Kamis, 22 September 2011

Tehnik Pembesaran Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii de Man)

Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii de Man) adalah komoditas perikanan air tawar yang merupakan salah satu kekayaan perairan Indonesia. Selain mempunyai ukuran terbesar dibandingkan dengan udang air tawar lainnya juga mempunyai nilai ekonomis penting karena sangat digemari konsumen baik dalam maupun luar negeri terutama di Jepang dan beberapa negara Eropa.

Oleh karena itu Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan Dan Perikanan mencanangkan pada tahun 2003 Udang Galah ini menjadi salah satu andalan komoditas ekspor.

PEMBESARAN

Sarana dan Fasilitas
Jenis tanah yang cocok untuk pemeliharaan Udang Galah adalah tanah yang sedikit berlumpur dan tidak poreous. Luas kolam yang digunakan dapat bervariasi antara 0,2 s/d 0,1 Ha. Sebaiknya berbentuk empat persegi panjang dengan kedalaman kolam antara 0,5 s/d 1,0 m. Dasar kolam harus rata dan dibuat kemalir (caren) secara diagonal dari saluran pemasukan sampai kesaluran pembuangan, hal ini memudahkan pemanenan. Kualitas air yang masuk ke kolam harus baik dan bebas dari polusi.

Pengelolaan Kolam
Sebelum kolam ditebar udang galah, kolam sebaiknya dipersiapkan terlebih dahulu secara baik dengan cara :

Kolam dikeringkan terlebih dahulu kemudian dicangkul untuk menggemburkan tanahnya dan biarkan selama 3 s/d 5 hari.

Untuk memberantas hama dan penyakit dasar kolam diberi kapur dengan dosis 50 s/d 100 gr/m2 , kapur dicampur dengan air kemudian disebarkan secara merata keseluruh permukaan dasar kolam dan dibiarkan selama 2 s/d 3 hari.

Kemudian kolam diisi dengan air mencapai kedalaman yang sudah ditentukan lalu diberi pupuk organik berupa kotoran ayam sebanyak 5001.000 gr/m2 dengan maksud untuk menumbuhkan pakan alami.

Teknik Pemeliharaan
Benih Udang yang siap dipelihara dikolam adalah benih udang stadia juwana (juvenil / udang muda) atau tokolan. Pememliharaannya dapat dilakukan dengan dua cara :

Monokultur
Pemeliharaan secara monokultur adalah pemeliharaan udang di kolam tanpa dicampur ikan lain. Padat penebaran sebanyak 5 s/d 10 ekor/m2 bila pemberian pakan tidak intensif dan 20 s/d 30 ekor/m2 bila pemberian pakan secara intensif.

Polikultur
Pemeliharaan secara polikultur adalah pemeliharaan udang dikolam disatukan dengan ikan lain. Adapun ikan yang dapat dibudidayakan bersam udang adalah Ikan mola, ikan tawes, ikan nilem, dan ikan ”big head”. Padat penebaran udang galah sebanyak 1 s/d 5 ekor/m2 ukuran tokolan, sedangkan padat penebaran ikan 5 s/d 10 ekor/m2 ukuran 5 s/d 8 cm. Selama pemeliharaan dapat dilakukan pemupukan susulan setiap 2 s/d 3 minggu dengan pupuk urea 3 s/d 5 kg dan TSP 5 s/d 10 kg/Ha kolam.

Pemberian Pakan
Selain makanan alami, selam pemeliharaan udang galah perlu diberikan pakan tambahan berupa pellet udang dengan kadar protein 25 s/d 30 % karena makanan alami yang tersedia tergantung pada tingkat kesuburan perairan kolam. Pada pemeliharaan secara monokultur jumlah pakan tambahan yang diberikan mulai 20% menurun sampai 5% dari berat badan total populasi, dengan frekuensi pemberian 4 s/d 5 kali sehari. Sedangkan pada pemeliharaan polikultur jumlah pakan tambahan yang diberikan mulai 6% menurun sampai 3% dari berat badan total populasi, dengan frekuensi pemberian 4 s/d 5 kali sehari.

Pemanenan
Pemanenan udang galah dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

Panen Total
Panen Total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam secara total sehingga produksi total dapat segera diketahui. Kerugian sistem ini adalah yang masih kecil ikut dipanen serta dapat membuang air yang kaya akan organisme dan mineral.

Panen Selektif
Panen Selektif dilakukan dengan menggunakan jaring tanpa harus mengeringkan kolam, yang tertangkap hanya udang ukuran tertentu saja. Pemanenan selanjutnya tergantung kepada tingkat pertumbuhan udang. Kerugian sistem ini adalah banyak membutuhkan tenaga dan bila ada ikan predator tidak dapat dibersihkan dari kolam.

Predator dan Penyakit

Predator

Predator pada pemeliharaan udang galah dikolam adalah beberapa jenis ikan seperti catfish (lele lokal) dan Snakehead, burung dan ular. Kepiting merupakan pengganggu karena hewan tersebut dapat melubangi pematang kolam. Untuk mencegah masuknya hewan predator , pada saluran pemasukan air dipasang saringan dan disekeliling pematang dipasang net setinggi 60 cm.

Penyakit
Penyakit yang banyak menyerang udang galah adalah ”Black Spot” yaitu penyakit yang diakibatkan oleh bakteri dan kemudian diikuti oleh timbulnya jamur, penyakit ini dapat mengakibatkan kematian dan menurunya mutu udang. Untuk mencegah penyakit yang diakibatkan oleh bakteri ini dapat menggunakan obat antibakterial yang diberikan secara oral melalui pakan.

Timbulnya penyakit pada udang biasanya disebabkan oleh kualitas air pada kolam kurang baik. Hal ini biasanya diakibatkan oleh padat penebaran yang terlalu banyak, rendahnya kandungan oksigen, pengaryh suhu serta tingginya derajat keasaman (pH) sehingga dapat menimbulkan banyak kematian.

Air yang dipakai dalam pembesaran udang galah dalam kolam sebaiknya bebas dari polusi dengan kandungan oksigen lebih dari 7 mg/l, suhu optimum27 s/d/ 300 C, derajat keasaman (pH) 7,0 s/d 8,5 dan kesadahan total antara 40 s/d 150 mg/l.

sumber:
http://www.bbpbat.net
http://duniaveteriner.com/2009/06/tehnik-pembesaran-udang-galah-macrobrachium-rosenbergii-de-man/print
Gambar:
http://matanews.com/2011/01/22/harga-naik-2/


www.jendelahewan.blogspot.com