Vibrio adalah sejenis Bakteri Gram-Negative yang memiliki tangkai berbentuk bengkok dan secara khas ditemukan diair laut, Vibrio bersifat fakultatif anaerob positif. Beberapa jenis menyebabkan penyakit serius pada manusia dan juga hewan. Bakteri ini adalah termasuk dalam bakteri gram-negative, untuk bakteri yang mampu bergerak (dengan satu sampai tiga flagella), dan tidak memerlukan oksigen. Benih ikan yang bebas dari pathogen dikenal dengan istilah Spesies Pathogen Free (SPF). Bakteri patogen yang utama adalah Vibrio alginolyticus. Jenis penyakit yang sering menyerang udang dan menimbulkan banyak kerugian adalah penyakit vibriosis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dari jenis Vibrio sp. yang dapat menyebabkan kematian massal yang cepat dalam waktu yang kurang dari satu minggu.
Dalam usaha budidaya ikan secara umum, ada beberapa faktor yang menyebabkan ikan / udang terserang penyakit meliputi, yaitu :
Faktor-faktor kimia dan fisika, antara lain:
Perubahan salinitas air secara mendadak;
pH yang terlalu rendah (air asam), dan pH yang terlalu tinggi (air basa/alkalis);
Kekurangan oksigen dalam air;
Zat beracun, pestisida (insektisida, herbisida dan sebagainya);
Perubahan suhu air yang mendadak;
Kerusakan mekanis (luka-luka);
Perairan terkena polusi.
Makanan yang tidak baik :
Kekurangan vitamin dan komposisi gizi yang buruk;
Bahan makanan yang busuk dan mengandung kuman-kuman.
Stres, Stres yang terjadi pada ikan berkaitan dengan timbulnya penyakit pada ikan tersebut. Stres merupakan suatu rangsangan yang menaikkan batas keseimbangan psikologis dalam diri ikan terhadap lingkungannya.
Penyebab penyakit di atas tergolongkan kedalam faktor intern (dari dalam), maksudnya penyebab penyakit itu masih di sebabkan oleh spesies itu sendiri.
Kematian ikan akibat dari serangan penyakit menjadi hal yang tidak diinginkan oleh para pembudidaya ikan, karena serangan penyakit baik bakteri maupun viral sangat mematikan organisme yang dibudidayakan dalam tempo waktu yang relatif sangat singkat dan ganas. Oleh karena itu, pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek organisme penyakit ini sangat membantu dalam upaya untuk mencegah dan menanggulangi tingkat pathogenitas penyakit yang ditimbulkannya.
Beberapa Vibrio sp. penyebab penyakit pada populasi ikan laut, baik yang dibudidaya maupun ikan liar. Sindrom penyakit vibriosis adalah salah satu dari penyakit ikan laut yang utama (Sindermann, 1970; House, 1982). Sekarang, telah dipahami untuk penyakit bakterial ikan laut, telah ditambahkan dalam daftar penyakit baru yang disebabkan oleh Vibrio spp.
Jenis penyakit bakterial yang ditemukan pada ikan kerapu, diantaranya adalah penyakit borok pangkal strip ekor dan penyakit mulut merah. Hasil isolasi dan identifikasi bakteri ditemukan beberapa jenis bakteri yang diduga berkaitan erat dengan kasus penyakit bakterial, yaitu Vibrio alginolyticus, V. algosus, V. anguillarum dan V. fuscus. Diantara jenis bakteri tersebut bakteri V. alginolyticus dan V. fuscus merupakan jenis yang sangat patogen pada ikan kerapu tikus.
Bakteri vibrio yang merupakan penyebab vibriosis masih merupakan masalah utama bagi industri budidaya ikan kerapu macan. Bakteri ini dapat menyebabkan kematian 50 hingga mencapai 100%. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan pengaruh pemberian vaksin protein outer membrane (POM) dengan vaksin bakterin (bakteri yang dilemahkan) Vibrio alginolyticus terhadap produksi titer antibodi dan ketahanan tubuh ikan pada kerapu macan. Materi yang dipakai adalah ikan kerapu macan dengan ukuran berat rata-rata 35 g. Wadah yang dipakai berupa bak fiber dengan ukuran 100x100x65 cm dengan volume air 500 liter dengan kepadatan 42 ekor/bak fiber dan diberi aerasi. Metode yang dipakai adalah metode eksperimental yang dilakukan di laboratorium dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan yaitu ikan kontrol (K) yang disuntik dengan PBS saline (0,2 ml/35 g ikan), ikan yang disuntik dengan vaksin POM (A) dosis 10 μg/ikan (0,2 ml/35 g ikan), dan ikan yang disuntik dengan vaksin bakterin (B) kepadatan 107 cfu/ ml (0,2 ml/35 g ikan). Data yang dianalisis secara statistik dalam penelitian ini adalah data titer antibodi.