saprolegnia
Peranan jamur di alam sangat luas, ada yang merugikan, berbahaya maupun yang menguntungkan. Jenis jamur yang non patogen meliputi spesies yang melakukan perombakan bahan-bahan organik, dalam tanah, perusak kayu dan bahan lain ( Jutono, 1975). Dalam Nursanto Didik Budi , (2007) juga dinyatakan bahwa fungsi jamur dalam kehidupan antara lain sebagai pengurai bahan organik (penyubur tanah), sumber antibiotik, vitamin dan asam amino. Sedangkan kerugian yang diakibatkan antara lain dapat menyebabkan penyakit, dan merusak kulit, kayu, kertas dan lain-lain
Kata jamur berasal dari kata mycotic dari bahasa Yunani "mykes" yang berarti jamur. Karakter dari kelompok organisme ini adalah heterotrophic dan karakter ini berbeda dengan tanaman hijau yang mampu mensintesa nutrien yang dibutuhkannnya.
Jamur memiliki struktur yang lebih komplit dibanding bakteri, karena masing-masing sel jamur memiliki satu atau lebih inti sel. Mampu beradaptasi hampir di segala habitat di muka bumi, dan umumnya menyukai kondisi yang lembab, pH asam, dan sedikit cahaya (Nursanto Didik Budi 2007). Dalam perkembangannya, mycologist membedakan kelompok organisme ini ke dalam 3 (tiga) golongan yaitu jamur, khamir dan kapang. Ciri khas dari golongan jamur adalah memiliki dinding sel dari kitin atau selulose dan tidak berklorofil. Sedangkan kapang umumnya tidak memiliki struktur hypha yang jelas, dan khamir tidak membentuk hypha tetapi membentuk pseudomycelium.
Kata jamur berasal dari kata mycotic dari bahasa Yunani "mykes" yang berarti jamur. Karakter dari kelompok organisme ini adalah heterotrophic dan karakter ini berbeda dengan tanaman hijau yang mampu mensintesa nutrien yang dibutuhkannnya.
Jamur memiliki struktur yang lebih komplit dibanding bakteri, karena masing-masing sel jamur memiliki satu atau lebih inti sel. Mampu beradaptasi hampir di segala habitat di muka bumi, dan umumnya menyukai kondisi yang lembab, pH asam, dan sedikit cahaya (Nursanto Didik Budi 2007). Dalam perkembangannya, mycologist membedakan kelompok organisme ini ke dalam 3 (tiga) golongan yaitu jamur, khamir dan kapang. Ciri khas dari golongan jamur adalah memiliki dinding sel dari kitin atau selulose dan tidak berklorofil. Sedangkan kapang umumnya tidak memiliki struktur hypha yang jelas, dan khamir tidak membentuk hypha tetapi membentuk pseudomycelium.
Jamur/Fungi (jamak) atau fungus (tunggal) diartikan sebagai suatu organisme eukariotik yang mempunyai ciri-ciri ; (1) Mempunyai inti sel (2) Memproduksi spora (3) Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesa (4) Dapat berkembang biak secara seksual maupun aseksual (5) Beberapa mempunyai bagian-bagian tubuh berbentuk filamen dengan dinding sel yang mengandung selulosa atau khitin, atau kedua-duanya. Selain itu fungi dapat bersifat parasit (memperoleh makanan dari benda hidup) atau saprofit (memperoleh makanan dari benda mati).
Menurut Jutono (1975) jamur adalah jasad yang berbentuk benang, multiseluler, tidak berklorofil dan belum mempunyai deferensiasi dalam jaringan. Ada pula yang terdiri atas satu sel. Sedangkan Tjitrosoepomo (1989) menyatakan bahwa jamur umumnya tidak berwarna, sel-selnya mempunyai membrane yang terdiri dari kitin dan bukan selulosa. Struktur jamur sangat variatif, beberapa jenis jamur terdiri atas satu sel seperti ragi (yeast) dan sebagian lagi terdiri atas lebih dari satu sel yang bergabung menjadi satu membentuk filament panjang atau hypha. Hypha jamur bercabang ke segala arah dan kumpulan hypha disebut mycelium atau thallus. Hypha dibedakan menjadi dua yaitu (1) bersepta (septate) yang menyerupai buku-buku pada batang bambu, dan (2) tidak bersepta (aseptate). Hypha aseptate sebenarnya juga bersepta, namun karena sangat halus dan rapi sehingga tidak terlihat adanya pembatas. Hypha juga dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu (1) hypha vegetatif/somatik yang menempel di substrat, mampu mengekskresi enzim sebagai pelarut substrat sehingga senyawa komplek dapat terurai untuk diserap. (2) Hypha fertil, keluar dari hypha vegetatif dan berfungsi dalam proses reproduksi
Menurut Jutono (1975) jamur adalah jasad yang berbentuk benang, multiseluler, tidak berklorofil dan belum mempunyai deferensiasi dalam jaringan. Ada pula yang terdiri atas satu sel. Sedangkan Tjitrosoepomo (1989) menyatakan bahwa jamur umumnya tidak berwarna, sel-selnya mempunyai membrane yang terdiri dari kitin dan bukan selulosa. Struktur jamur sangat variatif, beberapa jenis jamur terdiri atas satu sel seperti ragi (yeast) dan sebagian lagi terdiri atas lebih dari satu sel yang bergabung menjadi satu membentuk filament panjang atau hypha. Hypha jamur bercabang ke segala arah dan kumpulan hypha disebut mycelium atau thallus. Hypha dibedakan menjadi dua yaitu (1) bersepta (septate) yang menyerupai buku-buku pada batang bambu, dan (2) tidak bersepta (aseptate). Hypha aseptate sebenarnya juga bersepta, namun karena sangat halus dan rapi sehingga tidak terlihat adanya pembatas. Hypha juga dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu (1) hypha vegetatif/somatik yang menempel di substrat, mampu mengekskresi enzim sebagai pelarut substrat sehingga senyawa komplek dapat terurai untuk diserap. (2) Hypha fertil, keluar dari hypha vegetatif dan berfungsi dalam proses reproduksi