Tampilkan postingan dengan label Budidaya Burung Perkutut. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Budidaya Burung Perkutut. Tampilkan semua postingan

Minggu, 19 Agustus 2012

Cara Mudah Menjodohkan Burung Perkutut

Cara menjodohkan burung perkutut memang diperlukan kesabaran, karena ada beberapa prilaku perkutut yang kadang tidak segera mau dijodohkan. Diperlukan beberapa indukan supaya mendapatkan jodoh yang cocok dan bisa segera melangsungkan perkawinan.

Ciri burung perkutut yang sudah jodoh adalah terlihat akrab dan saling berdekatan antara jantan dan betina di dalam kandang. Si perkutut jantan akan terus menggoda perkutut betina dengan berciuman dan menaiki punggung betina berkali-kali. Disaat keduanya telah cukup pemanasan barulah akan terjadi perkawinan. Setelah kawin maka keduanya akan mulai sibuk dengan persiapan membuat sarang.

Sedangkan apabila burung perkutut tidak jodoh maka akan terjadi keramaian yaitu berkelahi dan saling patuk antara perkutut jantan dan betina. Jika hal ini dibiarkan maka bisa jadi si betina terluka. Untuk menghindari kejadian seperti ini maka potonglah bulu sayap burung perkutut jantan agar gerakannya tidak terlalu agresif. Selain itu sediakanlah kandang yang lebih luas agar burung perkutut bisa lebih bebas bergerak untuk menyesuaikan keadaan. Untuk meminimalisir terjadinya perkelahian maka masukanlah si jantan kedalam kandang betina dengan masih menggunakan penyekat. Jika jantan terlihat bersahabat barulah dilepas keluar sekat dan bergabung dengan perkutut betina.

Jika tidak adanya ketertarikan dari kedua burung perkutut tersebut maka segeralah ganti pasangannya dengan perkutut yang lain, mungkin memang keduanya bukan jodohnya. Jadi harus punya kesabaran yang tinggi dalam pemilihan bahan pasangan burung perkutut kesayangan anda.

Sumber : http://usahasuksesmandiri.blogspot.com/

www.jendelahewan.blogspot.com

Selasa, 27 Maret 2012

Memilih Bakalan Perkutut

Membeli perkutut memang tidak seperti membeli jenis burung lainnya. Dalam memilih perkutut, selain perlu ketelatenan juga butuh kejelian agar tidak kecewa di kemudian hari. Sebelum membeli perkutut ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan. Pertama, kalau bakalan tersebut untuk konkurs, jelas harus jantan. Kemudian, karena bakalan perkutut tersebut diidentikkan dengan piyik, sedangkan kriteria piyik dalam perkutut sendiri dikategorikan mulai burung baru menetas sampai berumur lima bulan, maka untuk membeli bakalan di masing-masing umur diperlukan pengetahuan dan perhatian sendiri-sendiri. Jadi, dalam membeli bakalan perkutut kita bisa membeli piyik mulai yang baru menetas (berumur beberapa hari) sampai burung mulai menampakkan suara aslinya ketika burung berumur lima bulan.

Para pembeli perkutut, baik untuk didengar suaranya maupun untuk lomba, pasti memilih perkutut jantan. Perkutut jantan mempunyai suara nyaring, tekanan bas pada suaranya besar, dan power-nya besar sehingga kalau berbunyi akan terdengar lantang dan stabil. Bagi penggemar perkutut yang masih baru dan awam tentang perkutut, agak sulit untuk membedakan antara perkutut jantan dan betina. Apalagi kalau membelinya masih dalam tahap bakalan.

Untuk membedakan perkutut jantan dan betina, bisa dilakukan dengan melihat supit (tulang di bawah dubur). Kalau supit tersebut rapat atau hampir bersentuhan, bisa dipastikan jantan. Sebaliknya kalau jarak tulang supit tersebut lebar (sekitar 1 cm atau seukuran jari tangan), berarti betina. Cara ini baru bisa digunakan setelah piyik menginjak umur empat bulan. Sebelum umur empat bulan supit pada piyik jantan relatif renggang sehingga penggemar perkutut yang awam akan kesulitan menentukan bakalan jantan dengan cara ini.

Setelah bakalan berumur empat bulan, apalagi kalau sudah di atas enam bulan, secara alami supit jantan akan menyempit sehinga mudah membedakannya dengan yang betina. Selain itu perkutut jantan yang sudah menjelang dewasa juga bisa diketahui dari bentuk bola mata, bentuk kepala, bentuk fisik dan suara. Bola mata perkutut jantan tampak lebih menonjol denga sorot mata yang tajam, sedangkan yang betina tampak sayu dengan sorot mata lemah. Kepala perkutut jantan berukuran lebih besar dan agak bulat, sedangkan yang betina lebih kecil dan agak lonjong. Ukuran fisik tubuh juga demikian, yang jantan biasanya lebih besar dibandingkan dengan yang betina. suara juga demikian, suara perkutut jantan lebih keras dibandingkan yang betina.

Walaupun kita telah mengetahui bahwa perkutut tersebut jantan, tetapi tidak ada salahnya kalau kita melihat lagi kesempurnaan supitnya. Supit perkutut dikatakan sempurna kalau panjangnya sama dan letaknya sejajar. Perlu diketahui bahwa tidak jarang ditemukan perkutut jantan yang mempunyai supit panjang sebelah (salah satu lebih pendek dan letaknya kurang sejajar). Perkutut dengan ciri demikian walaupun suaranya bagus umunya kurang disukai penggemar karena dianggap cacat dalam katuranggan, ada cacat dalam tubuhnya.

Bakalan perkutut yang baru berumur beberapa hari (masih di bawah umur satu bulan) sulit diketahui baik atau tidak. Oleh karena itu, penggemar perkutut jarang yang membeli perkutut pada umur ini. Membeli perkutut yang berumur di bawah satu bulan mempunyai resiko gambling cukup tinggi kecuali kalau sudah diketahui pasangan induk di kandang tersebut telah dikenal sering melahirkan juara. Tidak jarang anakan yang baru menetas langsung dibeli jika dari kandang tersebut sering lahir perkutut juara. Dengan demikian, pembeli lain yang menginginkan anakan dari kandang tersebut harus memesan terlebih dahulu. Dalam dunia perkutut juga ada istilah inden atau booking untuk mendapatkan piyik.

Penggemar perkutut banyak yang memesan anakan perkutut pada peternak yang telah punya nama karena ada jaminan kualitas. Bahkan, untuk menjamin nama baik bird farm-nya ada peternak yang bersedia menukar kalau burung yang kita beli ternyata kualitasnya jelek. Salah satu cara yang aman dalam membeli anakan perkutut yang baru lahir dan belum berbunyi adalah membeli dari peternakan yang sudah dikenal sering melahirkan perkutut juara. Kalau kita membeli piyik dari peternakan yang sering melahirkan juara, kita bisa mengetahui silsilah (garis keturunan) induknya. Kalau induknya bagus dan sering melahirkan anakan juara, bisa dipastikan anakan selanjutnya mempunyai kualitas yang tidak jauh berbeda dengan kakak-kakaknya. Namun untuk membeli burung yang demikian selain harganya cukup tinggi, kita harus antre.

Bila mau lebih yakin lagi kita bisa membeli bakalan yang berumur antara 1-1,5 bulan. Pada umur tersebut bunyi burung masih dalam bentuk suara angin. Bagi penggemar yang paham, dari suara tersebut sudah bisa diperkirakan suara dewasanya. Jika yang keluar bunyi pess-pess-pes, bisa dipastikan burung tersebut nantinya bersuara engkel atau jalan tiga. Kalau pess-pess-pess-pess, diperkirakan tumpang sari atau dobel. Kalau suara piyik tersebut terdengar pess-pess-pess…pess..pess, diperkirakan burung tersebut nantinya bersuara dobel, tumpang sari, atau engkel. Oleh karena itu perlu kejelian dalam mendengarkan panjang pendeknya suara angin sehingga dapat diketahui pess mana yang menjadi suara tengah dan yang mana suara belakang. Kalau masih ragu dengan kemampuan memilih, sebaiknya ditunggu sampai burung berumur 1,5-2 bulan. Pada umur ini suara angin yang dimiliki piyik akan berganti dengan suara perkutut yang lebih jelas walaupun masih belum menunjukkan suara asli perkutut dewasa.

Bakalan dewasa banyak dijual dipeternakan , show room, atau pasar burung. Di tempat ini diperdagangkan bakalan dewasa dengan berbagai macam harga, jenis dan kualitas. Untuk membeli bakalan dewasa, sebaiknya kita bertanya pada diri sendiri terlebih dahulu, apakah perkutut tersebut kita pelihara hanya didengar kungnya saja atau untuk diturunkan di arena konkurs perkutut. Kalau cuma mau dipelihara hanya untuk petetan saja kita bisa mampir diperdagang yang jual perkutut pada tingkat harga antara Rp. 25.000,00 – Rp. 50.000,00 per ekor. Perkutut yang murah tersebut umumnya ditempatkan secara bergerombol dalam kotak besar ( ranji ). Perkutut yang berada dikelas bawah tersebut kebanyakan hasil tangkapan dari alam, produk peternakan lokal, atau silangan burung lokal dengan burung sortiran Bangkok.

Membedakan antara burung tangkapan dari alam ( hasil jaringan ) dan hasil penangkaran cukup mudah. Hasil tangkapandari alam biasanya kakinya tidak bercincin, sedangkan hasil penangkaran umunya bercincin. Karena harganya murah, biasanya penjual tidak mau menjamin perkutut tersebut bersuara bagus. Perlu diketahui, sebelum dimasukkan ranji, pedagang telah menyeleksi burung-burung tersebut. Burung yang bersuaranya agak bagus biasanya langsung disangkarkan tersendiri, dan dijual dengan harga lebih tinggi. tidak jarang burung hasil seleksi tersebut kemudian dipasangi cincin untuk meyakinkan pada calon pembeli bahwa burung tersebut hasil penangkaran. Untuk itu, sebelum membeli burung perkutut sebaiknya kita mengetahui beda antara burung lokal dengan hasil silangan perkutut Bangkok. Bila suara kungnya mantap dan terasa ada tekanan yang tinggi, burung tersebut merupakan hasil silangan dengan perkutut Bangkok atau burung Import. kalau Kungnya datar atau ampang, jelas burung tersebut burung lokal.

Ciri burung lokal lain bila diperhatikan lebih teliti akan semakin tampak. Misalnya bulu mata agak kasar dan pada bola matanya terlihat seperti ada ring berwarna putih yang bisa membesar dan mengecil. Mata perkutut lokal agak besar sedangkan perkutut Bangkok tampak lebih sipit. perkutut lokal biasanya berbadan kurus sedangkan perkutut bangkok atau hasil silangan biasanya lebih gemuk. Khusus perkutut lokal asal Nusa Tenggara justru paling mudah dikenali. pelupuk matanya memiliki ring berwarna kuning, bulu tubuh tampak hijau agak gelap dan kakinya terlihat lebih hitam.

Hampir semua peternak Lokal maupun Import memberikan cincin pada kaki perkutut hasil tangkarannya. Hal itu untuk memberikan tanda asal peternakan mana, kelahiran keberapa, dan keturunan siapa burung tersebut. Dengan demikian, kalau sewaktu-waktu mau merunut induknya, bisa mengetahuinya dari cincin tersebut. Bagi peternak lokal, pemberian cincin tidak lepas dari himbauan P3SI ( Persatuan Penggemar Perkutut Seluruh Indonesia ) agar ternak lokal memberikan cincin pada perkutut hasil tangkarannya agar bisa diketahui bahwa perkutut tersebut hasil tangkaran, bukan hasil tangkapan dari alam. Untuk peternakan besar, biasanya silsilah sangat diperhatikan. Setiap anakan yang dijual biasanya disertai dengan Sertifikat.

Cincin tidak menjamin kalau burung tersebut hasil tangkaran peternak. Sekarang ini banyak pedagang atau bahkan peternak yang mencoba memalsu cincin burung hasil tangkarannya dengan cincin yang berkode peternakan terkenal yang sering melahirkan burung juara. Mengetahui begitu berartinya sebuah cincin yang melingkar dikaki perkutut, sampai-sampai muncul istilah cincin palsu atau jual beli cincin. Munculnya kasus pemalsuan cincin tersebut tidak lepas dari keinginan peternak atau pedagang yang ingin meniru kesuksesan peternak lain. Misalakan saja perkutut milik si A di arena konkurs selalu menyabet juara akan lumrah bila para penggemar perkutut akan berbondong-bondong ke peternakan A utnuk memesan saudara atau turunan perkutut yang juara tadi. Karena banyaknya pesanan, biasanya harga saudara atau turunan perkutut juara tadi akan melambung tinggi.

Tingginya harga perkutut tersebut tidak jarang digunakan aji mumpung oleh peternak itu. Misalnya ia membeli burung milik peternak lain yang kualitasnya lebih rendah dan harganya lebih miring, kemudian peternak tersebut memasang ring atas nama peternakannya agar burung tersebut tampak sebagai hasil tangkaran peternakannya. burung ini kemudian dijual dengan harga yang tinggi setaraf dengan keturunan perkutut juara tadi. penggemar perkutut sendiri sulit membedakan apakh burung tersebut asli anakan dari indukan yang melahirkan anakan juara atau anakan perkutut lain karena cincin yang terpasang tersebut asli dari peternakan bersangkutan. Oleh karena itu membeli anakan perkutut juara, dipeternakan besar perlu hati-hati dan perlu meminta jaminan keaslian dari peternaknya.

Untuk mengetahui apakah cincin yang melingkar dikaki perkutut asli atau tidak, tidak terlalu sulit. Kalau asli, cincin tersebut sulit dilepas karena agak ngepress dengan kaki. kalau burung sudah berusia 1 bulan, cincin asli susah dilepas. kalau dipaksa dilepas atau dipasang akan membuat burung yang bersangkutan cedera. Oleh karena itu, pemasangan cincin atau ring asli biasanya dilakukan sebelum piyik perkutut berumur 15 hari. Lebih dari itu sudah susah karena jari kaki piyik akan tumbuh membesar secara cepat. Mengingat cincin tersebut mudah dipesan, belakangan muncul cincin yang berukuran sedikit agak besar. Cincin semacam inilah biasanya digunakan untuk memalsu burung-burung kelas bawah agar tampak bagaikan burung kelas atas.

Ukuran cincin yang bisa dibongkar pasang pada kaki perkutut biasanya berdiameter agak besar, dikenal dengan ukuran 44. Cincin tersebut bisa dikeluar masukkan pada pergelangan kaki perkutut walaupun burung sudah dewasa. cincin asli diameternya lebih kecil, dikenal dengan ukuran 41.

Sumber : http://omkicau.com/hobi-lain/perkutut/

www.jendelahewan.blogspot.com

Jumat, 23 Maret 2012

Jenis-Jenis Burung Perkutut

Burung perkutut memiliki nama latin Geopelia Striata yang secara harfiah berarti merpati lurik. Di dunia internasional lebih dikenal dengan nama Zebra Dove atau Barred Ground Dove karena warna bulunya bergaris-garis mirip kuda zebra. Sementara di Malaysia dan Singapore dikenal dengan nama burung Ketitir atau Merbok. Dan di Thailand dikenal dengan nama burung Jawa atau Nokkhao Chewa, karena memang berasal dari tanah Jawa. Dan burung perkutut ini termasuk dalam kelas burung bangsa Columbidae atau bangsa merpati-merpatian dimana di kelas ini termasuk didalamnya adalah burung merpati, puter, derkuku/tekukur dan sebangsanya.

Seperti yang kita ketahui bahwa ciri - ciri dari jenis burung merpati-merpatian adalah sbb:
* Hidup berpasangan dan bertelur dua.
* Mempunyai tembolok (pemakan biji-bijian).
* Mempunyai alat yang dapat menutup hidung, sehingga tidak perlu mengangkat kepalanya pada saat minum.
* Burung jantan bertubuh dan bersuara lebih besar serta menyanyi / berbunyi (bukan berkicau) untuk memikat betina.
* Suara nyanyian yang dihasilkan berasal dari selaput suara (syrinx) yang terletak pada bagian belakang tenggorokan yang berhubungan dengan paru-paru, yang tampak mengembung pada saat berbunyi.

Sub-Jenis Burung Perkutut
Bangsa perkutut (Geopelia Striata) sendiri terdiri dari beberapa jenis yaitu:

1. Geopelia Striata Striata
yaitu perkutut yang kita kenal dan biasa kita pelihara, termasuk perkutut lokal dan perkutut Bangkok, habitat aslinya di Jawa, Bali dan Sumatera.

2. Geopelia Striata Mangeus
dikenal sebagai perkutut Bali/Sumba yaitu perkutut yang habitat asalnya di Bali, Lombok, Sumba, Sumbawa dan Timor. Perkutut ini memiliki ciri khas kelopak matanya berwarna kuning.

3. Geopelia Striata Audacis
perkutut yang habitat aslinya ada di kepulauan Kei dan Tanimbar.

4. Geopelia Striata Papua
perkutut yang berasal dari Papua dan Papua New Guinea

5. Geopelia Striata Placida
perkutut yang berasal dari Papua dan Australia Utara

6. Geopelia Striata Tranquila
perkutut yang berasal dari Australia Tengah









7. Geopelia Striata Clelaudi
perkutut yang berasal dari Australia Barat.











8. Perkutut Hawaii
Di Hawaii ternyata banyak terdapat burung perkutut yang hidup bebas berkeliaran di hutan dan bahkan di kota-kota dekat dengan penduduk, seperti burung gereja saja yang ada di kota-kota di Indonesia. Perkutut Hawaii ini disebut sebagai Zebra Dove dan aslinya berasal dari tanah Jawa juga yang dibawa oleh orang-orang Jawa yang pergi ke Hawaii.










9. Perkutut Bangkok
Dikenal di masyarakat kita kalau perkutut Bangkok bersuara besar dan ngebass. Sementara perkutut yang biasa ditangkap dari hutan disebut perkutut lokal bersuara kecil. Hal ini hanya salah kaprah saja, salah tetapi dianggap benar, karena perkutut Bangkok pun asalnya juga dari tanah Jawa yang sudah dikembangbiakkan dan diambil keturunannya yang bersuara besar dan banyak yang di ekspor ke Indonesia lagi. Dan saat ini hampir seluruh penghuni kandang ternak di Indonesia adalah keturunan dari perkutut yang didatangkan dari Bangkok. Trend terakhir 2008-2009 kembali perkutut dari Bangkok dan Thailand Selatan yang bersuara besar dan berujung panjang banyak didatangkan ke Indonesia sebagai indukan. Kerabat Dekat PerkututKerabat terdekat perkutut ada dua jenis yaitu bangsa Geopelia Humeralis atau perkutut raksasa karena memang ukuran badannya sangat besar hampir dua kali lipat dibanding ukuran badan perkutut biasa. Berasal dari Australia bagian Utara. Dikenal juga sebagai Barred Ground Dove dikalangan internasional.Kerabat berikutnya banyak dipelihara di Indonesia yaitu Geopelia Cuneata atau lebih dikenal dengan nama Diamond Dove. Ukuran tubuhnya hanya setengah dari ukuran tubuh perkutut biasa. Dan di Indonesia banyak dipakai sebagai induk asuh untuk meloloh piyik perkutut untuk mempercepat proses produksi piyik perkutut.

Semua jenis perkutut di atas umumnya disebut sebagai perkutut lokal, sedangkan yang dimaksud perkutut Bangkok (Thailand) adalah perkutut belang (G.S. Striata) yang juga berasal dari Indonesia tepatnya di Pulau Jawa. Dan sudah mulai diternakkan di Thailand sejak 50 tahun yang lalu. Secara fisik perkutut lokal dan bangkok hampir sama. Secara fisik hanya dapat dibedakan oleh orang yang sudah biasa melihatnya, yaitu dengan melihat matanya di mana mata perkutut lokal mempunyai lingkaran mata warna putih lebih besar daripada mata perkutut bangkok.

Cara yang paling mudah adalah dengan mendengarkan suaranya. Perkutut lokal mempunyai suara yang ringan dan datar serta tempo iramanya cepat, sedangkan suara perkutut bangkok lebih besar (nge-bass).

Perkutut lokal terutama yang merupakan tangkapan dari alam, makin hari makin berkurang peminatnya selain oleh karena mutu suaranya yang kurang baik juga disebabkan bakalan (anak/remaja) perkutut lokal untuk menjadi rajin manggung memerlukan waktu antara 2 hingga 4 tahun, sedangkan perkutut bangkok usia 7 bulan sudah bocor jika perawatan, makanan dan keturunannya cukup baik.

Perkutut Jantan dan Betina
Kelamin perkutut dapat dibedakan dengan cara meraba supit (tulang bagian perut bawah dekat dubur). Kalau supitnya dekat sekali, keras dan hampir rapat umumnya berkelamin jantan, sedangkan kalau renggang dan lunak umumnya berkelamin betina.

Sumber : http://burunglokal.blogspot.com/2011/12/jenis-jenis-burung-perkutut.html

www.jendelahewan.blogspot.com

Minggu, 18 Maret 2012

Cara Memelihara Burung Perkutut

Merbuk atau Perkutut (Geopelia striata, familia Columbidae) adalah sejenis burung berukuran kecil, berwarna abu-abu yang banyak dipelihara orang karena keindahan suaranya. Dalam tradisi Indonesia, terutama Jawa, burung ini sangat dikenal dan digemari, bahkan agak lebih “dimuliakan” dibandingkan dengan burung peliharaan lainnya. Perkutut masih berkerabat dekat dengan Tekukur, Puter, dan Merpati. Persilangan (hibrida) antara Perkutut dan Tekukur dikenal dalam dunia burung hias sebagai “sinom” (bahasa Jawa) dan memiliki kekhasan pola suara tersendiri.

Di alam bebas, Perkutut umumnya hidup secara berkelompok dengan lingkungan yang mempunyai rerumputan, daerah bukit berbatu dan di tempat dataran rendah maupun tinggi yang banyak ditumbuhi rumput. Hal ini disebabkan karena makanan perkutut berupa biji-bijian yang seperti millet, jewawut, gabah kecil dan lain-lain.

CIRI MORFOLOGIS
1. Burung Perkutut bertubuh kecil. Panjangnya berkisar antara 20-25 cm.
2. Kepalanya membulat kecil, berwarna abu-abu.
3. Paruhnya panjang meruncing dengan berwarna biru keabu-abuan.
4. Mata burung perkutut bulat dengan iris berwarna abu-abu kebiru-biruan.
5. Lehernya agak panjang dan ditumbuhi bulu halus
6. Bulu disekitar dada dan leher membentuk pola garis melintang berwarna hitam dan putih.
7. Bulu yang menutupi badan perkutut berwarna kecokelatan.
8. Pada bulu sayap terdapat garis melintang berwarna cokelat tua.
9. Bulu ekornya yang juga berwarna cokelat agak panjang.
10. Jari-jari Perkutut berjumlah 8 dengan kuku-kuku yang runcing.Jadi jumlah jari tiap kaki adalah 4.
11. 3 dari 4 jari ada didepan dan 1 jari dibelakang.
12. Jari-jari Perkutut berguna untuk bertengger.

JENIS PERKUTUT
Pada masa sekarang ini, Perkutut Belang (Geopelia Striata) secara populer hanya dibedakan atas 2 (dua) jenis yaitu Perkutut lokal dan Perkutut Bangkok. Padahal sebenarnya Perkutut terbagi atas 7 (tujuh) sub-jenis yang dibedakan atas daerah asal dan mempunyai variasi letak warna bulu yang berbeda dengan ukuran tubuh yang relatif sama, yaitu :

1.(G.S) Striata, yaitu Perkutut belang asli yaitu perkutut lokal dan bangkok yang umum dipelihara. Berasal dari Jawa, Bali, Lombok dan Sumatera.

2. G.S. Maungeus, yaitu Perkutut belang yang sering disebut Perkutut Sumba dan berasal dari Sumba, Sumbawa dan Pulau Timor.

3. G.S. Audacis, Perkutut belang yang berasal dari Kepulauan Kei dan Tanimbar.

4. G.S. Papua, yaitu Perkutut belang yang berasal dari Papua (Irian Jaya dan Papua Nugini)

5. G.S. Placida, yaitu Perkutut belang yang berasal dari Papua dan Australia Utara.

6. G.S. Tranquila, yaitu Perkutut belang yang terdapat di Australia Tengah.

7. G. S. Clelaudi, yaitu Perkutut belang yang terdapat di Australia Barat.

KANDANG
Pemeliharaan Perkutut diantaranya meliputi pemeriksaan kondisi kandang, kebersihan perlengkapan yang terdapat didalamnya, juga kontrol dari jumlah dan kualitas pakan yang tersedia, dan yang terakhir adalah pemeriksaan kesehatan Perkutut. Hal-hal tersebut diatas sebaiknya dilakukan setiap hari. Perlu diingat kondisi yang ideal bagi sangkar Perkutut adalah 20 – 28 C, jadi janganlah terlalu lama untuk menjemur Perkutut Anda.

JANTAN & BETINA
Kelamin Perkutut dapat dibedakan dengan cara meraba supit (tulang bagian perut bawah dekat dubur). Kalau supitnya dekat sekali, keras dan hampir rapat umumnya berkelamin jantan, sedangkan kalau renggang dan lunak umumnya berkelamin betina.

PERKEMBANGBIAKAN
Perkutut berkembangbiak dengan bertelur sebanyak 2 (dua) butir setiap kalinya dengan jarak antara telur yang pertama dengan yang kedua selama satu hari. Perkutut di alam bebas bertelur sebanyak 2 hingga 3 kali dalam setahun. Sedangkan Perkutut yang telah diternakkan dapat bertelur hingga 6 kali dalam setahun, dan jika mengunakan metode menitipkan telurnya untuk dieramkan dan dirawat burung lain seperti Tekukur atau Puter, maka sepasang Perkutut dapat bertelur hingga 3 kali dalam sebulan yang berarti 36 kali bertelur dalam setahun.

Perkutut yang diternakkan dapat lebih banyak kali bertelur dibandingkan Perkutut yang hidup di alam bebas disebabkan oleh karena perawatan dan makanan yang cukup dan bergizi. Tetapi hasil anakan dari Perkutut yang terlalu banyak kali bertelur (dengan metode penitipan) akan menurun kualitasnya. Itu sebabnya peternak yang baik akan membatasi jumlah Perkututnya bertelur dalam setahun maksimal 6 kali dengan memberikan makanan yang bergizi lengkap supaya telur yang akan menetas nantinya akan menjadi Perkutut yang berkwalitas baik.

Sumber : http://www.sidoharjo.com/id-hewan/cara-memelihara-burung-perkutut.html

www.jendelahewan.blogspot.com

Kamis, 15 Maret 2012

Usaha Rumahan Modal Kecil Ternak Perkutut

Burung perkutut, siapa yang tak kenal dengan burung yang satu ini, meskipun tidak hoby dengan pelihara burung pun tentu tahu dengan burung perkutut. Burung perkutut yang sudah terlatih dan mampu berbunyi dengan nyanyian khasnya apalagi jika jika sudah memenangkan kontes, harganya bisa sampai ratusan juta rupiah per ekor.

Nah ternyata burung perkutut mempunyai prospek peluang usaha yang sangat bagus. Di bandingkan dengan ternak unggas lainnya, ternak burung perkutut tergolong lebih mudah dan lebih menghasilkan. Ternak perkutut adalah termasuk Usaha rumahan modal kecil. Modal awalnya saja yang agak membutuhkan modal lebih untuk pembuatan kandang, seterusnya biayanya sangat ringan di bandingkan ternak unggas yang lain, seperti bebek peking, burung kenari, dan lain lain.

Ternak Perkutut
Tadi saya sebutkan bahwa ternak burung perkutut modalnya sangat ringan, mari kita bahas lebih lanjut :

Biaya pakan dan obat-obatan untuk sepasang burung perkutut Cuma Rp 15 000 perbulan. Sedangkan untuk membeli 5 pasang indukan Cuma butuh modal sekitar Rp 500 000 sampai Rp 1 juta.

Untuk pembuatan kandang berukuran 90x70x180 cm3 atau 120x60x180 cm3 yang terbuat dari kayu/bambu dan ram-raman kawat, kurang lebih menelan biaya Rp 500 ribu. Kandang tersebut cukup bagi 1 atau 2 pasang. Dalam sebulan sepasang perkutut mampu menghasilkan 2 – 8 anakan dengan harga Rp.200 ribu/pasang.

meningkatkan produktifitas perkutut juga bisa di siasati dengan menitipkan anakan atau telur ke burung puter. Jika indukan di beri makan yang cukup dan vitamin yang sesuai maka cara ini mampu membuat indukan perkutut berkembang biak tiga kali dalam.

Ternak perkutut sangat mudah
Ternak perkutut sebenarnya tidak sulit bahkan sangat mudah. Apalagi perkutut termasuk burung yang cepat beradaptasi, perkutut dapat di taruh dalam sangakar ukuran kecil misalnya (45x45x65 cm3) maupun besar.

Disamping itu, perkutut tidak gampang stress, jarang terkena penyakit, pakan melimpah dan murah. Masalah lain yang perlu diperhatikan adalah pemeliharaan, kebersihan lingkungan, sangkar, minuman dan makan.

Agar mendapatkan anakan perkutut yang berkualitas, maka perlu mempelajari secara khusus cara mengawinkannya. Semakin berkualitas hasilnya semakin mahal pula harganya.

Segmen Pasar Perkutut
Harga perkutut sangat beragam, secara umum ada lima factor yang mebedakan harga perkutut :

1. Segmen pasar yang menekankan pada sisi peternaknya. Bagi masyarakat peternak perkutut yang di pentingkan adalah kemampuan memproduksi anakannya secara optimal dengan suara dan irama anggungan yang baik dengan demikian harganya pun juga tinggi.

2. segmen pasar yang menekankan perkutut untuk kepentingan lomba, konkurs atau sejenisnya.Segmen ini tentu membutuhkan perkutut yang berkualitas baik, sesuai aturan main yang ditetapkan P3SI. Tak heran bila perkutut yang didambakannya seharga ratusan juta rupiah.

3. Yang mungkin dijangkau masyarakat penggemar perkutut. Segmen ini lebih menekankan unsur gengsi. Jadi, yang lebih menjadikan pertimbangan utama adalah irama yang disukai pemiliknya. Pada segmen ini perkutut akan bernilai jutaan samapai puluhan juta.

4. banyak orang yang memiliki perkutut dengan pertimbangan unik dan exotis. Mereka yang termasuk dalam kelompok ini akan mampu menghargai perkutut sampai juataan rupiah.

5. Orientaisnya pada katuranggan. Pemilik meyakini bahwa perkutut dapat membuat pemiliknya memperoleh kebahagiaan, ketentraman hidup dan rezeki melimpah atau tanda-tanda baik lainnya. Masyarakat yang mengetahui bahwa katurangga perkutut yang akan dipelihara bakal mendatangkan kebaikan tentu akan membelinya dengan haraga berapapun.

Jika anda penghobi burung, maka usaha rumahan modal kecil ternak perkutut layak untuk anda coba.

Sumber : http://peluangusaha-oke.com/ternak-perkutut/

www.jendelahewan.blogspot.com