Tampilkan postingan dengan label Budidaya Sansevieria. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Budidaya Sansevieria. Tampilkan semua postingan

Minggu, 24 Juni 2012

Segudang Manfaat Dari Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria)

Sansevieria atau yang lebih dikenal dengan Lidah Mertua adalah marga tanaman hias yang cukup populer sebagai penghias bagian dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya matahari. Sansevieria memiliki daun keras, sukulen, tegak, dengan ujung meruncing.

Sansevieria punya banyak kelebihan, seperti mampu bertahan hidup pada rentang waktu suhu dan cahaya yang sangat luas, sangat resisten terhadap polutan, dan mampu menyerap 107 jenis polutan di daerah padat lalu lintas dan ruangan yang penuh asap rokok dan dapat menyerap radiasi barang elektronik. Beberapa polutan yang di serap oleh Sanseviera.

Keistimewaan :
* Sansevieria merupakan jenis tanaman dengan tingkat penyerapan paling tinggi.
* Perawatan tanaman yang murah
* Selalu mengeluarkan zat O2 tanpa menghasilkan zat CO2 sehingga cocok di taruh didalam ruangan.

Manfaat :
* Biasa dimanfaatkan sebagai pagar rumah
* Negara Jepang telah memanfaatkan serat tanamannya sebagai bahan pembuat kain dan kreasi anyaman
* Tanaman ini menghasilkan wewangian saat sore hari terlebih ketika berbunga. Lidah mertua digunakan sebagai bahan parfum di beberapa negara maju
* Bisa dijadikan bahan obat diantaranya;
a. Getah: Dapat digunakan sebagai obat antiseptik
b. Akar : Dapat dimanfaatkan sebagai penyegar rambut/tonik dan obat wasir
c. Daun : Bila dibakar dapat menyembuhkan sakit kepala,Bila direbus sebagai obat diabetes
* Bisa mereduksi radiasi gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan oleh komputer dan televisi maka, baik jika tanaman ini ditaruh disamping komputer atau televisi.

Perawatan Tanaman :
1. Tanaman ini bisa hidup dengan paparan sinar matahari maupun di dalam ruangan. Tapi bilaingin di simpan dalam ruangan, jangan lupa dijemur seminggu sekali agar tanaman tetap segar.
2. Penyiraman hanya perlu dilakukan 1-2 kali seminggu. Terlalu sering menyiram justru akan membuat tanaman ini dihinggapi bakteri. Ketika menanam juga pilih media tanam (tanah, sekam bakar, pasir malang dan pakis)
3. Pemupukan lidah mertua biasanya menggunakan pupuk yang tingkat penguraiannya lambat seperti(osmocote, dekastar dan megamp)

Ternyata tumbuhan Sansevieria ini yang perawatannya super mudah memiliki manfaat yang segudang. Ayo, tanam “Lidah Mertua.”[amd]

Sumber : http://matoa.org/

www.jendelahewan.blogspot.com

Kamis, 24 Mei 2012

Sansevieria atau Lidah Mertua Tumbuhan Penyerap Racun

Sansevieria atau lidah mertua merupakan salah satu tumbuhan yang mampu menyerap racun (polutan) berbahaya di udara. Tanaman sansevieria atau Lidah Mertua mampu bertindak sebagai pembersih udara dengan menyerap dan menetralisir polutan (racun) dari udara.

Tanaman penyerap racun yang mempunyai bentuk khas dan mudah dikenali ini merupakan sebuah genus dengan nama Sansevieria yang terdiri atas sekitar 70 spesies (jenis).

Selain dikenal dengan Sansevieria, tanaman ini dikenal juga dengan nama lidah mertua atau lidah jin. Nama tumbuhan ini dalam bahasa Inggris, selain dikenal dengan Sansevieria juga dinamai snake plant, mother-in-law´s tongue, devil’s tongue, jinn’s tongue, dan bow string hemp.

Diskripsi Tumbuhan Sansevieria.
Secara umum sansevieria (lidah mertua) dapat dikelompokkan menjadi dua jenis. Jenis dengan daun pendek (sekitar 8 cm) dan jenis dengan daun panjang (50-70 cm).

Sansevieria memiliki daun yang berwarna beragam, mulai hijau tua, hijau muda, hijau abu-abu, perak, dan warna kombinasi putih kuning atau hijau kuning. Motif alur atau garis-garis yang terdapat pada helai daun juga bervariasi, ada yang mengikuti arah serat daun, tidak beraturan, dan ada juga yang zig-zag.

Ciri sansevieria (lidah mertua) secara umum lainnya memiliki rimpang, berdaun tebal, serta ujung daunnya runcing atau berduri. Mampu menyimpan air dalam jumlah yang banyak pada seluruh bagian tubuh. Mampu hidup di daerah yang kering dan tandus sekalipun.

Macam jenis sansevieria bisa mencapai 70 spesies. Bahkan jika termasuk jenis hibrida macamnya bisa mencapai dua kali lipat lebih. Beberapa spesies sansevieria antara lain; Sansevieria angustiflora , S. cylindrica, S. dawei, S. ehrenbergii, S. grandis, S. hyacinthoides, S. kirkii, S. metallica, S. trifasciata, dan lain-lain.

Tumbuhan Penyerap Racun.
Sansevieria atau lidah mertua merupakan salah satu tanaman istimewa lantaran mempunyai kemampuan sebagai penyerap racun (polutan) di udara. Berbagai jenis racun yang mampu diserap oleh Sansevieria antara lain karbonmonoksida, nikotin, benzene, formaldehyde, trichloroethylene, hingga dioksin.

Berdasarkan penelitian Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA; National Aeronautics and Space Administration), sansevieria atau lidah mertua mempunyai kemampuan menyerap hingga 107 jenis unsur berbahaya (racun atau polutan). Riset lainnya menyimpulkan bahwa dengan 5 helai daun sansevieria dewasa mampu menyerap dan membersihkan ruangan seluas 100 m3 dari berbagai jenis polutan.

Manfaat Lain Lidah Mertua.
Selain sebagai tumbuhan penyerap racun, Sansevieria atau lidah mertua ternyata mempunyai berbagai khasiat lain. Manfaat itu antara lain seperti; penutup luka, antiseptik, obat wasir, cacar, cacing, penyakit mata dan telinga, dan juga sebagai bahan minuman penyegar tubuh. Beberapa jenis sansevieria juga berkhasiat sebagai anti malaria, anticendawan, antikolesterol, sampai antikanker.

Menilik manfaat dan kemampuan sansevieria sebagai tanaman penyerap racun, keknya tumbuhan ini wajib ditanam terutama buat yang tinggal di daerah perkotaan dengan tingkat pencemaran udara yang tinggi. Apalagi tanaman ini dapat juga ditanam di pot dalam ruangan sekalipun.

Klasifikasi ilmiah:
Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Ordo: Asparagales; Famili: Asparagaceae; Genus: Sansevieria.

Referensi dan gambar:
www.theplantlist.org/browse/A/Asparagaceae/Sansevieria/
en.wikipedia.org/wiki/Sansevieria
commons.wikimedia.org/wiki/Category:Sansevieria
alamendah.wordpress.com/

www.jendelahewan.blogspot.com

Sabtu, 28 April 2012

Sansevieria, Indah dan Bermanfaat

Sanseviera didatangkan ke Indonesia sudah cukup lama. Bagi pecinta tanaman hias, tumbuhan berdaun unik ini tergolong sebagai tanaman hias klasik. Bisnis sanseviera mengalami pasang surut dalam perjalanannya hingga kini. Pasang surut bisnis tanaman hias ini tergantung pada selera pasar. Selera pasar yang berubah-ubah ini memaksa para pemulia melakukan inovasi. Pemulia tanaman terus-menerus memperkenalkan varietas baru ke pasar. Tidak heran pada saat ini bertebaran variasi bentuk dan warna daunnya.

Morfologi tumbuhan berdaun unik ini mudah dikenali dari daunnya yang menjulur panjang seperti lidah. Tidak heran, para pecinta tanaman hias sering menyebut sansevieria sebagai lidah mertua. Mungkin mereka terinspirasi pada mertua mereka yang sering mengomel. Daun lidah mertua yang klasik berwarna hijau. Tetapi sekarang ini para pemulia memperkenalkan berbagai macam warna daun. Warna daun yang diperkenalkan pemulia antara lain warna kuning di bagian tepi daun dan warna putih sebagian. Bentuk daun yang diperkenalkan para pemulia antara lain bentuk tombak, bentuk roset dan kipas.

Pecinta tanaman hias mengenal tanaman lidah mertua tidak hanya dari variasi bentuk dan warna daunnya saja. Dari publikasi jurnal penelitian, sansevieria diketahui oleh para peneliti sebagai pembersih udara. Daunnya mampu menyerap asap rokok dan gas polutan. Publikasi ini membuat gembira para pecinta tanaman hias ini. Mereka merasakan manfaat berganda pelihara tanaman lidah mertua. Publik yang awampun mengetahui manfaat tanaman ini.

Para pemilik hotel, kantor-kantor, dinas pertamanan pemerintah melirik tanaman berdaun unik dan indah ini sebagai pengisi ruangan dan pengisi elemen taman. Mereka menempatkan lidah mertua di sudut-sudut ruangan. Mereka memajang tanaman lidah mertua untuk dinikmati keindahannya sekaligus berfungsi sebagai pereduksi gas polutan. Dinas pertamanan pemerintah memanfaatkan tanaman pembersih udara ini sebagai pengisi elemen taman di sepanjang jalur hijau. Mereka mengharapkan gas buangan dari kendaraan bermotor terserap oleh tanaman lidah mertua.

Masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan bibit sansevieria di nurseri-nurseri. Sentra-sentra tanaman hias menyediakan bibit sansevieria dalam jumlah yang besar. Mereka menjual bibit sansevieria dengan harga yang relatif murah. Nurseri-nurseri menjualnya dengan kisaran harga Rp 5.000,00 sampai Rp 10.000,00 per pot.

Sumber : http://tanaman.org/

www.jendelahewan.blogspot.com

Rabu, 25 April 2012

Tips Penanaman dan perawatan Sansevieria

Sansevieria merupakan tanaman tropis yang sudah lama dikenal dan dibudidayakan masyarakat Indonesia. Bahkan, tanaman yang diketahui mampu menyerap racun ini pun banyak dijumpai di pinggir jalan raya.

Namun, sejak awal abad ke-19, tanaman ini pun mulai naik pamornya. Sansevieria dianggap sebagai komoditas tanaman hias yang penting di dunia. Bentuk dan corak daunnya yang indah dan sangat beragam ternyata mampu memikat hati para penggemar tanaman hias.

Untuk mendapatkan sansevieria yang indah dan memukau, tentu tidak terlepas dari teknik perawatan yang tepat. Sifatnya yang bandel dan tahan terhadap kondisi tumbuh seperti apa pun, membuat sansevieria sangat mudah dirawat.

Namun tetap saja, kita harus sungguh-sungguh dalam melakukan perawatan tersebut. Hal yang perlu diperhatikan dalam penanaman dan perawatan sansevieria

1. Media Tanam

Sekam bakar:pasir malang:sekam mentah:pupuk kandang 1:1:1:1/2
Tanah merah/lembang:pasir malang:sekam mentah:pupuk kandang 1:1:1:1/2

Untuk pembibitan
pasir malang:cocopeat 1:1
pasir malang:cocopet:sekam mentah 1:1:1

2. Pot

Pot bisa disesuaikan dengan selera dan ketersediaan bahan
Dapat menggunakan pot plastik, pot tanah liat atopun pot keramik
Ukuran disesuaikan dengan besar kecilnya tanaman

3. Pemupukan

Pemupukan dilakukan melalui akar, daun ato kombinasi keduanya

Jenis pupuk yang direkomendasikan adalah pupuk guano organik, terutama untuk sansevieria variegata

Dapat juga dengan pupuk majemuk seperti merk yang beredar di pasaran : gandasil, hyponex, grow more, grow quick, dll dosis sesui petunjuk di kemasan.

Lakukan pemupukan 1 bulan 1 kali

4. Penyiraman

Salah satu faktor yang perlu diketahui dalam perawatan sansevieria ini adalah penyiraman.

Penyiraman merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan air tanaman dan mengganti kehilangan air dari media. Besarnya kebutuhan air sangat dipengaruhi oleh jenis sansevieria, fase pertumbuhan tanaman, suhu lingkungan, kondisi pencahayaan, dan kondisi lingkungan (indoor atau outdoor).

Berikut ini adalah prinsip dasar penyiraman sansivieria yang bisa Anda terapkan.

* Jenis sansevieria yang berdaun lebar dan tipis, seperti S. trifasciata, membutuhkan air lebih banyak dibandingkan dengan jenis yang mempunyai daun tebal dan sempit seperti S. cylindrica.

* Pada lingkungan dengan suhu tinggi, kelembapan udara rendah, dan sinar matahari melimpah, kebutuhan air lebih tinggi. Sebaliknya, pada suhu rendah, minim cahaya matahari, dan kelembapan udara tinggi akan menurunkan tingkat kebutuhan air.

* Jenis wadah memengaruhi jumlah air yang dibutuhkan. Pot yang terbuat dari tanah liat akan meloloskan uap air dari permukaannya, sehingga air dalam media tanam akan segera habis.

* Gejala kelebihan air sama dengan gejala kekurangan air, di antaranya tanaman layu, warna tepi daun menjadi kecokelatan, daun baru tumbuh kerdil, dan pertumbuhan terhambat.

* Kelebihan air dapat mendorong oksigen keluar dari media tanam tanaman. Tenaman akan mudah terserang oleh berbagai penyakit, baik yang disebabkan oleh jamur maupun bakteri. Pada prinsipnya Sansevieria adalah tanaman yang mampu bertahan hidup dengan sedikit air. Penyiraman cukup dilakukan 3 hari sekali

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Meskipun sansevieria termasuk tanaman yang bandel pencegahan tetap perlu dilakukan, terutama untuk mencegah serangan kutu putih dan penyakit busuk daun yang terkadang menyerang sansevieria terutama yang berjenis Sansevieria trifasciata .

Semprot tanaman dengan fungisida dan insektisida 2 minggu sekali

Contoh merk yang ada di pasaran
Fungisida : antacol, mauzete, dientine, score
Insektisida : lannete, coracoon, matador, decis
Dosis 1 gram , atau 1cc per liter air, atau sesuai petungjuk di kemasan
Semprotkan secara merata ke daun dan batang, lakukan pagi atau sore hari

Penyakit yang cukup berbahaya untuk sansevieria, terutama yang berjenis sansevieria trifasciata adalah bakteri erwina carotovora. Serangan ini biasa disebut daun yang menyerang daun, bonggol atau akar tanaman, terutama menginfeksi melalui luka yang menganga, gejala serangan bermula dari daun berlendir dan berwarna kecoklatan. Lama kelamaan daun tersebut akan hancur seperti bubur dan mengeluarkan aroma tidak sedap karena adanya kerusakan jaringan.

Penyakit ini muncul terutama karena lingkungan yang terlalu lembab, menyerang melalui luka terbuka. perlu diwaspadai di saat musim hujan, atu saat menisahkan anakan dari indukannya.

Penyakit ini dikendalikan dengan bakterisida, misalnya agrimicyn atau dengan memangkas bagian yang terkena serangan dan mengolesinya dengan Na-hipoklorit (Clorox), serta membakar bagian yang terkena serangan

6. Penempatan tanaman

Tanaman sansevieria dapat diletakkan didalam ruangan, di teras, atao di halaman rumah.

Khusus untuk penempatan di dalam rumah sebaiknya tanaman dikeluarkan untuk mendapatkan matahari langsung minimal 1 minggu 1 kali

Sumber : http://www.kompensasi-sansevieria.com/

www.jendelahewan.blogspot.com

Jumat, 20 April 2012

Budidaya Sansevieria

Sebagai tanaman hias sansevieria sangat mudah dirawat, tidak membutuhkan banyak lahan, dan dapat berfungsi sebagai penyerap polutan. Ketiganya adalah sifat utama sansevieria yang memenuhi kriteria terhadap tuntutan masyarakat yang semakin sibuk, tak punya lahan yang luas, serta sarat dengan polusi.

Alasan kenapa tanaman ini mempunyai banyak ragam adalah karena perbanyakan yang dilakukan pada tanaman ini tidak selalu menghasilkan jenis yang sama dengan induknya. Kecantikan sansevieria ditunjukkan dari ragam jenis, bentuk, ukuran, dan warna daun.

Ragam jenis yang ada di alam tidak hanya diperoleh dari persilangan tanaman tetapi juga karena mutasi. Tanaman ini mudah mengalami mutasi, bahkan saat dilakukan pengembangbiakan melalui stek daun, yang seharusnya anakan akan seperti induknya namun pada sansevieria akan sering terjadi mutasi sehingga anaknya berbeda dengan induknya. Selain itu keistimewaanya adalah ada berbagai ukuran daun baik yang besar, kecil, bentuk memanjang atau pendek, melebar atau membulat juga corak warna yang juga beragam.

Daya tarik lainnya adalah mampu tumbuh di naungan yang sangat minim cahaya dan pada tempat yang mendapat cahaya penuh. Tetap tumbuh pada kondisi kering sehingga jika beberapa hari tidak disiram pun tanaman ini masih mampu tumbuh. Pembudadayaanya pun sangat sederhana dan mudah.

7 (tujuh) syarat yang harus dimiliki tanaman agar menjadi tren dan diterima masyarakat yaitu cantik, variasi bentuk beragam, variasi warna tinggi, perawatan mudah, tingkat perbanyakan sedang, pertumbuhan lambat, serta bersifat anti polutan dan anti radiasi sejalan dengan penelitian NASA yang menyebutkan sansevieria mampu menyerap 107 polutan udara. Jadi semua syarat untuk jadi tren terpenuhi oleh sansevieria. Tanaman ini mempunyai jalur metabolisme CAM (Crasulaceaen Acid Metabolism), dimana di malam hari penyerapan oksigen sedikit sehingga tidak mengganggu proses pernafasan manusia.

Bertambahnya variasi penampilan dan karakter sansevieria juga banyak dipengaruhi karena adanya mutasi dari spesies yang sama sehingga menampilkan bentuk, ukuran, dan warna daun yang berbeda. Mutasi dapat terjadi akibat perbanyakan melalui stek daun dan karena adanya pengaruh dari factor lingkungan seperti tingkat kesuburan tanah, suhu, dan pengaruh cahaya. Sinar matahari memiliki spectrum yang beragam berdasarkan panjang gelombang elektromagnetik, salah satunya adalah sinar X dan gamma yang bergelombang pendek. Keduanya merupakan radiasi pengion yang dapat melepas energi (ionisasi) ketika melewati atau menembus materi. Proses ionisasi itu terjadi dalam jaringan tanaman sehingga menyebabkan perubahan sel, genom, kromosom, dan DNA atau gen. Perubahan ini disebut mutasi, hanya saja intensitas sinar X dan gamma dalam sinar matahari sangat rendah sehingga mutasi di alam sangat lamban. Mutasi juga dapat terjadi dengan menginduksi mutagen yang berasal dari bahan-bahan kimia yang ditransfer ke molekul lain yang memiliki kepadatan electron yang cukup tinggi sehingga struktur DNA pada tanaman berubah. Meski demikian adakalanya tanaman mutasi kembali normal apabila dikembangbiakan secara generatif. Walaupun mengalami mutasi, tanaman mutan tetap menyimpan gen normal. Pada generasi tertentu gen normal itu berpeluang muncul kembali. Mutasi akan bertahan bila bagian tanaman yang mengalami mutasi diisolasi dan diperbanyak dengan kultur jaringan.

Kesamaan sosok sansevieria pada jenis-jenis tertentu mudah mengecoh. Perbedaan fisik meskipun hanya sedikit kadang jadi alasan untuk menaikkan harga dengan memberi nama baru. Penamaan yang tidak mengacu pada sumber yang benar akan membuat tanaman ini mempunyai dua nama. Kerancuan ini dapat terjadi karena tanaman kurang cocok dengan lingkungan yang baru sehingga penampilannya berubah. Sansevieria mudah berubah bentuk, penampilan baru ini kerap stabil sehingga nama barunya menjadi paten.Sansevieria trifasciata yang merupakan spesies, paling banyak menghasilkan varian-varian baru karena adanya penyimpangan, menghasilkan kurang lebih 60 varian. Sementara yang termasuk kedalam sansevieria species ada lebih dari 140 jenis.

SYARAT TUMBUH
Sansevieria memerlukan media dan udara yang tidak lembab, suhu optimal siang hari 24-29˚C dan malam hari 18-21˚C, serta tumbuh ideal dengan pencahayaan penuh meski tetap tumbuh jika cahaya kurang.

MEDIA
Pemilihan media dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu ketinggian tempat, ketersediaan bahan, dan iklim. Syarat utama media untuk sansevieria adalah porous. Adapun alternative pilihan adalah sebagai berikut :
1. Pasir malang : tanah : pupuk organic : bahan organik (arang sekam, cocopeat atau cacahan pakis) 2 :1 : 1 : 1
2. Pasir malang : sekam bakar 2 : 1
3. Sekam bakar : pasir malang : pupuk kandang 1 : 1 : 1 atau 1 : 2 : 1
4. Sekam bakar : pasir malang : pakis 2 : 1 : 1

PEMUPUKAN
Pemupukan yang paling tepat adalah menggunakan pupuk majemuk yang bersifat slow release. Pupuk ini berbentuk butiran dengan cara pemberian ditebar di permukaan media. Karena sansevieria merupakan tanamana hias daun maka kandungan N yang tinggi sangat diperlukan. Pemberian pupuk adalah 2-3 bulan sekali. Dapat ditambahkan pula pupuk daun atau pupuk cair lengkap yang merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsure makro dan mikro yang diaplikasikan melalui daun 2-4 minggu sekali.

PENYIRAMAN
Frekuensi penyiraman disesuaikan dengan kelembaban media. Pada musim kemarau cukup 2-3 hari sekali.

HAMA PENYAKIT
Hama yang sering menyerang adalah ulat, siput telanjang, dan trips. Penyakit yang sering menyerang antara lain jamur Aspergillus niger yang menyebabkan busuk rimpang, bakteri Erwinia carotovora yang menyebabkan busuk basah, jamur Fusarium moniliforme yang menyebabkan busuk daun, jamur Sclerotium rolfsii yang menyebabkan bercak kering, dan nematoda Meloidogyne spp yang menyerang perakaran sansevieria. Pengendalian yang dilakukan dapat secara preventif, kuratif ataupun kimiawi tergantung seberapa berat serangan yang terjadi.

PERAWATAN SANSEVIERIA VARIEGATA
Sansevieria variegata lebih lemah dibanding yng normal karena jumlah kloroplas tanaman variegata lebih sedikit, sehingga penyerapan cahaya matahari tidak optimal. Bila persentase variegata cenderung mendominasi maka kebutuhan cahaya ikut berkurang, bila berlebih maka bagian variegata akan terbakar, maka mutlak diperlukan jaring peneduh misal shading net 50-60%. Tanaman sebaiknya ditanam pada media 100% pasir dan diberikan pupuk seimbang yang bersifat slow release yang dicampur kedalam media.

PEMASUNGAN SANSEVIERIA
Untuk sansevieria yang berdaun tebal dan panjang, arah pertumbuhannya sering tidak beraturan, maka diperlukan modifikasi yaitu pasungan dengan teknik jepit untuk mengarahkan pertumbuhan daun dan jarak antar daun akan menjadi sama. Teknik jepit ini menggabungkan bambu yang keras dengan styrofoam yang lembut agar daun sansevieria tidak terluka. Styrofoam berada di bagian dalam yang bersentuhan langsung dengan daun sedang bambu di bagian luar sebagai penyangga. Bisa juga digunakan bahan lain.

PERBANYAKAN
Sansevieria dapat diperbanyak secara generatif dengan perkawinan bunga untuk mendapatkan hybrid baru tetapi memerlukan waktu yang lama dalam pembungaan dan pemasakan biji. Selain itu, perbanyakan dapat pula dilakukan secara vegetatif, cara ini yang sering banyak dilakukan. Diantaranya adalah dengan pisah anakan, stek daun, potong pucuk, cacah daun, cabut pucuk, stek rimpang, dan kultur jaringan.

1. Pisah anakan merupakan cara konvensional. Anakan dipisah setelah 2-4 bulan. Pada bagian yang terpotong diolesi fungisida dan zat perangsang akar, setelah ditanam disimpan di tempat teduh.

2. Stek daun dapat dilakukan pada daun yang tua. Stek daun mampu menghasilkan anakan yang berbeda dengan induknya. Pada jenis sansevieria yang memiliki kombinasi warna kuning dan hijau, perbanyakan stek daun umumnya menghasilkan anakan berdaun hijau. Daun dipotong 5-10 cm yang dicelupkan kedalam zat perangsang akar, ditanam 1-1,5 cm disiram dan ditempatkan di tempat teduh. Tunas anakan muncul setelah berumur 3-4 bulan.

3. Potong pucuk untuk sansevieria berdaun pendek dengan daun minimal 12 daun, dengan memotong pucuk minimal 3-4 daun dan dijaga agar daun satu dengan lainnya tetap melekat, dioles fungisida dan zat perangsang akar kemudian ditanam, disimpan ditempat yang teduh. Selang 1 bulan akan keluar 2-3 anakan.

4. Cacah daun dilakukan dengan cara memotong-motong daun sansevieria dalam ukuran kecil yaitu 5 cm dan jumlah yang banyak. Bagian daun mulai dari ujung sampai ke pangkal digunakan untuk perbanyakan. Setelah 4-5 bulan atau memiliki 3 daun maka anakan siap dipisah.

5. Teknik cabut pucuk cocok untuk sansevieria berdaun renggang. Caranya dengan mencabut daun termuda dengan menggunakan tangan, 1 bulan akan keluar 1-3 anakan.

6. Stek rimpang dilakukan dengan memotong-motong rimpang yang tua, setiap potongan harus memiliki satu mata tunas, diolesi fungisida dan zat perangsang akar kemudian ditanam.

7. Metode kultur jaringan digunakan untuk melestarikan jenis sansevieria yang langka dan memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat. Eksplan yang biasa digunakan adalah tunas pucuk, tunas lateral pada bonggol atau pucuk rimpang.

REPOTTING
Repotting dilakukan dengan hati-hati agar tanaman tidak stress, goncangan dihindari seminimal mungkin, apabila ada bagian tanaman yang patah diolesi fungisida, akar yang membusuk dipotong, apabila tanaman yang dipindah telah mempunyai anakan maka anakan harus telah mempunyai 5-6 helai daun untuk mengurangi resiko kematian kemudian disiram, penyiraman selanjutnya dilakukan 3 hari kemudian.

Sumber : http://cerianet-agricultur.blogspot.com/

www.jendelahewan.blogspot.com