Jumat, 15 Juni 2012

Ikan Betutu ( Malas tapi Mahal )

Bagi masyarakat Lampung Timur dan sekitarnya khususnya di Way seputih tentu sangat paham sekali tentang nama sungai yang satu ini, demikian pula tentang ikan betutu yang menjadi salah satu jenis ikan yang menghuni dasar kali di sepanjang way seputih dan anak anak sungainya.

Ikan betutu memang memiliki keunikan tersendiri bagi warga sekitar aliran sungai way seputih termasuk bagi desa Bungur, selain harga jualnya yang mahal ikan ini cenderung susah susah gampang untuk ditangkap, sesuai dengan sebutan salah satu namanya betutu itu ikan malas.

Tergelitik dari sebutan ikan betutu yang disebut ikan malas inilah kita coba cari tahu yang sebenarnya tentang ikan betutu dan mengapa ikan betutu menjadi salah satu jenis ikan yang spesial akhir akhir ini.

Betutu (Oxyeleotris marmorata) adalah nama sejenis ikan air tawar. Meskipun agak jarang yang berukuran besar, ikan yang menyebar di Asia Tenggara hingga Kepulauan Nusantara ini digemari pemancing karena betotan (tarikan)nya yang kuat dan tiba-tiba.

Nama-nama lainnya di pelbagai daerah di Indonesia adalah bakut, bakutut, belosoh (nama umum), boso, boboso, bodobodo, ikan bodoh, gabus bodoh, ketutuk, ikan malas, ikan hantu dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris disebut marble goby atau marble sleeper, merujuk pada pola-pola warna di tubuhnya yang serupa batu pualam kemerahan. Seperti dicerminkan oleh namanya, ikan ini malas bergerak atau berpindah tempat. Ia cenderung diam saja di dasar perairan, sekalipun diusik. Hanya di malam hari betutu agak aktif, memburu udang, ikan-ikan kecil, yuyu, atau siput air. Ikan betutu didapati di sungai-sungai di bagian yang terlindung, rawa, waduk, saluran air atau parit.

Ikan dengan ciri berkepala besar ini memiliki panjang tubuh maksimum sekitar 65 cm, namun kebanyakan antara 20–40 cm atau kurang. Berwarna merah bata pudar, kecoklatan atau kehitaman, dengan pola-pola gelap simetris di tubuhnya. Tanpa bercak bulat (ocellus) di pangkal ekornya. Ciri-ciri lainnya adalah sirip dorsal (punggung) yang sebelah muka dengan enam jari-jari yang keras (duri); dan yang sebelah belakang dengan satu duri dan sembilan jari-jari yang lunak. Sirip anal dengan satu duri dan 7–8 jari-jari lunak. Sisik-sisik di tengah punggung, dari belakang kepala hingga pangkal sirip dorsal (predorsal scales) 60–65 buah. Sisik-sisik di sisi tubuh, di sepanjang gurat sisi (lateral row scales) 80–90 buah.

Ikan betutu tiba-tiba saja menjadi ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi karena dipercaya mampu meningkatkan vitalitas pria. Bayangkan saja, ikan dengan rasa daging yang biasa-biasa saja ini harganya bisa mencapai Rp.120.000 hingga Rp.190.000 perkilogramnya, untuk ukuran 300 – 400 g/ekor. Tak heran, saat ini banyak sekali orang yang berusaha membudidayakannya. Namun penyumbang utama ketersediaan ikan betutu di pasaran adalah dari hasil penangkapan di alam. Selain dipercaya manjur untuk meningkatkan kejantanan laki-laki, ikan betutu juga bisa diolah sebagai obat untuk para pasien selepas operasi. Negara-negara seperti Singapura dan Jepang termasuk yang getol mengimpor ikan ini dari Indonesia.

Kembali ke masalah vitalitas pria, tak heran kini ikan betutu menjadi menu masakan yang disajikan di berbagai restoran (baik restoran mewah atau biasa saja) di kota-kota besar seperti Palembang, Medan, Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, dan Yogyakarta. Harganya bisa gila-gilaan, tarip menu ikan betutu di hotel-hotel berbintang bisa menembus Rp 250.000,00 – Rp 300.000,00 untuk satu porsi dengan ukuran 0,8 kg -1 kg.

Khusus untuk warga desa Bungur yang tercinta, ini peluang untuk menjadi yang lebih baik,bbudi daya ikan betutu memang sulit tapi bukan hal yang mustahil untuk dilakukan, pengalaman dan terus berusaha pasti akan mendapatkan hasil yang lebih baik dan tentunya dapat merubah kehidupan keluarga dan warga desa bungur semua, semoga dengan ikan malas ini mejadi lahan emas bagi kita semua amiin.

Sumber : http://mbahdaur.blogspot.com/

www.jendelahewan.blogspot.com