Selasa, 31 Januari 2012

Perkembangan Ikan Bawal Tawar

Jika dibandingkan dengan lele yang langsung menjadi populer sejak pertama kalinya di Indonesia, ikan bawal tawar membutuhkan waktu lama untuk dikenal masyarakat Indonesia. Meskipun butuh waktu lama, kepopuleran ikan bawal tawar terus menunjukkan trend peningkatan dari waktu ke waktu. Sejak awal tahun 2000, ikan bawal tawar menjadi salah satu andalan pembudidaya Karamba Jaring Apung (KJA) di berbagai Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur.

Ikan bawal tawar merupakan ikan budidaya yang masih cukup baru diperkenalkan di industri perikanan tanah air, namun karena hasil penyebarannya mendapat respon dari para pembudidaya ikan, jumlahnya konsumsi ikan bawal tawar semakin hari semakin meningkat. Ikan bawal tawar memiliki rasa daging yang gurih dan enak, meski cukup banyak duri pada dagingnya. Bahkan beberapa petani ikan yang sebelumnya memelihara ikan mas beralih memelihara ikan bawal tawar, karena potensi ekonomi yang lebih menguntungkan. Melambungnya harga pakan ikan akhir-akhir ini menjadi salah satu alasan mengapa mereka beralih ke budidaya ikan bawal tawar karena ikan bawal tawar makannya mudah, pemakan segala (omnivora).

Pasar ikan konsumsi bawal air tawar masih membidik konsumen lokal (dalam negeri) khususnya di kota-kota besar. Pasar lokal (dalam negeri) yang mendominasi permintaan bawal air tawar terbanyak saat ini yaitu Depok, Bekasi, Tangerang, Bogor, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang diperkirakan angkanya mencapai jutaan ekor per musim. Contohnya pembudidaya atau pedagang perantara dari Waduk Cirata (Cianjur) atau Jatiluhur (Purwakarta) mendistribusikan ke TPI Muara Bari dan Muara Angke yang selain menampung ikan hasil tangkapan juga menerima ikan bawal tawar. Selain pasar di Jakarta, mereka juga mengirimkan ke Pasar Turi (Surabaya), Pasar Kobong (Semarang), Lahat (Sumsel), Bandung, Lampung, Bogor dan Cirebon. Bahkan permintaan ikan bawal tawar sudah merambah ke mancanegara. Permintaan terbesar selama ini berasal dari Hong Kong dan Amerika Serikat dengan jumlah mencapai puluhan juta ekor tetapi Indonesia baru bisa memasok 10%-nya. Contohnya ikan hasil budidaya di Cirata juga diekspor ke Johor Baru (Malaysia).

Sentra budidaya ikan bawal tawar terbesar di Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, Bandung dan sebagian daerah Priangan lainnya) yang dikenal sebagai penghasil ikan air tawar budidaya terbesar di Indonesia. Selain Di Jawa Barat ditemui antara lain di Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan bahkan sampai ke Bali. Pembudidayaan kolam air tergenang (KAT) untuk daerah Jawa Barat, sentra pembudidayaannya terdapat di Parung, Bogor, Cianjur, Sukabumi, Subang dan Tasikmalaya. Sementara budidaya di KJA banyak dilakukan di perairan waduk terutama Cirata, Saguling dan Jatiluhur.

Di kalangan penggemar ikan hias, bawal air tawar juga menjadi daya tarik tersendiri untuk dipajang di akuarium dan kolam taman terutama saat masih benih. Dan sejarah masuknya ikan bawal tawar ini bermula diimpor sebagai ikan hias yang awalnya dikhawatirkan oleh beberapa ahli karena ternyata ikan bawal tawar masih satu famili dengan ikan piranha yang berbahaya dan dikhawatirkan kalau sampai lepas ke perairan umum. Sebagai ikan hias, bawal air tawar tergolong banyak diminati karena sosoknya yang unik dan bentuknya pipih, gerakannya indah dan semburat warna merah di sisi perutnya.

Secara teori, usaha pembesaran ikan bawal tawar juga tergolong jenis ikan yang tidak sulit untuk dibudidayakan. Tingkat kelangsungan hidup (SR) bawal air tawar cukup tinggi, sekitar 90%. Bahkan, ikan bawal tawar ini mampu bertahan hidup dalam kolam yang tingkat kepadatannya tinggi. Makannya pun tidak rewel sebab hewan berjenis omnivora ini memiliki nafsu makan yang sangat besar. Ikan bawal tawar saat ini banyak dipilih pembudidaya sebagai produk unggulan. Hal ini karena selain bernilai ekonomis sebagai ikan hias, ikan bawal tawar (Colossoma macropomum Cuvier) juga menjadi hidangan yang sering dicari di meja makan. Bahkan permintaan yang besar dari produk ini tak hanya datang dari dalam negeri melainkan juga dari luar negeri. Hanya saja belum terdapat data yang pasti berapa total permintaan komoditas yang satu ini.

Fenomena perkembangan ikan bawal tawar membuktikan bahwa walaupun termasuk jenis ikan pendatang, bawal air tawar sudah mendapat tempat di hati masyarakat, baik pembenih, pembudidaya sebagai produsen ataupun konsumen untuk kebutuhan konsumsi maupun ikan hias untuk pajangan di akuarium dan kolam taman di halaman rumah. Dengan fenomena tersebut, tampak bahwa pasar ikan bawal tawar sudah memiliki karakteristik tersendiri. Hal ini sangat menguntungkan bagai para pemula yang berniat memulai usaha sebab pasarnya yang sudah terbentuk lebih prospektif dibanding ikan air tawar lainnya karena perputarannya bagus, cepat dan simpel. Permintaan ikan bawal tawar konsumsi umumnya datang dari pelaku usaha rumah makan atau restoran yang menyajikan menu utama bawal bakar atau bawal goreng.

Permasalahan utama yang dihadapi pembudidaya yaitu modal, teknologi, pakan dan pemasaran merupakan masalah mendasar yang membutuhkan peran KKP.

Modal, sebenarnya sudah ada program dari pemerintah yaitu PUMP (Pengembangan Usaha Mina Pedesaan), Paket Wirausaha Perikanan, Kredit Usaha Rakyat (KUR), kredit bantuan lainnya serta bantuan-bantuan sarana produksi perikanan (saprokan).
Teknologi, pemerintah melalui dinas kelautan dan perikanan, telah menyediakan tenaga-tenaga penyuluh untuk membantu masalah teknologi bagi para pembudidaya ikan. Dan perlu diketahui bahwa ikan bawal tawar ini teknologinya sangat mudah.
Pakan, pemerintah telah memberikan bantuan mesin pembuat pakan ikan mandiri pakan mandiri yang dikelola oleh pokdakan.

Pemasaran:
memberikan informasi pasar sehingga para pembudidaya ikan tidak sulit mencari pasar.
menciptakan iklim pemasaran yang kondusif bagi para pembudidaya yang berpihak kepada pembudidaya, seperti penetapan harga dasar komoditi ikan yang lebih rasional dengan harga pasar yang berlaku di daerah.

Pencapaian target produksi 2011 masih diarahkan pada 10 komoditas unggulan budidaya antara lain rumput laut, udang, kakap, kerapu, bandeng, mas, nila, patin, lele dan gurami. Bukan berarti di luar 10 komoditas tadi tidak penting, termasuk ikan bawal tawar ini. Penyebarannya dilaporkan belum terlalu luas dan masih ada kekhawatiran di beberapa daerah dengan kelestarian ikan-ikan lokal. Pengembangan komoditas unggulan sangatlah penting, dengan menggali komoditas unggulan spesifik suatu daerah yang harus bernilai ekonomis tinggi, tersedianya teknologi, besarnya permintaan pasar dan dapat dikembangkan secara massal. KKP akan memacu produksi perikanan budidaya melalui tiga target pembangunan. Pertama, seluruh potensi perikanan budi daya menjadi kawasan minapolitan dengan usaha yang bankable. Kedua, seluruh sentra produksi perikanan budi daya memiliki komoditas unggulan yang menerapkan teknologi inovatif dengan kemasan dan mutu yang terjamin. Ketiga, sarana dan prasarana perikanan budi daya mampu memenuhi kebutuhan serta diproduksi dalam negeri dan dibangun secara terintegrasi.

Walaupun ketenaran ikan bawal tawar belum dapat disejajarkan dengan komoditas perikanan lainnya, namun permintaan konsumen setiap tahunnya terus meningkat, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Maka tak heran, bila dimasa yang akan datang akan menjadi komoditas unggulan seperti jenis-jenis ikan lainnya. Seperti kerabatnya ikan piranha, ikan ini di negara asalnya termasuk carnivora yakni pemakan daging. Di habitat aslinya di Sungai Amazon sana ikan ini bergerombol dalam jumlah yang kecil dan mencari mangsa ikan kecil, katak, siput atau udang. Dengan gigi–giginya yang tajam, ikan ini merupakan predator sejati. Budidaya pembesaran bisa dilakukan pada media jaring terapung, kolam tanah, bak tembok dan kolam air deras. Pada media jaring terapung sesungguhnya tidak dianjurkan disamping ikan bawal tawar bisa merusak jaring juga ketika ikan bawal tawar lepas dari jaring akan menjadi predator terhadap ikan-ikan lain.

Kendala dalam budidaya ikan bawal:

Kendala di pembibitan adalah tingkat kematian mencapai 10-20% dari mulai telur menetas hingga bibit ukuran korek.
Kendala yang menjadi momok di usaha pembesaran bawal adalah serangan penyakit white spot (bintik putih) karena virus atau bakteri yang sering datang saat musim hujan yang dapat ditangani dengan memberikan garam dalam kolam.
Ikan bawal tawar yang dipelihara di kolam cenderung pasif dan enggan atau tidak mau berpijah. Ikan bawal tawar tidak sanggup melakukan ovulasi karena perkembangan gonada (kelamin) terhenti saat memasuki fase istirahat (fase dormant), sedangkan induk ikan bawal tawar aktif berpijah saat banjir dan aliran sungai meluap menggenangi daerah inundasi pinggiran sungai seperti yang terjadi di kawasan Amerika Latin pada bulan Juni–Juli. Pemijahan ikan bawal tawar di kolam hanya dapat dilakukan dengan cara hypofisasi atau rangsangan hormon (induce spawning) menggunakan ekstrak kelenjar hypofisa, ovaprin atau LHRH-a. Selanjutnya induk yang telah dirangsang dipijahkan secara alami ataupun dilakukan stripping atau ovulasi buatan.

Peranan pemerintah dalam menanggulangi kendala tersebut:

Monitoring pemantauan kesehatan ikan dan lingkungan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi keragaan kualitas lingkungan perairan dan juga distribusi penyebaran penyakit
Melakukan sosialisasi penanggulangan penyakit ikan baik berupa aspek teknis maupun aspek non teknis. Aspek teknisnya melalui salah satu UPT dilingkup KKP melalui Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan melakukan monitoring rutin untuk melakukan berbagai sosialisasi tentang penanganan penyakit ikan, penggunaan obat-obatan yang sesuai dengan penerapan CBIB dan juga untuk mendapatkan data status kondisi penyebaran penyakit ikan dan lingkungan yang ada

Penyakit dalam menghambat pertumbuhan ikan bawal antara lain:

Penyakit yang sering menyerang adalah white spot dan beberapa virus lain serta bakteri.

Jaring yang kotor akibat penempelan lumpur atau biota penempel seperti berbagi jenis kerang, teritip dan tumbuh-tumbuhan dapat menghambat sirkulasi air, pertukaran air dan oksigen. Kalau dibiarkan hal ini dapat menimbulkan penyakit dan menghambat pertumbuhan bawal bintang

Usaha budidaya yang intensif berarti tingkat padat penebaran pada kolam pemeliharaan cukup tinggi. Hal ini menyebabkan kualitas air media pemeliharaan akan cepat turun karena banyaknya limbah yang dihasilkan dan organisme yang dibudidayakan dari asal pakan yang tidak termanfaatkan. Penurunan kualitas air akan memacu pertumbuhan dari organisme patogen yang merugikan dan juga akan menghambat pertumbuhan ikan bawal tawar sehingga akan menurunkan jumlah produksi.

sumber : http://www.perikanan-budidaya.kkp.go.id
http://www.plnntt.co.id/showthread.php?t=19671&page=1

www.jendelahewan.blogspot.com

Senin, 30 Januari 2012

Tentang Sejarah Koi

Keberadaan koi melewati proses panjang. Pada awalnya para peternak menghasilkan koi yang hanya mempunyai satu macam warna, yang hitam disebut karasugoi dan sumigoi, putih (shiromuji), kuning (kigoi), merah (benigoi, higoi, akagoi), keemasan (kingoi), dan putih keperakan (gingoi). Dari koi warna polos inilah lantas muncul koi dengan dua warna; koi dengan tiga warna, dan koi ’orak-arik’ dengan berbagai warna atau populer dengan multi warna.

Koi dengan dua warna yang cukup digemari misalnya saja Kohaku yaitu koi yang mempunyai badan berwarna dasar putih dengan bercak merah di atas warna dasarnya. Bercak warna merah ini bisa bervariasi Jetaknya. Namun pesona yang ditimbulkannya lebih menonjol dibandingkan koi yang hanya mempunyai satu warna. Koi dua warna lainnya yang cukup diminati misalnya saja Shiro bekko yaitu koi yang dasarnya putih dengan belang berwarna hitam. Kemudian Shiro utsuri, yang merupakan kebalikan dari Shiro bekko, karena dasar badannya berwarna hitam dengan belang berwarna putih. Koi Hi utsuri mempunyai badan berwarna dasar hitam dengan belang berwarna merah, merupakan kebalikan dari Aka bekko yang mempunyai badan berwarna dasar merah dengan belang berwarna hitam.

Selain koi dengan dua warna, koi dengan tiga warna pun banyak digandrungi. Adapun yang ba-nyak dilirik para hobiis di antaranya Taisho-sanke. Taisho-sanke mempunyai perpaduan yang khas, karena badannya yang berwarna dasar putih dihiasi dengan bercak-bercak berwarna merah dan hitam yang sangat kontras. Sebaliknya Showa-sanke pun banyak juga peminatnya karena warna dasar badannya yang hitam itu sungguh indah ketika warna putih dan merah turut melumuri sekujur badannya, sehingga lengkaplah sebagai koi tiga warna yang menghiasi kolam taman kita.

Contoh dari koi multi warna misalnya Goshiki yang mempunyai lima unsur warna yang sangat memikat. Selain koi yang sudah disebutkan di atas, ada juga yang digandrungi, misalnya Aka hijiro yang hanya siripnya saja berwarna putih sedangkan sekujur badannya berwarna merah darah. Kemudian ada lagi Ogon yang warnanya kuning keemasan, Hi-showa yang warna dasarnya hitam dengan kombinasi warna merah yang sangat kontras dan dilengkapi dengan beberapa bagian yang berwarna putih. Ada juga koi yang warna punggungnya biru, tapi perutnya berwarna merah yang dikenal secara populer dengan nama Asagi. Ada juga yang mirip Asagi, tapi perutnya tidak bersisik, hanya bagian punggung saja yang bersisik.

Konon ada jenis Kohaku (warna dasar putih dengan bercak merah) yang sangat terkenal, karena kombinasi warnanya yang unik. Koi yang populer sebagai Tancho-kohaku mempunyai bercak lebar berwarna merah hanya pada kepalanya, sedangkan sekujur badannya berwarna putih. Tentu saja ini unik dan menarik minat hobiis sehingga harganya mahal. karena kombinasi warna ini sangat miripatau mengingatkan kita pada bendera Dai-Nippon. Ada juga yang agak mirip dengan itu, tapi pada punggungnya terdapat bintik-bintik hitam, yang dikenal dengan nama Tancho-sanke.

Bagaimana dengan koi lokal kita? Agaknya koi lokal kita tidak kalah beragamnya dibandingkan dengan ragam warna koi jepang. Hanya saja mengharapkan koi lokal semenarik koi jepang memang butuh waktu yang masih lama. Standar penilaian koi jepang rasanya memang masih jauh Jika hendak dipakai untuk menilai koi lokal. Namun demikian kita Jangan berkecil hati dengan warna-warni koi lokal yang belum "sepekat" koi jepang, karena ada beberapa keunggulan koi lokal yang patut dibanggakan. Koi lokal dengan segala keterbatasannya masih pantas dipajang di kolam taman, asalkan bentuk badannya sehat, bulat penampang depannya, dan tidak cacat fisiknya. Kita boleh berharap bahwa koi yang asli Indonesia ini lebih akrab dengan lingkungan hidup alamnya, entah itu airnya atau kandungan bahan organik. Yang jelas kita tidak perlu khawatir dengan luntumya warna koi seperti yang sering menjadi momok bagi pemilik koi impor. Koi lokal relatif mau menerima berbagai jenis makanan selain pellet, sekali lagi, tanpa efek sampingan, yang jelas "tabu" bagi koi impor.

Sumber : http://sentralkoi.multiply.com/journal/item/1/Tentang_Sejarah_Koi

www.jendelahewan.blogspot.com

Perkembangan Warna Merah Pada Koi

Warna merah pada ikan koi menjadi warna yang cukup dominan dalam beberapa jenis ikan koi,misalnya saja pada keluarga Gosanke (Kohaku, Sanke dan Showa). Kualitas warna merah pada ketiga jenis koi ini cukup penting dipertimbangkan dalam memilih koi. Bukan hanya sekedar warna merah tetapi juga ketebalan dan kekuatan warnanya, sehingga benar-benar menambah keindahan koi itu sendiri. Karena peranan warna merah begitu dominan dalam menentukan kualitas koi, banyak orang mengupayakan agar warna merah lebih hidup dan kuat.

Pada dasarnya warna merah pada koi ditentukan oleh beberapa faktor. Diantara penentu warna merah itu adalah faktor Genetik. Faktor genetik ikan berpengaruh besar pada kualitas warna merah. Warna merah dipengaruhi pula oleh usia ikan, banyak ikan koi pada usia muda belum menunjukkan kualitas warna merah yang sesungguhnya (orange), namun setelah menginjak usia lebih lanjut warna menjadi lebih kuat dan tebal.

Namun ada pula koi yang dari muda orange dan tetap orange sampe tua. Inilah yang disebut faktor genetik memiliki pengaruh kuat. Jika indukan koi memiliki warna merah yang baik, maka keturunannya dapat diharapkan warna merahnya berkembang dengan baik. Sebaliknya jika koi berasal dari indukan yang memiliki warna orange sulit diharapkan keturunannya berwarna merah tebal.

Pertumbuhan dan perubahan warna merah (sebenarnya tidak hanya merah saja) memang terkadang membingungkan.Memprediksikan perkembangan warna merah dengan akurat memerlukan pengalaman dan kejelian apalagi tanpa mengetahui asal-usul ikan. Kondisi lingkungan hidup ikan juga turut mempengaruhi warna merah pada koi.

Pertumbuhan ikan koi juga akan mempengaruhi warna koi. Pertumbuhan koi yang terlalu cepat akan membuat warna merah menjadi pudar, warna akan terkesan pecah-pecah. Koi yang hidup pada suhu terlalu panas atau over populasi juga mengakibatkan warna merah menurun.

Banyak orang yang tidak sabar untuk mendapatkan warna merah koi yang matang saat koi masih muda. Dengan memberikan pakan color enhancher berharap dapat meningkatkan kualitas warna. Hal ini sebaiknya dihindari karena akan menghambat pertumbuhan koi itu sendiri. Pada saatnya nanti kualitas warna koi akan meningkat dan matang dengan sendirinya, jika memang secara genetik berasal dari koi yang memiliki kualitas warna yang baik.

Sumber : http://centralkoi.com/koi-care/perkembangan-warna-merah-pada-koi.html


www.jendelahewan.blogspot.com

Minggu, 29 Januari 2012

Mengenal Si Cantik Lovebird Lutino

Burung Lovebird selain memiliki suara ocehan yang ngeroll panjang, juga memiliki warna bulu yang sangat indah cantik. Selain suara ocehannya, warna dan keindahan bulu Lovebird juga dapat meningkatkan harganya. Salah satu jenis Lovebird yang memiliki warna bulu yang indah adalah Lovebird Lutino. Ciri-ciri Lovebird Lutino adalah matanya yang berwarna merah dengan kacamata serta warna bulunya yang hanya merah dan kuning saja.

Lovedird lutino memiliki harga yang lumayan tinggi. Untuk Lovebird Lutino great A, bakalannya yang masih berumur 2-3 bulan harganya mencapai Rp 2.000.000 per ekor. Lovebird Lutino great A memiliki warna merah yang  jelas, penuh dan tidak pecah. Ukuran tubuhnya proporsional, ukuran badan dan kakinya seimbang. Lingkar matanya berwarna putih bersih dan tebal.

Jika anda ingin membeli Lovebird, pilihlah yang memiliki leher panjang padat berisi dan paruhnya berpangkal lebar karena Lovebird dangan ciri-ciri seperti ini biasanya memiliki kekuatan suara yang baik. Burung ini memiliki prospek yang cerah dan cocok untuk lomba.

Perawatan
Perawatan Lovebird Lutino tergolong lebih sukar dibanding lovebird lainnya. Pemeliharaannya membutuhkan tenaga ekstra karena burung ini sangat sensitif dan rentan terkena penyakit. Kandang serta tempat makan dan minum harus rutin dibersihkan untuk mencegah penyakit. Selain itu asupan makanannya juga harus selalu terjaga.

Burung Lovebird Lurino memiliki daya tahan yang rentan karena memiliki kelainan pigmen. Oleh karena itu jangan menjemur burung jenis ini terlalu lama.

Artikel Sebelumnya:
Jenis-Jenis Burung Lovebird Dan Ciri-Cirinya

Catatan kaki
Lovebird Lutino Bakalannya Capai Jutaan Rupiah, Minggu Pagi,  No 44 Th 64,  Mingu V Januari 2011

Cara Merawat Anakan Burung Lovebird

Seperti halnya merawat anakan jenis burung lainnya, merawat anakan burung lovebird tidaklah mudah. Dalam merawat anakan burung lovebird, anda harus memilih apakah ingin memberi makan anakan lovebird tersebut sendiri (handfeeding) atau melolohnya lewat indukannya.

Jika anda memutuskan untuk meloloh menggunakan indukan, anda harus menambah porsi makan indukan menjadi tiga kali lipat dari biasanya. Karena jika asupan makanannya tidak tercukupi, indukan bisa stress dan dapat berakibat kematian. Anda juga harus sering membersihkan kandang agar tidak menimbulkan penyakit bagi anakan lovebird. Perlu diingat, dalam pembersihan kandang anda harus berhati-hati agar induk lovebird tidak stress.

Melakukan Hand Feeding (Meloloh Sendiri)
Jika anda ingin meloloh anakan lovebird sendiri (handfeding) maka anda harus memperhatikan beberapa faktor, diantarang adalah waktu. Anda harus benar benar memiliki waktu yang cukup untuk meloloh anakan lovebird. Anakan lovebird yang akan anda loloh minimal telah berusia dua minggu karena pada usia ini kondisi fisik anakan lovebird sudah cukup kuat.

Kotak Inkubator
Kotak inkubator berfungsi sebagai tempat untuk anakan lovebird setelah mereka diambil dari glodog (kotak sarang). Anakan lobird sebaiknya tetap dirawat di dalam kotak inkubator sampai usianya mencapai dua bulan. Ukuran kotak inkubator harus disesuaikan denga jumlah anakannya, untuk 5 ekor anakan ukuran kotak yang sesuai adalah 30 cm X 30 cm X 50 cm. Kotak inkubator ini harus dilengkapi dengan lampu berdaya 5  watt. Dasar kotak inkubasi diberi substrat (bahan-bahan) seperti yang ada di dalam glodog, bahan-bahan ini secara rutin harus diganti untuk menjaga kebersihan kotak inkubator.

Alat-alat
Untuk melakukan pelolohan, anda dapat menggunakan suntikan berukuran 10mL yang ujungnya diberi karet angin. Karet angin ini dipasang di ujung suntikan (tempat jarum) yang berfungsi untuk menyalurkan makanan ke dalam kerongkongan anakan lovebird.

Bahan Makanan
Untuk melakukan handfeeding anda harus menentukan bahan makanan apa yang akan anda berikan pada anakan lovebird. Bahan makanan yang umumnya digunakan adalah bubur bayi dari beras merah atau kacang hijau. Selain itu anda juga dapat menambahkan jagung dan sayuran yang sudah diblender  (dihaluskan). Anda harus memperhatikan suhu bahan makanan yang akan anda berikan pada anakan lovbird. Pastikan suhunya berada pada kisaran 38-40 derajat celcius. Untuk anakan yang masih muda berikan makanan yang encer, kemudian  ditambah kekentalannya seiring pertambahan usia anakan lovebird.

Melakukan Pelolohan
Lakukan pemberian makan setiap 5-6 jam sekali. Setiap anakan diberi makan sampai temboloknya terlihat penuh. Jika sudah penuh hentikan pamberian pakan. Penberian makan berikutnya adalah samapi temboloknya sudah kosong (biasanya 4-5 jam), terkadang ada anakan lovebird yang temboloknya lebih cepat kosong. Namun, jika temboloknya sangat lama kosong kemungkinan lovebird tersebut mengalami masalah pencernaan.

Artikel perawatan Lovebird lainnya:
Cara Perawatan dan Memilih Burung Lovebird
Cara Beternak Lovebird
Membedakan Lovebird Jantan dan Betina Secara Umum
Cara Merawat Anakan Burung Lovebird


Dari berbagai sumber

Bisnis Ikan Bawal

Ikan bawal merupakan jenis ikan yang cukup poluper di pasar ikan konsumsi. Selain ikan bawal laut yang lebih dulu poluper, ikan bawal tawar memiliki poluparitas yang tidak kalah baiknya diantara ikan tawar lain. Budi daya ikan bawal menjadi pilihan banyak petani karena beberapa hal antara lain: pemeliharaan yang mudah, cepat besar dan mudah dipasarkan. Pada awanya Ikan bawal merupakan ikan yang diimport dari Brasil, dengan nama latinnya collossoma macropomum. Bentuk badan pipih dan bulat dan warna kulit keperak – perakan, memiliki lubang hidung yang besar, dan warna ujung sirip berwarna merah atau kuning. Bentuk Badan ikan bawal mirip dengan Ikan Piranha sehingga kadang ada yang terkecoh di antara dua ikan ini.

Potensi Budi Daya Ikan Bawal
Ikan bawal merupakan ikan budi daya yang masih cukup baru diperkenalkan di industri perikanan tanah air, namun karena hasil penyebarannya mendapat respon dari para petani ikan, jumlahnya konsumsi ikan bawal semakin hari semakin meningkat. Ikan bawal memiliki rasa daging yang gurih dan enak, meski cukup banyak duri pada dagingnya. Sebagai ikan konsumsi ikan ini sekarang menjadi alternative baru. Bahkan beberapa petani ikan yang sebelumnya memelihara ikan Nila dan Ikan Mas beralih memelihara ikan bawal, karena potensi ekonomi yang lebih menguntungkan. Hal ini yang telah dilakukan para pembudidaya Keramba Jaring Apung (KJA) di waduk Cirata. Melambungnya harga pakan ikan akhir-akhir ini menjadi salah satu alasan mengapa mereka beralih ke Budi daya Ikan Bawal.

Jika dahulu para pembudidaya KJA lebih memilih membudidayakan ikan mas dan nila, kini banyak yang mulai beralih ke komoditas ikan bawal. Dipilihnya ikan bawal, karena jenis ikan ini tidak memerlukan pakan dengan kandungan protein tinggi, sehingga para pembudidaya dapat menghemat biaya pengeluaran untuk pakan.Ikan bawal tidak membutuhkan pakan yang berkualitas bagus dan mahal. Cukup dengan pakan yang biasa saja, hasilnya sudah bagus.

Asep Guntara, Tecnical Service PT Suri Tani Pemuka (STP) menjelaskan, dalam membudidayakan ikan bawal, para pembudidaya hanya cukup memberikan pakan dengan kandungan protein sekitar 25%. Kandungan protein tersebut jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan kandungan protein yang harus diberikan pada pakan ikan mas, yang bisa mencapai kisaran 27%. Jika diberi pakan yang kandungan proteinnya lebih tinggi tidak akan berpengaruh banyak terhadap pertumbuhan Ikan bawal, imbuh Asep. Alhasil, harga pakan bawal pun menjadi jauh lebih murah dan lebih terjangkau bagi para pembudidaya.

Selain itu ada beberapa keunggulan dan keistimewaaan Budi Daya Ikan Bawal antara lain Pertumbuhannya cepat, Nafsu makan besar dan termasuk ikan Omnivora serta Tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik.

Masa Panen Ikan Bawal
Para pembudidaya ikan bawal juga tak perlu menunggu lama untuk menikmati keuntungan. Pasalnya, waktu yang dibutuhkan untuk membudidayakan ikan bawal, jauh lebih cepat ketimbang ikan mas. Hanya butuh 45-60 hari saja untuk mencapai panen, ujar Nurdin. Padahal dalam membudidayakan ikan mas, sedikitnya diperlukan waktu antara 3-4 bulan untuk mencapai ukuran panen.

Rentang waktu panen pun sebenarnya masih bisa diperpendek, asalkan para pembudidaya mau menggunakan benih dengan ukuran sedikit lebih besar. Biasanya benih yang digunakan ukuran 1 jari (1 inci), tetapi saya mencoba untuk menggunakan benih yang ukuran 2 jari. Hasilnya 1 bulan sudah bisa dipanen.

Cepatnya masa panen ikan bawal ini juga diungkapkan oleh Asep. Menurutnya, ikan bawal biasanya hanya membutuhkan waktu maksimal 2 bulan untuk mencapai ukuran panen. Keuntungannya, perputaran uang menjadi lebih cepat. Dia juga menambahkan, risiko membudidayakan ikan bawal jauh lebih kecil daripada membudidayakan ikan mas. Hampir tak ada penyakit mematikan yang menyerang ikan bawal,imbuh Asep. Bandingkan dengan ikan mas, yang setiap saat tak lepas dari intaian penyakit Koi Harpes Virus (KHV), yang hanya dalam sekejap dapat memusnahkan seluruh ikan mas dalam keramba. (Galeriukm).

Sumber:
1. http://www.scribd.com/doc/3089794/pembesaran-ikan-bawal-air-tawar
2. http://pemancing.com/ikan-bawal
3. http://www.trobos.com/show_article.php?rid=15&aid=1093
4. http://galeriukm.web.id/unit-usaha/perikanan/peluang-usaha-budi-daya-ikan-bawal

www.jendelahewan.blogspot.com

Cara Memelihara Angsa di Halaman Rumah


Orang yang memelihara angsa sekarang ini sudah jarang kita temui. Padahal tanpa makanan yang khusus, angsa dapat berkembang biak dengan lebih baik dibandingkan kebanyakan unggas lainnya. Angsa tergolong sangat bandel dan relatif mudah tumbuh menjadi besar. Mereka lebih tahan terhadap penyakit dan hampir tidak memerlukan obat-obatan.

Satu hal yang barangkali meragukan, yaitu tentang air. Orang sering disodorkan foto angsa di atas air sehingga berkonotasi bahwa angsa dan air tidak dapat dipisahkan. Sebenarnya tidak demikian, bahkan sebaliknya lumpur dapat menimbulkan penyakit pada angsa. Angsa jelas dapat menjadi ternak peliharaan yang baik di pekarangan rumah.

Pemilihan bibit 
Pertama-tama yang harus ditentukan adalah pemilihan bibit angsa. Memilih bibit tergantung dari tujuan pemeliharaannya. Bila untuk sekedar hobby maka akan banyak pilihan karena sifatnya kesukaan pribadi. Sedangkan untuk keperluan memproduksi daging atau telur, pilihan menjadi agak terbatas karena harus memperhitungkan faktor ekonomis yaitu ongkos produksi harus lebih rendah dari harga jual. Mengkalkulasi ongkos produksi sudah barang tentu bukan pekerjaan mudah bagi seorang pemula. Barangkali salah satu cara untuk mengurangi kerugian dari kemungkinan gagal adalah mulailah dengan sedikit. Untuk produksi daging usahakan agar waktu penjualannya yaitu saat angsa berumur 4 sampai 6 bulan jatuh menjelang Hari Raya Idulfitri yang biasanya harganya lebih baik. Untuk patokan harga daging dan telur tiap hari bisa dilihat di Departemen Perdagangan dan Perindustrian R.I.

Jenis bibit angsa yang terkenal diantaranya adalah Toulouse, Embden dan African yang tergolong paling berat tubuhnya, Pilgrim yang berat tubuhnya pertengahan dan Chinese yang paling ringan beratnya. Walaupun demikian, kecepatan pertumbuhan dan kemampuan berproduksi telur pada jenis bibit yang sama belum tentu akan sama hasilnya. Jadi dari pengalaman berternak nantinya, pilihlah bibit dari induk yang pertumbuhannya paling cepat dan menghasilkan banyak telur.
Angsa ToulouseAngsa EmbdenAngsa Afrika
Angsa ToulouseAngsa EmbdenAngsa Afrika
Angsa PilgrimAngsa China
Angsa Norwegia
Angsa PilgrimAngsa ChinaAngsa Norwegia

Kandang dan peralatan 
Angsa tergolong binatang yang tidak kerasan tinggal di kandang. Biarkan mereka berkeliaran di halaman belakang sampai batas tertentu. Kandang diperlukan sebagai tempat berteduh dari hujan lebat dan angin kencang disamping sebagai tempat tidurnya. Ukuran kandang yang dianggap memadai untuk tiap ekor angsa adalah 1 X 1 meter persegi ditambah 3 sampai 4 X 1 meter persegi sebagai pekarangannya. Atap kandang diusahakan tidak bocor agar waktu hujan tetap kering. Makanan sebaiknya dibiasakan diberikan dalam kandang dalam baskom atau wadah plastik yang terbuka. Air minumannya diusakan berada di luar kandang untuk menjaga agar kandang tetap kering. Sarang tidak diperlukan kecuali sudah ada yang bertelur. Sarang bisa dibuat dari kotak kayu yang di dalamnya diberi alas dari serutan kayu atau pecahan strowbur. Cahaya di kandang harus cukup untuk menstimulasi percepatan produksi telur.

Memberi makan 
Dalam masa pembiakan, pemberian 15% protein ditambah vitamin dalam kadar yang sama seperti untuk ayam dalam masa pembiakan dianggap telah cukup memenuhi kebutuhan nutrisi. Makanan sebaiknya tetap tersedia, demikian pula halnya dengan kulit kerang dan pasir. Makanan lainnya tidak ada yang spesifik, dedak dicampur sayuran atau sisa makananpun tidak menjadi masalah. Angsa sangat lahap dalam memakan rumput atau daun-daunan. Dibawah ini adalah tabel komposisi nutrisi sebagai acuan apabila memungkinkan untuk memberikannya.
Komposisi bahanStarterGrower-Finisher(Range)
1520
Ground barley2025
Ground oats2025
Meat scrap (50%)23
Soybean oil meal (47%)21,54
Dried whey2-
Dehidrated alfalfa meal (17%)3-
Dicalcium phosphate0,5-
Iodized salt11
TOTAL100100
Tambahan:
Riboflavin2 gram/ton-
Niacin20 gram/ton-
Vitamin B126 miligram/ton-
Apabila pemeliharaan angsa dimaksudkan untuk dikonsumsi, umur angsa yang baik untuk dikonsumsi adalah 4 sampai 6 bulan. Keram mereka pada sangkar yang lebih kecil dan berikan makanan penuh (full feed) 3 atau 4 minggu sebelum batas waktu dikonsumsi.

Adalah sangat mungkin untuk menumbuhkan angsa lebih cepat dengan memberi makan penuh (full feeding grower-finisher pellets) sepanjang masa pertumbuhan. Akan tetapi bila mereka telah mencapai berat yang diinginkan (5,5 sampai 7,5 kilogram) dalam waktu 12 sampai 14 minggu, maka kondisi bulunya akan banyak bulu-bulu pendek yang akan sulit dicabut dan dibersihkan. Setelah lewat 14 minggu, kondisi bulunya akan cepat membaik. Jadi ada baiknya menghemat rumput dengan membatasi pemberiannya pada masa awal dan berkonsentrasi pada masa akhir menjelang dikonsumsi atau dipasarkan.

Pembiakan 
Biasanya angsa paling baik dijodohkan sepasang atau bertiga. Angsa jantan yang perkasa akan puas mendapat jodoh dengan 4 atau 5 betina. Apabila mereka telah memilih sendiri pasangannya, maka banyak sekali jantan berpasangan dengan betina yang sama dari tahun ke tahun. Jumlah telur yang dihasilan pada tahun ke dua akan lebih vanyak dari tahun pertama. Prosentase keberhasilan penetasannyapun semakin baik. Induk angsa dapat terus memproduksi telur sampai 10 tahun. Dari hasil penelitian, kemampuan reproduksi angsa jantan lebih cepat menurun dibandingkan angsa betina.

Pemeliharaan telur 
Ambil telur dua kali tiap hari, terutama pada musim hujan. Selalu hati-hati dalam pengentasan telur. Berihkan bilamana dipandang perlu. Temperatur yang paling baik pada tempat penyimpanan telur adalah 7 sampai 13 C dengan kelembaban relatif paling kecil 70%. Bila telur akan disimpan lebih dari dua hari, balikkan tiap hari agar prosentase penetasannya meningkat. Apabila cara penyimpanan telur kurang baik, prosentase penetasan ini menurun setelah telur disimpan 6 - 7 hari. Apabila cara penyimpanannya tepat telur dapat bertahan 10 sampai 14 hari dengan hasil pengentasan yang tidak berkurang.

Pengeraman telur 
Masa penginkubasian telur angsa yang paling umum adalah antara 29 sampai 30 hari. Empat sampai enam telur dapat diinkubasi pada setelan untuk ayam betina sedangkan 10 sampai 12 telur pada setelan angsa. Balikkan telur tiga atau lima kali sehari apabila incubator tidak bekerja sendiri. Angka bilangan pembalikkan telur harus ganjil untuk mencegah letak telur berada pada posisi yang sama tiap malam.

Apabila telur dieram oleh induk ayam, ambilah anak angsa dari sarang segera setelah dientaskan. Simpan di tempat yang hangat sampai beberapa jam. Apabila anak angsa tidak segera diambil, maka induk ayam mungkin akan meninggalkan sarangnya lebih awal sebelum semua telur menetas. (sumber: www.peternakan.com)

BETERNAK DOMBA


Berikut ini adalah serba-serbi budidaya ternak domba dimulai dengan sejarah singkat ternak domba, sentra  budidaya ternak domba, jenis-jenis ternak domba, manfaat ternak domba, persyaratan lokasi budidaya ternak domba,  pedoman teknis budidaya ternak domba, hama dan penyakit ternak domba dan lain-lain.
1. SEJARAH SINGKAT
Domba yang kita kenal sekarang merupakan hasil dometikasi manusia yang sejarahnya diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon (Ovis musimon) yang berasal dari Eropa Selatan dan Asia Kecil, Argali (Ovis amon) berasal dari Asia Tenggara, Urial (Ovis vignei) yang berasal dari Asia.
2. SENTRA PETERNAKAN
Di Indonesia sentra peternakan domba berada di daerah Aceh dan Sumatra Utara. Di Aceh pada tahun 1993 tercatat sekitar 106 ribu ekor domba, sementara di Sumatera Utara sekitar 95 ribu ekor domba yang diternakan. Lahan yang digunakan untuk berternak di daerah Aceh berdasarkan data Puslit Tanah dan Agroklimat Deptan tahun 1979, seluas 5,5 juta hektar mulai dari kemampuan kelas I sampai VIII, sedangkan di Sumatera Utara luas lahan yang digunakan sekitar 7 juta hektar.
3. JENIS
Domba seperti halnya kambing, kerbau dan sapi, tergolong dalam famili Bovidae. Kita mengenal beberapa bangsa domba yang tersebar diseluruh dunia, seperti:
  1. Domba Kampung adalah domba yang berasal dari Indonesia
  2. Domba Priangan berasal dari Indonesia dan banyak terdapat di daerah Jawa Barat.
  3. Domba Ekor Gemuk merupakan domba yang berasal dari Indonesia bagian Timur seperti Madura, Sulawesi dan Lombok.
  4. Domba Garut adalah domba hasil persilangan segi tiga antara domba kampung, merino dan domba ekor gemuk dari Afrika Selatan.
    Di Indonesia, khususnya di Jawa, ada 2 bangsa domba yang terkenal, yakni domba ekor gemuk yang banyak terdapat di daerah Jawa Tengah dan Jawa
    Timur dan domba ekor tipis yang banyak terdapat di Jawa Barat
4. MANFAAT
Daging domba merupakan sumber protein dan lemak hewani. Walaupun belum memasyarakat, susu domba merupakan minuman yang bergizi. Manfaat lain dari berternak domba adalah bulunya dapat digunakan sebagai industri tekstil.
5. PERSYARATAN LOKASI
Lokasi untuk peternakan domba sebaiknya berada di areal yang cukup luas, udaranya segar dan keadaan sekelilingnya tenang, dekat dengan sumber pakan ternak, memiliki sumber air, jauh dari daerah pemukiman dan sumber air penduduk (minimal 10 meter), relatif dekat dari pusat pemasaran dan pakan ternak.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
  1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
    1. Perkandangan
      Kandang harus kuat sehingga dapat dipakai dalam waktu yang lama, ukuran sesua dengan jumlah ternak, bersih, memperoleh sinar matahari pagi, ventilasi kandang harus cukup dan terletak lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya agar tidak kebanjiran. Atap kandang diusahakan dari bahan yang ringan dan memiliki daya serap panas yang relatif kecil, misalnya dari atap rumbia.Kandang dibagi menjadi beberapa bagian sesuai fungsinya, yaitu:
      1. Kandang induk/utama, tempat domba digemukkan. Satu ekor domba membutuhkan luas kandang 1 x 1 m.
      2. Kandang induk dan anaknya, tempat induk yang sedang menyusui anaknya selama 3 bulan. Seekor induk domba memerlukan luas 1,5 x 1 m dan anak domba memerlukan luas 0,75 x 1 m.
      3. Kandang pejantan, tempat domba jantan yang akan digunakan sebagai pemacak seluas 2 x 1,5 m/pemancak. Di dalam kandang domba sebaiknya terdapat tempat makan, palung makanan dan minuman, gudang makanan, tempat umbaran (tempat domba saat kandang dibersihkan) dan tempat kotoran/kompos.
      Tipe dan model kandang pada hakikatnya dapat dibedakan dalam 2 tipe, yaitu:
      1. Tipe kandang Panggung
        Tipe kandang ini memiliki kolong yang bermanfaat sebagai penampung kotoran. Kolong digali dan dibuat lebih rendah daripada permukaan tanah sehingga kotoran dan air kencingnya tidak berceceran. Alas kandang terbuat dari kayu/bambu yang telah diawetkan, Tinggi panggung dari tanah dibuat minimal 50 cm/2 m untuk peternakan besar. Palung makanan harus dibuat rapat, agar bahan makanan yang diberikan tidak tercecer keluar.domba1
      2. Tipe kandang Lemprak
        Kandang tipe ini pada umumnya digunakan untuk usaha ternak domba kereman. Kandang lemprak tidak dilengkapi dengan alas kayu, tetapi ternak beralasan kotoran dan sisa-sisa hijauan pakan. Kandang tidak dilengkapi dengan palung makanan, tetapi keranjang rumput yang
        diletakkan diatas alas. Pemberian pakan sengaja berlebihan, agar dapat hasil kotoran yang banyak. Kotoran akan dibongkar setelah sekitar 1-6 bulan.
  2. Penyiapan Bibit
    Domba yang unggul adalah domba yang sehat dan tidak terserang oleh hama penyakit, berasal dari bangsa domba yang persentase kelahiran dan kesuburan tinggi, serta kecepatan tumbuh dan persentase karkas yang baik. Dengan demikian keberhasilan usaha ternak domba tidak bisa dipisahkan dengan pemilihan induk/pejantan yang memiliki sifat-sifat yang baik.
    1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk
      1. Calon Induk: berumur 1,5-2 tahun, tidak cacat, bentuk perut normal, telinga kecil hingga sedang, bulu halus, roman muka baik dan memiliki
        nafsu kawin besar dan ekor normal.
      2. Calon Pejantan: berumur 1,5-2 tahun, sehat dan tidak cacat, badan normal dan keturunan dari induk yang melahirkan anak 2 ekor/lebih, tonjolan tulang pada kaki besar dan mempunyai buah zakar yang sama besar serta kelaminnya dapat bereaksi, mempunyai gerakan yang lincah, roman muka baik dan tingkat pertumbuhan relatif cepat.
    2. Reproduksi dan Perkawinan
      Hal yang harus di ketahui oleh para peternak dalam pengelolaan reproduksi adalah pengaturan perkawinan yang terencana dan tepat waktu.
      1. Dewasa Kelamin, yaitu saat ternak domba memasuki masa birahi yang pertama kali dan siap melaksanakan proses reproduksi. Fase ini dicapai pada saat domba berumur 6-8 bulan, baik pada yang jantan maupun yang betina.
      2. Dewasa tubuh, yaitu masa domba jantan dan betina siap untuk dikawinkan. Masa ini dicapai p padding-top: 0px;">Buah susu membesar dan puting susu terisi penuh.
      3. Alat kelamin membengkak, berwarna kemerah-merahan dan lembab.
      4. Ternak selalu gelisah dan nafsu makan berkurang.
      5. Sering kencing.
      Proses kelahiran berlangsung 15-30 menit, jika 45 menit setelah ketuban pecah, anak domba belum lahir, kelahiran perlu dibantu. Anak domba yang baru lahir dibersihkan dengan menggunakan lap kering agar dapat bernafas. Biasanya induk domba akan menjilati anaknya hingga kering dan bersih.
  3. Pemeliharaan
    1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
      Sanitasi lingkungan dapat dilakukan dengan membersihkan kandang dan peralatan dari sarang serangga dan hama. kandang terutama tempat pakan dan tempat minum dicuci dan dikeringkan setiap hari. Perlu dilakukan pembersihan rumput liar di sekitar kandang. Kandang ternak dibersihkan seminggu sekali.
    2. Pengontrolan Penyakit
      Domba yang terserang penyakit dapat segera diobati dan dipisahkan dari yang sehat. Lakukan pencegahan dengan menyuntikan vaksinasi pada domba-domba yang sehat.
    3. Perawatan Ternak
      Induk bunting diberi makanan yang baik dan teratur, ruang gerak yang lapang dan dipisahkan dari domba lainnya. induk yang baru melahirkan diberi minum dan makanan hijauan yang telah dicampurkan dengan makanan penguat lainnya. Selain itu, induk domba harus dimandikan. Anak domba (Cempe) yang baru dilahirkan, dibersihkan dan diberi makanan yang terseleksi. Cempe yang disapih perlu diperhatikan. pakan yang berkualitas
      dalam bentuk bubur tidak lebih dari 0,20 kg satu kali sehari.
      Perawatan ternak dewasa meliputi:
      1. Memandikan ternak secara rutin minimal seminggu sekali. dengan cara disikat dan disabuni. pada pagi hari, kemudian dijemur dibawah sinar
        matahari pagi.
      2. Mencukur Bulu
        Pencukuran bulu domba dengan gunting biasa/cukur ini. dilakukan minimal 6 bulan sekali dan disisakan guntingan bulu setebal kira-kira 0,5 cm. Sebelumnya domba dimandikan sehingga bulu yang dihasilkan dapat dijadikan bahan tekstil. Keempat kaki domba diikat agar tidak lari pada saat dicukur. Pencukuran dimulai dari bagian perut kedepan dan searah dengan punggung domba.
      3. Merawat dan Memotong Kuku
        Pemotongan kuku domba dipotong 4 bulia dan
        siratro.
      4. Hasil Limbah Pertanian, seperti daun nangka, daun waru, daun dadap, daun kembang sepatu, daun pisang, daun jagung, daun ketela pohon,
        daun ketela rambat dan daun beringin.
      5. Golongan Makanan Penguat (Konsentrat), seperti dedak, jagung karing, garam dapur, bungkil kelapa, tepung ikan, bungkil kedelai, ampas tahu, ampas kecap dan biji kapas.
      domba2Pakan untuk domba berupa campuran dari keempat golongan di atas yang disesuaikan dengan tingkatan umur. Adapun proporsi dari campuran tersebut adalah:
      1. Ternak dewasa: rumput 75%, daun 25%
      2. Induk bunting: rumput 60%, daun 40%, konsentrat 2-3 gelas
      3. Induk menyusui: rumput 50%, daun 50% dan konsentrat2-3 gelas
      4. Anak sebelum disapih: rumput 50%, daun 50%
      5. Anak lepas sapih: rumput 60%, daun 40% dan konsentrat 0,5–1 gelas
      Sedangkan dosis pemberian ransum untuk pertumbuhan domba adalah sebagai berikut:
      1. Bobot badan 1,4 kg: rumput/hijauan=180 kg/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari
      2. Bobot badan 1,4 kg: rumput/hijauan=340 kg/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari
      3. Bobot badan 1,4 kg: rumput/hijauan=410 kg/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari
      4. Bobot badan 2,9 kg: rumput/hijauan=110 kg/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari
      5. Bobot badan 2,9 kg: rumput/hijauan=280 kg/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari
      6. Bobot badan 2,9 kg: rumput/hijauan=440 kg/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari
      7. Bobot badan 4,3 kg: konsentrat=160 gram/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari
      8. Bobot badan 4,3 kg: konsentrat=320 gram/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari
      9. Bobot badan 4,3 kg: konsentrat=470 gram/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari
      10. Bobot badan 5,8 kg: konsentrat=100 gram/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari
      11. Bobot badan 5,8 kg: konsentrat=260 gram/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari
      12. Bobot badan 5,8 kg: konsentrat=410 gram/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari
      13. Bobot badan 7,2 kg: konsentrat=60 gram/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari
      14. Pemeliharaan Kandang
        Pemeliharaan kandang meliputi pembersihan kotoran domba menimal satu minggu sekali, membuang kotoran ke tempat penampungan limbah, membersihkan lantai atau alas, penyemprotan dan pengapuran kandang untuk disinfektan.
    7. HAMA DAN PENYAKIT
    1. Penyakit Mencret
      Penyebab: bakteri Escherichia coli yang menyerang anak domba berusia 3 bulan. Pengobatan: antibiotika dan sulfa yang diberikan lewat mulut.
    2. Penyakit Radang Pusar
      Penyebab: alat pemotongan pusar yang tidak steril atau tali pusar tercemar oleh bakteri Streptococcus, Staphyloccus, Escherichia coli dan Actinomyces necrophorus. Usia domba yang terserang biasanya cempe usia 2-7 hari. Gejala: terjadi pembengkakan di sekitar pusar dan apabila disentuh domba akan kesakitan. Pengendalian: dengan antibiotika, sulfa dan pusar dikompres dengan larutan rivanol (Desinfektan).
    3. Penyakit Cacar Mulut
      Penyakit ini menyerang domba usia sampai 3 bulan. Gejala: cempe yang terserang tidak dapat mengisap susu induknya karena tenggorokannya terasa sakit sehingga dapat mengakibatkan kematian. Pengendalian: dengan sulfa seperti Sulfapyridine, Sulfamerozine, atau pinicillin.
    4. Penyakit Titani
      Penyebab: kekurangan Defisiensi Kalsium (Ca) dan Mangan (Mn). Domba yang diserang biasanya berusia 3-4 bulan. Gejala: domba selalu gelisah, timbul kejang pada beberapa ototnya bahkan sampai keseluruh badan. Penyakit ini dapat diobati dengan menyuntikan larutan Genconos calcicus dan Magnesium.
    5. Penyakit Radang Limoah
      Penyakit ini menyerang domba pada semua usia, sangat berbahaya, penularannya cepat dan dapat menular ke manusia. Penyebab: bakteri Bacillus anthracis.. Gejala: suhu tubuh meninggi, dari lubang hidung dan dubur keluar cairan yang bercampur dengan darah, nadi berjalan cepat, tubuh gemetar dan nafsu makan hilang. Pengendalian: dengan menyuntikan antibiotika Pracain penncillin G, dengan dosis 6.000-10.000 untuk /kg berat tubuh domba tertular.
    6. Penyakit Mulut dan kuku
      Penyakit menular ini dapat menyebabkan kematian pada ternak domba, dan yang diserang adalah pada bagian mulut dan kuku. Penyebab: virus dan menyerang semua usia pada domba Gejala: mulut melepuh diselaputi lendir. Pengendalian: membersihkan bagian yang melepuh pada mulut dengan menggunakan larutan Aluminium Sulfat 5%, sedangkan pada kuku dilakukan dengan merendam kuku dalam larutan formalin atau Natrium karbonat 4%.
    7. Penyakit Ngorok
      Penyebab: bakteri Pasteurella multocida. Gejala: nafsu makan domba berkurang, dapat menimbulkan bengkak pada bagian leher dan dada. Semua usia domba dapat terserang penyakit ini, domba yang terserang terlihat lidahnya bengkak dan menjulur keluar, mulut menganga, keluar lendir berbuih dan sulit tidur. Pengendalian: menggunakan antibiotika lewat air minum atau suntikan.
    8. Penyakit perut Kembung
      Penyebab: pemberian makanan yang tidak teratur atau makan rumput yang masih diselimuti embun. Gejala: lambung domba membesar dan dapat menyebabkan kematian. Untuk itu diusahakan pemberian makan yang teratur jadwal dan jumlahnya jangan digembalakan terlalu pagi Pengendalian: memberikan gula yang diseduh dengan asam, selanjutnya kaki domba bagian depan diangkat keatas sampai gas keluar.
    9. Penyakit Parasit Cacing
      Semua usia domba dapat terserang penyakit ini. Penyebab: cacing Fasciola gigantica (Cacing hati), cacing Neoascaris vitulorum (Cacing gelang), cacing Haemonchus contortus (Cacing lambung), cacing Thelazia rhodesii (Cacing mata). Pengendalian: diberikan Zanil atau Valbazen yang diberikan lewat minuman, dapat juga diberi obat cacing seperti Piperazin dengan dosis 220 mg/kg berat tubuh domba.
    10. Penyakit Kudis
      Merupakan penyakit menular yang menyerang kulit domba pada semua usia. Akibat dari penyakit ini produksi domba merosot, kulit menjadi jelek dan mengurangi nilai jual ternak domba. Penyebab: parasit berupa kutu yang bernama Psoroptes ovis, Psoroptes ciniculi dan Chorioptes bovis. Gejala: tubuh domba lemah, kurus, nafsu makan menurun dan senang menggaruk tubuhnya. Kudis dapat menyerang muka, telinga, perut punggung, kaki dan pangkal ekor. Pengendalian: dengan mengoleskan Benzoas bensilikus 10% pada luka, menyemprot domba dengan Coumaphos 0,05-0,1%.
    11. Penyakit Dermatitis
      Adalah penyakit kulit menular pada ternak domba, menyerang kulit bibit domba. Penyebab: virus dari sub-group Pox virus dan menyerang semua usia domba. Gejala: terjadi peradangan kulit di sekitar mulut, kelopak mata, dan alat genital. Pada induk yang menyusui terlihat radang kelenjar susu. Pengendalian: menggunakan salep atau Jodium tinctur pada luka.
    12. Penyakit Kelenjar Susu
      Penyakit ini sering terjadi pada domba dewasa yang menyusui, sehingga air susu yang diisap cempe tercemar. Penyebab: ambing domba induk yang menyusui tidak secara ruti dibersihkan. Gejala: ambing domba bengkak, bila diraba tersa panas, terjadi demam dan suhu tubuh tinggi, nafsu makan kurang, produsi air susu induk berkurang. Pengendalian: pemberian obat-obatan antibiotika melalui air minum.
    Secara umum pengendalian dan pencegahan penyakit yang terjadi pada domba dapat dilakukan dengan:
    1. Menjaga kebersihan kandang, dan mengganti alas kandang.
    2. Mengontrol anak domba (cempe) sesering mungkin.
    3. Memberikan nutrisi dan makanan penguat yang mengandung mineral, kalsium dan mangannya.
    4. Memberikan makanan sesuai jadwal dan jumlahnya, Hijauan pakan yang baru dipotong sebaiknya dilayukan lebih dahulu sebelum diberikan.
    5. Menghindari pemberian makanan kasar atau hijauan pakan yang terkontaminasi siput dan sebelum dibrikan sebainya dicuci dulu.
    6. Sanitasi yang baik, sering memandikan domba dan mencukur bulu.
    7. Tatalaksana kandang diatur dengan baik.
    8. Melakukan vaksinasi dan pengobatan pada domba yang sakit.domba4
    8. PANEN
    1. Hasil Utama
      Hasil utama dari budidaya domba adalah karkas (daging)
    2. Hasil Tambahan
      Hasil tambahan dari budidaya domba adalah bulunya (wool) yang dapat di jadikan sebagai bahan tekstil.
    3. Pembersihan
      Sebelum dipotong ternak dibersihkan dengan cara mencuci kaki domba dan menyemprotkan air diatas kepala ternak agar karkas yang dihasilkan tidak
      tercemar oleh bakteri dan kotoran.
    9. PASCAPANEN
    1. Stoving
      Ada beberapa prinsip teknis yang harus diperhatikan dalam pemotongan domba agar diperoleh hasil pemotongan yang baik, yaitu:
      1. Ternak domba harus diistirahatkan sebelum pemotongan
      2. Ternak domba harus bersih, bebas dari tanah dan kotoran lain yang dapat mencemari daging.
      3. Pemotongan ternak harus dilakukan secepat mungkin, dan rasa sakit yang diderita ternak diusahakan sekecil mungkin dan darah harus keluar secara tuntas.
      4. Semua proses yang digunakan harus dirancang untuk mengurangi jumlah dan jenis mikroorganisme pencemar seminimal mungkin.
    2. Pengulitan
      Pengulitan pada domba yang telah disembelih dapat dilakukan dengan menggunakan pisau tumpul atau kikir agar kulit tidak rusak. Kulit domba dibersihkan dari daging, lemak, noda darah atau kotoran yang menempel. Jika sudah bersih, dengan alat perentang yang dibuat dari kayu, kulit domba dijemur dalam keadaan terbentang. Posisi yang paling baik untuk penjemuran dengan sinar matahari adalah dalam posisi sudut 45 derajat.
    3. Pengeluaran Jeroan
      Setelah domba dikuliti, isi perut (visceral) atau yang sering disebut dengan jeroan dikeluarkan dengan cara menyayat karkas (daging) pada bagian perut
      domba.
    4. Pemotongan Karkas
      Karkas dibelah menjadi dua bagian yaitu karkas tubuh bagian kiri dan karkas tubuh bagian kanan. Karkas dipotong-potong menjadi sub-bagian leher, paha depan, paha belakang, rusuk dan punggung. Potongan tersebut dipisahkan menjadi komponen daging, lemak, tulang dan tendon. Pemotongan karkas
      harus mendapat penanganan yang baik supaya tidak cepat menjadi rusak, terutama kualitas dan hygienitasnya. Sebab kondisi karkas dipengaruhi oleh peran mikroorganisme selama proses pemotongan dan pengeluaran jeroan.