Kamis, 30 Agustus 2012

Sukses Menangkar Jalak Putih

JALAK putih bukan termasuk burung kicauan biasa, yang bisa dipelihara sembarang orang. Sebagaimana jalak bali, ia juga mendapat perlakuan istimewa dari negara. Keberadaan burung ini dilindungi oleh undang-undang nasional dan internasional, sebab populasinya makin menipis, bahkan nyaris tidak berkembang biak di habitat aslinya. Untuk menangkar jalak putih jelas bukan urusan sepele.

Populasi jalak putih makin menipis, karena terus diburu para kicau mania untuk dijadikan master bagi burung-burung lomba. Tipe suaranya cenderung nyrecet dan kasar-kasar.

Sayang, sampai saat ini belum banyak orang yang membidik usaha penangkaran (breeding), sehingga penangkapan di alam bebas masih berlangsung.

Padahal usaha penangkaran bisa menjadi lahan bisnis yang prospektif. Nilai komersialnya lebih tinggi daripada jalak suren.

Memang, tak mudah untuk menangkar burung ini. Proses perjodohannya membutuhkan waktu paling cepat tiga minggu. Meski sudah berjodoh, terkadang jalak putih enggan kawin.

Kegagalan itu disebabkan birahi kedua induk belum cukup matang. Kecenderungan betina yang lebih agresif tak direspon dengan baik oleh pejantan, sehingga betina lebih memegang kendali. Akibatnya, pejantan tidak bisa berbuat banyak untuk membuahi telurnya.

Faktor usia juga berpengaruh dalam proses perkawinan. Idealnya, pejantan berumur dua tahun dan betina satu tahun. Saat itulah, kedua induk sudah memiliki kematangan birahi.

Faktor Pakan

Untuk memacu produktivitas, faktor pakan perlu diperhatikan. Peranan pakan sangat penting sebagai penyeimbang metabolisme dalam tubuh. Kroto dan jangkrik harus tercukupi selama proses produksi.

Setiap induk membutuhkan sekitar 20 ekor jangkrik/hari, yang diberikan dua kali sehari. Apabila sejak dini dibiasakan mengkonsumsi kroto, maka sehari bisa diberikan empat sendok makan (siang hari). Tambahkan pisang untuk membantu memperlancar metabolisme pencernaan.

Penyesuaian lingkungan di luar dan dalam kandang juga berpengaruh. Sediakan kandang permanen yang nyaman dan aman bagi burung. Kehadiran orang dalam kandang di masa subur burung bahkan bisa menghambat produktivitas indukan.

Untuk menyiasatinya, buatlah kandang bersekat dan mudah dijangkau. Kandang bersekat ini memiliki ukuran 30 x 20 x 25 cm3, di mana bagian atas tertutup. Sedangkan bagian bawah terbuka, berfungsi sebagai pintu indukan.

Kandang yang terisolasi lebih dianjurkan, karena bisa memberi rasa nyaman kepada indukan selama proses pengeraman hingga penetasan telur. Apabila sarang terbuka dan aktivitas di dalam kandang mudah terpantau, maka tingkat kegagalannya makin tinggi.

Sebaiknya setiap 10 periode peneluran, posisi kandang diubah ke sisi lain, agar induk tetap bertelur dan kelangsungan hidup piyik tidak terancam.

Jika posisinya sama, telur kerap dirusak atau dibuang induknya. Ini-lah yang selama ini jadi penyebab terbesar kegagalan penangkaran jalak putih.

Sumber : http://www.suaramerdeka.com/

www.jendelahewan.blogspot.com

Selasa, 28 Agustus 2012

Jalak Bali Nyaris Punah Di Habitat Asli

Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) atau disebut juga Curik Bali adalah sejenis burung sedang dengan panjang lebih kurang 25 cm. Burung pengicau berwarna putih ini merupakan satwa endemik Indonesia yang hanya bisa ditemukan di Pulau Bali bagian barat. Burung ini juga merupakan satu-satunya satwa endemik Pulau Bali yang masih tersisa setelah Harimau Bali dinyatakan punah. Sejak tahun 1991, satwa yang masuk kategori “kritis” (Critically Endangered) dalam Redlist IUCN dan nyaris punah di habitat aslinya ini dinobatkan sebagai fauna identitas (maskot) provinsi Bali.

Jalak Bali ditemukan pertama kali oleh Dr. Baron Stressmann seorang ahli burung berkebangsaan Inggeris pada tanggal 24 Maret 1911. Nama ilmiah Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) dinamakan sesuai dengan nama Walter Rothschild pakar hewan berkebangsaan Inggris yang pertama kali mendiskripsikan spesies pada tahun 1912.

Burung Jalak Bali ini mudah dikenali dengan ciri-ciri khusus, di antaranya memiliki bulu yang putih di seluruh tubuhnya kecuali pada ujung ekor dan sayapnya yang berwarna hitam. Jalak Bali memiliki pipi yang tidak ditumbuhi bulu, berwarna biru cerah dan kaki yang berwarna keabu-abuan. Antara burung jantan dan betina serupa.

Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) merupakan satwa yang secara hidupan liar (di habitat aslinya) populasinya amat langka dan terancam kepunahan. Diperkirakan jumlah spesies ini yang masih mampu bertahan di alam bebas hanya sekitar belasan ekor saja.

Karena itu, Jalak Bali memperoleh perhatian cukup serius dari pemerintah Republik Indonesia, yaitu dengan ditetapkannya makhluk tersebut sebagai satwa liar yang dilindungi oleh undang-undang. Perlindungan hukum untuk menyelamatkan satwa tersebut ditetapkan berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 421/Kpts/Um/8/1970 tanggal 26 Agustus 1970. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Jalak Bali merupakan satwa yang dilarang diperdagangkan kecuali hasil penangkaran dari generasi ketiga (indukan bukan dari alam).

Dalam konvensi perdagangan internasional bagi jasad liar CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) Jalak Bali terdaftar pada Apendix I, yaitu kelompok yang terancam kepunahan dan dilarang untuk diperdagangkan. Sedang IUCN (International Union for Conservation of Natur and Natural Resources) memasukkan Jalak Bali dalam kategori “kritis” (Critically Endangered) yang merupakan status konservasi yang diberikan terhadap spesies yang memiliki risiko besar akan menjadi punah di alam liar atau akan sepenuhnya punah dalam waktu dekat.

Kepunahan Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) di habitat aslinya disebabkan oleh deforestasi (penggundulan hutan) dan perdagangan liar. Bahkan pada tahun 1999, sebanyak 39 ekor Jalak Bali yang berada di pusat penangkaran di Taman Nasional Bali Barat, di rampok. Padahal penangkaran ini bertujuan untuk melepasliarkan satwa yang terancam kepunahan ini ke alam bebas.

Untuk menghindari kepunahan, telah didirikan pusat penangkaran yang salah satunya berada di Buleleng, Bali sejak 1995. Selain itu sebagian besar kebun binatang di seluruh dunia juga menjalankan program penangkaran Jalak Bali. Tetapi tetap muncul sebuah tanya di hati saya; mungkinkah beberapa tahun ke depan kita hanya akan menemui Jalak Bali, Sang Maskot Bali, di balik sangkar-sangkar kebun binatang. Suatu hal yang ironis, melihat sebuah maskot yang harus dikurung dalam kerangkeng besi.

Klasifikasi Ilmiah : Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata, Ordo: Aves, Famili: Sturnidae, Species: Leucopsar rothschildi.

Sumber: Wikipedia; www.tnbalibarat; www.redlist.org; Gambar: Wikipedia.
http://alamendah.wordpress.com/

www.jendelahewan.blogspot.com

Senin, 27 Agustus 2012

Jalak Suren Burung Penjaga Rumah

Burung Jalak suren diyakini mampu menjadi penjaga rumah yang handal. Burung jalak suren peka terhadap situasi sekelilingnya kemudian memberikan efek suaranya yang keras dan bervariasi sehingga jika dipelihara di rumah layaknya mempunyai anjing penjaga.

Jalak suren dalam bahasa ilmiah (latin) disebut sebagai Sturnus contra dan dalam bahasa Inggris disebut Asian Pied Starling atau Pied Myna.

Burung dari famili Sturnidae ini dapat ditemukan hampir di seluruh Indonesia terutama di Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali. Selain itu burung Jalak suren tersebar juga di berbagai negara seperti Bangladesh, Bhutan, Kamboja, China, India,Laos, Myanmar, Nepal, Pakistan, dan Thailand.

Burung Jalak suren (Sturnus contra) berukuran sedang sekitar 24 cm. Bulunya berwarna hitam dan putih. Bagian yang berwarna putih seperti dahi, pipi, garis sayap, tunggir dan perut. Sedangkan bulu di dada, tenggorokan, dan tubuh bagian atas berwarna hitam (coklat pada remaja).

Iris mata burung jalak suren berwarna abu-abu. Kulit tanpa bulu disekitar mata berwarna jingga. Paruhnya berwarna merah dengan ujung putih. Sedangkan kaki berwarna kuning. Suaranya seperti teriakan yang ribut, sumbang dan riang.

Biasanya burung yang hidup dalam kelompok kecil ini menghuni daerah terbuka dekat pemukiman di dataran rendah. Kebanyakan mencari makan di atas tanah, yaitu cacing dan satwa kecil lainnya. Bergabung dalam kelompok ketika beristirahat pada malam hari.

Khususnya di Indonesia, burung jalak suren (Sturnus contra) mulai sulit ditemukan di habitat aslinya. Burung ini malah lebih banyak ditemukan di pasar-pasar burung dan sebagai hewan peliharaan. Tidak heran lantaran burung yang satu ini termasuk burung favorit kicaumania (sebutan untuk para ‘pecinta’ burung).

Lantaran ketenarannya tidak heran burung jalak suren ditetapkan menjadi fauna identitas beberapa kabupaten di Indonesia seperti kabupaten Purbalingga dan kabupaten Tegal di Jawa Tengah.

Populasinya di alam liar tidak diketahui dengan pasti tetapi yang pasti burung ini oleh IUCN Redlist dikategorikan dalam status konservasi “Least Concern” atau “Beresiko Rendah”.

Bagi yang berminat menjadikan burung ini sebagai ‘anjing penjaga’ rumah ada baiknya memastikan jalak suren yang dibelinya merupakan hasil budidaya atau penangkaran. Toh, saat ini sudah banyak yang berhasil membudidayakan burung jenis ini. Ini tentunya demi terjaganya populasi jalak suren dan keseimbangan alam.

Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Passeriformes; Genus: Sturnidae; Spesies: Sturnus contra (Linnaeus, 1758).

Referensi:
1. http://www.iucnredlist.org/
2. http://jalaksuren.com
3. http://alamendah.wordpress.com/

www.jendelahewan.blogspot.com

Minggu, 26 Agustus 2012

Merawat Jalak Suren

Jalak suren sebenarnya bisa ditemukan hampir di seluruh pelosok Indonesia. Namun, sekarang burung ini semakin sulit ditemukan. Apa yang dialami burung lain, populasinya kian hari kian susut di alam, ternyata juga dialami jalak suren. Pencemaran sawah oleh pestisida, penangkapan untuk dipelihara atau diperdagangkan, dan penciutan hutan merupakan penyebab utama menurunnya populasi jalak suren yang bernama ilmiah Sturnus contra jalla.

Keistimewaan jalak suren Jalak suren dilambangkan sebagai burung jinak penjaga rumah. Dengan memelihara burung ini, rumah akan selalu terjaga setiap hari. Mungkin ada benarnya anggapan ini karena jalak suren merupakan burung yang sangat peka. Jika ada orang datang, akan bersuara nyaring dan bervariasi. Bisa dipahami kalau banyak orang yang memelihara burung ini.

Ada empat alasan orang memelihara jalak suren.
Pertama, untuk menjaga rumah.
Kedua, untuk kesenangan.
Ketiga, untuk memancing suara burung lain agar ikut berkicau. Kecerewetan jalak uren akan merangsang burung lain untuk mengeluarkan nyanyiannya. Jalak suren dapat dijadikan master bagi whamei atau whabi.
Keempat, untuk ditangkarkan. Usaha penang-karan dilatarbelakangi oleh kesa-daran terhadap kelestarian jenis burung ini dan alasan ekonomis. Jalak suren hasil penangkaran dapat diperjualbelikan dengan harga Rp 900.000,00 per pasang.

Membedakan jantan dan betina
Jalak suren mulai dewasa pada umur 8-10 bulan. Ciri fisik dan tingkah laku burung jantan dan betina mulai bisa dibedakan. Untuk membedakannya, harus dilakukan dengan pengamatan yang seksama. Jalak suren jantan memiliki tubuh berbentuk lurus dengan ukuran relatif lebih besar dari betina. Tubuhnya lonjong dan panjang, kepa-lanya lebih besar dan bulat, paruhnya relatif lebih panjang dan kokoh. Bulu kepala, punggung, dan dada berwarna hitam legam dan mengilat. Warna merah pada kulit di atas mata lebih cerah dan jelas. Pada bagian yang memiliki bulu warna putih, di tubuh bagian bawah, kelihatan lebih bersih. Ekornya sedikit lebih panjang dan menyatu. Jari-jari kakinya lebih panjang dan lebih kokoh. Jambul kepalanya lebih panjang dan lebih melebar saat mengembang.

Yang betina memiliki bentuk tubuh bulat dan pendek. Warna hitam dan putihnya agak suram. Paruh, jari kaki, dan ekornya lebih pendek dan halus. Kepalanya agak ramping. Warna merah pada bagian mukanya lebih pucat dibanding burung jantan.

Selain itu, aktivitas dan gerakan burung jantan relatif lebih lincah dan agresif dari yang betina. Suara ocehannya lebih cerewet, bervariasi, dan lebih keras dari betina. Untuk tujuan penangkaran, burung jantan dan betina harus dipilih yang memiliki pandangan mata tajam, postur tegap, gesit, gerakan lincah, suara lantang, dan nafsu makan tinggi.

Cara menangkar
Penangkaran merupakan solusi penting dalam menjaga populasi jalak suren supaya tidak sampai punah. Dalam menangkarkan jalak suren, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan. Kandang sebaiknya memiliki bentuk meninggi. Di dalam kandang disediakan tanaman yang tinggi, bercabang banyak, dan berdaun lebat, misalnya kemuning, klampis, kersen, atau tanaman lain yang mirip dengan tanaman tersebut. Lantai kandang juga perlu ditanami tanaman perdu atau semak dan rumput-rumputan.

Tempat bertengger diupayakan yang besar atau melebar untuk memudahkan perkawinan. Tempat pakan harus cukup memadai dan kebersihannya dijaga. Tempat minum dan mandi juga perlu disediakan. Sinar matahari harus dapat masuk ke kandang secara memadai. Banyaknya sinar matahari yang masuk sangat menentukan produktivitas perkawinan dan telur. Selain itu, tentunya juga perlu tempat berteduh sewaktu ada hujan.

Menurut pengalaman, jalak suren yang ditempatkan dalam kandang berukuran 100 x 175 x 200 cm atau yang lebih besar lagi (3 x 3 x 4 m) ternyata bisa berkembang biak dengan baik. Perlengkapan yang ada di dalam kandang ditata hingga menyerupai kondisi alami.Pakan yang diberikan berupa pepaya, pisang, dan serangga (misalnya kroto, ulat bambu, ulat hongkong, atau jangkrik.

Selain itu, juga diberi voor yang berkualitas baik. Dengan pakan seperti ini, sepasang jalak suren yang sudah jodoh akan berkembang biak dengan baik. Jalak suren mulai siap berbiak pada umur 10-12 bulan. Satu tahun untuk betina dan 1,5-2 tahun untuk jantan merupakan umur ideal untuk penjodohan. Biasanya betina lebih cepat dewasa kelamin dibanding jantan.

Tehnik penjodohan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, kalau jumlahnya banyak, penjodohan bisa dilakukan secara bebas. Artinya, masing-masing burung dibebaskan memilih pasangannya. Bila ada sepasang burung yang saling berdekatan, berkicau sahut-sahutan, dan bercumbu, itu pertanda jodoh. Burung yang sudah jodoh harus dipindahkan dalam kandang tersendiri. Biasanya burung yang sudah jodoh akan merajai di antara yang lain dan menyerang sesamanya atau sebaliknya diganggu oleh yang lain yang sama-sama jodoh atau berebut jodoh. Ini akan mengganggu proses perkawinan dan perkembangbiakan selanjutnya.

Jika hanya ada dua ekor, seekor jantan dan seekor betina, penjodohan dapat dilakukan dengan mendekatkan betina ke jantan. Caranya, burung betina dimasukkan dalam sangkar kecil atau sangkar gantung. Burung jantan dibiarkan dalam kandang penangkaran. Selanjutnya, sangkar kecil berisi burung betina dimasukkan ke dalam kandang penangkaran. Karena memiliki sifat berahi yang tinggi dan musim kawin sepanjang tahun, kedua burung ini akan segera jodoh.

Burung yang sudah jodoh akan melakukan perkawinan 2-4 minggu setelah penjodohan. Selanjutnya, burung akan membuat sarang untuk bertelur pada tanaman yang banyak cabangnya.Dalam kandang penangkaran jalak suren dapat dirangsang membuat sarang. Caranya, di beberapa tempat yang layak untuk bersarang - misalnya pada tanaman yang memiliki banyak cabang kuat, terlidung, dan aman dari gangguan - diberi tatanan dasar sarang. Di tempat-tempat yang telah ditentukan itu ditaruh bahan sarang seperti jerami, akar sulur yang panjang, ranting-ranting, atau daun-daunan. Bahan sarang ini ditata melingkar atau dalam tumpukan yang teratur.

Cara ini dapat merangsang dan membantu jalak suren untuk bersarang.
Jalak suren akan memilih sendiri tempat yang sesuai untuk bersarang. Pembuatan sarang dilakukan selama 5-10 hari, tergantung agresivitas burung. Ukuran sarang termasuk besar. Panjang tumpukan susunan sarang antara 35-45 cm, lebar 20-30 cm, dan tinggi sekitar 20 cm. Lubang tempat keluar masuknya burung berada di permukaan atas sarang, agak miring dengan derajat kemiringan antara 40-45 .

Jalak suren merupakan salah satu, mungkin satu-satunya, jenis dari keluarga Sturnidae yang membuat sarang bukan di dalam rongga pohon, tetapi menaruh sarang pada cabang-cabang pohon.Telur jalak suren berwarna biru, berukuran 19,8 x 27,7 mm, dan berjumlah 3-4 butir. Telur dierami bergantian oleh burung jantan dan betinanya. Telur-telur itu akan menetas setelah 14 hari dierami. Selain sebagai pengganti selama pengeraman telur, yang jantan juga bertindak sebagai penga-man di luar sarang. Anak jalak suren akan dipelihara induknya sampai berumur 1,5 bulan. Jalak suren bisa berkem-bang biak sepanjang tahun. Puncak perkembangbiakan terjadi pada pertengahan tahun, yaitu antara bulan Januari-Juni. Bulan Juli-Desember merupakan masa penurunan perkawinan.

Perawatan anak
Induk jalak suren akan menyuapi anaknya yang baru menetas dari telur dengan pakan berupa serangga, misalnya kroto, belalang, kupu-kupu, jangkrik, ulat hong-kong, ulat bambu, atau jenis serangga lain yang dijumpai. Anak jalak suren jarang disuapi buah-buahan. Demikian pula dengan anak yang sudah keluar dari sarang, pakan yang diberikan berupa serangga, sampai anakan umur 1-1,5 bulan. Setelah itu anak jalak suren mulai makan buah-buahan.

Pemberian makanan dilakukan 1-2 jam sekali setiap hari. Kira-kira umur 1,5 bulan anak jalak suren sudah disapih oleh induknya.Selanjutnya anak jalak suren dapat dipisah dari induknya dan diperlakukan seperti halnya jalak suren dewasa. Burung muda ini selanjutnya bisa dilatih suaranya atau ditangkarkan seperti induknya.

Read more at: http://gudangburung.blogspot.com/

www.jendelahewan.blogspot.com

Ternak Jalak Putih

Populasi burung jalak putih sekarang ini sangat memprihatinkan sekali, sehingga perlu adanya tindakan untuk melestarikan keberadaan burung jalak putih tersebut. Burung jalak putih termasuk burung langka yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia. Dengan harapan dapat terjaga kelstariannya. Dari namanya burung ini memiliki bulu berwarna putih di seluruh tubuhnya dan terdapat sedikit warna hitam pada sayapnya.

CARA MEMBEDAKAN JENIS KELAMIN
Dari postur tubuhnya, burung jalak putih jantan maupun betina memiliki postur tubuh dan warna bulu yang hampir sama. Ada cara khusus untuk mengetahui jenis kelamin burung jalak putih yaitu dengan melihat bagian dubur burung tersebut. Bulu yang menutupi bagian dubur ditiup maka akan kelihatan dubur burung tersebut. Burung jalak putih jantan akan tampak warna hitam pada duburnya, sedangkan untuk yang betina terdapat warna merah pada duburnya. Jelas tidaknya warna dubur tersebut tergantung pada usia burung, dimana untuk burung yang masih muda warna agak kurang jelas, semakin tua usia burung tersebut warnanya akan semakin jelas.

CARA MENJODOHKAN
Sebelum di masukkan ke kandang penangkaran perlu diadakan proses penjodohan dulu agar tidak terjadi perkelahian yang dapat berakibat fatal yaitu burung yang kalah akan mati. Dalam proses ini burung jantan dan betina kita dekatkan selama kurang lebih 1 minggu. Hal ini dimaksudkan agar burung tersebut bisa saling kenal. Tanda-tanda untuk burung yang sudah jodoh dapat dilihat pada waktu burung tersebut tidur, yaitu berdampingan pada waktu tidur. Jika sudah terlihat jodoh yaitu tidur berdampingan kedua burung tersebut siap untuk dimasukkan ke dalam kandang penangkaran sebaiknya pada sore hari. Setelah dimasukkan di kandang penangkaran jangan langsung ditinggal, ditunggu dulu kurang lebih selama satu jam untuk memastikan apakah burung tersebut benar-benar jodoh.

KANDANG PENANGKARAN
Kandang untuk ternak burung jalak putih yang ideal adalah 1m x 2m tinggi 2m. Di dalam kandang di beri tanaman agar kelihatan alami sehingga burung akan merasa nyaman berada di kandang. Tempat mandi juga harus disediakan karena jalak putih termasuk burung yang suka mandi. Untuk tempat sarang juga harus disediakan yaitu kotak terbuat dari kayu dengan ukuran 40cm x 30cm tinggi 30cm dan diberi lubang untuk keluar masuk burung. Di dasar kandang perlu disediakan bahan untuk sarang biasanya yang sering digunakan adalah daun pinus kering.

Read more at: http://gudangburung.blogspot.com/

www.jendelahewan.blogspot.com

Sabtu, 25 Agustus 2012

Kiat Memilih Merpati Jagoan ( Bag-2, Selesai)

Boleh percaya boleh tidak, sesudah tulisan terdahulu, tentang kiat memilih burung merpati jagoan, kami akan melanjutkan pembahasan tentang burung merpati ini pada ciri lainnya, yaitu dilihat dari : Pinggang/Brutu, perbedaan ukuran dan jarak dari pinggang/”brutu” merpati, tentunya tidak mungkin bila tidak mempunyai pengaruh pada kinerjanya. Dari yang ukuran besar, kecil, sedang, berjarak rapat maupun berjarak renggang. Berdasarkan pengalaman dari para pemelihara merpati, pinggang berjarak renggang dari badan akan membuat burung tidak memiliki keseimbangan yang bagus. Burung dengan kecepatan turun lambat, tentunya tidak akan terlihat dengan jelas ketidakseimbangannya dengan model pinggang seperti ini. Berbeda dengan burung yang punya kemampuan kecepatan turun tinggi/keras, jika memiliki pinggang renggang model ini akan terlihat jelas saat burung turun arah jam 12.00/atas kepala. Kemungkinan pertama, turun burung akan patah/ separuh jalan berbelok. Kemungkinan kedua, burung turun dg kecepatan tinggi tanpa adanya keseimbangan pengereman, akibatnya burung akan turun dengan keras (berakibat menyakiti dirinya). Berbeda dengan pinggang yang berjarak rapat, baik yang besar maupun kecil memiliki kelebihan. Dengan perkakas lain yg mendukung, burung dengan “brutu” kecil rapat, akan memiliki tipe turun “anteng”/tidak goyang-goyang. Burung dengan “brutu” besar rapat, akan memiliki tipe turun tampak goyang2, bila semua perkakas mendukung sebenarnya goyangannya itu merupakan seni lemparan tubuh burung.

Ekor

Ketebalan dan bentuk ekor saat burung kita pegang tentunya akan bermacam-macam, dari sinilah kita sebenarnya dapat menaksir daya dan gaya turun dari burung tsb. Pilihlah burung yg mempunyai bulu ekor rapat, tebal dan panjang (tebal disini harus disesuaikan dengan pegangan/”cekelan” burung, u/ kadar ketebalan bulu ekor akan berbeda dari “cekelan” padat/”kiyel”, empuk/ngapuk, keras/rapet/”atos” yg sangat susah u/ di utarakan lewat tulisan) tapi dengan pemilihan dan pembelajaran yg berulang-ulang, kelak dengan mudah kita akan dapat membedakan ukuran yg sesuai.

*Saat kita pegang bulu ekor akan tampak menyatu, itu ciri dari “brutu” kecil, biasanya bentuk ekor model ini dimiliki oleh burung dengan gaya turun “anteng”.

*Saat kita pegang bulu ekor akan tampak melebar pada ujungny/tdk mengumpul jadi satu, itu ciri khas dari “brutu” besar, biasany bentuk ekor model ini dimiliki oleh burung dengan gaya turun “nggenjot″. Caat kita pegang ekor merpatipun akan mempunyai daya tekan kebawah yg berbeda-beda, ada yang ndlosor, ngawet 45 derajat, dan ada pula “ngawet” 90 derajat/ditempat biasa disebut dengan “bengkuk”.

Untuk Gaya Terbang :

*Bila burung mempunyai pegangan ekor “ngawet” 45 derajat: burung dengan pegangan ekor spt ini bila dilepas dg partner yang mempunyai tipe pegangan ekor sama, akan mempunyai gaya lepas/start memutar agak melebar dan tidak beraturan (kadang start belum tinggi burung sudah menuju kearah tujuan)

*Bila burung mempunyai pegangan ekor “ngawet” 90 derajat/”bengkuk”: burung dengan pegangan ekor seperti ini bila dilepas dengan partner yang mempunyai tipe pegangan ekor sama, akan mempunyai gaya lepas/start memutar “cekak”, seperti obat nyamuk (biasanya burung mencapai ketinggian tertentu baru menuju arah tujuan)

*Bila burung mempunyai pegangan ekor “ndlosor”: burung dg tipe pegangan ekor spt ini biasanya mempunyai dua kemungkinan gaya terbang. yg pertama terbang langsung menuju arah tujuan. yg kedua “nggandeng”/ ngikut partnernya.

Kaki

Kalau soal kaki, akan lebih baik yang memiliki kaki yg merit, garing/terlihat “mbesisik” & panjang (baik kaki maupun jarinya) saat dipegang posisi kaki menjorok/mendorong kebelakang sejajar dengan arah ekor.

Tingkah laku merpati

- Suara kepakan sayap bila kita mau memperhatikan suara kepakan dari sayap burung merpati, tentu dari merpati yang satu dan lainnya akan berbeda. apa sebenarnya yang membuat suara kepakan ini kian berbeda, memang suara kepakan dari burung yang sudah jadi/terbang tinggi dan belum jadi/masih latihan ternyata memang berbeda, apalagi dengan burung merpati yang sama sekali belum latih terbang (umbaran)

*Kepakan sayap burung merpati yang sudah terbang akan terdengar lebih ringan (teratatak) kira-kira begitu kalau sudah terbang dan tinggi, di sela-sela kepakannya ada suara seperti(wis.. wis..) *sedangkan sayap burung merpati yg belum folsir terbang/jarang terbang akan terdengar lebih berat(tjeplak-tjeplak) memang kalau tanpa mengamati dengan seksama dan berulang-berulang, akan tampak susah membedakan suara kepakan ini.

- Cara turun saat kita belanja di pasar, tentu akan banyak pedagang yg sibuk menawarkan merpati dagangannya, saat membeli amatilah dari jarak yang jauh, melihat para pedagang menawarkan burung-burung yang dijajakannya pada calon pembeli, biasanya burung ini (burung giring) akan diperlihatkan giringnya dengan cara betina di naik turunkan kurungan, nah saat inilah kesempatan kita menilai mental si burung tersebut. kalau kita mau mengamati, cara turun burung dari kurungan itu akan bermacam2. ada yg melompat dengan mengepakkan sayap, ada yg langsung turun menjatuhkan tubuhnya (ada yang dengan posisi kepala di depan, ada pula yang dadany di depan). Untuk mental burung, burung yang menjatuhkan tubuhnyalah, yg memiliki mental untuk turun. bukan merpati yg turun kurungan dengan cara melompat sambil mengepakkan sayapnya. akan tetapi cara itu hanya bisa di pakai untuk memperkirakan kemampuan mental turunnya, bukan kemampuannya untuk turun. karena untuk kemampuan turun, masih diperlukan perangkat2 lain yg memadai(tulang leher,sapit urang,pinggang,dll)

- Cara Jalan banyak dari penggemar burung merpati tidak lagi memperdulikan cara jalan dari burung merpati ini, memang cara jalan burung hanya bisa digunakan untuk memperkirakan malas dan tidaknya burung,, meski hanya sedikit orang yg mempercayai, semoga pendapat ini bisa sedikit bermanfaat bagi sesama penggemar yg menginginkan burung merpatinya adalah merpati yg rajin dan tidak malas terbang. saat burung berjalan, coba kita amati telapak kakinya apakah napak(menyentuh tanah) atau tidak. biasanya burung merpati yg berjalan hanya menapakkan keempat jarinya (tanpa telapak kakinya), akan mempunyai kemampuan terbang yang lebih panjang/lama dari pada burung yg menapakkan telapak kakiny saat berjalan. Tidak percaya? coba buktikan sendiri dengan burung yg mempunyai segalanya, baik pegangan dan lain2 yg sama, dan perkiraan umur yg sama, latihan yang sama, pakan yang sama, dengan jalan yg berbeda seperti diatas. Saat burung sudah sama2 jadi/hafal lapak/rumah, terbangkan burung berulang kali, dan burung mana yg mempunyai ketahanan terbang paling baik diantara keduanya? burung mana yang lebih dulu lelah/”ngenduk”/hinggap di sembarang tempat?

- Penampilan Setelah melihat cara berjalan dari burung merpati, tidak salah bila kita melihat keunggulan burung merpati dari bentuk tubuhnya saat berdiri. Burung yang berdiri terlihat punggung & pinggangnya menyembul/ tampak “berpunuk”, tentu akan mempunyai kemampuan terbang dan turun yg berbeda dari burung yang mempunyai bentuk tidak seperti itu. biasanya sayap burung akan tampak menggantung.Bila kita melihat merpati dg bentuk tubuh spt itu, ada kemungkinan burung ini mempunyai gaya terbang dengan speed kencang, dan kemampuan turun yg patut diperhitungkan.

- Waspada Saat burung kita lepas di luar kandang, bila kita mau memperhatikan tentu pandangan dan gerak-ik kepala burung merpati ini akan mempunyai gaya yang berbeda. ada yang hanya diam terlihat tak acuh dengan keadaan sekitar, ada pula yang tampak waspada dan gesit mengikuti gerakan2 disekitarnya, baik gerakan didekatnya ataupun gerakan dari kejauhan. burung dg tingkat kewaspadaan tinggi patut kita perhitungkan kemampuan penglihatannya. – Gerak bulu ekor saat kita memilih burung merpati, baik di pasar maupun di peternak, tidak ada salahnya memperhatikan pergerakan bulu ekor merpati tersebut saat bekur.

I. Ekor burung saat bekur yang mempunyai kecepatan “megar-mingkup”/ bulu2 ekornya merapat dengan cepat (dilihat dari samping), biasanya dimiliki oleh burung yang mempunyai pinggang rapat. dan ini sangat mempengaruhi kemampuan turunnya.

II. Ekor burung yang selalu “megar”/terlihat jarak-jarak, dari bulu ekornya (dilihat dari samping), Akan mempunyai kemampuan turun yang kalah baik, bila dibandingkan dengan tipe pertama.

(Sumber Merpati.org)

www.jendelahewan.blogspot.com

Kamis, 23 Agustus 2012

Budidaya dan Pemasaran Asparagus

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Asparagales
Famili: Asparagaceae
Genus: Asparagus
Spesies: A. officinalis
Nama binomial
Asparagus officinalis L.

Deskripsi
Asparagus, dalam pengertian umum, adalah suatu jenis sayuran dari satu spesies tumbuhan genus Asparagus, terutama batang muda dari Asparagus officinalis. Asparagus telah digunakan sejak lama sebagai bahan makanan karena rasanya yang sedap dan sifat diuretiknya. Dengan adanya sifat diuretik tersebut, asparagus berkhasiat untuk memperlancar saluran urin sehingga mampu memperbaiki kinerja ginjal. Asparagus merupakan sumber terbaik asam folat nabati, sangat rendah kalori, tidak mengandung lemak atau kolesterol, serta mengandung sangat sedikit natrium. Tumbuhan ini juga merupakan sumber rutin, suatu senyawa yang dapat memperkuat dinding kapiler.

Sayuran ini merupakan tanaman berumah dua. Artinya, tanaman ini ada yang jantan dan ada yang betina. Asparagus berasal dan banyak ditanam di Amerika, khususnya Amerika Utara, antara lain Lembah California, Sacramento, New Jersey, Carolina Selatan, dan Illinois. Rebung asparagus yang diambil sebagai sayuran adalah rebung yang besar berwarna putih , lunak, dan gemuk.

Manfaat
Biasanya rebung digunakan. sebagai sayuran segar atau makanan dalam kaleng.

Syarat Tumbuh
Lahan yang dibutuhkan oleh sayuran asparagus adalah dataran tinggi dengan ketinggian 600 – 900 m dpl. Asparagus dapat tumbuh optimal pada suhu antara 15 – 25 C dengan curah hujan yang cukup banyak dan merata sepanjang tahun, yaitu berkisar antara 2.500 – 3.000 mm/tahun. Oleh karena itu, syarat utama lahan harus dataran tinggi, berhawa sejuk, dan dekat sumber air agar kebutuhan air di musim kemarau tercukupi. Areal dengan kondisi seperti di atas jarang ditemukan di Indonesia. Asparagus dapat tumbuh pada tanah podsolik merah kuning, latosol, maupun andosol. Asparagus lebih menyukai tanah yang agak berpasir dan berlapisan tanah olah yang tebal. Perlu diingat, asparagus tidak suka tanah yang berdrainase buruk dan banyak liat. Sedangkan pH yang diinginkan adalah 6-6,5 karena ia tidak toleran terhadap tanah yang bereaksi masam. Sebaiknya tanah itu mengandung banyak bahan organik.

Pedoman Budidaya
Tanah yang telah memenuhi syarat untuk ditanami segera dibersihkan dari tanaman herba, kemudian diolah. Setelah siap, tanah diratakan kemudian dibuatkan alur atau parit. Dalamnya parit sekitar 30 cm dengan lebar antara 30-45 cm. Jarak antarparit sekitar 75-90 cm atau 105-110 cm. Setelah itu, tanah itu dibuat guludan. Langkah selanjutnya adalah membiarkan tanah mengering selama 15 hari guna mencukupi kebutuhan oksigen. Kemudian diberi pupuk kandang atau kompos agar kandungan bahan organik cukup tinggi. Bila tanah itu bereaksi cukup masam, maka perlu ditambahkan kapur agar pH menjadi sesuai untuk asparagus.

PEMILIHAN BIBIT DAN PERSEMAIAN
Biji buah yang akan dijadikan benih berasal dari pohon induk yang cukup baik. Syarat untuk dapat menjadi induk adalah harus sehat, tumbuh normal, rebung berkualitas tinggi, dan sudah cukup tua, yaitu lebih dari dua tahun. Sebelum disemaikan, sebaiknya biji direndam dalam air selama 24 jam agar kulit pelindung benih yang keras menjadi lunak sehingga perkecambahan dipercepat. Akan lebih baik lagi bila air yang digunakan bersuhu 30 C dan waktu perendaman 84 jam. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen, air rendaman harus sering diganti, terutama ketika suhu air sudah jauh menurun. Guna menghasilkan persemaian yang bagus, benih dideder dalam sebuah bak.

Keuntungan dari pendederan ini antara lain dapat berfungsi sebagai seleksi terhadap benih yang sekaligus memudahkan perawatan dibandingkan benih yang langsung disemai. Sebelum benih disemai, tanah diolah terlebih dahulu, digemburkan, lalu dicampur dengan pasir dan pupuk kandang (kompos) sebanyak 2-5 ton/ha. Setelah itu, tanah campuran dibuat bedengan berukuran panjang 5-10 meter dan lebarnya sekitar 1 meter. Jarak tanam persemaian antarbaris kira-kira 30 cm, sedangkan jarak tanam dalam baris sekitar 5-7,5 cm. Pinggiran petakan persemaian dapat diperkuat dengan bambu atau papan agar tanahnya tidak longsor bila terkena hujan.

PEMELIHARAAN PERSEMAIAN DILAKUKAN DENGAN CARA :
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari, terutama bila tanah cukup kering, penjarangan benih yang terlalu rapat tumbuhnya, penjarangan atap pelindung sesuai dengan pertumbuhan bibit sampai kemudian atap diangkat pada saat seminggu sebelum tanam, penjagaan bibit dari serangan hama dan penyakit, serta pemupukan dengan pupuk kandang dan Urea/ZA serta TS/DS. Pupuk kandang sebaiknya dicampur bersama tanah dan pasir. Bila digunakan Urea/ZA, sebelum benih disebar, perlu diberi jarak waktu antara saat penambahan pupuk dengan penyebaran biji, yaitu sekitar 5-7 hari. Kebutuhan pupuk saat benih di persemaian adalah sekitar 10 g/tanaman untuk Urea atau 15 g/ tanaman untuk ZA dan 10 g/tanaman untuk TS atau DS.

PENANAMAN
Sebelum penanaman, dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk kandang yang dimasukkan dalam alur/parit kemudian dicampur bersama tanah. Kebutuhan pupuk kandang berkisar 5-10 ton setiap ha. Bibit asparagus yang akan ditanam adalah bibit yang telah mencapai tinggi minimal 30 cm atau berumur kira-kira 6-8 bulan. Bibit itu dibongkar dari persemaian secara hati-hati agar akarnya tidak banyak terbuang. Selanjutnya bibit diletakkan pada cemplongan (parit), kemudian ditimbun dengan tanah bekas galian. Jarak tanam asparagus adalah sekitar 50-60 cm bila jarak antaralur 75-90 cm. Sedangkan bila jarak antaralur 105-110 cm, maka jarak antartanaman dalam baris sekitar 35-45 cm. Dengan jarak itu, jumlah asparagus yang dapat ditanam dapat mencapai 20.000-25.000 pohon dalam satu ha.

Pemeliharaan
Pembumbunan dilakukan setiap sebulan sekali, atau tergantung banyak sedikitnya rumput (herba) yang mengganggu atau banyak sedikitnya hujan. Selain itu, dilakukan pula penjarangan dengan cara membuang tanaman yang sudah tua atau kering sehingga hanya terdiri dari 3 atau 4 tanaman. Bersamaan dengan pembumbunan, sebaiknya dilakukan pula penyiangan dan pemupukan. Pemupukan dengan Urea/ZA dilakukan setiap 14-21 hari sejak bibit mulai tumbuh dan jumlahnya disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan. Pemupukan dengan pupuk kandang/kompos dapat diulangi setiap 4-5 bulan sekali. Pemakaian pupuk K dapat digunakan setiap 6 atau 8 minggu selama musim penghujan.

Hama dan Penyakit
Asparagus tidak terserang hama dan penyakit yang banyak. Salah satu penyakit yang sering menyerangnya adalah penyakit bercak daun. Penyakit ini menyerang daun sehingga mengakibatkan daun menjadi berbercak-bercak kekuningan sampai merah kecokelatan. Penyebab penyakit ini adalah sebangsa jamur (fungi). Pemberantasan atau pencegahan meluasnya penyakit ini adalah dengan penyemprotan fungisida yang mengandung bahan dasar tembaga, antara lain bubur bordo, bubur burgundy, dan insoluble coppers.

Panen dan Pasca Panen
PEMANENAN Panen rebung asparagus di daerah tropis lebih cepat dilakukan dibandingkan pada daerah subtropis. Di daerah tropis, panen pertama kali sudah dapat dilakukan saat tanaman berumur 8 -10 bulan sesudah penanaman. Dalam pemanenan ini, perlu diperhatikan mutu yang akan dihasilkan, yaitu harus sesuai dengan tujuan pemasarannya. Ada tiga mutu asparagus yang sering ditemukan di pasaran, yaitu mutu I, mutu II, dan mutu III. Untuk memperoleh asparagus mutu I, perlu ketelitian dan ketekunan mengamati ujung rebung yang akan muncul di atas tanah pada pagi hari.

Pengamatan sebaiknya dilakukan sejak sore hari dengan jalan membuka-buka tanaman dan memberinya tanda bila terlihat ada rebung yang akan muncul. Kemudian tanah di sekitarnya ditimbuni tanah kembali sampai saat pemetikan dilakukan. Apabila panen terlambat satu atau dua hari, maka yang dihasilkan adalah rebung mutu II. Sedangkan rebung mutu III adalah rebung yang dipanen setelah dibiarkan lebih dari tiga hari dari saat muncul di permukaan tanah. Di samping tiga mutu rebung di atas, ada juga rebung asparagus afkiran. Biasanya rebung yang demikian dipanen setelah tumbuh 15 cm di atas permukaan tanah. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum matahari bersinar terik. Panen saat matahari terik akan menurunkan mutu rebung. Sedangkan rebung yang dipanen pada sore hari direndam dulu dengan air dingin agar pada pagi hari mutunya masih bisa bertahan.

PROSPEK ASPARAGUS
asparagus juga perlu diperhatikan agar segala manfaat dan kandungan gizi di dalamnya tidak hilang. Cara pengolahan yang baik adalah dengan merebus asparagus sekitar 3-4 menit, lalu diolah menjadi sup atau kimlo. Selain sedap disantap, khasiatnya juga luar biasa untuk kesehatan tubuh.

Selain untuk bahan makanan ternyata asparagus kaya akan manfaat sebagai obat dalam gizinya antara lain :

Asperegine
zat yang berguna untuk memperbaiki pencernaan makanan dan melancarkan air seni.

Asam Folik
membantu mengurangi cacat bawaan pada bayi, kanker panggul, usus dan dubur, serta bermanfaat untuk mencegah penyakit-penyakit jantung.

Aprodisiak
Zat untuk merangsang organ seksual dan mengobati nyeri menstruasi.

Vitamin C
Dapat membantu tubuh mencegah kanker, penyakit jantung serta meningkatkan daya tahan tubuh.

Potassium
Meregulasikan keseimbangan elektrolit dalam sel dan menjaga fungsi jantung dan tekanan darah yang normal menyembuhkan batu empedu, batu ginjal, kanker prostat, flek hitam kulit.

Akar rhizoma asparagus
Berkhasiat untuk pengobatan infeksi saluran kemih dan batu ginjal secara tradisional.

Selain lezat diolah menjadi beragam masakan, asparagus juga mempunyai kandungan gizi yang sangat baik. Beragam mineral, kalsium, potassium, vitamin A, D juga E ada di dalamnya. Sayuran ini juga rendah kalori, baik dikonsumsi bagi Anda yang sedang menjalani terapi diet.

Kandungan seratnya (dietary fiber) sangat tinggi. Serat dalam asparagus mampu mengikat zat karsinogen penyebab kanker. Serat juga membantu lancarnya proses pencernaan tubuh sehingga Anda terbebas dari gangguan sembelit atau susah buang air besar. Beberapa lembaga ilmiah telah melakukan uji klinis terhadap asparagus. Terbukti sayuran ini mampu meningkatkan kesuburan pria. Kandungan asam amino asparagines merangsang ginjal membuang sisa metabolisme tubuh. Zat aktif lain dipercaya meningkatkan sirkulasi darah adn membantu melepaskan deposit lemak dalam dinding pembuluh darah. Sangat baik dikonsumsi bagi Anda yang berjerawat, penderita eksim, gangguan ginjal dan prostat. (OL-08)

Selain itu juga asparagus memiliki khasiat yang lain, yaitu :

1. Asparagus yang biasanya direbus atau dibikin jus kaya kandungan gizi yaitu vitamin C, vitamin E, vitamin B6, kalsium, magnesium, seng, protein, vitamin A, vitamin K, tiamin, riboflavin, rutin, niasin, zat besi, fosfor, potassium, tembaga, mangan, dan selenium, serta kaya akan serat alami yang dapat melancarkan sistem pencernaan. Sayuran ini juga memiliki kandungan kalori yang rendah, tidak mengandung lemak atau kolesterol, dan memiliki kandungan sodium yang sedikit.

2. Dalam asparagus juga banyak terkandung asam folat.
Asam folat dapat membantu memudahkan mendapatkan kehamilan. Selain itu, asam folat sangat berguna bagi ibu hamil dan janin, untuk melindungi cacat tabung saraf bada bayi. Terus mengkonsumsi asparagus setelah kelahiran juga akan memperlancar produksi air susu Ibu (ASI).

3. Berkhasiat bagi kesehatan tubuh.
Khasiat asparagus bagi tubuh antara lain mampu memperbaiki sistem kardiovaskuler dengan memperkuat fungsi hati, memperbaiki aliran darah, dan memperkuat kapiler tubuh.

4. Sayuran ini juga berkhasiat untuk mencegah penyakit radang sendi, baik untuk penderita artritis, melindungi pecahnya pembuluh darah, mampu perbaiki kinerja ginjal, dan usus karena sifat diuretiknya (mengeluarkan cairan yang tak berguna dari tubuh dalam bentuk air seni). Dengan kata lain akibat efek diuretik ini akan membuat saluran urin menjadi lebih lancar dan mampu menghilangkan kristal ginjal. Namun jangan heran bila setelah mengkonsumsi asparagus, urin Anda agak sedikit berbau tajam seperti sehabis memakan petai.

* Asparagus dapat mencegah kram selama menstruasi.
* Asparagus memiliki antioksidan sehingga mencegah efek-efek penuaan.
* Asparagus mampu menaikkan libido dan memberikan rasa nyaman.
* Asparagus membantu dalam treatmen penyakit HIV.
* Asparagus membantu mencegah multiple sclerosis.
* Asparagus membantu mencegah penyakit kudis.
* Asparagus juga bagus untuk mata karena dapat mencegah katarak.

* Makan asparagus juga mampu menutrisi rambut untuk mencegah rambut rontok.
* Asparagus juga dapat menangkal kanker, khususnya kanker paru. Kandungan agen anti kanker di dalamnya mampu menyusutkan tumor, dan meningkatkan produksi sel darah putih.
* Asparagus juga berguna bagi penderita sakit gigi.

Sumber : http://blogs.unpad.ac.id/

www.jendelahewan.blogspot.com

Rabu, 22 Agustus 2012

Tips Merawat Burung Kenari

Nama burung kenari belakangan ini menjadi cukup populer di kalangan pecinta burung kicauan. Dengan penampilan yang keren ditambah suara yang bagus tidak heran bila kenari menjadi salah satu burung yang dicari. Untuk memperoleh kenari yang bagus ada 2 cara, yaitu dengan membeli burung yang sudah jadi atau membeli bakalan kemudian melatihnya perlahan-lahan hingga menjadi jagoan. Nah, pada artikel kali ini akan diberikan beberapa tips yang bisa anda gunakan untuk memilih dan juga merawat burung kenari.

* Pilih burung kicauan kenari dari pejantan yang berkualitas, dimana ciri-ciri kenari jantan yang mempunyai grade bagus adalah bentuk kepalanya agak kotak dan juga pada tempat pembuangan kotorannya seperti condong keluar.

* Berikan makanan sesuai dengan jenis burung kenari anda, maksudnya bila kenari anda termasuk dari jenis lokal maka sebaiknya berikan saja makanan lokal. Hal ini disebabkan lidah kenari lokal hanya cocok dengan makanan yang berasal dari daerah setempat. Kecuali bila kenari anda termasuk dalam jenis impor, maka makanan impor bisa dicoba.

* Untuk mendapatkan burung kenari dengan nafas yang panjang, biasakanlah memberi sangkar yang luas pada burung kicauan kesayangan anda. Hal ini akan memudahkan kenari untuk bergerak leluasa, selain melatih gerak juga menjadikan kenari tidak gampang stress.

* Bila perlu, makanan tambahan dapat diberikan pada kenari kesayangan. Seperti sawi, wortel, ketimun, selada dll. Sebagai contoh, misalnya ketimun, diberikan bila kenari anda terlalu gemuk. Sawi atau sosin diberikan untuk membuat bulu kenari terlihat bersih dan juga bersinar sesuai sesuai warna dasarnya.

* Jemur burung kenari di bawah terik matahari pagi, sekitar 1 jam

* Mandikan burung sekali dalam seminggu

* Berikan kerodong penutup, khususnya bila malam telah tiba. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah gigitan nyamuk.

Tips untuk pakan kenari

Untuk mendapatkan kicau burung selalu prima, terkadang burung kenari butuh makanan tambahan yang yahud dan mantap. Anda pun dapat meracik sendiri makanan andalan yang bisa digunakan untuk memacu kicau burung kesayangan. Parut 1 siung jahe dan kunyit hingga halus lalu di rebus dengan sedikit air jika sudah panas tiriskan ke dalam tempat semacam panci setelah itu campurkan pakan kenari dengan perbandingan 1 siung jahe dan kunyit untuk 1 kilo pakan kenari biarkan supaya menyerap lalu diaduk, kemudian jemur (dengan serat jahenya) setelah agak kering di garang diatas katel/wajan (tanpa minyak) dengan menggunakan api kecil setelah kering benar lalu angkat, (jangan terlalu lama) lalu suguhkan ke kenari anda. Racikan pakan tersebut akan membuat kenari selalu berbunyi dalam segala medan musim, baik musim panas ataupun dingin. Selamat mencoba tips merawat burung kenari.

Sumber : http://www.pojok-vet.com/Burung/tips-merawat-burung-kenari.html

www.jendelahewan.blogspot.com

Selasa, 21 Agustus 2012

Cara Memelihara Ayam Kalkun

Sebelum Anda memelihara ayam kalkun sebaiknya pelajari dahulu beberapa hal untuk mencapai keberhasilan peternakan ayam kalkun Anda.Kalkun atau ayam kalkun adalah sebutan untuk dua spesies burung berukuran besar dari ordo Galliformes genus Meleagris.

Kalkun betina lebih kecil dan warna bulu kurang berwarna-warni dibandingkan kalkun jantan. Sewaktu berada di alam bebas, kalkun mudah dikenali dari rentang sayapnya yang mencapai 1,5-1,8 meter.

Kalkun diketahui mempunyai kemampuan unik dalam melakukan reproduksi aseksual. Walaupun tidak ada kalkun pejantan, kalkun betina bisa menghasilkan telur yang fertil. Anak kalkun yang dihasilkan sering sakit-sakitan dan hampir selalu jantan. Perilaku ini bisa mengganggu proses inkubasi telur di peternakan kalkun.

Ayam kalkun juga termasuk ayam yang bisa dikonsumsi, walaupun postur ayam kalkun ini lebih besar jika dibandingkan dengan ayam yang lainnya tetapi ayam jenis ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi, harga ayam kalkun dewasa perekor mencapai kisaran 300 – 400 ribu rupiah, harga yang cukup fantastis.

Untuk membudidayakan ayam kalkun ini kita perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya :

Pemilihan Bibit.
Bibit ayam Kalkun harus dipilih agar kita mendapatkan bibit ayam yang sehat dan berkualitas.

Pemilihan Lokasi Peternakan.
Lokasi yang baik akan menjamin pertumbuhan dan kesinambungan bisnis Ayam Kalkun.Lokasi yang ideal untuk beternak ayam Kalkun adalah disekitar pantai, sungai, danau dan persawahan untuk memudahkan ayam kalkun mencari makanan tambahan.

Pembuatan kandang
Kandang merupakan tempat tinggal ayam dan sama seperti rumah, kandang juga harus bisa memberikan rasa aman dan terlindungi buat si ayam, untuk menghindari ayam dari stress dan lari ke kandang orang lain sebaiknya kandang dibuat ideal untuk ayam Kalkun.

Makanan
Berikan makan sesuai kondisi dan umur ayam kalkun karena untuk jenis ayam kalkun anakan dan kalkun dewasa memiliki porsi dan menu berbeda karena kemampuan lambung untuk menampung makanan dan kemampuan untuk mencerna makan berbeda.

sumber: sidoharjo.com
Ditulis Oleh : Maman Soleman

www.jendelahewan.blogspot.com

Senin, 20 Agustus 2012

Pembenihan Ikan Hias Beranak (live bearer)

Ada beberapa jenis ikan hias yang berkembang biak dengan cara beranak. Yang termasuk ikan hias yang beranak (live bearer) adalah Ikan Guppy (Poecilia reticulata), Ikan Molly (Poelicia latipinna), Ikan Platy (Xiphophorus maculatus) dan Ikan Sword tail (Xiphophorus helleri).

Pemilihan Induk

Pilihlah induk yang berukuran relatif besar, bentuk tubuh yang mengembung serta mempunyai warna yang indah.
Induk jantan mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal yang menjadi sirip yang panjang. Tubuhnya ramping, warnanya lebih cerah, sirip punggung lebih panjang dan kepalanya besar.
Induk betina di belakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus. Tubuhnya gemuk, warnanya kurang cerah, sirip punggung biasa dan kepalanya agak runcing.

Pemijahan

Induk-induk yang telah dipilih dimasukkan dalam satu bak untuk beberapa pasang induk. Namun apabila menghendaki keturunan tertentu dapat pula dilakukan dengan cara memisahkan dalam bak tersendiri sepasang-sepasang. Bak-bak pemijahan harus dikontrol setiap hari. Setelah lahir, anak-anak ikan harus cepat-cepat diambil dan dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan oleh induknya.

Pemeliharaan Benih

Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan karena masih mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 – 5 hari anak ikan baru dapat diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur yang telah direbus dan dihancurkan. Setelah mencapai ukuran medium (2 – 3 cm) dapat diberikan makanan cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 – 7 cm) dapat diberi makanan cuk dan makanan tambahan berupa cacing kering atau agar-agar.

Sumber : http://mamanabee.wordpress.com/

www.jendelahewan.blogspot.com

Minggu, 19 Agustus 2012

Cara Mudah Menjodohkan Burung Perkutut

Cara menjodohkan burung perkutut memang diperlukan kesabaran, karena ada beberapa prilaku perkutut yang kadang tidak segera mau dijodohkan. Diperlukan beberapa indukan supaya mendapatkan jodoh yang cocok dan bisa segera melangsungkan perkawinan.

Ciri burung perkutut yang sudah jodoh adalah terlihat akrab dan saling berdekatan antara jantan dan betina di dalam kandang. Si perkutut jantan akan terus menggoda perkutut betina dengan berciuman dan menaiki punggung betina berkali-kali. Disaat keduanya telah cukup pemanasan barulah akan terjadi perkawinan. Setelah kawin maka keduanya akan mulai sibuk dengan persiapan membuat sarang.

Sedangkan apabila burung perkutut tidak jodoh maka akan terjadi keramaian yaitu berkelahi dan saling patuk antara perkutut jantan dan betina. Jika hal ini dibiarkan maka bisa jadi si betina terluka. Untuk menghindari kejadian seperti ini maka potonglah bulu sayap burung perkutut jantan agar gerakannya tidak terlalu agresif. Selain itu sediakanlah kandang yang lebih luas agar burung perkutut bisa lebih bebas bergerak untuk menyesuaikan keadaan. Untuk meminimalisir terjadinya perkelahian maka masukanlah si jantan kedalam kandang betina dengan masih menggunakan penyekat. Jika jantan terlihat bersahabat barulah dilepas keluar sekat dan bergabung dengan perkutut betina.

Jika tidak adanya ketertarikan dari kedua burung perkutut tersebut maka segeralah ganti pasangannya dengan perkutut yang lain, mungkin memang keduanya bukan jodohnya. Jadi harus punya kesabaran yang tinggi dalam pemilihan bahan pasangan burung perkutut kesayangan anda.

Sumber : http://usahasuksesmandiri.blogspot.com/

www.jendelahewan.blogspot.com

Sabtu, 18 Agustus 2012

Mengatasi Penyakit Adenium yang Sering Menyerang

Mengatasi penyakit adenium merupakan bagian dari merawat tanaman adenium atau kamboja jepang. Sebenarnya tanaman ini jarang terkena penyakit. Tapi kalau adenium dibudidayakan banyak, tentu besar kemungkinan ada yang terkena penyakit. Lantas penyakit apa saja yang sering menghinggapi adenium. Saya akan coba sharing dibawah ini.

Penyebab utama adenium terkena penyakit karena lingkungan tanaman tidak terjaga kebersihannya. Dari sini mulai timbul gulma yang bisa menjadi faktor hama dan penyakit.

Penyakit yang Sering Menyerang Adenium

1. Pomopsis
Tanda dari adenium terkena pomopsis adanya bercak coklat pada daun, makin lama makin melebar kemudian membusuk.

Cara mengatasi penyakit pomopsis ini dengan menyemprot Manzate, Daconil atau Ortocide. Dosis pemberian 1 g / l air.

2. Layu pucuk
Layu pucuk disebut juga dengan layu fusarium. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Fusarium. Adenium yang diserang terlihat pucuk daun hitam dan busuk. Tetapi tidak berbau sehingga menyebabkan tanaman mogok bertunas.

Cara mengatasi dengan menyemprotkan Manzate, Daconil atau Orthocide. Pemakaian dengan dosis 1 g / l air.

3. Busuk Akar
Penyakit ini tidak disebabkan oleh cendawan, virus atau bakteri. Busuk akar termasuk penyakit fisiologis. Diawali dengan menyiram berlebihan atau curah hujan tinggi, akibatnya media tanam menjadi lembab. Kondisi media lembab berkepanjangan berakibat busuk akar atau busuk bonggol.

Kalau busuk akar terlihat yaitu diatas media tentu cepat di obati. Celakanya kalau tidak terlihat karena ditutupi media tentu akan cepat melebar. Hal ini ditandai dengan kuning daun dan adenium jadi kerdil.

Mengatasinya, segera bongkar media tanam, lalu potong akar busuk dengan pisau steril. Bagian potongan diolesi fungisida Benlate. Setelah itu digantung atau ditanam kembali dengan media baru. Untuk sementara tunda dulu menyiram media.

Bagaimana? Apakah Hobiis pernah mengalami penyakit adenium seperti diatas? Mudah-mudahan solusi ini dapat membantu.

Sumber : http://tutoadenium.blogspot.com/

www.jendelahewan.blogspot.com

Jumat, 17 Agustus 2012

Tips Sukses Beternak Ayam Broiler

Agar mampu terus bertahan di bidang usaha ternak ayam broiler, kita harus tahu faktor-faktor apa saja yang merupakan penentu keberhasilan usaha ternak tersebut.

Fakta membuktikan dari tahun ke tahun kebutuhan masyarakat terhadap daging broiler terus meningkat. Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi daging broiler, terjadi juga peningkatan terhadap usaha peternakan ayam broiler. Tetapi sangat disayangkan animo peternak terhadap komoditi yang satu ini tidak disertai kestabilan keuntungan yang dapat diraih oleh peternak, sehingga seringkali kita dengar banyak peternak yang gulung tikar.

Menurut Wirama Yuda (1996), ada banyak hal yang perlu diperhatikan oleh peternak atau calon peternak, agar usahanya dapat berkesinambungan, diantaranya adalah :

1. Kandang
Sebelum memulai usaha ternak broiler, kita harus mempunyai kandang yang memenuhi syarat-syarat teknis dan kesehatan ternak, antara lain : tidak bocor waktu hujan, ventilasi cukup dan sinar matahari tidak dapat masuk secara langsung ke dalam kandang. Jarak antar kandang tidak terlalu rapat, dengan jarak minimal antar kandang selebar satu kandang. Saluran-saluran air atau pembuangan di sekitar kandang harus lancar. Lantai kandang harus miring ke satu atau dua arah untuk mempercepat proses pembersihan dan mencegah menggenangnya air di dalam kandang. Bahan-bahan dan konstruksi kandang harus kuat dan tahan lama sehingga tidak cepat rusak ataupun membahayakan pekerja.

2. Peralatan kandang
Peralatan kandang yang vital seperti tempat pakan (feeder), tempat minuman (drinker), pemanas, seng pelindung anak ayam (chick guard), layar/tirai penutup kandang dan alat semprot desinfektan (sprayer) harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Sebab jika peralatan tersebut kurang dari kebutuhan berdasarkan jumlah ayam yang dipelihara, dapat menimbulkan problem- problem : berat badan standar akan sulit tercapai. Jumlah ayam yang kerdil akan tinggi. Problem penyakit yang timbul akan lebih sering dan sulit untuk diatasi. Angka kematian tinggi serta kualitas rata-rata ayam secara keseluruhan akan jelek.

3. Anak ayam DOC
Anak ayam umur sehari (DOC) yang baik mempunyai ciri-ciri : bulu kering dan bersih, berat tidak dibawah standar (minimal ± 39 gr/ekor), lincah, tidak mempunyai cacat tubuh dan tidak menunjukkan adanya penyakit-penyakit tertentu seperti ompalitis, ngorok ataupun pullorum yang dapat dilihat dari adanya kotoran berwarna putih yang melekat pada dubur.

4. Pakan
Pakan yang baik adalah yang cukup mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh ayam (protein, lemak, abu, serat kasar, energi, vitamin dan asam-asam amino).

Hal ini dapat dilihat dari standar kebutuhan zat-zat makanan pada masing-masing eriode pemeliharaan yang dapat dipenuhi oleh pakan tersebut. Yang juga tidak kalah penting tapi sering terlupakan adalah pakan tersebut harus tidak menyebabkan diare, sebab diare dapat menyebabkan litter menjadi basah sehingga konsentrasi amoniak di dalam kandang meningkat. Pada akhirnya dapat menimbulkan penyakit dan problem berat badan.

5. Obat-obatan
Meliputi antibiotika, vaksin dan vitamin yang dibutuhkan untuk membantu mempertahankan kesehatan ayam, ataupun mengobati ayam bila terserang penyakit.

Pemilihan dan pemakaian obat-obatan yang digunakan harus tepat sesuai dengan kasus yang dihadapi. Oleh sebab itu, diagnosa penyakit tidak boleh salah untuk keefektifan terapi pengobatan yang dijalankan. Yang wajib untuk dipahami peternak, adalah obat-obatan ini hanya sebagai pendukung, bukan faktor utama yang menyebabkan ayam menjadi sehat. Sebab, faktor utama untuk menghasilkan ayam yang sehat adalah sanitasi dan tata laksana pemeliharaan yang benar. Obat-obatan yang bagus dan mahal tidak akan bermanfaat banyak bila sanitasi dan manajemen pemeliharannya buruk. Malah dapat menimbulkan kerugian, karena problem penyakit akan sering muncul dan sulit untuk diatasi, yang pada akhirnya biaya produksi menjadi tinggi.

6. Manajemen pemeliharaan
Faktor-faktor di atas dapat berfungsi dengan baik bila manajemen atau tatalaksana pemeliharaan yang dijalankan benar. Manajemen yang baik akan meningkatkan efisiensi faktor-faktor produksi, sehingga memperkecil beban pengeluaran, yang pada akhirnya dapat memperbesar keuntungan yang diperoleh.

7. Pemasaran
Akhir dari masa pemeliharaan ayam broiler akan bermuara pada pemasaran, sehingga tahap pemasaran ini tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan suatu usaha. Akan sia-sia kerja yang baik apabila penanganan pemasaran broilernya dilakukan kurang rapi dan terencana karena dapat mengurangi perolehan peternak. Pemasaran yang baik adalah yang tepat waktu, memakan waktu yang sesingkat-singkatnya dan dengan harga jual yang relatif tinggi. Akan tetapi harga jual di sini tentu saja mengikuti pasaran yang berlaku. Oleh sebab itu, faktor ketepatan waktu dan lamanya proses pengangkatan ayam dari kandang sangat penting diperhatikan. Pemasaran yang terlambat, walau hanya satu-dua hari, akan memperbesar biaya produksi terutama untuk pakan. Sedang proses pengangkutan ayam dari kandang yang berlarut-larut akan menimbulkan stres pada ayam sehingga akhirnya akan meningkatkan angka kematian, yang tentu saja menjadi beban peternak.

Source: http://www.poultryindonesia.com/

www.jendelahewan.blogspot.com

Kamis, 16 Agustus 2012

Ternak Sapi Perah Menguntungkan Bila Pemilikan Minimal 6 Ekor

Peternakan sapi perah merupakan salah satu bidang yang mampu membangkitkan perekonomian masyarakat. Namun dari pendekatan ekonomis, usaha itu terlihat kurang menguntungkan karena pemilikan ternak yang rendah. Hal tersebut disampaikan Prof Dr Ir Sudi Nurtini SU saat dikukuhkan dalam jabatan guru besar pada Fakultas Peternakan UGM, di Balai Senat UGM.

Menurutnya, usaha tani sapi perah menguntungkan dan berkelanjutan apabila pemilikan minimal 5,23 unit ternak atau 6 ekor sapi dan proporsi sapi laktasi 70%. Sementara itu, skala ekonomis dapat dicapai dengan kepemilikan 10-12 ekor sapi per peternak.

Dalam pidato berjudul ''Insentif Ekonomi Peternakan Sapi Perah Rakyat'', Prof Nurtini menyebutkan bahwa peternak membutuhkan insentif agar mereka dapat mengembangkan usaha peternakan sapi perah yang lebih efisien. Dengan hal tersebut, diharapkan pada waktunya akan memantapkan industri persusuan domestik.

''Peternak sapi perah rakyat masih saja mengalami disinsentif dan jika hal ini dibiarkan terjadi, maka akan menjadi penghambat pencapaian keberhasilan industri persusuan nasional,'' katanya.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan insentif ekonomi peternak sapi perah rakyat adalah dengan perluasan pasar. Dalam praktik pemasaran susu segar, industri pengolahan susu (IPS) masih dianggap sebagai pasar utama yang seharusnya hanya merupakan pasar alternatif dari peluang pasar lain yang memiliki kaitan lebih erat dengan kepentingan peternak.

''Masyarakat Indonesia yang lebih memilih susu bubuk dan susu kental manis daripada susu segar/susu cair merupakan tantangan sekaligus peluang bagi produsen. Terobosan peluang pasar itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar pasar lebih kompetitif,'' kata wanita kelahiran Yogyakarta, 25 Desember 1953 itu.

Pola konsumsi susu masyarakat Indonesia berbeda dengan sejumlah negara maju di dunia. Masyarakat Indonesia merupakan konsumen susu cair yang sangat kecil. Data Ditjen Industri Agro dan Kimia menyebutkan pada 2007 konsumsi susu cair Indonesia hanya 18%, sedangkan negara-negara Eropa hampir 100%, Amerika Serikat 99,7%, India 98%, Thailand 88%, dan China 76,5%.

Sementara itu, menurut data FAO (2011), konsumsi susu Indonesia pada 2007 adalah 7,3 liter/kap/th, lebih rendah dibandingkan dengan sesama negara ASEAN, seperti Malaysia 25 liter/kap/th, Thailand 22,1 liter/kap/th, dan Filipina 18 liter/kap/th.

Upaya perluasan pasar susu segar dapat dilakukan melalui program susu untuk anak sekolah. Namun, upaya itu harus sinergi dengan upaya peningkatan kualitas susu dengan mengubah perilaku peternak dan petugas yang menangani pascapanen. Lebih lanjut dikatakannya, Thailand merupakan salah satu negara di kawasan ASEAN yang dalam penanganan industri persusuan relatif lebih baik.

Produksi susu Thailand oleh peternak sapi perah skala kecil yang memiliki ternak antara 5-10 ekor dan sekitar 28% dari peternak memiliki lebih dari 20 ekor sapi perah. Populasi sapi perah di Thailand pada tahun 2009 mencapai 498.000 ekor sapi dengan laktasi 293.000 ekor dan produksi susu 840.000 ton, sedikit lebih tinggi daripada populasi sapi perah di Indonesia, padahal populasi penduduk dan luas wilayah Thailand jauh lebih kecil dibandingkan dengan Indonesia.

''Jadi, tidak ada salahnya kita belajar dari Thailand dalam pembangunan persusuannya,'' tambahnya.

Sumber : http://www.suaramerdeka.com/

www.jendelahewan.blogspot.com

Rabu, 15 Agustus 2012

Peluang Usaha Budidaya Ternak Bekicot

Bagi sebagian orang mungkin masih awam dengan bisnis ini karena pasar bekicot memang di kalangan tertentu saja, walau begitu ternyata peluang usaha budidaya bekicot masihlah sangat terbuka. Harga bekicot bisa dibilang tinggi dan penjualannya masih terbuka dan terserap pasar berapapun yang kita tawarkan.

Pemasaran

Pemasaran utama bekicot adalah restoran-restoran khusus Cina, Jepang, Korea atau Taiwan. Restoran Seafood juga banyak yang mennyajikan menu khusus bekicot sebagai menu "High Class" mereka. Peluang pasar eksport masihlah tinggi terutama ke negara Jepang, Taiwan dan Korea. Selain untuk masakan di atas bekicot juga banyak di gunakan untuk bahan baku obat obatan.

Faktor utama dalam budidaya bekicot

Yang pertama kali mesti diperhatikan dalam budidaya ternak bekicot adalah faktor lokasi. Lokasi perlu dipilih yang dekat dengan jalan, agar mudah penanganannya, baik saat pembuatan kandang, saat pengontrolan maupun penanganannya pascapanen, artinya pada saat membawa hasil panen bekicot tersebut tidak kesulitan dalam transportasinya. Lokasi yang sesuai untuk budidaya bekicot adalah lokasi yang basah serta lembab dan terlindung dari cahaya matahari secara langsung. Selain itu juga tanah yang disukai adalah tanah yang banyak mengandung kapur sebagai zat untuk pembentukan cangkang. Hal ini akan mempermudah usaha rumahan ternak bekicot kita.

Penyiapan Sarana dan Peralatan

Perkandangan

Walaupun lahan yang diperlukan tidaklah terlalu luas namun persyaratan mengenai kelembaban dan keteduhan perkandangan perlu diperhatikan, karena dalam aslinya dan untuk berkembang biak secara baik bekicot senang dengan keadaan yang lembab dan teduh. Kandang didirikan di tanah kering, teduh, lembab dengan suhu udara berkisar 25-30 derajat C. Jika dibuat di kota besar seperti Jakarta, lahan perkandangan dapat dikondisikan di tempat yang teduh, dengan memberikan perlindungan berupa tanaman, tanaman diletakan di sekitar kandang. Untuk menjaga kelembaban dapat diletakan ember-ember berisi air dengan diberikan untaian-untaian kain yang mudah menyerap air. Tapi jangan lupa untuk memberikan bubuk abate atau memasukan ikan kecil di dalam ember air, untuk mencegah nyamuk berkembang biak.

Cara pemeliharaan bekicot tidak terlalu sulit. Bisa dilakukan secara terpisah, artinya bekicot yang kecil dipelihara terpisah dari yang besar. Bisa juga dilakukan secara campuran, yaitu bekicot kecil dan besar dipelihara dalam satu kandang tanpa melihat umur/besarnya. Bila dilakukan secara terpisah resikonya harus dibuat beberapa kandang. Fungsi kandang itu antara lain untuk penetasan, pembesaran dan sebagai kandang induk.

Ada tiga cara berternak bekicot di dalam kandang, antara lain:
1. Kandang kotak kayu

Kandang terbuat dalam lembaran kayu tripleks yang berkaki. Untuk kerangkanya dapat digunakan kayu kaso. Ukuran panjang dan lebar kandang adalah 1 x 1 meter, tinggi 1,25 meter. Di atas kotak tersebut diberi kawat kasa, agar bekicot tidak keluar dari dalam kandang. Sebaiknya di atas kotak perlu dibuatkan tempat berteduh, agar keadaan tempat selalu gelap/tidak langsung kena sinar matahari.

2. Kandang dari bak semen
Pembuatan kandang ini sama dengan kandang kotak kayu. Dalam bak semen yang perlu diperhatikan adalah alasnya. Untuk menciptakan suasana lembab, alas semen perlu diberi tanah dan cacing untuk menggemburkan tanah dan menyerap kotoran yang dikeluarkan bekicot. Tebal lapisan tanah di dalam bak sekitar 30 cm. Zat-zat makanan yang diperlukan bekicot hendaklah selalu tersedia di dalam bak.

3. Kandang galian tanah
Tanah digali dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi 1 x 1 x 1 m. Perlu diperhatikan sebaiknya tanah galian yang akan digunakan untuk kandang dipilih yang agak kering. Sebaiknya kandang dibuat di bawah pohon yang rimbun, kalau dindingnya terlalu basah perlu diberi lapisan pasir.

Untuk menjaga keadaan selalu gelap, seperti cara pertama dan kedua, di atas kandang perlu dibuatkan bedeng sebagai penutup. Masa panen, bila kandangnya terbuat dari tanah galian, cara pengambilannya dilakukan dengan menggunakan galah yang bisa menjepit bekicot agar bekicot dan telurnya tidak rusak.
Peralatan yang dibutuhkan antara lain : Alat-alat yang diperlukan untuk pembuatan kandang: kayu, semen, bata pasir, kain kasa dan cangkul.

Pembibitan
Pemilihan Bibit Calon Induk

Jika bibit unggul belum tersedia maka sebagai langkah pertama dapat digunakan bibit lokal dengan jalan mengumpulkan bekicot yang banyak terdapat di kebun pisang, kelapa, serta semak belukar. Bekicot yang baik dijadikan bibit adalah yang tidak rusak/cacat yang sementara waktu dan yang besar dengan berat lebih kurang 75-100 gram/ekor.

Reproduksi dan Perkawinan
Bekicot biasanya mulai kawin pada usia 6 sampai 7 bulan di tempat pemeliharaan yang cukup memenuhi syarat. Pada masa kawin bekicot betina mulai menyingkir ke tempat yang lebih aman. Bekicot bertelur di sembarang tempat. Jumlah telurnya setiap penetasan biasa mencapai lebih dari lima puluh butir (50-100). Jumlah produksi telur tergantung masa subur bekicot betina itu sendiri. Besar telur bekicot tidak lebih dari 2 mm.

Proses Kelahiran
Telur bekicot akan menetas setelah usianya cukup. Pada waktu telur itu menetas dan menjadi anak cangkang, biasanya tidak ditunggui induknya. Begitu bekicot selesai bertelur, telurnya ditinggalkan begitu saja. Telur bekicot akan pecah sendiri melalui proses alam.

Tidak semua jenis bekicot cocok untuk dibudidayakan. Dua jenis bekicot yang biasa diternakkan, yaitu spesies Achatina fulica dan Achatina variegata. Ciri bekicot jenis Achanita fulica biasanya warna garis-garis pada tempurung/cangkangnya tidak begitu mencolok. Sedangkan jenis Achatina variegata warna garis-garis pada cangkangnya tebal dan berbuku-buku.

Penetasan bekicot hingga menjadi anak tergantung pada keadaan tempat dan waktu tetas. Bilamana tempat itu memenuhi syarat (sempurna) seperti kelembaban tanah, iklim dan cahaya yang mencukupi, maka telur akan cepat menetas. Sebaliknya jika keadaan tanah/iklim kering dan tempatnya kurang menguntungkan maka telur akan lambat menetas.

Sumber Daftar Bacaan
Kusnin Asa. 1984. Budidaya Bekicot. Bhratara Karya Aksara. Jakarta
Pinus L. 1988. Beternak Bekicot untuk Perancis, dalam Trubus, Februari
Victor Zebua (1988). Bekicot Melimpah Cacing Daun Bertingkah, dalam Harian Kedaulatan Rakyat, 17 September 1988.
Naryo Sadhori S. 1997. Teknik Budidaya Bekicot. Balai Pustaka. Jakarta.
KONTAK HUBUNGAN
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS JI.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829, Fax. 021 390 9829
Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, JI. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 916669, Fax. +62 21 310 1952,

Situs Web: ristek.go.id ; binaukm.com

www.jendelahewan.blogspot.com

Selasa, 14 Agustus 2012

Cara Merawat Burung Kacer Jadi Juara

Burung kacer merupakan salah satu jenis burung yang cukup banyak peminatnya. Hal ini karena kicauannya yang indah, warna bulu yang kontras dan perawatannya cukup mudah. Namun ada satu masalah yang sering timbul, yaitu: mbedhesi / mbagong / kuda laut.

Berikut tips2 untuk mengatasinya.

Mbagong / mbedhesi / nangkur / kuda laut dll itu istilah untuk satu jenis penyakitnya kacer. Kacer yang membentuk seperti kuda laut, bulu berdiri (merinding) disertai bunyi “ter… Ter…ter…” biasanya sifat ini akan muncul jika kacer melihat lawan, dengar suara burung lain, dsb.

Kebanyakan kacer pasti bagong dan itu tidak dapat dipungkiri karena itu bawaan dari alamnya. Saya berani jamin dah burung2 kacer yang bagus2 di lapangan lomba sepintas emang tidak bagong tapi coba dilihat sehari2nya mesti dia akan sempat bagong cuman yang terpenting adalah perawatan dan penguncian di lapangan yang harus ekstra ketat.

Burung kacer bagong ada berbagai penyebabnya:

* Segi bawaan: ada burung yang dari segi bawaan emang dia udah sering bagong, jadi dari segi ini burung sudah tidak harapan untuk dibuat lomba ato untuk dipoles lagi karena akan menuai hasil yg tidak bagus. Sarannya jual aja ke pasar.

* Segi perawatan: dari segi ini apakah kita sudah benar dalam hal perawatannya, misalnya mandi, jemur plus ekstra foodingnya. Kebanyakan kacer bagong karena dari segi perawatannya emang udah salah. Kacer itu burung yang suka panas maka pemberian pakan seperti kroto itu sedikit aja, kalo nggak sekali selang waktu 2 hari, itu bertujuan meredam hawa birahi yang berlebihan karena sifat dari burung kacer adalah fighter, sehingga diharapkan dalam pemberian kroto selang 2 hari ini agar burung tetap fit di lapangan alias tidak gembos di tengah jalan. Saran saya, burung kacer itu lebih baiknya di fooding jangkrik aja sekitar 10 sampai 20 sehari karena di dalam tubuh jangkrik itu bersifat dingin dan lebih berpotensi untuk menjernihkan suara plus power.

Dapat dibuktikan burung yang kebanyakan ekstra kroto sama jangkrik itu dapat kita lihat jelas sekali perbedaan nya, burung kroto pasti terlalu birahi dan kebanyakan bagong. Kalo burung jangkrik mesti power nya dahsyat dan burung diem diplangkringan alias anteng tapi kerja and tidak gembos. Masalah mandi cukup sehari sekali karena kalo burung kebanyakan mandi seperti kacer akan mengundang birahi bagongnya karena si burung akan sering “didis” (merawat bulunya) sewaktu kita jemur. Penjemuran untuk kacer itu relatif tergantung burungnya, kalo burung bakalan mau kita jemur lama sih gakpapa karena bertujuan untuk pembentukan badan dan melatih nafas agar tidak mudah terserang penyakit, kalo burung jadi maksimal penjemuran sekitar 3 jam itu udah sangat 2 cukup, dengan alasan burung jadi itu tidak usah lama2 dijemur karena nanti kalo pas di lapangan akan cepat abis tenaganya alias gembos tengah jalan, mangkanya kita banyak2 kerodong dia agar banyak istirahat. agar nantinya fit di lapangan.

Cara mengatasi kacer mbagong

Cara mengatasi kacer mbagong / mbedhesi (jawa) / kuda laut dengan prinsip seperti temen saya juga bilang “kurangi rasa birahi”, yaitu dengan:

1. Kurangi / hilangkan sementara pemberian extra-fooding nya, alias berikan dia makanan sehari-hari dengan voor saja.

2. Perbanyak jam gantang di terik matahari dan tungguin jangan sampai dia lemes (entar mati…kasihan khan..)

3. Kurangi mandi (kalo perlu seminggu sekali enggak pa-pa, seperti khasus milik saya)

4. Tambahkan tetes vitamin di air minumnya (sesuai aturan dikemasan)

5. Setelah bagong / bedhes nya hilang baru kita kasih ef-nya dikit-dikit, jangan terlalu banyak bisa cepet kambuh lagi tuh..,

Kacer mbagong itu ada yang gampang sembuhnya ada pula yang amat-2 sulit untuk disembuhkan, coba tempel sesama kacer sudah jalan lagi sampai akhir tanpa mbagong.

Kesimpulan saya, klau kacer dasarnya tidak mbagong kita pulihkan dengan memperbaiki mentalnya (menjauhkan burung-2 yang dia takuti, dan kita buat dia senyaman mungkin pada perawatan hariannya) akan pulih lebih cepat. Lain lagi bila kacer kita sudah mbagong dari sononya waduh saya sudah lebih dari 10 korbannya belum juga bisa sembuh,

Tips Agar Kacer Tidak Gampang Mbagong

Ciri-2 kacer yang tidak gampang mbagong, biasanya itu burung agak lincah / kesit (tidak jinak) dan tidak usah pakai dimainkan tangan untuk perawatannya supaya tidak jadi kolokan.

Sebaiknya perawatan burung itu jangan terlalu berlebih,kita stel saja dalam kondisi

1. kondisi harian:

dalam hal ini perawatan ditujukan untuk harian saja,semisal kalo harian itu dia suka dikasih 10 pagi 10 sore, ya kalo udah setelan nya gt masak mau dirubah lagi. iya sih sih burung kenceng kerjanya tapi kan sayang skalo burung kenceng ndak ada musuh nya ntar jd rusak tuh burung.

2. kondisi lomba:

ini yang wajib dicermati, karena kondisi ini si burung harus betul2 prima dan jos di lapangan. maka dari itu yang biasanya si burung dikasih 10 biji 2 kali sehari maka menunya berubah menjadi 2 kal lipatnya alias 20 pagi sore. dan itu harus ditambah 5 biji sebelum turun ke lapangan kontes itu akan membuat si burung menjadi kenceng. dengan catatan itu dalam kondisi normal perawatnnya. And full kerodong.

Anda juga bida coba mengatasi kacer mbangong / mballon / mbedhesi (jawa) dengan cara istilahnya dikembalikan ke suasana alamnya untuk burung kacer tersebut menjadi siap lomba kembali dengan cara :

1. Menjauhkan dari burung-burung lain yang sedang gacor alias disendirikan.
2. Dimasukan kekandang umbaran yang dibuat dasarnya langsung ketanah, kurung umbarannya dibuat dari strimin, dan dibuat seperti dialamnya.
3. Kalau tidak mempunyai tempat umbaran cukup full kerodong saja kandangnya, walaupun dalam posisi penjemuran.
4. Tempat bak mandinya dikasih pasir yang sudah dicuci bersih, supaya seperti dialamnya kembali dengan syarat dijaga kebersihannya setelah dipakai untuk mandi burung kita.
5. Selama penyembuhan jangan dikasih ef cukup pur saja.
6. Dalam pemberian pada minuman tetap selalu diberikan vitamin, supaya kondisinya tetap prima.

Semua itu dilakukan selama 1 (satu) bulan, dan setelah itu baru diberikan lagi dengan cara sedikit demi sedikit sampai pada posisi maksimal selama 1 (satu) bulan dan setelah diyakini siap lomba barulah burung kesayangan kita dilombakan kembali untuk merebut sang juara.

Sumber : http://solution-u.blogspot.com/2012/04/cara-merawat-burung-kacer-jadi-juara.html

www.jendelahewan.blogspot.com

Senin, 13 Agustus 2012

Cara Memilih Bakalan Burung Pleci Berkualitas

Bagi anda yang akan membeli burung pleci, sebaiknya anda memperhatikan beberapa ciri fisik burung yang akan anda pilih tersebut. Selain itu anda juga harus bisa membedakan kelamin pleci agar tidak salah memilih pleci jantan atau betina.

Kriteria dan ciri fisik pleci yang baik antara lain:
• burung pleci tersebut bergerak lincah dan agresif,
• secara fisik burung tidak cacat,
• postur badan sedang dengan panjang proporsional,
• bulu kering,
• penampilan bulunya rapi dan tidak kusam,
• sayap mengepit rapat dan simetris,
• kepala lebih besar dengan leher panjang padat berisi,
• pangkal paruh lebar,
• paruh tebal panjang selaras dengan lebar pangkal paruh,
• kaki kering dan mencengkeram kuat pada tangkringan.

Membedakan Pleci Jantan dan Betina
Secara umum, perbedaan antara burung pleci jantan dan betina dapat dilihat pada lingkar matanya. Pleci jantan biasanya mempunyai lingkar mata yang tebal dan tajam serta tidak putus-putus. Warna hijau pada bulunya terlihat lebih tajam. Selain itu juga dapat dibedakan melalui kloaka dan duburnya dengan cara ditiup, kalau lebih menonjol berarti jantan.

Harga Bakalan
Karena cara perawatannya yang sangat mudah, burung ini sangat banyak dijumpai di pasaran sehingga harga bakalannya pun menjadi sangat terjangkau. Harga bakalan burung ini di pasaran berkisar antara Rp 10.000 - Rp 20.000. Meskipun harga bakalannya tergolong sangat murah, namun jika sudah dimaster dan sering menang kejuaraan maka hargaya bisa melambung hingga jutaan rupiah.

Selengkapnya: http://www.peliharaan.web.id/

www.jendelahewan.blogspot.com

Minggu, 12 Agustus 2012

Produksi Ikan Gabus Skala Komersial

Harga ikan asin gabus, tergolong paling tinggi di antara ikan asin lainnya. Gabus dan sepat, merupakan dua ikan air tawar yang lazim diasinkan. Sepat yang diasinkan, paling banyak berasal dari Kalimantan. Baik sepat kecil, sedang, maupun ukuran besar. Sedagkan gabus asin, bisa berasal dari mana-mana. Tetapi kebanyakan dari Jawa dan Sumatera. Selain dikenal sebagai ikan asin, gabus juga biasa dipanggang seperti halnya tuna dan tongkol, sebelum dipasarkan. Di kota-kota kecamatan di sekitar waduk, danau, setu dan rawa diJawa, akan kita jumpai ikan nila (mujair), lele, sepat, betik, wader, belut, lele, dan gabus. Di Jawa Tengah, gabus biasa disebut kotes, kutuk, atau deleg. Di Kalimantan dinamakan ikan toman.

Daging ikan gabus tergolong bercitarasa sangat lezat. Jauh lebih lezat dibanding ikan lele. Sayangnya, daging ikan gabus berduri kecil-kecil, seperti halnya daging bandeng dan ikan mas. Meskipun duri lembut dalam daging gabus, tidak sebanyak pada ikan mas dan bandeng, karena terkonsentrasi hanya pada bagian atas. Duri dalam daging ikan gabus yang akan mengganggu ketika disantap ini, tetap tidak mengurangi minat para penggemarnya. Hingga permintaan gabus asin terus saja tetap tinggi, dibanding dengan ikan asin lainnya. Di pasar tradisional maupunpasar swalayan, ikan asin gabus tergolong paling tinggi harganya dibanding dengan ikan asin lain.

Selama ini, produksi gabus asin masih mengandalkan tangkapan dari alam, terutama dari sungai, waduk, danau, setu dan rawa-rawa di Jawa serta Sumatera. Penangkapan gabus dari alam ini masih dilakukan secara manual dengan jaring, jala dan pancing. Ikan gabus ukuran di atas 0,5 kg bobot segar (ketika belum diasin), umumnya berasal dari hasil pancingan. Sementara yang kecil-kecil berasal dari jaring dan jala. Proses pengasinan gabus, selalu dilakukan di lokasi penangkapan. Terlebih bila volume ikan yang ditangkap cukup besar. Harga ikan asin gabus ini sedemikian tingginya, hingga para pedagang sering mengasinkan ikan tangkapan ini, meskipun dalam jumlah satu atau dua ekor saja.

Selain merupakan tangkapan dari alam, gabus juga merupakan produk sampingan dalam budidaya ikan air tawar maupun payau. Sebagai predator, gabus akan makan apa saja. Mulai dari kodok, udang, belut, ikan kecil, bahkan kadang-kadang tikus pun ditangkapnya. Sebab gabus bisa tahan berada di daratan dalam jangka waktu agak lama, karena adanya “labirin” yang bisa menangkap oksigen langsung dari udara, selain tentu saja punya insang. Ikan “hama” ini biasanya dijumpai dalam volume yang cukup besar, terutama di tambak udang. Baik udang air tawar (udang galah) maupun udang air payau (udang putih dan windu). Kadang-kadang para petambak membiarkan gabus ini tetap ada di tambak sebagai ikan hama, sebab nilai ekonomisnya juga cukup baik.

Gabus belum bisa diproduksi secara massal sebagaimana halnya lele, ikan mas, nila dan gurami, karena belum bisa dipijahkan secara buatan. Secara teknis, pemijahan buatan pada gabus sama saja dengan ikan lain, terutama sangat mirip dengan lele. Namun secara aplikatif, teknologi pemijahan ini belum bisa diterapkan, karena belum didukung oleh ketersediaan induk, terutama induk betina. Juga belum didukung oleh kesiapan pasar, yakni para peternak yang akan membesarkannya. Sebab beda dengan lele dumbo yang sudah bisa mengkonsumsi pelet, maka gabus sama dengan lele lokal, hanya mau pakan alami. Baik berupa hewan hidup, maupun yang sudah mati. Inilah yang menjadi penyebab, mengapa gabus masih belum bisa dimassalkan sebagaiana lele dumbo.

Meskipun pemijahan gabus secara buatan masih belum dilakukan secara massal untuk tujuan komersial, namun pemijahan secara alami tetap bisa dilakukan. Sebelum teknik pemijahan buatan bisa diaplikasikan ke ikan mas, maka pemijahan secara alami tetap bisa dilakukan untuk tujuan komersial. Bahkan teknik pemijahan buatan pada lele, baru bisa dilakukan setelah kedatangan lele dumbo. Sementara lele lokal sampai sekaranf tetap belum bisa dibudidayakan. Hingga pemijahan gabus secara alami tetap bisa dikembangkan, selain tetap mengandalkan upaya penangkapan benih dari alam secara manual.

Karena di alam aslinya gabus hidup di perairan dengan lubuk-lubuk yang dalam dan gelap, maka kolam tempat pemijahan gabus memerlukan lubang-lubang buatan. Pemijahan lele lokal yang dikembangkan pada awal tahun 1980an, menggunakan gentong-gentong yang ditaruh miring di dalam kolam. Gentong yang dimiringkan inilah yang dijadikan sarang untuk berpijah bagi lele. Upaya ini relatif berhasil digunakan untuk lele lokal. Tetapi teknik tersebut kemudian tidak berkembang, karena tidak lama kemudian diintroduksi lele dumbo yang bisa dipijahkan secara buatan, serta mau diberi pelet. Sejak itu lele lokal tersisihkan seperti halnya mujair.

Gabus adalah ikan air tawar dari keluarga Channidae. Barangkali karena sosoknya mirip ular, maka gabus juga disebut sebagai snakeheads. Ada dua genera snakeheads, yakni genera Channa yang hidup di Asia dan Parachanna yang terdapat di Afrika. Dari dua genera itu, diperkirakan ada sekitar 30 spesies ikan gabus dengan perbedaan ukuran yang sangat mencolok.Yang paling kecil adalah Channa gachua dengan panjang 25 cm, dan digolongkan sebagai “dwarf snakehead”. Kebanyakan spesies gabus berukuran 60 sd. 100 cm. Dan hanya dua spesies yang mencapai ukuran di atas 1 m. dengan bobot 6 kg, yakni Channa marulius dan Channa micropeltes.

Dari 30 spesies snackhead tersebut, diantaranya adalah: Borna snackhead (Channa amphibeus), Northern snackhead (Channa argus), Channa asiatica, Channa aurantimaculata, Channa bankanensis, Barca snackhead (Channa barca), Rainbow snackhead (Channa bleheri), Channa burmanica, Channa cyanospilos, Channa gachua, Channa harcourtbutleri, Forest snackhead (Channa lucius), Channa maculata, Channa marulioides, Great snackhead (Channa marulius), Channa melanoptera, Black snackhead (Channa melasoma), Giant snackhead (Channa micropeltes), Channa nox, Walking snackhead (Channa orientalis), Channa panaw, Channa pleurophthalmus, Spotted snackhead (Channa stewartii), Snackhead murrel (Channa striata), Parachanna africana, Parachanna insignis, Obscure snackhead (Parachanna obscura).

Selama ini masyarakat menyebut semua snakehead dengan nama gabus. Padahal, gabus kita sebenarnya terdiri dari beberapa spesies. Mulai dari Great snackehead (Channa marulius), Snackhead murrel (Channa striata), Giant snackhead (Channa micropetes), Forest snackhead (Channa lucius) dan Channa gacua. Tiga spesies gabus yang hidup di perairan Indonesia, Great snackehead, Snackhead murrel, dan Giant snackhead, bisa mencapai panjang 1 m. Forest snackhead hanya bisa mencapai panjang 40 cm, dan Channa gacua merupakan snakehead paling kecil, dengan panjang maksimun 20 cm. Channa gacua inilah yang di Jawa Tengah disebut “kotes”.

Great snackehead, pernah diberi nama Ophiocephalus striatus (Bloch, 1793) serta Ophiocephalus vagus (Peters, 1868). Namun nama yang sampai sekarang digunakan adalah Channa marulius (Hamilton, 1822). Dengan panjang bisa mencapai lebih dari 1 m, dan bobor lebih dari 6 kg, Channa striata, Channa marulius, dan Channa micropetes, potensial untuk dikembangkan sebagai ikan budidaya. Sifatnya sebagai ikan predator, bukan merupakan halangan untuk menjinakkannya hingga mau mengkonsumsi pakan buatan. Sebab lele dumbo dan patin pun, sebenarnya juga ikan carnifora. Demikian pula sidat jepang dan kodok Bullfrog dari AS, yang sekarang sudah bisa dibudidayakan secara intensif.

Sebelum upaya pemijahan serta penciptaan pakan buatan berhasil dilakukan, gabus tetap bisa dibudidayakan secara semi intensif. Caranya, pemijahan dilakukan secara alami, dengan kolam mendekati habitat asli gabus. Selanjutnya burayak gabus dikumpulkan, untuk dibudidayakan secara khusus dalam bak, dengan pakan intensif, aerator, serta sirkulasi air. Setelah mencapai ukuran di atas 10 cm, barulah anak gabus ini dibesarkan di kolam yang airnya mengalir. Sebab meskipun gabus mampu bernapas dengan labirinnya dalam lumpur, namun lumpur sungai, danau atau rawa, beda dengan lumpur kolam yang penuh dengan endapan sisa pakan serta kotoran.

Hingga kolam pembesaran gabus, mutlak memerlukan sirkulasi air. Pakan dalam produksi gabus semi intensif, bisa berupa limbah peternakan. Misalnya ayam atau itik yang mati, usus, jeroan ikan dll. Bisa pula agroindustri pembesaran gabus ini dikombinasikan dengan peternakan cacing atau bekicot. Limbah organik akan diolah oleh cacing dan bekicot menjadi kompos, sementara cacing dan bekicotnya akan menjadi makanan gabus. Cara lain adalah, dengan memelihara nila atau mujair biasa. Bukan nila yang 100% jantan. Sebab nila akan mudah sekali berkembangbiak. Anak-anak nila inilah yang akan menjadi pakan alami gabus.

Ikan mas pun, sebenarnya bisa menjadi pakan gabus. Sebab harga ikan mas, jauh lebih murah dibanding gabus. Caranya, kita bisa mengambil benih ikan mas ukuran 10 cm, kemudian dimasukkan ke kolam gabus. Secara periodik, ke dalam kolam gabus itu dimasukan anak ikan mas. Kalau harga ikan mas tidak terpaut banyan dibanding gabus, maka bisa dicari alternatif pakan lainnya. Bisa tawes, karper, patin, jambal air tawar dan lain-lain, yang harganya jauh di bawah gabus. Dengan cara seperti ini, petani ikan akan bisa meraih keuntungan lebih besar.Kalau hasil panen gabus melimpah dan harganya jatuh, masih bisa diasinkan, dengan nilai tambah bagi petani ikan.

Sumber : http://foragri.wordpress.com/

www.jendelahewan.blogspot.com