Tampilkan postingan dengan label Gempa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gempa. Tampilkan semua postingan

Minggu, 24 Juni 2012

Berbagai Perilaku Aneh Hewan Sebelum Gempa

Sebelum terjadi gempa, seringkali ditemukan beberapa jenis hewan mengalami perubahan tingkahlaku. Beberapa hewan kadang berperilaku aneh seperti berbondong-bondong meninggalkan sarang. Beberapa orang beranggapan bahwa perubahan perilaku hewan sebelum gempa hanyalah kebetulan biasa, namun ada pula yang beranggapan bahwa hewan tertentu memiliki insting dan kemampuan untuk mendeteksi gempa. Berikut adalah berbagai perilaku aneh hewan menjelang gempa.

1. Tikus,
binatang pengerat yang biasanya bersembunyi di lubang-lubang tanah atau lubang sempit sebuah bangunan, akan segera keluar berbondong-bondong meninggalkan sarangnya jika gejala bakal terjadi gempa mulai dirasakan. Hal ini pernah dibuktikan saat terjadi gempa besar yang melanda Yunani pada tahun 373 SM.

2. Ular,
binatang melata yang kerap menetap di semak-semak belukar ini akan segera keluar dari sarangnya dan bergerak cepat ketika gejala gempa mulai dirasakannya. Hal ini juga dibuktikan saat terjadi gempa besar yang melanda Yunani pada tahun 373 SM.

3. Anjing, 

hewan piaraan favorit manusia ini akan bertingkah aneh sebelum tanah bergetar akibat gempa. Anjing juga kerap menggonggong dan melolong terus-menerus tanpa sebab. Atau juga menunjukkan tanda-tanda gugup dan gelisah. Jika sikapnya tidak direspon majikannya, maka anjing itu akan berlari untuk mencari tempat aman.

Kondisi ini pernah diteliti oleh seorang peneliti asal San Fransisco. Dan hasil penelitian yang dilakukan di California tersebut cukup mengejutkan. Hasil penelitian itu menggambarkan bahwa peningkatan angka kehilangan binatang piaraan seperti anjing yang diiklankan di surat kabar lokal selalu beriringan dengan peningkatan angka gempa di daerah tersebut.

4. Kucing, 
hal yang sama juga dialami kucing yang akan bertingkah aneh sebelum tanah bergetar akibat gempa. Selain itu, kucing juga terlihat merengek tanpa alasan yang jelas. Atau menunjukkan tanda-tanda gugup dan gelisah. Jika sikapnya tidak direspon majikannya, maka kucing itu akan berlari untuk mencari tempat persembunyian yang aman.

Kondisi ini juga pernah diteliti oleh seorang peneliti asal San Fransisco. Dan hasil penelitian yang dilakukan di California tersebut cukup mengejutkan. Hasil penelitian itu menggambarkan bahwa peningkatan angka kehilangan binatang piaraan seperti kucing yang diiklankan di surat kabar lokal selalu beriringan dengan peningkatan angka gempa di daerah tersebut.

5. Kuda,
binatang yang kerap menjadi tunggangan ini akan bersikap aneh jika merasakan bakal terjadi gempa. Kuda akan terlihat gelisah dan berputar-putar tanpa sebab yang jelas.

6. Ikan Lele,
gempa yang akan terjadi juga kabarnya bisa dideteksi oleh ikan ini dengan melakukan gerakan cepat dan keras berulang-ulang.

7. Tawon,
binatang penghasil madu ini akan berbondong-bondong meninggalkan sarangnya jika terdeteksi bakal terjadi gempa di daerah tersebut.

Baca Pula: Beginilah cara kodok mendeteksi gempa

Bersumber dari www.neomisteri.com

Rabu, 29 Februari 2012

Bukti Ilmiah Bagaimana Kodok Mendeteksi Gempa

Sudah sejak lama banyak orang yang percaya bahwa sebagian hewan dapat mendeteksi bencana seperti gempa. Salah satunya adalah kodok. Beberapa orang menganggap bahwa kemampuan kodok dalam meramalkan gempa hanyalah sebuah isapan jempol atau kebetulan belaka, namun baru-baru ini sejumlah peneliti telah menemukan fakta bahwa kemampuan katak mendeteksi gempa memang benar adanya. Berikut beitanya yang kami ambil dari erabaru.net.

Sejumlah ilmuwan telah menemukan bagaimana cara kodok memperkirakan gempa bumi. Pada 2009, sejumlah kodok di L'Aquila, Italia menghilang dari kolam-kolam setempat, tiga hari sebelum gempa besar.

Para peneliti dalam laporan yang diterbitkan di Jurnal Internasional untuk Penelitian Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat mengatakan batu-batu di kerak Bumi mengeluarkan partikel bermuatan, sebelum gempa dan hal ini mempengaruhi air. Para ilmuwan memperkirakan kodok dapat mendeteksi perubahan ini sebelum lempeng tektonik bergeser.

Tim yang dipimpin oleh Friedemann Freund dari NASA dan Rachel Grant dari Universitas Terbuka Inggris berharap hipotesis mereka ini dapat membantu pakar biologi dan geologi untuk bekerja sama mencari tahu bagaimana binatang mengetahui tanda-tanda gempa.

Kodok di L'Aquila bukan satu-satunya binatang yang berperilaku aneh sebelum gempa. Sejumlah laporan menyebutkan reptil, amfibi, dan ikan juga berperilaku aneh sebelum gempa terjadi.

Pada 1975, di Haicheng, China, banyak orang yang melihat ular keluar dari sarangnya, satu bulan sebelum kota itu diguncang gempa. Pergerakan ular ini aneh karena biasanya binatang ini tidur lama di tengah musim dingin, dan keluar pada saat suhu membeku merupakan tindakan bunuh diri untuk binatang berdarah dingin ini.

Nona Grant, pakar biologi dari Universitas Terbuka, mengamati koloni kodok di L'Aquila sebagai bagian dari penelitiannya."Sangat dramatis," katanya. " 96 kodok menghilang dalam waktu tiga hari. Setelah itu saya dihubungi oleh NASA," imbuhnya.

Para ilmuwan dari badan ruang angkasa Amerika Serikat tengah mempelajari perubahan kimia yang terjadi saat bebatuan di perut bumi mengalami tekakan besar. Mereka juga tengah meneliti apakah perubahan itu terkait dengan eksodus masal kodok.

Pakar geofisika Friedemann Freund mengatakan bebatuan di kerak bumi yang mengalami tekanan besar, mengeluarkan partikel. Partikel-partikel yang terlepas di udara saat mencapai permukaan Bumi menjadi molekul udara yang disebut ion. Perubahan kimia ini dapat mempengaruhi bahan organik yang larut di air dan menjadikan bahan ini beracun untuk binatang yang tinggal di air. Mekanisme ini rumit dan para ilmuwan mengatakan proses ini perlu diuji lagi secara cermat.

Namun Dr Grant mengatakan mekanisme ini adalah yang pertama sebagai "petunjuk gempa" yang dapat dirasakan oleh binatang. Dr Freund mengatakan sikap binatang ini dapat menjadi salah satu dari sejumlah hal yang dapat digunakan sebagai petunjuk gempa. "Begitu kita mengerti semua sinyal ini dan melihat ada empat atau lima petunjuk yang mengarah pada hal yang sama, maka kita bisa memperkirakan sesuatu akan terjadi," ujar Dr Freund kepada BBC Nature. (Erabaru/BBC.Co.Uk/sua)

Berita diambil dari erabaru.net