Budidaya kura-kura merupakan salah satu hal penting dan mulia untuk dilakukan. Terkait dengan kondisi binatang yang memiliki cangkang keras ini, yang kian sedikit keberadaannya di alam bebas.
Salah satu penyebab adalah adanya eksplorasi liar dari manusia, yang menjadikan kura-kura sebagai komoditi. Baik untuk dinikmati dagingnya sebagai salah satu menu makanan yang berharga mahal. Atau memanfaatkan cangkang kura-kura yang memiliki nilai tinggi.
Pelestarian Kura-Kura
Banyak orang yang memiliki kesulitan saat hendak melakukan budidaya kura-kura. Salah satu alasannya adalah bahwa dalam proses pembudidayaannya, dibutuhkan ketelitian serta ketelatenan. Khususnya saat Anda hendak menetaskan telur sebagai proses awal pembudidayaan kura-kura.
Penetasan telur merupakan bagian paling rawan. Ada kesalahan sedikit saja, akan berakibat telur gagal menetas. Pengembangbiakan kura-kura akan sedikit terhambat jika telur gagal menetas. Dari proses penetasan telur inilah, jumlah kura-kura baru akan menambah jumlah kura-kura di alam bebas, bisa diketahui perkembangannya.
Cara Budidaya Kura-Kura
Rumitnya proses penetasan telur dalam kegiatan budidaya kura-kura ini, Anda harus mempersiapkannya dengan teliti. Hal ini terkait demikian rentan dan pekanya telur kura-kura terhadap kondisi lingkungan. Diperlukan juga kejelian Anda untuk mengamati perkembangan telur-telur yang sedang dalam proses penetasan tersebut. Ini merupakan salah satu kunci untuk menentukan keberhasilan penetasan buatan yang Anda lakukan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses budidaya kura-kura, khususnya dalam proses penetasan telur adalah :
- Mempersiapkan media pengeraman yang tepat. Beberapa media yang bisa digunakan sebagai bahan pengeraman buatan di antaranya adalah pasir, peat moss, pupuk tanaman, atau juga vermiculite.
- Tingkat kelembaban lingkungan. Suhu yang disarankan berkisar pada angka 26-28 derajat celcius. Hal ini bisa diketahui dengan cara meletakkan alat pengukur suhu pada lokasi penetasan.
- Kehangatan suhu dalam media pengeraman.
- Kestabilan posisi telur. Telur yang terlalu sering berpindah posisi, akan berdampak pada rusaknya embrio sehingga telur gagal menetas. Untuk itu, telur yang ditetaskan jangan sampai tertutup sepenuhnya dengan media eram.
Sisakan sedikit bagian agar bisa terlihat kondisinya. Untuk mengetahui posisinya, tandai bagian yang terlihat tersebut menggunakan pensil. Sehingga jika posisinya berubah, bisa cepat diketahui.
- Ada tidaknya telur rusak. Jika Anda menemukan telur yang rusak atau membusuk, harus cepat dipindahkan atau dibuang dari media penetasan. Jika tidak dilakukan berpotensi merusak telur lain yang sehat.