Tampilkan postingan dengan label Strategi Pemasaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Strategi Pemasaran. Tampilkan semua postingan

Minggu, 14 Agustus 2011

Tips Membuat Pelanggan Tetap Setia

Dalam bisnis pelanggan menjadi raja yang akan menentukan keberlangsungan usaha anda. Upaya-upaya terus dilakukan dalam memuaskan pelanggan agar tetap setia menggunakan produk yang kita jual. Ada beberapa tips penting yang ayak dipertimbangkan dalam membuat pelanggan tetap setia pada produk kita.

Tips membuat pelanggan setia:
1. Produk

Produk yang unik, menarik dan memiliki nilai lebih dibandingkan dengan produk lain cukup berperan dalam menentukan kesetiaan pelanggan. Jika produk anda sama dengan produk orang lain maka sulit untuk mempertahankan pelanggan.

2. Harga
Berapa harga yang ditawarkan? Ketahuilah, pelanggan pasti akan mencari harga yang lebih murah jika pelayanan, kualitas, dan produk yang ditawarkan sama saja. “Perbedaan harga itu penting. Jika Anda menjual produk seharga Rp 10.000 dan pesaing menjual dengan harga Rp 9.999, pasti akan berpengaruh. Tetapi jangan lalu jadi membiarkan terjadi persaingan harga terus menerus,” jelas perempuan yang sering dipanggil dengan nama Tami ini di acara Beautifying Indonesia, Martha Tilaar Group beberapa waktu lalu di Jakarta Convention Center.

3. Tempat
Dimana dan channel apa yang digunakan? Lokasi strategis dan kemudahan akses akan menjadi hal penting dan menyenangkan bagi pelanggan.

4. Promotion
Ketahui apa yang kira-kira akan membuat pelanggan bergairah untuk membeli barang Anda? Gimmick promosi akan menjadi hal yang menyenangkan bagi pelanggan. Pelanggan tentu akan menghitung value yang bisa ia dapatkan dari harga yang ia keluarkan.

5. Process
Seperti apa pelayanan Anda? Misal, jika Anda pemilik salon yang menyediakan pelayanan creambath yang urutan umumnya sudah jelas, tentu pelanggan yang datang ke tempat Anda juga mengharapkan proses pelayanan yang jelas dan memuaskan, kan? Pelanggan pasti kesal jika ternyata urutannya berantakan dan malah bikin pusing.

6. People
Siapa yang akan mengurus saya sebagai pelanggan? Bayangkan diri Anda sebagai pelanggan di sebuah salon. Tidakkah Anda akan mengharap bahwa orang yang mengurus Anda adalah orang yang kompeten, mengetahui apa yang dilakukannya, ramah, dan mengutamakan kenyamanan Anda? Sama seperti itu pula pelanggan lain mengharapkan pelayanan yang akan ia dapatkan .

7. Pace
Waktu adalah hal yang penting. Apalagi saat seperti sekarang ini. Pelanggan butuh pelayanan yang cepat. Siapa yang mau menunggu lama untuk dilayani? Penuhi kebutuhan pelanggan dengan waktu yang singkat.

8. Proof
“Pelanggan adalah iklan berjalan!” ujar Tami. Tak percaya? Coba ingat-ingat, jika Anda pernah mengalami sebuah pengalaman pelayanan atau produk yang menyenangkan dan baik, tidakkah Anda akan merekomendasikan kepada orang lain? Pelanggan butuh bukti. Saat mereka terpuaskan, niscaya ia akan bawa orang lain ke tempat itu.(Galeriukm).

Sumber:
http://female.kompas.com/read/xml/2010/10/01/12163138/8.p.yang.bikin.pelanggan.setia


www.jendelahewan.blogspot.com

Jumat, 04 Februari 2011

Strategi Pemasaran Bisnis Retail

Membicarakan strategi pemasaran, memang tidak akan pernah ada habisnya. Berbagai cara dan usaha bisa dijadikan sebagai strategi untuk memasarkan sebuah produk. Salah satu strategi yang sudah dijalankan masyarakat dari dulu hingga sekarang adalah pemasaran dengan sistem retail atau eceran. Yang dimaksud dengan strategi pemasaran retail atau eceran sendiri adalah segala kegiatan jual-beli yang bertujuan menyalurkan barang kepada konsumen akhir, guna memenuhi kebutuhan pribadi para konsumen.

Sebagian besar pelaku usaha memilih untuk menggunakan strategi pemasaran ini, sebab peluang pasar yang paling potensial datang dari konsumen akhir, yang rata-rata membeli suatu produk untuk keperluan mereka sehari-hari. Tak heran bila saat ini perkembangan bisnis retail juga sangat pesat, lihat saja bisnis toko kelontong, minimarket, hingga bisnis retail yang sudah besar seperti Matahari, Alfamart, Indomart, dan Hero banyak dicari para konsumen.

Tingginya permintaan pasar akan produk retail, membuat sebagian besar pelaku usaha memilih strategi pemasaran tersebut untuk melepas produk mereka ke pasaran. Meskipun cara ini terbilang mudah, namun persaingan pasar bisnis retail sudah sangat tinggi. Maka dari itu bagi Anda yang ingin terjun dalam bisnis retail, sebaiknya perhatikan hal-hal berikut untuk memenangkan pasar :

Pertama, tentukan target pasar. Meskipun bisnis retail biasa menawarkan berbagai produk kebutuhan masyarakat, namun sebisa mungkin tentukan target konsumen yang ingin Anda jangkau. Misalnya saja lebih menekankan harga murah untuk menjangkau konsumen menengah kebawah, atau menyediakan produk dengan kualitas terbaik untuk menjangkau sasaran pasar menengah keatas.

Kedua, ciptakan loyalitas pelanggan. Memiliki konsumen yang loyal, merupakan strategi tepat untuk meningkatkan pemasaran. Bukan hanya itu saja, dengan adanya loyalitas konsumen juga membantu bisnis retail untuk menghadapi persaingan pasar. Ciptakan program-program promosi yang dapat meningkatkan loyalitas konsumen, contohnya saja dengan memberikan kartu diskon bagi para member, atau mengadakan event promosi setiap akhir pekan.

Ketiga, pilih lokasi usaha yang strategis. Pemilihan lokasi usaha sangat mempengaruhi tingkat penjualan pada bisnis retail. Sesuaikan lokasi usaha dengan bisnis retail yang ingin dijalankan, sebab lokasi usaha juga ikut menentukan potensi pasar. Seperti lokasi yang ada di tengah pemukiman warga, Anda bisa membuka toko kelontong. Sedangkan untuk lokasi usaha yang ada di daerah perkotaan, Anda bisa mencoba bisnis retail dengan minimarket atau supermarket.

Keempat, cantumkan brand pada setiap produk. Penanaman image kepada para konsumen, menjadi cara jitu untuk memasarkan bisnis retail. Yang perlu diingat adalah brand bukan hanya sekedar nama, jadi cantumkan brand yang telah ditetapkan di setiap produk. Seperti mencantumkan logo disetiap label harga produk, atau mencantumkan logo pada interior ruangan. Sehingga brand tersebut menjadi pembeda bisnis retail Anda dengan bisnis para pesaing.

Kelima, berikan pelayanan prima kepada konsumen. Jangan abaikan istilah pembeli adalah raja. Istilah ini memberikan masukan kepada para pelaku usaha untuk selalu memberikan pelayanan terbaik bagi para konsumen. Biasakan layani konsumen dengan 3S 1A (sambut, senyum, sapa dan antusias). Lakukan dari hal yang terkecil, seperti menyambut konsumen dengan salam dan mengucapkan terimakasih setelah mereka selesai berbelanja. Cara ini sudah dilakukan pada sebagian kecil bisnis retail, seperti Indomart. Jadi konsumen merasa dihargai ketika berbelanja di tempat Anda, dan tidak segan untuk datang berbelanja kembali.

Karena strategi pemasaran bisnis retail lebih mengacu pada konsumen akhir sebagai potensi pasar, sebaiknya lakukan pemasaran bisnis dengan pendekatan langsung kepada konsumen. Yakinlah bila loyalitas konsumen telah terbentuk, maka yang menjadi agen pemasaran paling efektif bagi bisnis Anda adalah para konsumen tersebut. Oleh karena itu, penuhi kebutuhan konsumen dan biarkan mereka menjadi agen pemasaran Anda. Salam sukses.

Sumber : http://bisnisukm.com/strategi-pemasaran-bisnis-retail.html


www.jendelahewan.blogspot.com

Kamis, 20 Januari 2011

Membangun Citra Produk

PERNAHKAH Anda mendengar atau melihat produk-produk atau suatu bentuk bisnis dengan mengaitkan nama-nama hantu atau setan? Atau mungkin Anda pernah datang sendiri dan membeli produk-produknya? Misalnya, menu makanan, minuman atau rumah makan yang mengaitkan nama produk atau rumah makannya dengan tambahan “setan”, “kuntilanak”, “pocong” dan sebagainya?

Mungkin, untuk beberapa waktu, makanan dan minuman atau rumah makan tersebut terlihat laris karena orang penasaran seperti apakah rumah makan atau bagaimanakah menu makanan atau minuman yang menggunakan kata-kata tambahan tersebut, bagaimana bentuknya, rasanya dan seterusnya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, saya mendapat berbagai informasi bahwa ternyata cukup banyak anak, bahkan orang dewasa, yang tidak mau, bahkan takut.

Ya, benar-benar takut dan tidak mau sama sekali untuk mendatangi rumah makan yang menjual makanan dengan nama yang mengaitkan hantu-hantu tersebut, apalagi memakan atau meminum menu yang ditawarkan. Oleh karena itu, sangat penting untuk membangun citra produk kita sejak awal. Kita tentu tidak ingin produk kita terlihat laris tapi hanya dalam waktu singkat dan akhirnya setelah beberapa waktu ditinggalkan oleh pelanggan. Saya pernah menemui contoh kasusnya. Ada suatu rumah makan yang nama rumah makan dan menunya memakai kata-kata “setan”. Pertama-tama memang agak laris, tapi setelah beberapa waktu ternyata mulai sepi pengunjung.

Kemudian setelah kata “setan” dan yang berkaitan dengan hal-hal berbau hantu diganti dengan kata yang positif, ternyata mulai ada lagi pengunjung yang mendatangi rumah makan tersebut. Sebaliknya, mungkin Anda pernah mendengar atau melihat rumah makan yang memberikan atau menambahkan nama rumah makan atau produknya dengan tambahan kata-kata “sehat”, “healthy”, “berguna dan bermanfaat”, atau “rumah gizi”? Masih banyak lagi kata-kata atau kalimat yang sebenarnya bisa kita gunakan untuk memberikan citra yang lebih positif bagi produk atau bisnis kita agar keberadaan dan kelangsungan produk atau bisnis kita disukai dan tentunya lebih bertahan lama. Sangat penting kiranya untuk memulai memikirkan suatu konsep jangka panjang akan keberadaan produk atau bisnis kita supaya memiliki citra yang positif sehingga produk atau bisnis kita bisa diterima masyarakat secara lebih luas dan lebih langgeng.

Menurut saya, sebagai seorang pengusaha, kita juga memiliki kewajiban moril agar produk atau bisnis kita menguntungkan serta memberikan manfaat bagi banyak orang dan memberikan dampak yang positif bagi pengembangan karakter masyarakat secara luas dalam jangka panjang. Jadi, alangkah baiknya jika kita juga memikirkan apa dampak negatif bila kita tanpa pertimbangan matang membuat suatu produk/bisnis (termasuk membuat tagline, nama produk atau bentuk bisnisnya secara umum dan sebagainya) dan apa dampaknya bagi masyarakat secara luas? Begitu juga apa saja kiranya pengaruh positifnya bagi masyarakat jika kita membangun suatu produk yang benar-benar kita buat dengan tagline, nama, karakter atau tujuan yang lebih positif?

Setelah kita mempertimbangkan hal-hal tersebut dengan baik dan membuat suatu perencanaan yang matang dan lebih positif, saya yakin produk atau bisnis kita akan memiliki citra yang lebih baik dan bisa diterima masyarakat secara luas dalam waktu yang lebih langgeng. Tentu saja dengan terus melakukan perbaikan kualitas dan pelayanan secara keseluruhan.(Galeriukm).

Sumber: http://economy.okezone.com/read/2010/12/26/23/407202/23/pentingnya-membangun-citra-produk


www.jendelahewan.blogspot.com

Selasa, 20 Oktober 2009

Market Segmentation

The division of a market into different homogeneous groups of consumers is known as market segmentation.
Rather than offer the same marketing mix to vastly different customers, market segmentation makes it possible for firms to tailor the marketing mix for specific target markets, thus better satisfying customer needs. Not all elements of the marketing mix are necessarily changed from one segment to the next. For example, in some cases only the promotional campaigns would differ.

A market segment should be:
• measurable
• accessible by communication and distribution channels
• different in its response to a marketing mix
• durable (not changing too quickly)
• substantial enough to be profitable
A market can be segmented by various bases, and industrial markets are segmented somewhat differently from consumer markets, as described below.

Consumer Market Segmentation
A basis for segmentation is a factor that varies among groups within a market, but that is consistent within groups. One can identify four primary bases on which to segment a consumer market:
• Geographic segmentation is based on regional variables such as region, climate, population density, and population growth rate.
• Demographic segmentation is based on variables such as age, gender, ethnicity, education, occupation, income, and family status.
• Psychographic segmentation is based on variables such as values, attitudes, and lifestyle.
• Behavioral segmentation is based on variables such as usage rate and patterns, price sensitivity, brand loyalty, and benefits sought.
The optimal bases on which to segment the market depend on the particular situation and are determined by marketing research, market trends, and managerial judgment.

Business Market Segmentation
While many of the consumer market segmentation bases can be applied to businesses and organizations, the different nature of business markets often leads to segmentation on the following bases:
• Geographic segmentation - based on regional variables such as customer concentration, regional industrial growth rate, and international macroeconomic factors.
• Customer type - based on factors such as the size of the organization, its industry, position in the value chain, etc.
• Buyer behavior - based on factors such as loyalty to suppliers, usage patterns, and order size.

Profiling the Segments
The identified market segments are summarized by profiles, often given a descriptive name. From these profiles, the attractiveness of each segment can be evaluated and a target market segment selected.




www.jendelahewan.blogspot.com