Tampilkan postingan dengan label Budidaya Asparagus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Budidaya Asparagus. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 Agustus 2012

Budidaya dan Pemasaran Asparagus

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Asparagales
Famili: Asparagaceae
Genus: Asparagus
Spesies: A. officinalis
Nama binomial
Asparagus officinalis L.

Deskripsi
Asparagus, dalam pengertian umum, adalah suatu jenis sayuran dari satu spesies tumbuhan genus Asparagus, terutama batang muda dari Asparagus officinalis. Asparagus telah digunakan sejak lama sebagai bahan makanan karena rasanya yang sedap dan sifat diuretiknya. Dengan adanya sifat diuretik tersebut, asparagus berkhasiat untuk memperlancar saluran urin sehingga mampu memperbaiki kinerja ginjal. Asparagus merupakan sumber terbaik asam folat nabati, sangat rendah kalori, tidak mengandung lemak atau kolesterol, serta mengandung sangat sedikit natrium. Tumbuhan ini juga merupakan sumber rutin, suatu senyawa yang dapat memperkuat dinding kapiler.

Sayuran ini merupakan tanaman berumah dua. Artinya, tanaman ini ada yang jantan dan ada yang betina. Asparagus berasal dan banyak ditanam di Amerika, khususnya Amerika Utara, antara lain Lembah California, Sacramento, New Jersey, Carolina Selatan, dan Illinois. Rebung asparagus yang diambil sebagai sayuran adalah rebung yang besar berwarna putih , lunak, dan gemuk.

Manfaat
Biasanya rebung digunakan. sebagai sayuran segar atau makanan dalam kaleng.

Syarat Tumbuh
Lahan yang dibutuhkan oleh sayuran asparagus adalah dataran tinggi dengan ketinggian 600 – 900 m dpl. Asparagus dapat tumbuh optimal pada suhu antara 15 – 25 C dengan curah hujan yang cukup banyak dan merata sepanjang tahun, yaitu berkisar antara 2.500 – 3.000 mm/tahun. Oleh karena itu, syarat utama lahan harus dataran tinggi, berhawa sejuk, dan dekat sumber air agar kebutuhan air di musim kemarau tercukupi. Areal dengan kondisi seperti di atas jarang ditemukan di Indonesia. Asparagus dapat tumbuh pada tanah podsolik merah kuning, latosol, maupun andosol. Asparagus lebih menyukai tanah yang agak berpasir dan berlapisan tanah olah yang tebal. Perlu diingat, asparagus tidak suka tanah yang berdrainase buruk dan banyak liat. Sedangkan pH yang diinginkan adalah 6-6,5 karena ia tidak toleran terhadap tanah yang bereaksi masam. Sebaiknya tanah itu mengandung banyak bahan organik.

Pedoman Budidaya
Tanah yang telah memenuhi syarat untuk ditanami segera dibersihkan dari tanaman herba, kemudian diolah. Setelah siap, tanah diratakan kemudian dibuatkan alur atau parit. Dalamnya parit sekitar 30 cm dengan lebar antara 30-45 cm. Jarak antarparit sekitar 75-90 cm atau 105-110 cm. Setelah itu, tanah itu dibuat guludan. Langkah selanjutnya adalah membiarkan tanah mengering selama 15 hari guna mencukupi kebutuhan oksigen. Kemudian diberi pupuk kandang atau kompos agar kandungan bahan organik cukup tinggi. Bila tanah itu bereaksi cukup masam, maka perlu ditambahkan kapur agar pH menjadi sesuai untuk asparagus.

PEMILIHAN BIBIT DAN PERSEMAIAN
Biji buah yang akan dijadikan benih berasal dari pohon induk yang cukup baik. Syarat untuk dapat menjadi induk adalah harus sehat, tumbuh normal, rebung berkualitas tinggi, dan sudah cukup tua, yaitu lebih dari dua tahun. Sebelum disemaikan, sebaiknya biji direndam dalam air selama 24 jam agar kulit pelindung benih yang keras menjadi lunak sehingga perkecambahan dipercepat. Akan lebih baik lagi bila air yang digunakan bersuhu 30 C dan waktu perendaman 84 jam. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen, air rendaman harus sering diganti, terutama ketika suhu air sudah jauh menurun. Guna menghasilkan persemaian yang bagus, benih dideder dalam sebuah bak.

Keuntungan dari pendederan ini antara lain dapat berfungsi sebagai seleksi terhadap benih yang sekaligus memudahkan perawatan dibandingkan benih yang langsung disemai. Sebelum benih disemai, tanah diolah terlebih dahulu, digemburkan, lalu dicampur dengan pasir dan pupuk kandang (kompos) sebanyak 2-5 ton/ha. Setelah itu, tanah campuran dibuat bedengan berukuran panjang 5-10 meter dan lebarnya sekitar 1 meter. Jarak tanam persemaian antarbaris kira-kira 30 cm, sedangkan jarak tanam dalam baris sekitar 5-7,5 cm. Pinggiran petakan persemaian dapat diperkuat dengan bambu atau papan agar tanahnya tidak longsor bila terkena hujan.

PEMELIHARAAN PERSEMAIAN DILAKUKAN DENGAN CARA :
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari, terutama bila tanah cukup kering, penjarangan benih yang terlalu rapat tumbuhnya, penjarangan atap pelindung sesuai dengan pertumbuhan bibit sampai kemudian atap diangkat pada saat seminggu sebelum tanam, penjagaan bibit dari serangan hama dan penyakit, serta pemupukan dengan pupuk kandang dan Urea/ZA serta TS/DS. Pupuk kandang sebaiknya dicampur bersama tanah dan pasir. Bila digunakan Urea/ZA, sebelum benih disebar, perlu diberi jarak waktu antara saat penambahan pupuk dengan penyebaran biji, yaitu sekitar 5-7 hari. Kebutuhan pupuk saat benih di persemaian adalah sekitar 10 g/tanaman untuk Urea atau 15 g/ tanaman untuk ZA dan 10 g/tanaman untuk TS atau DS.

PENANAMAN
Sebelum penanaman, dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk kandang yang dimasukkan dalam alur/parit kemudian dicampur bersama tanah. Kebutuhan pupuk kandang berkisar 5-10 ton setiap ha. Bibit asparagus yang akan ditanam adalah bibit yang telah mencapai tinggi minimal 30 cm atau berumur kira-kira 6-8 bulan. Bibit itu dibongkar dari persemaian secara hati-hati agar akarnya tidak banyak terbuang. Selanjutnya bibit diletakkan pada cemplongan (parit), kemudian ditimbun dengan tanah bekas galian. Jarak tanam asparagus adalah sekitar 50-60 cm bila jarak antaralur 75-90 cm. Sedangkan bila jarak antaralur 105-110 cm, maka jarak antartanaman dalam baris sekitar 35-45 cm. Dengan jarak itu, jumlah asparagus yang dapat ditanam dapat mencapai 20.000-25.000 pohon dalam satu ha.

Pemeliharaan
Pembumbunan dilakukan setiap sebulan sekali, atau tergantung banyak sedikitnya rumput (herba) yang mengganggu atau banyak sedikitnya hujan. Selain itu, dilakukan pula penjarangan dengan cara membuang tanaman yang sudah tua atau kering sehingga hanya terdiri dari 3 atau 4 tanaman. Bersamaan dengan pembumbunan, sebaiknya dilakukan pula penyiangan dan pemupukan. Pemupukan dengan Urea/ZA dilakukan setiap 14-21 hari sejak bibit mulai tumbuh dan jumlahnya disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan. Pemupukan dengan pupuk kandang/kompos dapat diulangi setiap 4-5 bulan sekali. Pemakaian pupuk K dapat digunakan setiap 6 atau 8 minggu selama musim penghujan.

Hama dan Penyakit
Asparagus tidak terserang hama dan penyakit yang banyak. Salah satu penyakit yang sering menyerangnya adalah penyakit bercak daun. Penyakit ini menyerang daun sehingga mengakibatkan daun menjadi berbercak-bercak kekuningan sampai merah kecokelatan. Penyebab penyakit ini adalah sebangsa jamur (fungi). Pemberantasan atau pencegahan meluasnya penyakit ini adalah dengan penyemprotan fungisida yang mengandung bahan dasar tembaga, antara lain bubur bordo, bubur burgundy, dan insoluble coppers.

Panen dan Pasca Panen
PEMANENAN Panen rebung asparagus di daerah tropis lebih cepat dilakukan dibandingkan pada daerah subtropis. Di daerah tropis, panen pertama kali sudah dapat dilakukan saat tanaman berumur 8 -10 bulan sesudah penanaman. Dalam pemanenan ini, perlu diperhatikan mutu yang akan dihasilkan, yaitu harus sesuai dengan tujuan pemasarannya. Ada tiga mutu asparagus yang sering ditemukan di pasaran, yaitu mutu I, mutu II, dan mutu III. Untuk memperoleh asparagus mutu I, perlu ketelitian dan ketekunan mengamati ujung rebung yang akan muncul di atas tanah pada pagi hari.

Pengamatan sebaiknya dilakukan sejak sore hari dengan jalan membuka-buka tanaman dan memberinya tanda bila terlihat ada rebung yang akan muncul. Kemudian tanah di sekitarnya ditimbuni tanah kembali sampai saat pemetikan dilakukan. Apabila panen terlambat satu atau dua hari, maka yang dihasilkan adalah rebung mutu II. Sedangkan rebung mutu III adalah rebung yang dipanen setelah dibiarkan lebih dari tiga hari dari saat muncul di permukaan tanah. Di samping tiga mutu rebung di atas, ada juga rebung asparagus afkiran. Biasanya rebung yang demikian dipanen setelah tumbuh 15 cm di atas permukaan tanah. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum matahari bersinar terik. Panen saat matahari terik akan menurunkan mutu rebung. Sedangkan rebung yang dipanen pada sore hari direndam dulu dengan air dingin agar pada pagi hari mutunya masih bisa bertahan.

PROSPEK ASPARAGUS
asparagus juga perlu diperhatikan agar segala manfaat dan kandungan gizi di dalamnya tidak hilang. Cara pengolahan yang baik adalah dengan merebus asparagus sekitar 3-4 menit, lalu diolah menjadi sup atau kimlo. Selain sedap disantap, khasiatnya juga luar biasa untuk kesehatan tubuh.

Selain untuk bahan makanan ternyata asparagus kaya akan manfaat sebagai obat dalam gizinya antara lain :

Asperegine
zat yang berguna untuk memperbaiki pencernaan makanan dan melancarkan air seni.

Asam Folik
membantu mengurangi cacat bawaan pada bayi, kanker panggul, usus dan dubur, serta bermanfaat untuk mencegah penyakit-penyakit jantung.

Aprodisiak
Zat untuk merangsang organ seksual dan mengobati nyeri menstruasi.

Vitamin C
Dapat membantu tubuh mencegah kanker, penyakit jantung serta meningkatkan daya tahan tubuh.

Potassium
Meregulasikan keseimbangan elektrolit dalam sel dan menjaga fungsi jantung dan tekanan darah yang normal menyembuhkan batu empedu, batu ginjal, kanker prostat, flek hitam kulit.

Akar rhizoma asparagus
Berkhasiat untuk pengobatan infeksi saluran kemih dan batu ginjal secara tradisional.

Selain lezat diolah menjadi beragam masakan, asparagus juga mempunyai kandungan gizi yang sangat baik. Beragam mineral, kalsium, potassium, vitamin A, D juga E ada di dalamnya. Sayuran ini juga rendah kalori, baik dikonsumsi bagi Anda yang sedang menjalani terapi diet.

Kandungan seratnya (dietary fiber) sangat tinggi. Serat dalam asparagus mampu mengikat zat karsinogen penyebab kanker. Serat juga membantu lancarnya proses pencernaan tubuh sehingga Anda terbebas dari gangguan sembelit atau susah buang air besar. Beberapa lembaga ilmiah telah melakukan uji klinis terhadap asparagus. Terbukti sayuran ini mampu meningkatkan kesuburan pria. Kandungan asam amino asparagines merangsang ginjal membuang sisa metabolisme tubuh. Zat aktif lain dipercaya meningkatkan sirkulasi darah adn membantu melepaskan deposit lemak dalam dinding pembuluh darah. Sangat baik dikonsumsi bagi Anda yang berjerawat, penderita eksim, gangguan ginjal dan prostat. (OL-08)

Selain itu juga asparagus memiliki khasiat yang lain, yaitu :

1. Asparagus yang biasanya direbus atau dibikin jus kaya kandungan gizi yaitu vitamin C, vitamin E, vitamin B6, kalsium, magnesium, seng, protein, vitamin A, vitamin K, tiamin, riboflavin, rutin, niasin, zat besi, fosfor, potassium, tembaga, mangan, dan selenium, serta kaya akan serat alami yang dapat melancarkan sistem pencernaan. Sayuran ini juga memiliki kandungan kalori yang rendah, tidak mengandung lemak atau kolesterol, dan memiliki kandungan sodium yang sedikit.

2. Dalam asparagus juga banyak terkandung asam folat.
Asam folat dapat membantu memudahkan mendapatkan kehamilan. Selain itu, asam folat sangat berguna bagi ibu hamil dan janin, untuk melindungi cacat tabung saraf bada bayi. Terus mengkonsumsi asparagus setelah kelahiran juga akan memperlancar produksi air susu Ibu (ASI).

3. Berkhasiat bagi kesehatan tubuh.
Khasiat asparagus bagi tubuh antara lain mampu memperbaiki sistem kardiovaskuler dengan memperkuat fungsi hati, memperbaiki aliran darah, dan memperkuat kapiler tubuh.

4. Sayuran ini juga berkhasiat untuk mencegah penyakit radang sendi, baik untuk penderita artritis, melindungi pecahnya pembuluh darah, mampu perbaiki kinerja ginjal, dan usus karena sifat diuretiknya (mengeluarkan cairan yang tak berguna dari tubuh dalam bentuk air seni). Dengan kata lain akibat efek diuretik ini akan membuat saluran urin menjadi lebih lancar dan mampu menghilangkan kristal ginjal. Namun jangan heran bila setelah mengkonsumsi asparagus, urin Anda agak sedikit berbau tajam seperti sehabis memakan petai.

* Asparagus dapat mencegah kram selama menstruasi.
* Asparagus memiliki antioksidan sehingga mencegah efek-efek penuaan.
* Asparagus mampu menaikkan libido dan memberikan rasa nyaman.
* Asparagus membantu dalam treatmen penyakit HIV.
* Asparagus membantu mencegah multiple sclerosis.
* Asparagus membantu mencegah penyakit kudis.
* Asparagus juga bagus untuk mata karena dapat mencegah katarak.

* Makan asparagus juga mampu menutrisi rambut untuk mencegah rambut rontok.
* Asparagus juga dapat menangkal kanker, khususnya kanker paru. Kandungan agen anti kanker di dalamnya mampu menyusutkan tumor, dan meningkatkan produksi sel darah putih.
* Asparagus juga berguna bagi penderita sakit gigi.

Sumber : http://blogs.unpad.ac.id/

www.jendelahewan.blogspot.com

Minggu, 03 Juni 2012

Budidaya Tanaman Asparagus

Tanaman ini asli Eropa dan Asia. Ditemukan tumbuh liar di Eropa, Afrika Barat Laut, Asia ke Timur sampai Iran. Dibudidayakan lebih dari 2000 tahun lalu dan digunakan sebagai makanan dan obat-obatan oleh bangsa Yunani dan Roma. Ada dua jenis rebung Asparagus, yaitu yang berwarna putih dan yang berwarna hijau. Bagian yang dikonsumsi adalah rebung muda. Asparagus penghasil rebung, sebenarnya juga sudah sejak jaman Belanda tumbuh di kawasan dataran tinggi, namun fungsinya untuk dipanen daunnya sebagai tanaman hias.

Sebenarnya, Asparagus yang ditanam untuk diambil daunnya, adalah jenis Asparagus setactus yang marambat. Asparagus jenis ini banyak ditanam di teras rumah dan dirambatkan dengan tali, kawat atau kayu. Selain itu masih ada Asparagus densiflorus dan Asparagus umbellatus yang banyak dijadikan elemen taman karena bentuk tajuknya yang tebal dan indah mirip ekor tupai. Juga Asparagus falcatus yang daunnya besar-besar hingga sepintas tidak tampak sebagai Asparagus. Asparagus setaceus ini disebut juga dengan Asparagus officinalis yang merupakan tanaman penghasil rebung.

Tanaman Asparagus (Asparagus officinalis), merupakan tanaman tahunan. Asparagus memiliki batang dalam tanah (rizoma), yang akan menumbuhkan rebung. Sementara “batang” yang tampak di luar tanah merupakan tempat tumbuhnya cabang, ranting dan daun. Daun Asparagus berbentuk jarum. Sepintas tanaman Asparagus penghasil rebung ini mirip dengan cemara. Namun tinggi tanaman hanya sekitar 1 m, dengan diameter batang hanya 1 cm. Di Indonesia, Asparagus cocok dibudidayakan pada lahan dengan ketinggian antara 600 sd. 1700 m. dpl.

Pembibitan Asparagus dapat dilakukan secara vegetatif dengan kultur jaringan, anakan yang berasal dari tunas maupun setek, serta secara generatif dari biji. Dari ke tiga asal bibit tersebut, bibit yang berasal dari biji lebih baik.
Dalam pembibitan dengan biji terdapat 5 tahap, yaitu :

1. Perendaman benih
Asparagus berbuah buni berbentuk bulat dengan diameter 0,5 cm. Warna buah hijau ketika masih muda dan akan berubah menjadi cokelat kehitaman ketika telah tua. Buah masak ditandai dengan warna hitam serta lembeknya kulit buah dengan daging buahnya yang sangat tipis. Biji Asparagus berwarna hitam dengan kulit biji sangat keras. Untuk mempercepat perkecambahan perlu dilakukan perendaman biji dalam air dingin (suhu 27 C) yang dicampur dengan zat perangsang tumbuh (ZPT), selama 24 – 48 jam. Selama itu air rendaman diganti 2 -3 kali untuk menjaga suhu serta ketersediaan oksigen. Dengan perendaman demikian, perkecambahan benih bisa berlangsung lebih cepat, dengan tingkat keberhasilan lebih tinggi. Biji ynag mengambang pada saat perendaman dibuang. Setelah 24 – 48 jam perendaman, benih ditiriskan.

2. Persemaian
Lahan persemaian dipilih lahan yang berdrainase baik, bukan bekas lahan tanaman Asparagus, tanahnya gembur, subur dan berpasir. Tanah diolah, diberi pupuk dasar dan Furadan 3G untuk menghindari hama. Bedengan dibuat dengan lebar 120 cm, tinggi 20 – 25 cm, lebar parit 40 cm dengan kedalaman 40 cm. Benih disemai dengan jarak 15×10 cm, dengan kedalaman 2,5 cm, setiap 1 lubang ditanam 1 biji. Di atas permukaan tanah ditutup jerami atau sekam kemudian disiram secukupnya. Perkecambahan benih bisa 2-6 minggu tergantung suhu, kelembaban tanah dan kedalaman tanam. Pada suhu di bawah 20o C, perkecambahan berlangsung sangat lambat.

3. Perawatan persemaian
Meliputi pencegahan hama dan penyakit dilakukan seawal mungkin.

4. Pemupukan
Sewaktu masih dipersemaian setiap 20 – 30 hari dilakukan pemupukan susulan urea.

5. Seleksi dan Pencabutan benih
Pemindahan bibit dari pembibitan ke lapangan umur 5-6 bulan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan bibit diantaranya bibit yang akan dipindahkan adalah bibit yang sehat. Bibit yang sudah dicabut harus segera ditanam; dan sebelum penanaman akar dipotong, disisakan 20 cm, dan pucuk tanaman dipangkas hingga tinggi tanaman hanya ± 20 cm.

Pengolahan Tanah di lahan pertanaman
Sebelum penanaman, lahan yang akan ditanami Asparagus dibajak dalam dan merata. Dibuat parit dengan kedalaman 15 – 20 cm untuk tempat tanaman dan jarak antar parit 1,25 – 1,5 m. Pada awal tanam tidak digunakan pupuk kimia, tetapi menggunakan pupuk kandang.

Penanaman
Jarak tanam di lapangan 40 – 50 cm. Penanaman dilakukan pada pagi hari sekitar jam 9 atau pada sore hari sekitar jam 4.

Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman Asparagus meliputi :
1. Pembumbunan
Apabila tunas sudah mulai tumbuh, dapat dilakukan pembumbunan. Caranya, kira-kira sebulan setelah tanam, pembumbunan awal dimulai, tidak perlu tinggi-tinggi, tapi sedikit demi sedikit disesuaikan dengan pertumbuhan tanaman. Pembumbunan dilakukan setiap 2 – 4 minggu sekali, sehingga lama kelamaan setelah umur 9 bulan, tempat tanaman yang semula berupa parit, sekarang berubah menjadi guludan, sebaliknya yang semula guludan berubah menjadi parit dan tanaman tingginya sudah mencapai 1 M. Semula dalamnya parit 30 cm, tingginya guludan 30 cm, setelah dibumbun, akar asparagus akan terbenam sedalam 60 cm, ini merupakan ukuran panjangya rebung asparagus yang dipanen. Pada musim hujan, parit diperdalam. Hal ini karena Asparagus tidak menyukai genangan air. Pembumbunan dilakukan sekaligus dengan penyiangan dan pemanenan rebung.

2. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan setelah induk tanaman membentuk 8 – 10 batang, selebihnya dipangkas. Setelah mendekati masa panen batang yang dipelihara cukup 3 – 5 batang saja, selebihnya dipotong sebagai rebung asparagus. Pemangkasan juga dilakukan pada cabang dan batang yang terserang hama atau penyakit. Rebung baru bisa dinikmati setelah berumur 8-9 bulan atau 2-3 bulan setelah pemindahan dari pembibitan.

3. Pengairan dan drainase
Dilakukan dengan cara menggenangi parit (di-Leb) setinggi setengah dari tinggi guludan, ditunggu hingga air meresap sampai atas, kemudian sisa air dibuang. Pengairan pada musim kemarau dilakukan tiap 1 minggu sekali.

4. Pemupukan susulan
Pemupukan dilakukan secara top dressing dengan N dan K tinggi, P rendah. Selain pupuk susulan biasa, setiap tahun juga dilakukan pemupukan berkala, yaitu pemupukan berat seperti saat pertama kali tanam. Pada saat tersebut tidak dilakukan panen selama 3 – 4 minggu (fase istirahat) dan dilakukan seleksi induk. Pupuk susulan dilakukan dengan cara membuat parit sepanjang barisan berjarak 20 cm dari tanaman, dalamnya parit 15 cm kemudian pupuk dicampur dan ditutup dengan tanah. Pupuk susulan kimia diberikan setiap bulan, sedangkan pupuk kandang diberikan setiap 3 bulan sekali. Pupuk susulan ke empat kembali lagi seperti pupuk I, dan seterusnya.

5. Pengelolaan hama dan penyakit
Tanaman induk yang mati karena terkena hama atau penyakit dipotong dan diganti dengan cara membesarkan batang yang tumbuh normal. Hama yang sering dijumpai adalah ulat grayak dan ulat tanah yang menyerang selama periode transisi musim kemarau ke musim hujan, sedangkan penyakit yang menyerang dari golongan jamur. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara mekanik selama serangan belum terlalu berat. Aplikasi pestisida dilakukan jika serangan sudah cukup berat. Pestisida yang digunakan adalah pestisida organik (Daun Tembakau).

Panen
Panen dapat dilakukan mulai umur 8-9 bulan atau 2 – 3 bulan setelah pemindahan. Panen dilakukan dengan memotong rebung dan kemudian menimbun kembali sekeliling tanaman dengan tanah/kompos. Cara panen dengan memotong batang muda merupakan cara yang lebih baik, karena cara tersebut tidak merusak sistem perakaran tanaman yang dijadikan indukan. Pemanenan daun Asparagus (juga rebungnya), dilakukan dengan interval 1 sd. 1,5 bulan di kawasan tropis, sementara di kawasan sub tropis antara 1,5 sd. 2 bulan. Biasanya sampai dengan umur 9 bulan rebungnya masih kecil-kecil dan produksinya hanya 10 kg per hektar. Tapi apabila sudah berumur 2,5 – 4 tahun produksi sudah 50 kg per hektar. Jika panen pertama dilakukan pada umur 3 bulan setelah pemindahan, maka penen kedua pada umur 4 bulan dengan interval panen 2 hari sekali, bulan kelima dan seterusnya dapat dipanen setiap hari.

Sumber : http://tipspetani.blogspot.com/

www.jendelahewan.blogspot.com

Senin, 07 Mei 2012

Teknologi Budidaya Asparagus

PENDAHULUAN

Asparagus merupakan salah satu jenis sayuran yang dikonsumsi bagian batang muda atau tunasnya. Asparagus yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia terdiri dari dua jenis, yaitu Asparagus putih dan Asparagus hijau. Asparagus putih dibudidayakan di dataran tinggi dan tidak banyak dijumpai di Indonesia.

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophytha
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Asparagaceae
Genus : Asparagus
Spesies : A. officinalis
Nama : Asparagus officinalis

Sayuran ini termasuk jenis sayuran mahal yang biasanya hanya tersedia di restoran dan hotel. Oleh karena itu, sayuran ini kurang begitu dikenal di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Namun demikian, prospek pengembangan Asparagus ini cukup baik karena sayuran ini banyak diminati oleh masyarakat luar negeri sehingga ekspor komoditas asparagus dapat meningkatkan devisa negara serta memberikan keuntungan bagi petani.

Salah satu tempat budidaya asparagus di Indonesia adalah di Teras dan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Pusat budidaya Asparagus di Teras-Boyolali di tempat yang dahulu merupakan kerjasama antara Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Boyolali dengan Misi Teknik Pertanian Taiwan di Indonesia. “Benih Asparagus berasal dari Taiwan, yang kemudian dikembangkan di Indonesia.” kata Pujiastuti selaku asisten lapang di Misi Teknik Pertanian Taiwan. Namun sekarang ini berganti nama menjadi C.V Aspakusa yang merupakan kelompok tani di daerah Teras Boyolali

Bertanam asparagus sebenarnya hal yang tidak sulit, karena bertanam asparagus hanya sederhana seperti bertanam tanaman yang lainnya. Langkah budidaya tersebuat antara lain : persiapan bibit, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, dan panen.

BUDIDAYA ASPARAGUS

A. Persiapan Lahan

Sebelum penanaman, lahan yang akan ditanami asparagus dibajak dalam dan merata. Dibuat parit dengan kedalaman 15 – 20 cm. Untuk tempat tanam, jarak antar tanaman 40 – 50 cm dan jarak antar baris 1,25 – 1,5 m. Pada awal tanam tidak digunakan pupuk kimia, tetapi menggunakan pupuk kandang.

B. Penyemaian Bibit

Pembibitan Asparagus dapat dilakukan secara vegetatif dengan kultur jaringan, anakan yang berasal dari tunas maupun setek, serta secara generatif dari biji. Dari ke tiga asal bibit tersebut, bibit yang berasal dari biji lebih baik. Awalnya, bibit didatangkan dari Taiwan, tetapi mulai tahun 2007 ini petani mulai mengembangkan usaha pembibitan asparagus secara mandiri. Harga bibit Asparagus hijau mencapai 2,5 juta rupiah untuk setiap 2 pound atau 800 gram-nya. Dalam luasan 1 ha lahan memerlukan 600 gr bibit asparagus.

Asparagus merupakan tanaman yang ditanam secara tidak langsung (Indirect seedling) melalui persemaian. Dalam pembibitan dengan biji terdapat 6 tahap, yaitu :

a) Persemaian
Dalam persemaian, perlu diperhatikan pemilihan lahan persemaian yaitu lahan yang berdrainase baik, bukan bekas lahan tanaman asparagus, tanahnya gembur, subur dan berpasir. Bedengan tempat persemaian dilakukan pengolahan tanah, diberi pupuk dasar dan Furadan 3G untuk menghindari hama. Bedengan dibuat dengan lebar 120 cm, tinggi 20 – 25 cm, lebar parit 40 cm dengan kedalaman 40 cm.

b) Perendaman benih
Benih yang akan disemaikan sebelumnya direndam dalam air dingin pada suhu 27ºC selama 24-48 jam. Selama perendaman, air diganti 2 – 3 kali. Biji ynag mengambang pada saat perendaman dibuang.

c) Semai benih
Benih disemai pada tanah dengan jarak tanam 15×10 cm, dengan kedalaman 2,5 cm, setiap 1 lubang ditanam 1 biji. Di atas permukaan tanah ditutup jerami atau sekam kemudian disiram secukupnya.

d) Perawatan persemaian
Meliputi pencegahan hama dan penyakit dilakukan seawal mungkin.

e) Pemupukan
Sewaktu masih dipersemaian setiap 20 – 30 hari dilakukan pemupukan susulan urea.

f) Seleksi dan Pencabutan benih
Transplanting atau pemindahan bibit dilakukan setelah 5 – 6 bulan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam transplanting diantaranya bibit yang akan dipindahkan adalah bibit yang sehat; bibit yang dicabut harus segera ditanam; dan sebelum penanaman akar dipotong, disisakan 20 cm, dan pucuk tanaman dipangkas hingga tinggi tanaman hanya ± 20 cm.

C. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman Asparagus meliputi :

a) Pembumbunan
Apabila tunas sudah mulai tumbuh, dapat dilakukan pembumbunan. Pada musim hujan, parit diperdalam. Hal ini karena Asparagus tidak menyukai genangan.

b) Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan setelah induk tanaman membentuk 8 – 10 batang, selebihnya dipangkas. Setelah mendekati masa panen batang yang dipelihara cukup 3 – 5 batang. Pemangkasan juga dilakukan pada cabang dan batang yang terserang hama atau penyakit.

c) Pengairan dan drainase
Dilakukan dengan cara menggenangi parit (di-Lêb) setinggi setengah dari tinggi parit, ditunggu hingga air meresap sampai atas, kemudian sisa air dibuang.irigasi pada musim kemarau dilakukan tiap 1 minggu sekali.

d) Pemupukan susulan
Selain pupuk susulan biasa, setiap tahun juga dilakukan pemupukan berkala, yaitu pemupukan berat seperti saat pertama kali tanam. Pada saat tersebut tidak dilakukan panen selama 3 – 4 minggu (fase istirahat) dan dilakukan seleksi induk. Pupuk susulan dilakukan dengan cara membuat parit sepanjang barisan berjarak 20 cm dari tanaman, dalamnya parit 15 cm kemudian pupuk dicampur dan ditutup dengan tanah. Pupuk susulan kimia diberikan setiap bulan, sedangkan pupuk kandang diberikan setiap 3 bulan sekali. Pupuk susulan ke empat kembali lagi seperti pupuk I, dan seterusnya.

e) Pengelolaan hama dan penyakit
Tanaman induk yang mati karena terkena hama atau penyakit dipotong dan diganti dengan cara membesarkan batang yang tumbuh normal. Hama yang sering dijumpai adalah ulat grayak dan ulat tanah yang menyerang selama periode transisi musim kemarau ke musim hujan, sedangkan penyakit yang menyerang dari golongan jamur batang. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara mekanik selama serangan belum terlalu berat. Aplikasi pestisida dilakukan jika serangan sudah cukup berat. Pestisida yang digunakan adalah pestisida organik (Daun Tembakau).

D. Panen dan Pasca Panen

a) Kriteria panen
Asparagus dapat dipanen rebungnya pada umur 4-5 bulan setelah transplanting. Asparagus hijau yang dipanen adalah setelah muncul diatas tanah dengan kondisi pucuk yang masih kuncup.

b) Cara panen, interval, frekuensi
Panen dilakukan dengan dua cara, yaitu mencabut dan memangkas atau memotong batang muda. Cara panen dengan memotong batang muda merupakan cara yang lebih baik, karena cara tersebut tidak merusak sistem perakaran tanaman yang dijadikan indukan. Jika panen pertama dilakukan pada umur 4 bulan setelah transplanting, maka penen kedua pada umur 5 bulan dengan interval panen 2 hari sekali, bulan keenam dan seterusnya dapat dipanen setiap hari.

Pemanenan daun asparagus dapat dilakukan kapan saja diperlukan dengan cara memotong dahannya. Daun asparagus yang dipotong sebaiknya memiliki beberapa kriteria seperti :

Daun tampak hijau tua

1. Pada daun tidak terdapat bunga dan buah, bebas dari hama dan penyakit
2. Batang lurus, panjang batang lebih dari setengah panjang bagian berdaun serta memenuhi kriteria kelas tanaman, kuat dan segar.

Hasil panen asparagus bintang dibagi dalam tiga kelas tanaman yang terdiri atas :

S (small) : panjang bagian berdaun 40-50 cm
M (medium) : panjang bagian berdaun 50-60 cm
L (large) : panjang bagian berdaun lebih dari 60 cm.

Untuk pengiriman asparagus, daun bisa dikemas dengan cara mengikat setiap 5-10 tangkai batang sesuai dengan kelasnya. Ikatan tanaman disimpan tegak dalam ember berisi air. Tinggi air dalam ember cukup 3 cm.

Perendaman tangkai dilakukan untuk mempertahankan kesegaran tanaman. Pada saat dikirim, tanaman dikemas dengan dibungkus kertas (koran bekas). Pembungkusan kertas bertujuan untuk melindungi tanaman dari kerusakan sekaligus untuk memudahkan dalam membawa tanaman karena asparagus bintang berduri tajam.

E. Manfaat Asparagus

Selain lezat diolah menjadi beragam masakan, asparagus juga mempunyai kandungan gizi yang sangat baik. Beragam mineral, kalsium, potassium, vitamin A, D juga E ada di dalamnya. Sayuran ini juga rendah kalori, baik dikonsumsi bagi Anda yang sedang menjalani terapi diet.

Kandungan seratnya (dietary fiber) sangat tinggi, serat dalam asparagus mampu mengikat zat karsinogen penyebab kanker. Serat juga membantu lancarnya proses pencernaan tubuh sehingga Anda terbebas dari gangguan sembelit atau susah buang air besar. Beberapa lembaga ilmiah telah melakukan uji klinis terhadap asparagus. Terbukti sayuran ini mampu meningkatkan kesuburan pria. Kandungan asam amino asparagines merangsang ginjal membuang sisa metabolisme tubuh. Zat aktif lain dipercaya meningkatkan sirkulasi darah adn membantu melepaskan deposit lemak dalam dinding pembuluh darah. Sangat baik dikonsumsi bagi Anda yang berjerawat, penderita eksim, gangguan ginjal dan prostat.

PENUTUP

Asparagus merupakan salah satu jenis sayuran yang dikonsumsi bagian batang muda atau tunasnya. Asparagus yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia terdiri dari dua jenis, yaitu Asparagus putih dan Asparagus hijau. Asparagus putih dibudidayakan di dataran tinggi dan tidak banyak dijumpai di Indonesia.

Budidaya Asparagus tidak membutuhkan banyak perlakuan yang membutuhkan banyak biaya. Budidaya asparagus meliputi persiapan lahan, persiapan bibit, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Meskipun mempunyai banyak manfaat meliputi tetapi tanaman asparagus kurang banyak diminati banyak orang karena prospek penjualan asparagus adalah masyarakat menengah ke atas sehingga kurang dikenal luas di masyarakat. Sayuran ini termasuk jenis sayuran mahal yang biasanya hanya tersedia di restoran dan hotel. Oleh karena itu, sayuran ini kurang begitu dikenal di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Namun demikian, prospek pengembangan Asparagus ini cukup baik karena sayuran ini banyak diminati oleh masyarakat luar negeri sehingga ekspor komoditas asparagus dapat meningkatkan devisa negara serta memberikan keuntungan bagi petani.

Sumber : http://diediedwahyoe.blogspot.com/

www.jendelahewan.blogspot.com

Kamis, 03 Mei 2012

Aspek Budidaya Daun Asparagus Bintang

Persiapan Media.
Asparagus memerlukan tanah yang cukup gembur, sehingga tanah untuk pertanaman asparagus harus dicangkul dengan baik, sedalam 30-40 cm. Asparagus bintang tumbuh optimum pada media yang porous dengan pH 5.5-6.6. Bedengan dibuat selebar 1 meter dan panjang sesuai lahan yang ada. Jumlah populasi ditentukan dengan melihat bentuk pertumbuhan daun agar tidak saling menaungi dan juga kecepatan perkembangan tunas agar tidak terjadi persaingan penyerapan air dan hara. Lubang tanam dibuat sesuai dengan populasi tanaman, pada setiap lubang tanam diberi pupuk dasar, yaitu 0.5 kg pupuk kandang, 15 g SP 36, 5 g ZA dan 10 g dolomite, sedangkan pupuk K akan diberikan sebagai pupuk susulan. Asparagus tidak tahan terhadap pupuk yang mengandung chlor, oleh karena itu sebaiknya tidak menggunakan KCl.

Bibit dan Persemaian

Bibit tanaman asparagus dapat diperoleh dari hasil perbanyakan dengan biji, rimpang dan stek. Perbanyakan dengan biji cukup mudah dan cepat menghasilkan, serta tidak memerlukan pemeliharaan yang rumit. Perbanyakan dengan cara mengambil rimpang untuk dibelah juga bisa dilakukan, akan tetapi akan sedikit mengganggu tanaman utamanya. Perbanyakan dengan stek batang memerlukan cara tersendiri dan lebih rumit serta memerlukan persiapan yang lebih lama.

Untuk tujuan perbanyakan tanaman dengan biji, maka perlu ditanam tanaman yang dikhususkan untuk penghasil biji. Biji yang dihasilkan dalam satu rumpun tanaman bisa mencapai ratusan bahkan ribuan, sehingga perbanyakan dengan biji bisa lebih mudah dan cepat.

Persemaian biji dilakukan pada media yang cukup mengandung pupuk kandang. Pupuk kandang yang digunakan sebaiknya pupuk kandang dari sapi atau kambing yang sudah matang dan kering, sekitar 3 kg/m3 media semai. Media semai yang umum digunakan adalah campuran tanah steril : kompos = 1:1. Media persemaian dibuat bedengan, dengan ukuran lebar 1m dan panjang sesuai kebutuhan. Untuk menjaga kelembaban media semai perlu dibuat sungkup plastik setingi 0.5 m.

Biji asparagus cukup kecil. Untuk lahan semai seluas 1 m2 bisa menampung 2500 biji (jarak semai sekitar 2 cm x 2 cm), yaitu dengan cara menabur biji di atas media semai, kemudian disiram dan sungkup ditutup rapat agar terjaga kelembabannya. Dalam waktu 1 bulan, biji akan berkecambah.

Bibit yang sudah mengeluarkan daun semu dengan ketinggian 10 cm harus dipindahkan ke pot-pot kecil berdiameter 5 cm. Pot-pot kecil tersebut ditempatkan di dalam naungan yang diberi paranet hitam 70 %. Kemudian bibit dalam pot diberi tambahan hara berupa larutan pupuk NPK 24:8:8 dengan konsentrasi 5 g/l, dosis 50 cc/pot, dengan frekuensi pemberian satu minggu sekali. Setelah 2-3 bulan tanaman sudah membentuk tunas-tunas baru sehingga membentuk rumpun setinggi 15 cm dan bibit siap untuk dipindahkan ke lapangan. Kualitas tanaman yang bagus dapat diperoleh apabila asparagus ditanam di dalam bangunan tanam dengan naungan 25%.

sumber :binaukm.com

www.jendelahewan.blogspot.com

Peluang Budidaya Asparagus Cara Rakyat

Asparagus adalah tanaman sub tropis yang diambil rebungnya untuk dikonsumsi. Sup asparagus adalah menu yang wajib tersedia di hotel dan restoran berbintang. Namun beda dengan sayuran sub tropis lain seperti kol, brokoli, kentang dan wortel yang sudah dibudidayakan di Indonesia, maka aspargus masih harus diimpor. Budidaya asparagus memang pernah dilakukan di kab. Sukabumi dan Cianjur di Jawa Barat, serta kab. Mojokerto dan Malang di Jawa Timur. Namun, budidaya asparagus secara besar-besaran pada tahun 1980an tersebut telah mengalami kegagalan. Penyebab kegagalan tersebut ada beberapa hal.

Pertama, secara manajemen kelembagaan, perusahaan yang mengelola kebun asparagus tersebut tidak terlalu profesional. Hingga terjadi sengketa intern, termasuk sengketa soal status kepemilikan lahan.
Kedua, karena faktor budidaya, maka rebung asparagus yang dihasilkan belum bisa memenuhi persyaratan sesuai dengan standar pasar internasional. Pada waktu rebung masih dalam kondisi lunak, ukurannya (diameter dan panjang) masih belum mencapai standar. Sebaliknya, ketika ukuran standar telah dicapai, kondisi rebung telah berserat. Padahal, pada waktu itu para pengusaha telah melakukan impor benih asparagus berupa semai (bukan biji) secara langsung dari Negeri Belanda.
Ketiga, biaya produksi rebung asparagus dalam skala perkebunan besar, ternyata tidak mampu bersaing di pasar internasional. Padahal, pada waktu itu semangat para investor rebung asparagus adalah untuk menjangkau pasar ekspor. Akibat dari kendala-kendala tersebut, tahun 1990an kebun-kebun asparagus tadi telah tutup dan tidak lagi beroperasi.

Sayuran sub tropis yang sampai saat ini berhasil dibudidayakan di Indonesia, semuanya dikerjakan oleh rakyat dalam skala sangat mikro. Mulai dari kol, kentang, wortel, bawang daun, seledri dan lain-lain. Bunga krisan, leli, gladiol, anyelir dan lain-lain yang memasok para floris, juga dibudidayakan oleh rakyat dalam skala kecil sampai dengan menengah. Budidaya kentang dan bunga yang pernah dilakukan dalam skala besar, misalnya dengan luas lahan di atas 50 hektar, hampir semuanya mengalami kegagalan. Budidaya krisan, gladiol dan leli di kawasan Bandungan, Jawa Tengah misalnya, bisa eksis sampai sekarang karena dilakukan secara tradisional oleh para petani dalam skala mikro (hanya ratusan m2). Bahkan, bunga krisan tunggal, sebelum krisan spray populer, selalu dilakukan dalam petak sangat kecil yang diberi naungan atap jerami padi. Leli putih malahan dibudidayakan di pinggir ladang jagung, di sela-sela singkong dan mawar tabur. Sampai sekarang Bandungan tetap secara rutin menghasilkan bunga leli meskipun dalam volume yang sangat kecil.

Asparagus penghasil rebung, sebenarnya juga sudah sejak jaman Belanda tumbuh di kawasan dataran tinggi, terutama di Bandungan, Tawangmangu dan Selecta. Namun asparagus yang ditanam di pematang dan di sela-sela tanaman jagung serta sayuran ini, fungsinya untuk dipanen daunnya sebagai tanaman hias. Daun asparagus adalah "hijauan" untuk ornamen rangkaian bunga, sebelum ornamen lain seperti florida beauty diintroduksi dan populer. Sebenarnya, asparagus yang ditanam untuk diambil daunnya, adalah jenis Asparagus setactus yang marambat. Asparagus jenis ini banyak ditanam di teras rumah dan dirambatkan dengan tali, kawat atau kayu.

Selain itu masih ada Asparagus densiflorus dan Asparagus umbellatus yang banyak dijadikan elemen taman karena bentuk tajuknya yang tebal dan indah mirip ekor tupai. Juga Asparagus falcatus yang daunnya besar-besar hingga sepintas tidak tampak sebagai asparagus. Barangkali karena volume daun Asparagus setaceus tidak mencukupi untuk dipanen sebagai ornamen rangkaian bunga, maka petani pun mensubstitusinya dengan Asparagus officinalis yang merupakan tanaman penghasil rebung. Hingga masyarakat setempat pun tidak pernah mengenal rebung asparagus ini sebagai bahan sayuran. Padahal, apabila dipanen dan dikumpulkan, rebung asparagus hasil tanaman rakyat akan tetap bisa mamasok pasar. Sama halnya dengan bunga leli mereka yang dengan volume sangat terbatas, tetap bisa mensubstitusi leli tanaman PTPN XII di Pegunungan Ijen dan tanaman perusahaan-perusahaan besar di kawasan Puncak, Jawa Barat.

Tanaman asparagus (Asparagus officinalis), merupakan terna tahunan. Asparagus memiliki batang dalam tanah (rizoma), yang akan menumbuhkan rebung asparagus. Sementara "batang" yang tampak di luar tanah merupakan tempat tumbuhnya cabang, ranting dan daun. Daun asparagus berbentuk jarum. Sepintas tanaman asparagus penghasil rebung ini mirip dengan cemara. Namun tinggi tanaman hanya sekitar 1 m, dengan diameter batang hanya 1 cm. Dalam satu rumpun asparagus, biasanya akan tumbuh 4 sd. 5 batang tanaman. Karena di Bandungan asparagus dipanen daunnya, maka rebung yang tumbuh selalu dibiarkan menjadi individu tanaman baru. Setelah mencapai ketuaan tertentu, maka daun asparagus akan dipanen dengan cara dipotong mulai bagian pangkal batangnya. Pemanenan daun asparagus (juga rebungnya), dilakukan dengan interval 1 sd. 1,5 di kawasan tropis, sementara di kawasan sub tropis antara 1,5 sd. 2 bulan.

Budidaya asparagus, dilakukan dengan benih yang berasal dari perbanyakan generatif melalui biji. Asparagus berbuah buni berbentuk bulat dengan diameter 0,5 cm. Warna buah hijau ketika masih muda dan akan berubah menjadi cokelat kehitaman ketika telah tua. Buah masak ditandai dengan warna hitam serta lembeknya kulit buah dengan daging buahnya yang sangat tipis. Biji asparagus juga berwarna hitam dengan kulit biji sangat keras. Untuk mempercepat perkecambahan, biasanya petani melakukan perendaman biji dalam air hangat (suhu 40 - 45 C) yang dicampur dengan zat perangsang tumbuh (ZPT), paling tidak selama 12 jam. Selama itu air rendaman diganti 1 X untuk menjaga suhu serta ketersediaan oksigen. Dengan perendaman demikian, perkecambahan benih bisa berlangsung lebih cepat, dengan tingkat keberhasilan lebih tinggi.

Rebung asparagus sebenarnya merupakan ujung rizome yang akan tumbuh menjadi individu tanaman baru. Rebung ini berwarna putih ketika masih berada dalam tanah, kemudian berwarna hijau muda dengan pangkal agak kemerahan ketika sudah menyembul di permukaan tanah. Rebung asparagus berdiameter sedikit lebih besar (lebih gemuk) dibanding dengan batang dewasanya. Panen umumnya dilakukan ketika rebung tersebut masih berada di dalam tanah. Warna rebung putih, masih sangat lunak dengan kulit yang juga lembut. Panjang rebung yang dipanen antara 15 sd. 20 cm. Namun ada pula konsumen yang menghendaki rebung yang sudah keluar dari permukaan tanah dan berwarna hijau.

Di kawasan tropis, tanaman asparagus akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan di kawasan sub tropis. Sebab di kawasan sub tropis, fotosintesis hanya akan terjadi selama musim panas. Sementara pada musim dingin, tanaman akan mengalami masa dorman (istirahat). Di kawasan tropis, tanaman akan berfotosintesis penuh sepanjang tahun. Pada musim kemarau, apabila lahan diberi pengairan cukup baik, maka produksi rebung akan lebih tinggi daripada pada musim penghujan. Meskipun tidak berpengairan teknis, lahan-lahan vulkanis di pegunungan biasanya akan tetap lembap pada musim kemarau. Hingga volume produksi rebung di kawasan tropis, rata-rata juga lebih tinggi daripada produksi di kawasan sub tropis. Rata-rata produksi rebung asparagus dengan budidaya monokultur akan menghasilkan sekitar 10 ton rebung segar per hektar per tahun. Namun, budidaya asparagus secara monokultur dengan manajemen modern, telah terbukti kurang efisien dibanding dengan budidaya secara tradisional oleh rakyat.

Di Indonesia, asparagus cocok dibudidayakan pada lahan dengan ketinggian antara 600 sd. 1700 m. dpl. Misalnya di Brastagi (Sumut). Bukittinggi (Sumbar), Curub (Bengkulu), Puncak, Selabintana, Lembang dan Pangalengan (Jabar). Baturaden, Dieng, Temanggung, Bandungan, Kopeng dan Tawangmangu (Jateng), Kaliurang (DIY), Tretes, Selecta, Batu dan pegunungan Ijen (Jatim), Bedugul (Bali), Sembalun (Lombok) dan Toraja (Sulsel). Kawasan ini bertanah vulkanis yang gembur dan kaya bahan organik. Namun produksi asparagus akan bisa lebih optimal apabila lahan diberi pupuk organik. Para petani sayuran di kawasan tersebut, biasanya menggunakan pupuk kandang berupa kotoran sapi atau domba untuk menyuburkan lahan mereka. Lahan gembur dan kaya bahan organik mutlak diperlukan oleh asparagus untuk membentuk rizome dan memproduksi rebung.

Sayangnya, sampai saat ini asparagus tanaman rakyat ini tidak pernah dipanen rebungnya untuk dipasarkan sebagai "sayuran elite". Padahal kebun-kebun asparagus skala besar telah tutup. Hingga selama ini, hotel-hotel dan restoran bintang selalu menggunakan rebung asparagus impor, terutama yang telah dikalengkan. Beberapa hotel bintang malahan secara rutin mendatangkan rebung asparagus segar meskipun volumenya tetap sangat terbatas. Seandainya hotel-hotel bintang ini bisa kontak dengan para petani asparagus di Bandungan, maka dua belah pihak akan sangat diuntungkan. Konsumen akan memperoleh asparagus segar dengan harga lebih murah daripada yang impor. Sementara petani akan mendapatkan harga yang baik dibanding dengan memanen asparagus mereka untuk ornamen rangkaian bunga.

Sumber : http://foragri.blogsome.com/

www.jendelahewan.blogspot.com