kandang karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk memisahkan sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.

b. Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya.
Sapi yang digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak karena mendapatkan pakan yang mencukupi, sehingga pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit.

c. Vaksinasi untuk bakalan baru.
Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat sapi berada di kandang karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan adalah vaksinasi Anthrax.
Beberapa jenis penyakit yang dapat meyerang sapi potong adalah cacingan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain.

IV. Produksi Daging.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah
1. Pakan.
Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh baik terhadap kualitas daging. Perlakuan pakan dengan NPB akan meningkatkan daya cerna pakan terutama terhadap pakan yang berkualitas rendah sedangkan pemberian VITERNA Plus memberikan berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak sehingga sapi akan tumbuh lebih cepat dan sehat.

2. Faktor Genetik.
Ternak dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan baik/cepat sehingga produksi daging menjadi lebih tinggi.

3. Jenis Kelamin.
Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada ternak betina, sehingga pada umur yang sama, ternak jantan mempunyai tubuh dan daging yang lebih besar.

4. Manajemen.
Pemeliharaan dengan manajemen yang baik membuat sapi tumbuh dengan sehat dan cepat membentuk daging, sehingga masa penggemukan menjadi lebih singkat.

Sumber : http://teknis-budidaya.blogspot.com/


www.jendelahewan.blogspot.com

Jumat, 28 Oktober 2011

Cara Tepat Menghasilkan Itik Potong yang Seragam

Salah satu tujuan dalam beternak itik adalah untuk menghasilkan itik potong dengan kriteria berat potong tertentu pada saat umur tertentu pula. Pasokan itik potong selama ini bisa berasal dari dua sumber yaitu itik jantan umur muda dan itik petelur yang sudah afkir. Yang akan kita bicarakan sekarang adalah cara beternak itik jantan sehingga bisa dicapai berat potong yang seragam pada saat umur panen. Mengapa? Karena dengan memperhatikan berat/bentuk keseragaman itik akan menjadi ‘mudah’ baik dari segi manajemen pemeliharaan pemasaran dan yang lainnya.

Berikut petunjuk praktis (tips) untuk menghasilkan itik potong yang seragam :

Membeli DOD yang seragam
Menghasilkan itik potong yang seragam bermula dari sini, sehingga apabila memungkinkan belilah DOD yang berat/bentuk badannya seragam. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan menjalin kerjasama dengan produsen DOD yang terpercaya. Apabila anda membeli DOD dari tempat lain dan terpau jarank yang cukup jauh maka hal yang perlu diperhatikan adalah penangan DOD itik tersebut baik ketika akan dikirim, dalam proses pengiriman dan ketika awal kedatangan di kandang anda. Produsen bibit biasanya memberikan tambahan kecambah dalam bok sebagai ganti minum selama perjalanan. Kita ketahui kecambah adalah sayuran yang banyak mengandung air dan tidak mengandung pestisida sehingga aman dikonsumsi anak itik. Segera setelah DOD sampai di kandang, DOD diberi minuman yang berenergi tinggi dan berelektrolit. Pemberian minum yang dilakukan dengan segera bertujuan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang, sehingga kehilangan berat badan dapat dicegah. Pemberian minuman berelektrolit dilakukan untuk mengganti elektrolit yang hilang, sedangkan minuman berenergi yang diberikan sebagai sumber tenaga baru.

Jika hal ini dilakukan, maka kehilangan berat badan dapat dicegah dan DOD akan mempunyai kesehatan yang normal kembali. Ibarat jika kita bertamu ke keluarga yang jauh, ketika baru datang di tempat tujuan dan disajikan minuman yang berelektolit (sengaja tidak menyebut merk karena tidak ada unsur promosi) atau minuman berenergi (minuman yang manis-manis/berkadar gula tinggi) akan terasa hilang yang namanya dehidrasi, capek, dan yang lainnya. DOD yang terlambat penanganan ketika datang dapat terlihat dari ketidakseragaman berat nantinya.

Pilih jenis kelamin jantan
Secara umum dan sudah terbukti baik secara teori maupun praktek bahwa laju pertumbuhan itik jantan lebih cepat dari pada itik betina sehingga berat badan akhir pada umur pemeliharaan itik jantan dan betina tentu berbeda. Oleh karenanya, memelihara DOD untuk tujuan potong sebaiknya di pilih satu jenis kelamin saja yaitu jantan saja untuk mencapai keseragaman hasil akhir. Hal ini tidaklah sulit karena produsen DOD itik telah menjual itik secara terpisah antara jantan dan betina. Pemeliharaan itik jenis jantan saja juga menguntungkan karena harga DOD itik jantan jauh lebih murah daripada DOD itik betina.

Perhatikan jumlah tempat pakan dan minum
Tidak bisa dipungkiri bahwa jumlah tempat pakan dan minum adalah salah satu faktor pendukung yang memberikan andil cukup besar dalam menghasilkan itik potong yang seragam. Jumlah tempat pakan dan tempat air minum yang terlalu sedikit akan membuat itik saling berebutan (bersaing) dalam memperoleh pakan dan minum. Ternak yang dominan akan dengan mudah mendapatkan jatan pakan/minum sedang ternak yang kalah akan kesulitan dalam mendapatkan jatah pakan/minum. Sehingga jumlah tempat pakan dan minum yang sedikit akan membuat pertumbuhan itik tidak merata sehingga secara otomatis menyebabkan ketidakseragaman berat akhir. Biasanya peternak memberi tempat pakan sebanyak 3-4 buah untuk 50 ekor. Begitu juga kebutuhan tempat minum tidak jauh beda dengan jumlah kebutuhan tempat pakan

Perhatikan kepadatan kandang
Kepadatan kandang juga dapat mempengaruhi keseragaman berat badan. Kandang yang terlalu padat menyebabkan itik tidak mendapatkan pakan dan minum secara serentak. Kepadatan kandang yang terlalu tinggi dapat memunculkan stress dan akibat lainnya. Selain itu, kepadatan kandang yang terlalu tinggi dapat juga menciptakan prilaku dominasi pada sekelompok itik. Berdasarkan referensi yang ada kepadatan kandang 10-15 ekor/m2 untuk itik umur 5-6 minggu dianggap masih cukup baik.

Bentuk pakan
Mengapa kami tidak berbicara masalah kualitas dan kuantitas pakan? Jawabannya adalah kami yakin anda sudah paham dan mengetahui akan hal ini akan tetapi keseragaman bentuk pakan mungkin sering terlupakan oleh peternak. Perlu anda ketahui bahwa pakan yang tercampur secara tidak merata dapat menyebabkan ketidakseragaman berat akhir itik potong. Hal ini disebabkan itik tidak menerima zat gizi secara optimal karena pakan yang tercampur tidak merata. Ada itik yang kelebihan dalam menerima zat gizi dan ada pula itik yang kekurangan dalam mendapatkan zat gizi. Karena dalam pencampuran pakan tersebut mungkin ada bagian pakan yang kaya akan zat gizi (bisa karena bentuk butiran yang agak besar atau bisa juga karena memang terdapat dominasi bahan pakan yang kaya zat gizi tertentu). Untuk menghindari hal ini, maka tidak ada jalan lain kecuali melakukan pencampuran bahan pakan secara merata. Sebagai gambaran dinding tembok rumah kita, ada bagian yang mudah kita tancapkan paku dan ada pula bagian yang susah untuk kita tancapkan paku. Mengapa karena campuran bahan pembuat (luluh) didnding tida tercampur secara merata.

Abnormalitas dan penyakit
Abnomalitas bibit bisa disebabkan oleh kelainan metabolik seperti defisiensi atau kelebihan zat gizi, abnormalitas bentuk tubuh dan infeksi penyakit. Kelainan metabolisme dapat mempengaruhi tingkat efisiensi dalam penggunaan pakan sehingga berpengaruh pula pada laju pertumbuhan. Abnormalitas seperti itik yang mengalami kelainan kaki (pengkor) menyebabkan ia sulit untuk mendapatkan pakan dan minum. Hal ini menyebabkan itik yang bersangkutan bisa mengalami kekurangan zat gizi, sehingga pertumbuhan terhambat. Kemudian itik yang terkena infeksi penyakit secara umum dapatkan mengakibatkan nafsu makannya menurun sehingga jelas akan berpengaruh pada pertumbuhan. Kalau terjadi hal demikian maka langkah yang kita tempuh adalah variasi cara memperlakukan individu ternak seperti pemisahan ternak yang mengalami ganguan abnormalitas atau penyakit pada kandang tersendiri (kandang isolasi/karantina). Kita pantau/monitor para pegawai kandang terhadap variasi cara ini agar kelak tujuan kita untuk mendapatkan itik potong yang seragam dapat tercapai.

Pencahayaan
Pernah melihat tayangan buah raksasa pada televisi atau media informasi lainnya? Ternyata buah raksasa yang dihasilkan salah satu kuncinya adalah perpaduan dalam hal pencahayaan. Ternak yang mendapatkan tingkat pencahayaan yang berbeda (alami atau buatan) akan berbeda pula tingkat pertumbuhannya. Tingkat pencahayaan yang berbeda akan berpengaruh pada stimulasi pada glandula pituitari sehingga dapat menyebabkan sebagian ternak mencapai dewasa kelamin lebih awal/lambat. Untuk mengatasi apabila pencahayaan kurang (kondisi cuaca mendung/sering hujan) maka dapat dilakukan penambahan cahaya secara buatan.

Suhu kandang
Sudah menjadi rahasia umum bahwa suhu lingkungan dapat mempengaruhi pertumbuhan ternak. Pada saat anak itik masih umur DOD maka anak itik masih memerlukan panas tambahan sehingga pemberian suhu pemanas buatan yang tepat akan mampu menciptakan suhu kandang yang ideal. Sebagai contoh anak itik yang mendapat panas berlebihan (suhu terlalu tinggi), nafsu makan akan menjadi menurun sedangkan nafsu minum akan semakin meningkat begitu pula sebaliknya. Demikian pula masalah letak posisi kandang, bagian kandang yang terkena sinar matahari akan lebih kering sehingga bagian tersebut tidak terlalu lembab.

Kesimpulan dari uraian di atas adalah mencari jalan keluar dari hal-hal yang dapat menyebabkan ketidakseragaman itik pada saat umr potong. Sebagian besar penyebab ketidakseragaman berat badan pada itik potong dapat diatasi oleh peternak karena sebagian besar penyebab tersebut berasal dari faktor manajemen pemeliharaan. Kalau hal-hal di atas terabaikan dapat menyebabkan ketidakseragaman dalam hal pertumbuhan itik potong yang pada akhirnya akan mengurangi keuntungan atau bahkan bisa menjadi salah satu sebab kerugian usaha. Semoga bermanfaat.

Anda dapat mengcopy isi artikel ini sebagian atau seluruhnya dengan menyebutkan sumbernya : www.sentralternak.com


www.jendelahewan.blogspot.com

10 cara memulai peternakan kambing perah

10 cara memulai peternakan kambing perah yang patut anda baca sebelum memulai bisnis yang sekarang sedang nge-trend di kalangan peternak

Peternakan kambing perah adalah peternakan yang mengkususkan diri dalam memproduksi susu kambing. Sangat penting Anda untuk dipertimbangkan biaya dan jumlah pekerja yang terlibat dalam memulai usaha, karena pasar mungkin tidak menguntungkan atau berkelanjutan dalam jangka panjang. Masalah yang Anda perlu pertimbangkan termasuk mempekerjakan tenaga kerja, pemasaran, metode produksi, peraturan dan biaya. Ada banyak untuk berpikir tentang jadi pastikan Anda merencanakan dan mempersiapkan bisnis ventura.

1. Teliti dan pelajari mengenai peternakan kambing perah. Hanya anda yang tau apakah usaha ini yang cocok bagi anda atau tidak. Pelajari dahulu jenis kambing apa yang anda butuhkan. Jangan sampai anda membeli kambing yang ditujukan untuk menghasilkan bibit unggul tapi anda perah susunya, karena jenis kambing semacam itu harganya tentunya jauh lebih mahal ketimbang kambing perah. Juga pelajari cara memilih kambing yang memiliki ambing yang baik. Anda sendiri yang mengetahui berapa modal yang anda punya. Paling tidak carilah peternak yang sudah lebih dahulu memulai untuk belajar darinya.

2. Jika anda sebelumnya belum pernah memelihara kambing, pelihara dahulu kambing dalam jumlah kecil, misalnya 2 ekor, pelajari bagaimana cara memeliharanya, cara memberi makan atau membersihkan. Juga perhatikan bagaimana lingkungan mereka, lingkungan haruslah tetap bersih, karena itu akan sangat mempengaruhi kualitas susu yang dihasilkan. Usahakan agar anda mendapatkan pengalaman dari proses ini.

3. Usahakan agar orang orang terdekat anda, atau keluarga anda mendukung usaha ini. Karena usaha ini akan memakan waktu yang panjang, jika keluarga atau orang orang terdekat anda mendukung anada dalam pekerjaan ini, anda akan dapat mengurangi biaya tenaga kerja.

4. Buat rencana bisnis untuk memulai peternakan. Membuat spreadsheet yang berisi semua rincian anggaran Anda. Kerjakan rencana start up biaya – termasuk membeli kambing, menyiapkan peralatan pengolahan susu, mempekerjakan tenaga kerja, leasing atau membeli properti dan biaya overhead

5. Hitung margin keuntungan Anda berdasarkan perkiraan berapa banyak susu dan produk terkait (seperti keju dan mentega yang kemungkinan besar bisa dibuat dalam jangka panjang, atau dalam jangka pendek kotoran kambing yang bisa diujal untuk dijadikan pupuk) yang anda harapkan untuk dijual dari hasil peternakan Anda. Putuskan berapa banyak dana yang Anda butuhkan untuk memulai dan bekerja ketika Anda akan mulai mendapatkan investasi Anda kembali.

6. Mempekerjakan tenaga kerja yang diperlukan. Jika keluarga anda mendukung mereka mungkin dapat menaruh beberapa tenaga kerja ke pertanian, namun Anda mungkin memerlukan spesialis atau seorang sarjana peternakan yang sudah ahli untuk memperhatikan betul betul ternak kambing anda.

7. Jangan lupakan perizinan dan masalah perpajakan.

8. Dapatkan susu kambing yang berkualitas dengan memperhatikan kualitas dari peternakan anda. Misalnya saja, kandang anda harus punya jarak dari tanah atau menggunakan kandang panggung agar kambing lebih sehat. Lantai bawahnya menggunakan semen agar bersih dan memudahkan perawatan dan pengambilan, pengumpulan kotoran kambing. Perhatikan juga kualitas dari peralatan, semua peralatan yang berhubungan dengan susu jangan menggunakan plastic, kalau bisa gunakan kaca atau stainless steel

9. Pilih jenis kambing yang sesuai dan putuskan berapa banyak yang anda akan beli untuk diternakkan. Ada beberapa yang sudah populer di Indonesia, yaitu kambing peranakan ettawa, kambing peranakan ettawa senduro, kambing saanen ataupun yang telah disilangkan dengan kambing peranakan ettawa.

10. Beli kambing dan tempatkan mereka di peternakan anda. Pastikan kesehatan kambing dan harganya tidak terlalu tinggi. Sebelumnya luangkan waktu untuk mengunjungi banyak peternakan dan pasar hewan untuk survey.

Sumber : http://www.infoternak.com/10-cara-memulai-peternakan-kambing-perah


www.jendelahewan.blogspot.com

Kamis, 27 Oktober 2011

Kemitraan Bisnis Bebek Peking

Bisnis yang berkaitan dengan Bebek atau Itik sudah menjadi bisnis yang memasyarakat di tanah air. Mulai dari penetasan telur bebek, budidaya bebek, pengolahan telur, daging dan lain sebagainya. Budidaya itik atau bebek telah dilakukan dari cara tradisional hingga cara modern. Sederet nama orang sukses peternak bebek bisa kita peroleh melalui berbagai media. Bebek Peking merupakan salah satu jenis bebek dalam kategori bebek pedaging, karena itu para peternak bebek peking memanen ternakannya sebagai daging. Olahan makanan dari daging bebek peking sangat bervariasi dan cukup mendapat tempat di masyarakat. Selain itu pertumbuhan bebek peking relatif cepat, sehingga tidak heran bisnis bebek peking ini cukup prospektif untuk ditekuni. Sebagai upaya untuk memaksimalkan budidaya dan bisnis Bebek peking ini telah dikembangkan pola Kemitraan Peternakan Bebek Peking.

Pada awalnya KEMITRAAN PETERNAKAN BEBEK PEKING merupakan upaya menggalang kerja sama dengan peternak yang merupakan masyarakat kurang mampu didaerah sekitar Badek, Pare, Kediri, Jawa Timur untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Akhirnya dengan sentuhan manajerial kemitraan modern peternakan bebek akan menjadi suatu investasi khusus yang berpeluang besar dan cepat untuk berbagi keuntungan antara, peternak, pengelola dan pemilik modal /investor. Inilah salah satu keunggulan dari bisnis bebek dengan pola kemitraan. Bagi pemula tidak perlu khawatir dengan kemampuan dan pengalaman yang minim perihal berbisnis bebek peking dan cara memelihara bebek peking.

Mengapa Bisnis Bebek Peking

Bisnis bebek peking merupakan peluang bisnis yang cukup potensial, jika anda masih penasaran dengan bisnis ini ada beberapa hal yang membuat peluang bisnis ini layak dipertimbangkan.

1. Dari segi laju pertumbuhannya, ternak itik dapat tumbuh lebih cepat dari ternak ayam, apalagi itik yang tergolong tipe pedaging seperti itik peking. Pada umur satu bulan berat itik peking sudah mencapai 1,5 kg dan pada umur 2 bulan beratnya sudah bisa mencapai 3 kg, sedangkan untuk ayam potong (broiler) pada umur yang sama hanya bisa mencapai berat sekitar 1 kg dan 2 kg.

2. Ternak itik diyakini jauh lebih tahan terhadap penyakit jika dibandingkan dengan ternak ayam. Sekalipun penyakit-penyakit yang menyerang ternak ayam pada umumnya juga menyerang itik, namun akibat yang diderita oleh itik tidak terlalu parah. Hal ini terkecuali hanya pada kepekaannya terhadap aflatoxin di mana itik amat peka terhadap aflatoxin yaitu jamur pada biji-bijian.

3. Dalam bentuk usaha peternakan rakyat, peternakan itik dapat diusahakan dengan memanfaatkan peralatan yang amat sangat sederhana, misalnya perkandangannya serta alat-alat yang digunakan dalam kandang. Bahkan itik dapat bertahan hidup di alam terbuka dengan model kandang seperti kemahnya anak pramuka.

4. Dalam usaha peternakan itik yang diusahakan secara ekstensif kita dapat memanfaatkan alam sekitar di mana banyak terdapat sumber-sumber karbohidrat dan protein yang terbuang sia-sia seperti sisa-sisa panen padi di sawah, cacing, ikan-ikan kecil di sungai-sungai, dan lain sebagainya. Di samping itu, karena itik memiliki insting berkelompok (flocking instinct) yang amat kuat, maka ini sangat membantu dalam hal pengendalian terutama untuk model pemeliharaan yang bersifat ekstensif (digembalakan).

5. Kulit telur itik pada umumnya lebih tebal dibandingkan dengan kulit telur ayam. Ini mempunyai arti penting dalam hal mengurangi resiko pecah atau retak terutama dalam penanganan (product handling) dan transportasi. Terlebih untuk usaha penetasan telur dan pembuatan telur asin.

6. Pada umumnya unggas air seperti ternak itik dan yang lainnya jarang bahkan bisa dikatakan tidak memiliki sifat kanibal dan agonistik (berkelahi)

7. Sisi lain pemanfaatan limbah terutama bulu, selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan kasur, bantal, atau pakaian, maka untuk bulu itik jenis tertentu seperti entok dan yang lainnya dapat dipergunakan sebagai bahan suttle kock. Ini berarti ada nilai lebih dari limbah yang berasal dari ternak itik.

8. Jika dibandingkan dengan telur ayam ras maka telur itik terkesan lebih dihargai karena telur itik dijual dengan satuan butir/biji sedangkan untuk telur ayam ras dijual dengan satuan kilogram (kg).

9. Secara umum harga produk ternak itik baik untuk komoditi telur atau daging terasa lebih stabil jika dibandingkan dengan produk ternak ayam. (Galeriukm).

Sumber:
http://acassarminto.wordpress.com/peluang-bisnis-bebek-peking/


www.jendelahewan.blogspot.com

Rabu, 26 Oktober 2011

Mengenal Ayam Arab

Ayam Arab ini merupakan keturunan dari Ayam Brakel Kriel-Silver dari Belgia. Disebut Ayam Arab karena dua hal: pejantannya memiliki daya seksual yang tinggi dan keberadaannya di Indonesia melalui telurnya yang dibawa oleh orang yang menunaikan ibadah haji dari Mekah.

Kebanyakan masyarakat memanfaatkan Ayam Arab karena produksi telurnya tinggi, mencapai 190 - 250 butir per tahun dengan berat telur 42,3 gram. Kuning telur lebih besar volumenya, mencapai 53,2% dari total berat telur. Jadi ayam arab ini fungsinya hanya sebagai ayam petelur saja.

Warna kerabang/bulu sangat bervariasi yakni putih, kekuningan dan coklat. Warna kulit yang kehitaman dengan daging yang lebih tipis dibanding ayam kampung menjadikannya jarang dimanfaatkan sebagai ayam pedaging.

Ayam Arab mudah dikenali dari bulunya. Pada sepanjang leher berwarna putih mengkilap, bulu punggung putih berbintik hitam, bulu sayap hitam bergaris putih dan bulu ekor dominan hitam bercampur putih. Sedang jenggernya berbentuk kecil berwarna merah muda dan mata hitam dengan dilingkari warna kuning.

Ciri lain Ayam Arab adalah pejantannya pada umur 1 minggu sudah tumbuh jengger, dan betina induk tidak memiliki sifat mengeram. Dari penampilan tubuhnya, tinggi Ayam Arab dewasa mencapai 35 cm dengan bobot 1,5 - 2 kg. Kepalanya mempunyai jengger berbentuk tunggal dan bergerigi. Ayam ini berbulu tebal. Bulu di sekitar leher berwarna kuning dan putih kehitaman. Warna bulu badannya putih bertotol-totol hitam. Kokok suara jantan nyaring.

Ayam Arab betina dewasa tingginya mencapai 25 cm dengan bobot 1,0 - 1,5 kg. Kepalanya berjengger tipis, bergerigi. Badannya berbulu tebal. Selama usia produktif antara 0,8 - 1,5 tahun, betina arab terus-menerus bertelur, sehingga hampir setiap hari menghasilkan telur.

Secara genetis Ayam Arab tergolong galur ayam buras yang unggul, karena memiliki kemampuan produksi telur yang tinggi. Kebanyakan masyarakat memanfaatkan Ayam Arab untuk menghasilkan telur bukan daging karena Ayam Arab memiliki warna kulit yang kehitaman dan daging tipis dibanding ayam buras biasa sehingga dagingnya kurang disukai masyarakat.

Keunggulan Ayam Arab antara lain:
* Harga DOC tinggi dibandingkan ayam kampung biasa
* Berat telur 30-35 gram.
* Warna kerabang telur putih
* Harga induk tinggi
* Ayam Arab termasuk tipe ayam kecil sehingga konsumsi pakan relatif lebih sedikit sehingga lebih efisien
* Libido seksualitas jantan lebih tinggi, mudah dikawinkan dengan ayam lain, dalam 15 menit bisa tiga kali kawin
* Bisa dijadikan untuk perbaikan genetik ayam buras Sifat mengeram hampir tidak ada, sehingga waktu bertelur panjang.

Kelemahan Ayam Arab antara lain:
* Wama kulit dan daging hitam sehingga harga jual afkirnya bisa menimbulkan masalah
* Sifat mengeram hampir tidak ada, sehingga apabila dikembangkan di masyarakat harus ditetaskan di mesin tetas atau menggunakan ayam lain
* Harus dipelihara secara intensif untuk mendapatkan produksi tinggi sesuai dengan kemampuan genetisnya – Bobot badan afkir rendah mencapai 1,1 - 1,2 kg

Sumber : http://www.infoternak.com/ayam-arab


www.jendelahewan.blogspot.com

Sabtu, 22 Oktober 2011

Asal Usul Ayam Bekisar

Ayam Bekisar merupakan keturunan F1 hasil perkawinan ayam hutan jantan (Gallus varius) dan ayam Kampung betina (Gallus gallus domesticus). Bekisar dikembangkan sebagai ayam kesayangan untuk menghasilkan ayam hias yang indah bulunya, dan terutama untuk mendapatkan keindahan suaranya dengan suara kokok yang memikat.

Ayam Bekisar dapat mencapai harga yang sangat mahal. Warna bulu didominasi oleh warna bulu ayam Kampung betina yang digunakan, tetapi postur tubuh, sifat dan suaranya sangat tergantung pejantannya yaitu ayam Hutan Hijau. Pada awalnya penggemar Bekisar hanya menyukai warna Merah dan Hitam, saat ini warna ayam Bekisar sangat beragam bahkan keindahan warna bulu ayam Bekisar sering digunakan sebagai salah satu kriteria dalam lomba Bekisar. Warna dasar ayam Bekisar mempunyai delapan warna dasar favorit yaitu Merah, Hitam, Putih, Kuning, Wido, Kelabu, Blorok, dan Jali. Ayam Bekisar menjadi lambang fauna (maskot) Propinsi Jawa Timur. Ayam Bekisar berasal dari pulau Kangean, sebuah pulau kecil sebelah timur Madura, termasuk wilayah kabupaten Sumenep. Ayam ini menyebar ke seluruh pulau Madura, Jawa, Bali, dan Wilayah Lombok, Komodo, Flores. Selain di wilayah tersebut ayam Bekisar sulit dijumpai.

Berdasarkan Wikipedia Indonesia, ada tiga jenis ayam bekisar :

1. Gallus aenus yang berjengger bergerigi delapan kecil, pial berukuran sedang, warna bulu pada lapisan atas ungu dengan plisir kuning emas.

2. Gallus temminckii memiliki jengger bergerigi emas, pial berwarna jambu, bulu merah mengkilap dan berplisir merah kecoklatan.

3. Gallus violanceus dengan jengger bergerigi bagus, ukuran pial sedang, warna bulunya ungu dengan permukaan yang halus.

Beberapa macam ayam Bekisar yang terkenal keindahannya yaitu :

1. Bekisar Kangean (Madura), dibentuk dari induk betina berbulu satu macam misalnya hitam, merah, putih, kuning, dan abu – abu.

2. Bekisar Putih (Yogya), berwarna putih mulai dari paruh, hingga telapak kaki kecuali jengger, pial, dan cuping berwarna merah.

3. Bekisar Hitam (Parakan), silangan dengan ayam Kedu Hitam betina. Bentuk tubuh tinggi, besar, tegap dan berbulu hitam.

4. Bekisar Multiwarna (Solo), kaya akan warna dan suaranya sangat nyaring dengan ujung suara meninggi, ukuran tubuh sedang. Ayam Bekisar multiwarna mempunyai bulu warna – warni dengan bulu leher, bulu pelana, dan bulu hias berwarna merah menyala.

www.poultryIndonesia.com


www.jendelahewan.blogspot.com

Jumat, 21 Oktober 2011

Ayam kedu ayam cemani, ayam aseli wong Temanggung

Kalau suatu ketika Anda melintas di wilayah Temanggung, terutama dari arah Temanggung ke Parakan, atau sebaliknya, Anda akan menjumpai banyak ayam dikurung di pinggir jalan untuk dijual kepada para pelancong. Ya, kalau sampai di daerah itu, itulah wilayah Kedu.

Kedu adalah sebuah kota kecamatan di Temanggung yang pada jaman Belanda sampai era awal Orde Baru diambil namanya sebagai salah satu karesidenan dengan wilayah Kabupaten Temanggung, Kabupaten Magelang, Kota Madia Magelang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Kebumen. Ya itulah wilayah eks Karesidenan Kedua saat ini.

Kembali ke masalah ayam, maka ayam kedu merupakan jenis ayam lokal yang mempunyai karakteristik dan keunggulan tersendiri dibandingkan ayam lokal lainnya. Ayam kedu ini sesuai namanya memang berasal dari daerah Kedua dan sekitarnya.

Jenis ayam kedu
Jenis ayam kedu ada tiga macam, yaitu: kedu putih, kedu hitam (atau sering disebut dengan ayam cemani) dan campuran. Ketiga jenis ayam kedu tersebut dibedakan berdasarkan warna bulunya.
Ayam Kedu putih populasinya sangat sedikit sedangkan ayam Kedu warna (campuran) populasinya sudah tidak terkontrol karena sudah bercampur dengan ayam lokal lainnya.

Ayam kedu hitam populasinya tidak diketahui secara pasti. Ayam kedu Hitam yang seluruh tubuhnya berwarna hitam lebih dikenal sebagai ayam ‘CEMANI’, warna hitam pada seluruh ayam selain bulu juga menyebar mulai dari jengger, kulit muka, mata, paruh, kaki, cakar, kuku sampai ke rongga mulut dan lubang dubur (cloaca).

Perbedaan antara ayam kedu Hitam dan ayam Cemani adalah pada ayam kedu Hitam sebaran warna hitam hanya pada bulunya saja, sedangkan pada ayam Cemani sebaran warna hitam menyebar keseluruh tubuh.

Jadi ayam Cemani merupakan ayam kedu hitam tetapi ayam kedu hitam belum tentu ayam Cemani. Diduga yam cemani ini didapat dari hasil perkawinan antar keluarga yang dekat hubungan kerabatnya dari beberapa generasi diikuti dengan seleksi kearah ayam yang berwarna hitam.

SEJARAH AYAM KEDU
Asal usul ayam kedu hitam sampai saat ini belum dapat diketahui dengan pasti. Banyak versi yang beredar di masyarakat di antaranya versi MAKUKUHAN dan versi TJOKROMIHARJO. Sebagaimana dilansir www.temanggungkab.co.id, versi MAKUKUHAN mengatakan bahwa ayam kedu ini pada berakhirnya kerajaan Majapahit dibawa ke kerajaan Demak oleh Ki Ageng Makukuhan, berkembang sampai ke daerah Kedu. Versi ini sudah melegenda di desa dan sekitarnya. Versi lain diperkenalkan oleh seorang masyarakat dari Desa Kalikuto Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang bernama Tjokromiharjo. Tokoh ini merupakan Kepala Desa Kalikuto yang mencurahkan perhatiannya di bidang peternakan.

Dilaporkan oleh majalah Minggu Pagi tanggal 7 Juni 1959, bahwa Pak Tjokro mendapat pengetahuan peternakan dari kursus-kursus yang diadakan oleh Dr. DOUWES DEKKER pada tahun 1919 di Bandung dan hasil korespondensinya dengan ahli perunggasan dari Colorado bernama Mr. Schelter.

Versi pak Tjokro menceritakan bahwa ayam kedu asalnya bukan dari daerah Kedu. Ayam kedu merupakan hasil persilangan dari beberapa generasi ayam dari Inggris yang dibawa oleh RAFLES dengan ayam lokal dari daerah Dieng, Jawa Tengah.

Jenis ayam yang dibawa oleh Rafles tersebut diperkirakan ayam DORKING dan hasil keturunan dari hasil perkawinan tersebut menyebar sampai ke daerah Kedu dan sekitarnya.

Nama ayam kedu muncul pada tahun 1926, sebelumnya nama ayam kedu adalah ayam hitam. Nama ayam hitam dikenal pada tahun 1924, pada waktu itu Pak Tjokro mengikutkan ayam hitamnya di Pekan Raya Surabaya dan mendapat hadiah utama. Pada tahun 1926 ayam hitam Pak Tjokro diikutkan lagi di Pekan Raya Semarang dan mendapat juara lagi.

Karena banyak ayam hitam yang ikut pada lomba tersebut untuk membedakan ayam Pak Tjokro diberikan nama ayam hitam kedu sesuai daerah asal Pak Tjokro yaitu Karisidenan Kedu. Nama ayam hitam kedu disingkat menjadi ayam kedu.

Sampailah saat ini ayam kedu dikenal sebagai salah satu kelompok ayam dari berbagai ternak unggas di Indonesia yang hidup dan berkembang di dalam wilayah Kedu Kabupaten Temanggung.

Warna bulu ayam kedu sangat bervariasi dari putih, blorok, wido, abu, merah dan hitam namun terdapat kecenderungan peternak untuk mengembangkan hanya yang berwarna hitam polos atau hitam dengan sedikit warna merah tua didaerah leher dan punggung.

Ayam kedu termasuk dalam tipe dwiguna, yaitu ayam yang dapat diambil manfaatnya berupa daging dan telurnya, bahkan kadang-kadang untuk hobi (biasanya ayam kedu hitam / cemani).

Permasalahan yang dihadapi dalam perkembangan ternak ayam kedu adalah rendahnya produktivitas ayam kedu, sebagai akibat dari pengelolaan yang masih tradisional, sehingga upaya yang dilakukan adalah mengubah pengembangan ayam kedu dari pola tradisional menjadi berwawasan agribisnis.

Untuk itu ada beberapa faktor pendukung yang perlu diperbaiki, yaitu mulai dari pengelolaan sarana produksi, teknologi yang tepat guna, dukungan permodalan, pasar serta peternak yang berwawasan bisnis.

Ada berbagai alasan yang mendorong masyarakat untuk membudidayakan ayam kedu, antara lain karena ayam kedu cepat berkembang baik, daging dan telurnya banyak disenangi konsumen sehingga tidak mengalami kesulitan dalam pemasarannya walaupun harganya relatif lebih mahal dari jenis unggas lain.

Manfaat langsung yang dapat diperoleh masyarakat petani dari usaha peternakan ayam kedu adalah 1) Dengan penjualan produknya (telur atau daging) akan diperoleh uang tunai yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari; 2) Dengan mengkonsumsi telur dan daging ayam lebih sering, maka pemenuhan gizi protein hewani menjadi meningkat dimana hal ini akan berpengaruh langsung pada kesehatan, kekuatan, pertumbuhan serta kecerdasan terutama pada anak-anak.

Secara teknis, pengelolaan ayam kedu tidak terlalu menuntut penggunaan teknologi mutakhir, karena ayam kedu memiliki kelebihan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, pakan mudah dan dapat memanfaatkan sisa-sisa hasil pertanian atau sisa-sisa dapur serta lebih tahan terhadap penyakit.

Dari sifat yang dimiliki dan peluang bisnis yang tinggi, maka ayam kedu sangat berpeluang untuk dikembangkan secara komersial. Upaya pengembangan ayam kedu perlu terus dilakukan dengan penerapan teknologi SAPTA USAHA (bibit, kandang, pakan, kesehatan, pengelolaan reproduksi, penanganan pasca panen dan manajemen).

Sistem pemeliharaan ayam kedu dari pola tradisional menjadi berorientasi bisnis (pasar) harus melalui pendekatan sistem agribisnis secara utuh.

CIRI AYAM KEDU
* Bentuk kepala bulat
* Pial berwarna hitam atau merah
* Mata hitam seperti bola,
* Kaki pendek , leher pendek
* Kulit putih sampai hitam
* Bentuk badan besar kompak seperti ketupat

Sumber : http://agroburung.com/2009/08/03/ayam-kedu-ayam-cemani-ayam-aseli-wong-temanggung/


www.jendelahewan.blogspot.com

Kamis, 20 Oktober 2011

Pembiakan Ayam Bangkok

Mengawinkan sepasang Ayam Bangkok bukanlah pekerjaan yang sulit, terutama bagi peternak yang sudah berpengalaman. Hal yang sulit adalah mencari bakal Pejantan dan Indukan yang berkualitas tinggi. Mengawinkan induk bisa dilakukan di kandang umbaran atau dengan sistem kawin tembak (doddogan). Caranya induk betina dipegangi, lalu induk jantan akan mengawini si betina. Cara ini terkenal paling efektif dan cepat menghasilkan keturunan. Induk jantan yang baik biasanya tidak terlalu sulit dikawinkan dengan cara dogdogan. Jika induk jantan tidak mau mengawini induk betina dengan cara dogdogan, sebaiknya induk jantan dan induk betina dikawinkan di dalam kandang umbaran.

Satu ekor pejantan bisa mengawini 3-4 induk betina. Perkawinan juga bisa dilakukan secara inseminasi buatan, tetapi cara ini jarang dilakukan karena cara perkawinan alamiah terhitung cukup gampang dilakukan dan tidak perlu mengeluarkan biaya khusus untuk membeli peralatan inseminasi.

Induk yang telah dikawinkan akan bertelur seminggu setelah dikawinkan. Induk betina ayam bangkok bertelur terbatas, tidak lebih dari 20 butir setiap periodenya. Hal ini berbeda dengan ayam kampung yang bisa bertelur sampai 40 butir untuk setiap periode. Telur-telur tersebut bisa dierami oleh induknya atau ditetaskan di dalam mesin tetas. Untuk usaha skala kecil, penetasan bisa dilakukan oleh induknya, tetapi untuk usaha berskala besar, terutama peternakan yang menjual anakan (DOC), penetasan dengan mesin tetas dapat mempercepat kapasitas produksinya.

Anak ayam menetas setelah dierami oleh induknya selama 21 hari atau sama dengan penetasan menggunakan mesin tetas. Anak ayam yang baru menetas bisa ditempatkan dikandang postal setelah berumur dua hari. Kandang postal anak ayam dilengkapi dengan pemanas yang berfungsi sebagai induk buatan. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam mengawinkan ayam bangkok adalah tidak mengawinkan saudara sekandung (berinduk sama). Namun perkawinan antara induk (F1) dan anak (F2) masih diperkenankan. Begitu juga dengan perkawinan antara induk (F1) dan cucu (F3).

Sumber : http://jualayamjago.blogspot.com/2009/11/pembiakan-ayam-bangkok.html


www.jendelahewan.blogspot.com

Rabu, 19 Oktober 2011

Teknik Pemeliharaan dan Budidaya Ayam Bangkok

Pada pase setelah menetas hingga umur ±4 bulan merupakan pase perkembangan fisik yang sangat penting dalam menujang kemampuan seekor ayam Bangkok untuk memiliki kemampuan maksimal pada saat turun ke gelanggang. Banyak ayam Bangkok yang merupakan keturunan unggul karena kesalahan perawatan pada pase ini maka ayam tersebut tidak bisa memaksimalkan kemampuannya saat turun ke gelanggang, hal terpenting yang harus di perhatikan pada pase ini adalah pemberiaan pakan yang dan gerak yang maksimal.

“Anakan ayam sampai dengan umur 4 bulan harus menerima konsumsi pangan yang seimbang baik untuk protein, karbohidrat, mineral, vitamin, dan air. Dalam kebiasaan sehari-hari kami di dalam memelihara ayam bangkok, anakan umur 1-4 bulan akan diberikan pangan yang berupa pakan buatan pabrik yang dicampur dengan susu tepung untuk anak bayi. Komposisi campuran yang kami gunakan adalah 1:5 (Contoh: 1 kg susu dicampur dengan 5kg pakan)”.

Pemberiaan susu tepung sama pentingnya dengan pemberian ASI pada seorang anak manusia, karena zat-zat penting untuk proses pertumbuhan terkandung di dalamnya. Selain kemampuan dalam bertarung, zat-zat tersebut penting dalam membentuk postur tubuh, tulangan, otot, bulu dan bagian tubuh lainnya.

Secara metode, pemelihaaran pasca menetas hingga ± 4 minggu tidak jauh berbeda dengan pemelihaaraan unggas (ayam) jenis lainnya, yaitu :

1. Pemeliharaan Bersama Induk Ayam

Pemeliharaan anak ayam pasca menetas bersama induk biasanya dilakukan untuk mengurangi penggunaan lahan, karena anak ayam disatukan dengan induk tanpa harus menggunakan kandang tambahan. Hal yang harus diperhatikan disini adalah bentuk kandang untuk anak ayam bersama induknya. Tidak seperti kandang untuk ayam dewasa, untuk alas kandang diusahakan lebih rapat dan tidak mendapat aliran udara langsung.

Anak ayam yang baru menetas masih dalam kondisi kritis hingga harus terlindungi dari temperature udara luar, cuaca yang tidak stabil dan penyakit, disinilah induk berperan secara naluri untuk melindungi dan menjaga anaknya dari cuaca dan udara yang tidak bersahabat. Anak ayam akan masuk kebagian sayap dan bagian tubuh lainya dari induk untuk menghangatkan diri.

Pada tahap awal ini biasanya ada yang menyatakan bahwa anak ayam usia 1-2 hari hanya membutuhkan air bersih tidak memerlukan makanan karena ada cadangan makanan (kuning telur) yang masih tersisa ditubuhnya akan tetapi kebutuhan makanan tersebut tidak mencukupi. Agar lebih baik makan dan minum disediakan, untuk memaksimalkan penggunaan pakan, pemberian pakan dilakukan sebanyak 5 kali dengan kuantitas tidak terlalu banyak.

2. Dengan Menggunakan Induk Buatan

Metode ini dilakukan untuk meningkatkan produktifitas, sehingga induk ayam dapat cepat bertelur kembali. Metode ini juga dilakukan untuk anak ayam yang menetas dengan menggunakan mesin tetas. Secara simpel pada dasarnya induk buatan dibuat menyerupai fungsi seekor induk pasca menetas. Seperti yang telah dijelaskan seekor induk akan melindungi anak ayam yang baru menetas dari temperature udara luar, cuaca yang tidak stabil dan penyakit, untuk menggantikan peran induk maka kita harus membuat sebuah kandang yang terlindung dari serangan predator/hama, udara dan cuaca yang buruk.

Sumber : http://piaraan.wordpress.com/2009/11/04/teknik-pemeliharaan-dan-budidaya-ayam-bangkok/


www.jendelahewan.blogspot.com

Selasa, 18 Oktober 2011

Tips Menjadikan Serama Sang Jawara

Berbadan cebol tidak membuat ayam jenis serama surut prestasi. Ada beberapa tips dan trik yang bisa dilakukan untuk menjadikan ayam terkecil sedunia ini menjadi sang jawara.

Sebagaimana yang diketahui, serama memiliki hobi yang cukup unik yakni ia senang sekali memamerkan bentuk tubuhnya yang imut-imut tersebut di catwalk. Sambil berjalan hilir mudik, sering kali ia membusungkan dada dan mengepakkan sayap menunjukkan kehebatannya. Hal tersebutlah yang kemudian menjadi penilaian penting dalam Kontes Serama di tanah air.

Untuk membiasakan ayam serama Anda berjalan di atas catwalk tanpa terjatuh, cobalah gunakan tutupan saat melatih serama di atas meja. "Awalnya dia suka jatuh-jatuh. Nah, makanya supaya dia terbiasa berdiri di atas meja dan jalan di atas meja, kita coba kurung dia pakai tutupan sampai dia bisa," ujar Akmal, salah seorang pencinta ayam serama, Minggu (16/1/2011), saat dijumpai Kompas.com dalam kontes Trubus Serama Cup 2011 di WTC Mangga Dua, Jakarta.

Cara kedua, yakni menyemprotkan air ke badan serama yang tengah berdiri di atas meja. "Tujuannya supaya dia makin lama ada di atas meja karena disemprot jadinya dia harus membersihkan badannya kan," ujar Akmal.

Dua cara tersebut, diakui Akmal, sebaiknya setiap hari dilakukan sampai sekitar dua minggu supaya ayam mulai terbiasa berjalan di atas meja tanpa menggunakan kurungan.

Untuk mengepakkan sayap, perlu cara lain lagi yang dilakukan. Pemilik serama dianjurkan melatih serama dengan memanggil-manggil nama ayam serama miliknya. Semakin sering latihan ini dilakukan, akan semakin mudah serama mengenali suara sang majikan dan akhirnya saat kontes berlangsung dapat menuruti instruksi majikan.

"Bisa juga sambil pakai jangkrik supaya dia bisa membusungkan dada dan juga kepakkan sayapnya. Tapi kalau sudah terbiasa, sudah enggak perlu lagi," ujar pria peternak serama asal Palembang ini.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2011/01/16/13555798/Tips.Menjadikan.Serama.Sang.Jawara.


www.jendelahewan.blogspot.com

Senin, 17 Oktober 2011

10 Alasan Binatang Menyerang Manusia

Inilah 10 alasan kenapa hewan bisa menyerang manusia dengan ganas bahkan sampai memakan korban.


http://1.bp.blogspot.com/_bkFIPLIOGL8/S3HOm-wKGcI/AAAAAAAApEw/gG2zTu6EnK0/s400/grizz.jpg

10. Digoda

Alasan ini ditempatkan di posisi 10 karena serangan mereka dapat anda hindari. Jika anda mencoba menggoda binatang, anda seakan memberikan mereka peluang untuk menyerang, apalagi saat mereka merasa terpojok.


9. Dibangunkan saat tidur

Binatang yang tergolong pemarah cenderung paling mudah menyerang, terutama saat mereka merasa terganggu dari tidurnya.


8. Diganggu saat makan

Bagi mereka, menemukan makanan bagaikan peristiwa spesial sebab di alam liar, untuk mendapatkan makanan adalah hal yang tidak mudah. Maka, saat sedang menyantap makanan, mereka tidak akan memberikan kesempatan kepada siapapun untuk menganggunya, termasuk anda.


7. Kehilangan pasangan

Kehilangan pasangan, baik betina atau jantan, dapat mempengaruhi sisi emosional binatang. Mereka akan mudah emosi dan menganggap semua hal di hadapannya sebagai saingan.


6. Lapar

Binatang tidak menyerang manusia. Namun, saat mereka sedang kecewa karena tidak mendapatkan makanan, kemungkinan itu bisa berubah, terutama jika populasi mangsanya menipis.

Mereka akan mengejar apapun di depan matanya dan menjadikannya mangsa. Tak terkecuali serangan itu ditujukan kepada manusia ketika manusia sudah merambah ke habitatnya.

Namun terkadang, binatang akan menggigit hanya untuk melihat apakah anda dapat dimakan atau tidak.


5. Kaget atau ketakutan

Jika binatang merasa terkejut atau tiba-tiba merasa ketakutan, insting pertama yang keluar adalah menerkam. Reaksi ini merupakan reflek yang terjadi terhadap sesuatu yang datang tanpa mereka duga.


4. Melindungi daerah kekuasaannya

Semua binatang memiliki daerah kekuasaan sendiri, terutama bagi jenis binatang pemangsa, sebab kawasan itu adalah tempat mereka tinggal dan mencari makan. Mereka tidak segan-segan mengeluarkan gigi dan kukunya untuk mempertahankan daerah kekuasaan dari ancaman pihak lain.


3. Tua, Sakit atau terluka

Dalam kondisi ini, jika mereka menyerang pasti ada alasan yang kuat di belakangnya. Biasanya itu terjadi saat mereka berusaha untuk mendapatkan makanan dengan mudah.


2. Melindungi anaknya

Peraturan ini paling mudah anda ingat. Jangan mencoba mengganggunya saat sang betina sedang bersama anaknya, terutama jika anaknya itu baru lahir. Ia akan menjaga anaknya sekuat tenaga dari gangguan siapapun, terutama dari mereka yang berusaha untuk mengambilnya.


1. Merasa terancam

Setiap binatang memiliki rasa takut. Jika mereka sudah merasa ketakutan, entah apapun itu alasannya, secara otomatis mereka akan berusaha bertahan, meski ia harus menyerang terlebih dahulu agar ia dapat keluar dari situasi yang membahayakan.

Meskipun anda mencoba berlari, binatang tersebut akan mengejar, menggigit, atau melakukan apapun terhadap anda.

Jadi, alasan yang tepat untuk menghindari serangan binatang, terutama bagi binatang di alam liar adalah menjaga jarak dan tidak berusaha untuk mengambilnya sebagai binatang peliharaan.

Sumber :
kaskus.us

Hewan-hewan Hibrid Asli Indonesia


Tahukah kamu apakah hewan hybrid itu?.. Hewan atau binatang hybrid adalah hewan campuran atau gabungan dari beberapa jenis hewan yang berbeda sehingga memunculkan bentuk hewan baru. Tapi kali ini Indonesiatop.blogspot.com akan menulis hewan yang hanya mirip atau seolah-olah hewan itu merupakan gabungan dari beberapa jenis hewan yang berbeda. Aslinya hewan ini memang species asli dan bukan hewan hybrid jadi hanya mirip saja. Berikut hewan-hewan tersebut:


Ekidna = Trengiling + Landak


Ekidna adalah mammalia kecil yang tubuhnya ditutupi rambut kasar dan duri mirip landak. Hewan ini juga memiliki moncong panjang dan digunakan untuk memakan semut dan rayap mirip hewan trenggiling. Hewan yang mirip perpaduan antara trenggiling dengan landak ini dapat ditemukan di Papua.

Kancil = Tikus + Rusa

Kancil kalau dalam bahasa Inggris disebut dengan nama "Mouse Deer" (tikus rusa). Hewan ini sekilas mirip campuran antara rusa dan tikus. Kancil dikenal juga dengan nama Pelanduk (nama ilmiah: Tragulus javanicus). Kancil dapat ditemukan di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Kepulauan Singkep, Pulau Penebanga, Pulau Labuan dan Pulau Laut.


Babirusa = Babi + Rusa

Babirusa menyerupai babi tetapi ukurannya jauh lebih kecil dari babi biasa. Babirusa memiliki taring panjang yang mencuat ke atas menembus moncongnya mirip tanduk rusa. Babirusa banyak terdapat di sekitar Sulawesi, Pulau Togian, Malenge, Sula, Buru dan Maluku.


Ikan Terbang = Ikan + burung

Ikan terbang merupakan sejenis ikan yang sekilas memiliki bentuk sirip seperti sayap. Ikan terbang memiliki sirip dada yang besar mirip sayap, memungkinkan ikan ini meluncur terbang secara singkat di udara untuk lari dari pemangsa. Ikan terbang dapat ditemukan di perairan Sekitar pulau Sulawesi. Di Sulawesi Barat ikan terbang dijadikan makanan tradisional yaitu ikan terbang yang diasap.

Kangguru pohon = Beruang + kanguru

Kangguru pohon adalah sejenis Kanguru yang hidupnya di atas pohon. Kanguru ini sekilas mirip perpaduan antara kanguru dan beruang. Kanguru pohon dapat ditemukan di hutan Papua.

Anoa = Kerbau + kambing


Anoa mirip kerbau, tetapi pendek serta lebih kecil ukurannya sebesar kambing. Anoa dapat ditemukan di Sulawesi Tenggara.

Kukang = Panda + Kucing

Kukang binatang yang mirip dengan panda dan kucing adalah sejenis hewan mamalia (menyusui) yang sebagian besar aktifitasnya dilakukan pada malam hari. Kukang banyak terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Jawa.

Belalang daun = belalang + daun

Belalang daun merupakan binatang belalang yang mirip daun. Belalang merupakan salah satu binatang yang handal dalam menyamar untuk menghindarkan diri dari pemangsa. Belalang daun dapat ditemukan di hutan-hutan di Indonesia.

Hewan-hewan yang disebutkan tadi hanya sekedar mirip perpaduan antar dua hewan. Hewan-hewan tersebut "bukan" hewan hybrid tapi bentuknya yang unik membuat kita menjadi terkagum-kagum. (sumber)


Hewan-Hewan Kecil yang Mematikan


9. KUTU

Kutu memakan darah dan menempelkan diri mereka kepada hewan lain (termasuk manusia). Mereka dapat menjadi sulit untuk dihapus dan penghapusan harus dilakukan dengan hati-hati karena mereka dapat meninggalkan bagian kepala mereka yang kemudian dapat menyebabkan infeksi serius.

Menurut Wikipedia, kutu keras (hard ticks) dapat menularkan penyakit pada manusia seperti penyakit Lyme, demam Rocky Mountain , tularemia, equine ensefalitis, demam kutu Colorado, African Tick Bite Fever, dan beberapa bentuk ehrlichiosis.

8. TARANTULA HAWK

Tarantula Hawk diberi nama sesuai fakta bahwa mereka berburu tarantula sebagai makanan larva mereka. Sengatan mereka dinilai sebagai salah satu yang paling menyakitkan di dunia (walaupun tidak menyakitkan seperti semut peluru).

Salah seorang peneliti menggambarkan "Sengatan sebagai penyebab langsung, rasa sakit yang menyiksa dan menutup kemampuan seseorang untuk melakukan apa pun, kecuali, mungkin, menjerit" Tarantula Hawk adalah "Serangga Resmi" negara bagian New Mexico.

7. LALAT TSETSE

Lalat ini merupakan lalat penggigit besar dari Afrika yang memakan darah hewan vertebrata. Mereka diketahui menyebabkan Penyakit Tidur pada manusia dan Nagana di ternak.

Penyakit tidur adalah penyakit parasit pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh Trypanosoma, suatu protozoa yang ditularkan oleh lalat Tsetse. Gejala penyakit tidur dimulai dengan demam dan sakit kepala lalu membengkak di bagian belakang leher. Setelah itu, korban mungkin mengalami tidur siang hari dan insomnia. Ini bisa mengakibatkan kematian sesudahnya.

6. AFRICANIZED BEES

Lebah ini juga disebut lebah pembunuh, dan merupakan keturunan dari 26 ratu lebah Tanzania yang dibesarkan dengan spesies lain setelah mereka dibebaskan dari sarang di Brasil.

Apa yang membuat lebah ini mematikan adalah sifat dasar pertahanan mereka dan kecenderungan untuk bergerombol. Selain itu, mereka cenderung mengikuti korban bahkan ketika sudah jauh dari sarang. Keagresifan ini ketika menyerang memastikan potensi ancaman kematian yang sangat menyakitkan bagi korban.

5. DEATHSTALKER

Merupakan sebuah spesies kalajengking yang sangat berbahaya karena racunnya. Racun itu sebenarnya adalah campuran neurotoxins kuat. Meskipun, racunnya tidak akan membunuh orang dewasa yang sehat, bisa berakibat fatal untuk anak-anak dan orang tua.

Ironisnya, komponen racun (peptida chlorotoxin) memiliki potensi untuk menyembuhkan tumor otak manusia sedangkan racun lain dapat membantu melawan diabetes.

4. BLACK WIDOW

Merupakan salah satu spesies laba-laba yang paling terkenal, terutama karena racunnya yang bisa berakibat fatal bagi manusia. Racunnya dikatakan lebih kuat daripada ular derik.

Jantan dan betina memiliki tanda berbentuk jam pasir di bawah perut mereka. Betina relatif lebih besar daripada jantan dan bertentangan dengan kepercayaan populer, jarang betina memakan jantan setelah kawin.

3. ARMY ANTS

Mereka banyak ditemukan di Afrika dan Asia dan mereka membangun sarang saat berpindah-pindah. Risiko terbesar semut ini untuk manusia adalah ketika mereka bergerombol melalui rumah. Ketika persediaan makanan rendah, kawanan semut ini akan menggerombol dalam ukuran hingga 50 juta semut.

Ada laporan bahwa biasanya manusia dibunuh dengan membuatnya sesak napas (semut akan sering masuk ke dalam paru-paru). Mandibula mereka begitu kuat sehingga di beberapa bagian Afrika mereka digunakan secara individual sebagai jahitan darurat saat persediaan obat-obatan tidak tersedia.

2. BULLET ANT

Sebuah gigitan dari serangga ini tidak akan membunuh Anda, tetapi Anda tidak akan pernah melupakannya. Semut ini dinamai demikian karena gigitannya berasa seperti ditembak dan dapat menimbulkan gigitan yang paling menyakitkan dari setiap makhluk yang dikenal manusia.
http://webecoist.com/wp-content/uploads/2008/11/bullet-ant.jpg

Semut ini berada pada posisi nomor satu di Schmidt Sting Pain Index dimana ia digambarkan sebagai penyebab "gelombang yang terbakar, berdenyut, memakan semua rasa sakit yang terus berlanjut sampai 24 jam".

1. NYAMUK ANOPHELES

Nyamuk ini dianggap makhluk yang paling berbahaya di bumi karena menyebabkan lebih dari 300 juta kasus malaria setiap tahun, yang menghasilkan antara 1 sampai 3 juta kematian.

Mereka dapat juga membawa demam berdarah, kaki gajah, dan demam kuning. Mereka biasanya aktif selama malam hari, jadi salah satu cara untuk melindungi diri sendiri adalah dengan menggunakan pembasmi serangga dan mengenakan baju lengan panjang.

sumber