Tampilkan postingan dengan label Budidaya Ayam Arab. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Budidaya Ayam Arab. Tampilkan semua postingan

Rabu, 26 Oktober 2011

Mengenal Ayam Arab

Ayam Arab ini merupakan keturunan dari Ayam Brakel Kriel-Silver dari Belgia. Disebut Ayam Arab karena dua hal: pejantannya memiliki daya seksual yang tinggi dan keberadaannya di Indonesia melalui telurnya yang dibawa oleh orang yang menunaikan ibadah haji dari Mekah.

Kebanyakan masyarakat memanfaatkan Ayam Arab karena produksi telurnya tinggi, mencapai 190 - 250 butir per tahun dengan berat telur 42,3 gram. Kuning telur lebih besar volumenya, mencapai 53,2% dari total berat telur. Jadi ayam arab ini fungsinya hanya sebagai ayam petelur saja.

Warna kerabang/bulu sangat bervariasi yakni putih, kekuningan dan coklat. Warna kulit yang kehitaman dengan daging yang lebih tipis dibanding ayam kampung menjadikannya jarang dimanfaatkan sebagai ayam pedaging.

Ayam Arab mudah dikenali dari bulunya. Pada sepanjang leher berwarna putih mengkilap, bulu punggung putih berbintik hitam, bulu sayap hitam bergaris putih dan bulu ekor dominan hitam bercampur putih. Sedang jenggernya berbentuk kecil berwarna merah muda dan mata hitam dengan dilingkari warna kuning.

Ciri lain Ayam Arab adalah pejantannya pada umur 1 minggu sudah tumbuh jengger, dan betina induk tidak memiliki sifat mengeram. Dari penampilan tubuhnya, tinggi Ayam Arab dewasa mencapai 35 cm dengan bobot 1,5 - 2 kg. Kepalanya mempunyai jengger berbentuk tunggal dan bergerigi. Ayam ini berbulu tebal. Bulu di sekitar leher berwarna kuning dan putih kehitaman. Warna bulu badannya putih bertotol-totol hitam. Kokok suara jantan nyaring.

Ayam Arab betina dewasa tingginya mencapai 25 cm dengan bobot 1,0 - 1,5 kg. Kepalanya berjengger tipis, bergerigi. Badannya berbulu tebal. Selama usia produktif antara 0,8 - 1,5 tahun, betina arab terus-menerus bertelur, sehingga hampir setiap hari menghasilkan telur.

Secara genetis Ayam Arab tergolong galur ayam buras yang unggul, karena memiliki kemampuan produksi telur yang tinggi. Kebanyakan masyarakat memanfaatkan Ayam Arab untuk menghasilkan telur bukan daging karena Ayam Arab memiliki warna kulit yang kehitaman dan daging tipis dibanding ayam buras biasa sehingga dagingnya kurang disukai masyarakat.

Keunggulan Ayam Arab antara lain:
* Harga DOC tinggi dibandingkan ayam kampung biasa
* Berat telur 30-35 gram.
* Warna kerabang telur putih
* Harga induk tinggi
* Ayam Arab termasuk tipe ayam kecil sehingga konsumsi pakan relatif lebih sedikit sehingga lebih efisien
* Libido seksualitas jantan lebih tinggi, mudah dikawinkan dengan ayam lain, dalam 15 menit bisa tiga kali kawin
* Bisa dijadikan untuk perbaikan genetik ayam buras Sifat mengeram hampir tidak ada, sehingga waktu bertelur panjang.

Kelemahan Ayam Arab antara lain:
* Wama kulit dan daging hitam sehingga harga jual afkirnya bisa menimbulkan masalah
* Sifat mengeram hampir tidak ada, sehingga apabila dikembangkan di masyarakat harus ditetaskan di mesin tetas atau menggunakan ayam lain
* Harus dipelihara secara intensif untuk mendapatkan produksi tinggi sesuai dengan kemampuan genetisnya – Bobot badan afkir rendah mencapai 1,1 - 1,2 kg

Sumber : http://www.infoternak.com/ayam-arab


www.jendelahewan.blogspot.com

Minggu, 16 Oktober 2011

Profile Ayam Arab

Ayam arab merupakan ayam tipe petelur unggul karena kemampuannya bertelur yang cukup tinggi. Kebanyakan masyarakat memanfaatkan ayam arab karena produksi telurnya tinggi yaitu mencapai 190-250 butir per tahun dengan berat telur rata-rata 40 gram. Warna kerabang sangat bervariasi yakni putih, kekuningan dan coklat sehingga kadang banyak orang yang tidak bisa membedakan mana telur ayam arab dan mana telur ayam kampung.

Ayam arab sebagai penghasil daging juga cukup baik, doc jantan yang dipelihara sekitar 2-3 bulan dengan sentuhan pakan yang baik sudah mampu mencapai bobot badan antara 4-5 ons. Warna kulit yang agak kehitaman, dengan daging yang lebih tipis dibanding ayam kampung membuat daging ayam ini kurang disukai oleh konsumen. Akan tetapi bagi sebagian peternak yang kreatif, ayam arab ini dikawin silang dengan ayam kampung. Dan apa hasilnya? Ya, ayam dengan postur kampung, kerabang telur sudah tidak putih lagi dan daging yang sedikit lebih terang daripada ayam arab asli.

Ayam arab mudah dikenali dari warna bulunya. Ayam arab dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan jenis bulunya yaitu jenis silver (berwarna putih mengkilap atau orang menyebutnya perak) dan jenis gold (merah). Untuk jenis silver, bulu sepanjang leher berwarna putih mengkilap, bulu punggung putih berbintik hitam, bulu sayap hitam bergaris putih dan bulu ekor dominan hitam bercampur putih. Sedang jenggernya kecil dengan warna merah menyala dan mata hitam dengan dilingkari warna kuning.

Ciri lain ayam arab adalah pada saat umur satu minggu pejantan sudah tumbuh jengger. Induk betina tidak mempunyai sifat mengeram dengan usia produktif sampai umur 1,5 tahun. Dengan pengelolaan yang baik, ayam ini bisa dipupuk sebagai sumber penghasilan yang menguntungkan.

Sisi keunggulan ayam arab antara lain:
- Harga DOC yang berfluktuasi, kadang lebih tinggi/rendah dibandingkan ayam kampung biasa. Per Agustus 2008 harga doc 3.500/ekor sudah divaksin mareks.
- Berat telur berkisar antara 35-42,5 gram
- Warna kerabang telur bervariasi yaitu putih, kekuningan dan putih kecoklatan
- Harga induk tergolong tinggi (pullet mencapai harga Rp 40.000/ekor)
- Konsumsi pakan (FCR) relatif kecil karena termasuk tipe kecil
- Daya seksualitas pejantan tinggi
- Ayam betina tidak mempunyai sifat mengeram, sehingga masa bertelurnya panjang
- Bisa dijadikan untuk perbaikan genetik ayam buras

Adapun sisi kelemahan ayam arab antara lain:
- Wama kulit dan daging agak kehitaman sehingga harga jual masa remaja dan afkirnya relatif rendah
- Sifat mengeram hampir tidak ada, sehingga butuh mesin tetas untuk menetaskan telurnya atau menggunakan jasa ayam induk ayam kampung, enthok atau yang lainnya.
- Bobot badan afkir rendah yaitu sekitar 1 - 1,2 kg

Akan tetapi jika dilihat dari sisi keunggulannya maka sisi kelemahan akan tidak ada artinya. Semoga dengan artikel ini dapat membantu bagi calon peternak, calon investor, dan yang sudah memiliki peternakan ayam arab untuk lebih mengetahui ayam yang akan dan yang sudah dipelihara.*(SPt)

Anda dapat mengcopy artikel ini dengan menyebutkan sumbernya : www.sentralternak.com


www.jendelahewan.blogspot.com

Selasa, 04 Oktober 2011

Ayam arab gemar bertelur jika pakan berkecukupan

Agar maksimal menghasilkan telur, ayam arab harus diberikan pakan yang cukup. Selain harus bersih, suhu kandang ayam harus dijaga. Ayam juga harus rajin diberikan vaksinasi agar terhindar dari berbagai penyakit ayam arab.

Seperti varian ayam lainnya, budidaya ayam arab tergolong mudah. Selain kandang tempat budidaya harus bersih, ayam arab hanya butuh pakan bekatul dan jagung. Selain itu, ayam arab juga harus rutin disuntik vaksin agar terhindar dari penyakit.

Pembudidaya ayam arab di Blitar, Jawa Timur, Imam Kambali mengatakan, komposisi ideal makanan untuk ayam arab terdiri dari 20% bekatul, 50% jagung dan sebanyak 30% konsentrat. Imam menghabiskan 5 kuintal bekatul dan 1 ton jagung dalam sehari demi memenuhi pakan 10.000 ayam arab peliharaannya.

Komposisi pakan yang sama juga dipakai Budi Miharso, pemilik Trias Farm di Bogor untuk memelihara 30.000 ayam arabnya. Budi menuturkan, untuk memudahkan pemeliharaan ayam arab, ia membagi ayam menjadi tiga kelas.

Pertama, kelas starter untuk ayam berusia 0 sampai 42 hari. Kedua kelas grower untuk ayam berusia 42 sampai 110 hari. Ketiga, terakhir, adalah kelas layer bagi ayam yang usianya di atas 110 hari.

Dengan pembagian seperti ini, pakan akan lebih terkontrol dan merata, utamanya untuk ayam di tahapan starter. Ayam dalam tahapan ini juga membutuhkan perhatian ekstra. Ayam yang baru keluar dari cangkang telur hingga usia 15 hari masuk kandang inkubator dan diberikan lampu untuk menjaga kehangatan suhu tubuh anak. Pada usia 4,5 bulan, ayam arab sudah bisa dicampurkan dengan ribuan ayam dewasa dalam satu kandang besar.

Menurut Budi, ayam arab akan produktif bertelur saat usianya di atas 110 hari atau ayam masuk masa layer. Dari total ayamnya, saat ini, Budi memiliki 15.000 ayam arab di usia produktif.

Menurut Budi, masa produktif ayam arab tergolong singkat yakni antara usia 4,5 bulan sampai 19 bulan. Meski begitu, ayam masih bisa tetap dipelihara hingga umur dua tahun. "Cuma bertelurnya sudah tidak bisa maksimal," ujarnya.

Selain usia, pemberian pakan juga berpengaruh terhadap pembudidayaan ayam jenis ini. Semakin baik pakan yang diberikan maka semakin lama pula tingkat produktivitas ayam dalam menghasilkan telur.

Bila tertarik membudidayakan ayam arab, Anda juga harus memiliki kandang yang cukup untuk memelihara mereka. Bila memiliki 10.000 ayam, lahan yang dibutuhkan untuk mengembangbiakan ayam arab sekitar 3.000 m². Kondisi kandang juga harus selalu bersih. Tiga kali seminggu, kandang harus disemprot dengan desinfektan.

Untuk menjaga kekebalan tubuh, ayam arab juga membutuhkan vaksinasi sejak ayam keluar dari cangkang telur hingga ayam yang sudah dewasa. Vaksinasi harus diberikan demi menghindari virus marek. "Ini sejenis penyakit yang menyerang hati ayam," ungkap Budi.

Pemberian vaksin ayam arab, kata Budi, juga harus disesuaikan dengan tempat budidaya ayam arab. Beda daerah pemeliharaan ayam maka akan berbeda pula penyakit yang muncul.

Vaksin lain yang dibutuhkan ayam adalah ND untuk mencegah penyakit Newcastle disease pada unggas, vaksin avian influenza untuk mencegah wabah flu burung. Masih banyak vaksin lain untuk menjaga kekebalan tubuh ayam arab.

Selain itu, pembudidaya ayam arab juga harus menjaga suhu kandang, yakni antara 27 derajat Celcius sampai 30 derajat Celcius. "Idealnya, kandang harus punya suhu 27 derajat Celcius," tutur Budi berbagi tip. Kelembaban kandang yang dibutuhkan 60% sampai 80%.

Sumber : http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/1303109120/65145/Ayam-arab-gemar-bertelur-jika-pakan-berkecukupan-2


www.jendelahewan.blogspot.com

Senin, 03 Oktober 2011

Ternak Ayam Arab Penghasil Telur Yang Produktif

Ayam arab merupakan jenis ayam dalam kategori buras (bukan Ras). Karena kemampuan produktivitas telur yang tinggi maka banyak orang membudidayakan ayam arab sebagai ayam petelur. Berbeda dengan ayam petelur, telur ayam arab dihargai seperti layaknya telur dengan ayam kampung yang dihitung per biji bukan per kilogram. Konon ayam arab ini dulunya di bawa oleh orang Indonesia yang sedang menunaikan ibadah haji di Arab, hingga sekarang beranak pinak.

Selain memiliki kemampuan bertelur yang tinggi yaitu sekitar 190-250 butir per tahun, ayam arab jantan memiliki kemampuan seksual yang tinggi sehingga banyak dipakai sebagai ayam pejantan. Keturunan ayam silangan ayam arab ini juga masih memiliki produktivitas yang tinggi.

Hal lain yang membuat ternak ayam arab cukup menguntungkan adalah ukuran tubuh ayam arab yang kecil. Jika dibandingkan dengan ayam petelur atau ayam kampung ukuran ayam arab lebih kecil. Ukuran ayam arab yang kecil membuat pengeluaran untuk pakan ayam lebih sedikit, sehingga biaya produksi lebih sedikit.
Teknik Pemeliharaan Ayam Arab Petelur

Ayam arab mulai bertelur pada usia sekitar 4.5 bulan, pemeliharaan di awal juga berpengaruh pada masa mulai bertelur. Pemeliharaan ayam arab petelur bisa dilakukan dengan kandang sistem terbatas atau sistem battery. Sistem battery lebih hemat tempat dan memudahkan pemeliharaan dan mengontrol ayam arab agar tidak terjangkit penyakit.

Pakan ayam arab terdiri atas konsentrat petelur dengan kandungan protein 17%, jagung giling dan dedak dengan rasio 3:2:1. Dalam sehari ayam arab petelur dewasa memerlukan bobot makanan maksimal 100 gram. Jika makanan berlebih maka akan membuat ayam arab terlalu gemuk dan produktivitasnya justru menurun. Pada sistem battery pemberian makanan ini dapat dengan mudah dikontrol.

Ayam Arab cukup sensitif terhadap respon pakan, jika hanya diberi dedak saja, produktivitas telur hanya tercapai sekitar 10-15%. Jika terus menerus demikian ayam-ayam kemudian tidak dapat menghasilkan telur. Untuk memulihkan kondisinya membutuhkan waktu kurang lebih 1 minggu, perbaikan pemberian pakan baru akan memberikan dampak produksi, yaitu ayam-ayam akan bertelur kembali.

Demikian pula dengan pakan dengan kandungan protein yang rendah (di bawah jumlah kebutuhannya) menyebabkan ayam tidak bertelur. Penurunan produktivitas bisa mencapai 50%, hal ini sangat merugikan bagi usaha ternak ayam arab.

Selain makanan hal lain yang penting untuk diperhatikan adalah minuman untuk ayam arab, minuman idealnya diberikan dengan wadah tersendiri. Untuk menambah produktivitas telur ayam arab,pada minuman biasanya ditambahkan egg stimulan. Selamat Mencoba.

Sumber : http://galeriukm.web.id/unit-usaha/peternakan/ternak-ayam-arab-penghasil-telur-yang-produktif


www.jendelahewan.blogspot.com

Minggu, 02 Oktober 2011

Ayam arab, mini telurnnya tapi besar pasarnya

Ayam arab merupakan jenis ayam petelur yang sering disebut dengan istilah brakel kriel-silver. Ayam ini mudah dikenali dari warna bulu pada leher yang putih mengkilap, sedangkan bulu punggung berwarna putih dengan bintik hitam. Jika melihat sepintas, kombinasi warna bulu dari ayam arab mirip dengan kalkun.

Di Indonesia, banyak orang yang sudah membudidayakan ayam arab. Salah satunya karena, "Pembudidayaan dan penjualannya relatif lebih mudah," kata Imam Kambali, peternak ayam arab asal Blitar, Jawa Timur yang sudah tiga tahun membudidayakan ayam arab.

Perawatan dan pembudidayaan ayam arab pada dasarnya sama dengan ayam ras jenis lain. Ayam arab hanya butuh diberi makan sekali sehari. Yang penting, kandangnya harus bersih. sebab ayam ini riskan terhadap serangan penyakit serta virus.

Namun, yang paling penting harga telurnya lebih tinggi dibanding telur jenis lain dan pangsa pasarnya terbuka lebar. Pasar yang besar ini pula yang membuat Budi Miharso, pemilik Trias Farm di Bogor, tertarik menggeluti bisnis ini. Menurut Budi yang sudah 10 tahun ini berbisnis ayam arab, banyak orang menggunakan telur ayam untuk campuran jamu. Telur ayam arab dianggap punya khasiat tinggi dalam penyembuhan penyakit.

Selain itu, konsumen telur ayam arab juga datang dari pabrik roti, serta swalayan. Pabrik roti suka dengan telur ayam arab karena memiliki kuning telur yang lebih besar ketimbang ayam biasa. "Pengepul biasanya ambil langsung ke saya untuk ke produsen roti," ujar Budi.

Beda telur ayam arab dengan ras lain terletak pada cangkang telur. Jika ayam arab berwarna putih susu, telur ayam ras biasa lebih kecoklat-coklatan. Berat berat telur ayam arab lebih ringan yakni hanya 38 gram - 50 gram, sedangkan telur ayam biasa bisa mencapai 48 gram - 60 gram. Meski ukurannya lebih kecil dan beratnya lebih ringan dibanding telur jenis lain, kuning telur ayam arab lebih besar.

Dengan ukuran yang kuning yang lebih besar, kandungan protein telur ayam arab juga lebih tinggi. "Protein telur ayam arab mencapai 20% lebih banyak dari ayam biasa plus kandungan betakarotin yang tinggi," ujar Imam.

Dengan keunggulan tersebut, telur ayam arab memiliki prospek pasar yang bagus. Harga pasaran telur ayam arab Rp 700-Rp 800 per butir di tingkat pengepul di daerah Blitar. Sedangkan Budi menjual telur ayam arab dengan harga lebih mahal, yakni Rp 1.200 - Rp 1.300 per butir.

Dengan harga jual yang tinggi, Imam mampu mengantongi omzet sekitar Rp 4 juta - Rp 8 juta per hari. Adapun Budi bisa mengantongi omzet hingga Rp 9 juta- Rp 10 juta per hari. "Sebanyak 80% untuk memenuhi pasokan ke pasar tradisional dan swalayan," kata Budi.

Besarnya omzet yang mereka dapatkan produksi telur ayam arab mereka juga besar. Imam misalnya, mampu mengumpulkan 5.000 sampai 10.000 butir telur dari 10.000 ekor ayam per hari. Adapun Budi bisa memperoleh 8.000 - 9.000 butir telur dari 15.000 ekor ayam sehari. Meski nilai ekonomisnya tinggi, kendala budidaya ayam ini adalah tingkat kegagalan bertelur ayam arab yang mencapai 50% dari total populasi ayam.

Sumber : http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/1302853815/64985/Ayam-arab-mini-telurnnya-tapi-besar-pasarnya-1


www.jendelahewan.blogspot.com