Tampilkan postingan dengan label Budidaya Jamur Kuping. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Budidaya Jamur Kuping. Tampilkan semua postingan

Minggu, 08 Januari 2012

Budidaya Jamur Kuping Pilihan Usaha Rumahan

Potensi bisnis budidaya jamur konsumsi tidak ada matinya dan prospeknyapun sangat bagus baik itu budidaya jamur kuping atau jamur-jamur lainnya seperti budidaya jamur tiram putih atau budidaya jamur merang. Jamur kuping (Auricularia auricular) memiliki bentuk tubuh yang melebar seperti bentuk daun telinga manusia, karena itulah jamur yang masuk dalam kelompok jelly fungi ini diberi nama jamur kuping oleh masyarakat luas, kata “kuping” diambil dari Bahasa Jawa yang memiliki arti daun telinga.

Jamur kuping pada umumnya bisa di budidayakan segala iklim, baik itu musim panas maupun musim dingin. Namun idealnya jamur konsumsi ini akan tumbuh subur pada suhu antara 20-30 C, dengan tingkat kelembapan sekitar 80-90%.

Jenis-jenis jamur kuping yang banyak dibudidayakan oleh petani jamur adalah :
* Jamur kuping hitam (Auricularia polytricha).
* Jamur kuping merah (Auricularia yudae).
* Jamur kuping agar (Tremella fuciformis).

Jamur kuping sangat baik untuk di konsumsi sebab banyak mengandung nutrisi, lemak, dan vitamin yang manfaatnya sangat baik untuk kesehatan tubuh. Jamur kuping dapat di olah dengan bebagai masakan yang lezat dan nikmat sesuai dengan selera. Disamping itu jamur kuping hitam juga bermanfaat untuk obat sakit jantung, menurunkan kolesterol, juga sebagai anti-pendarahan.

Jamur kuping ada yang dipasarkan dalam bentuk masih segar atau kering namun keduanya sangat laku keras dipasaran. Potensi inilah yang mendorong sebagian besar masyarakat untuk mulai tertarik menekuni bisnis budidaya jamur kuping sebagai alternatif peluang usaha yang cukup menjanjikan.

Cara Budidaya Jamur Kuping :

Langkah pertama untuk budidaya kamur kuping adalah persiapan media yang akan digunakan untuk menanam jamur kuping. Media yang baik untuk menanam jamur kuping adaka serbuk gergaji kayu yang biasanya bisa didapatkan di tempat-tempat penggergajian kayu. Media serbuk gergaji kayu menjadi pilihan sebab disamping untuk memudahakn proses menanam dan pemupukan juga manfaatnya sangat baik untuk tanaman jamur kuping itu sendiri.

Manfaat lain dari media serbuk gergaji kayu adalah harga jual jamur kuping yang di tanam di media serbuk gergaji kayu jauh lebih tingi dibandingkan dengan yang di tanam di media kayu sebab biasanya jamur kuping yang ditanam di media serbuk gergaji kayu hasilnya jauh lebih baik.

Namun begitu tidak berarti media yang digunakan adalah serbuk gergaji kayu 100% tapi harus di beri campuran media yang lain seperti bekatul, kapur dan air dengan takaran sebagai berikut :

- Serbuk gergaji kayu (85-90%),
- Bekatul (10-15%), kapur (1-2%),
- Dan Air (50-70%).

Untuk mendapatkan media tanam yang ideal, lakukan fermentasi selama 3-5 hari hingga suhu media mengalami pengingkatan sampai 70ºC. Selama proses fermentasi, lakukan pembalikan setiap 2-3 kali sehari. Pastikan media yang siap digunakan berubah warna menjadi cokelat atau kehitaman.

Cara mempersiapkan media

Masukkan serbuk kayu yang sudah di sadur tadidalam kantong plastik atau polybag. Sebaiknya anda memilih polybag yang baik yang tahan panas. Setelah itu padatkan menggunakan alat pengepres atau dipukul-pukul menggunakan botol bekas hingga plastik menyerupai baglog. Selanjutnya pada bagian atas plastik dipasang ring (cincin), dan ditutup dengan kapas agar media tidak kemasukan air saat proses sterilisasi.

Tahapan berikutnya yaitu sterilisasi media, proses ini dilakukan dengan cara menguapi baglog yang telah ditutupi kapas. Sterilisasi dilakukan pada suhu 95-120º selama 6 sampai 8 jam. Bila proses sterilisasi telah selesai, selanjutnya proses penanaman (inokulasi) dapat anda lakukan jika suhu baglog telah kembali normal.

Persiapan Bibit Jamur Kuping

Untuk mendapatkan hasil panen yang lebih optimal maka anda harus memilih bibit jamur yang berkualitas. Bagi anda yang berniat menjalankan usaha budidaya jamur kuping skala rumah tangga, sebaiknya membeli bibit jamur yang sudah siap pakai (bibit F4). Tetapi jika anda yang berencana membuka perusahaan jamur skala industri (besar), bisa membiakkan bibit murni untuk mendapatkan bibit jamur F1.

Sebelum menanamkan bibit jamur ke dalam baglog, perlu dilakukan sterilisasi bibit jamur agar terhindari dari organisme lain yang mengganggu pertumbuhan miselium. Caranya sebelum menamam semprotkan terlebih dahulu alkohol 70% pada kedua telapak tangan. Kemudian panaskan stik besi diatas api spritus, lalu semprotkan botol bibit dengan alkohol agar steril, buka tutup kapas baglog diatas api spritus dan masukan bibit jamur ke dalam baglog dengan bantuan stik besi yang telah disterilkan. Tutup kembali baglog dengan kapas, setelah bibit jamur selesai ditanamkan.

Setelah bibit jamur ditanam, lakukan inkubasi selama 4-8 minggu dengan suhu 28-35ºC, tingkat kelembapan 80% dan bantuan cahaya lampu TL 60 watt. Jika lebih dari 5 minggu masa inkubasi dan belum ada tanda-tanda pertumbuhan miselium, maka dimungkinkan proses inokulasi gagal sehingga terkontaminasi. Bila proses inkubasi telah selesai, proses selanjutnya adalah memindahkan baglog jamur kuping ke dalam ruang kumbung jamur yang telah disiapkan. Lakukan pelubangan baglog menggunakan silet yang telah disterilisasikan. Kemudian atur baglog dengan rapi, dan lakukan penyiraman secara rutin setiap 2-4 kali per hari.

Pemanenan jamur dapat dilakukan dengan cara mencabut jamur kuping beserta akarnya. Bila ada akar yang tertinggal, maka bersihkan lubang agar tidak mengganggu pertumbuhan jamur kuping generasi berikutnya.

Nah itulah sekilas tentang budidaya jamur kuping dan prospeknya. Jika anda berminat untuk menekuni budidaya jamur kuping maka anda harus membuat tempat khusus untuk mengembak biakkan jamur kuping yang biasa di sebut dengan kumbung jamur. Baca selengkapnya tentang kumbung jamur di Cara Membuat Kumbung Jamur. Selamat mencoba, semoga berhasil.

Sumber : http://peluangusaha-oke.com/budidaya-jamur-kuping/

www.jendelahewan.blogspot.com

Minggu, 11 September 2011

Teknik dan Cara Budidaya Jamur Kuping

Jamur kuping adalah jamur yang sering tumbuh di media kayu yang basah dan lembab. Bisa juga di pohon yang sudah mati. Cara budidaya jamur kuping ini juga terbilang mudah dan tidak terlalu menyita waktu, sehingga bisa dilakukan sambil melaksanakan kegiatan yang lain.

Budidaya Jamur Kuping
Dari tahun ke tahun, jamur jenis ini makin banyak yang menyukainya, baik di dunia maupun di Indonesia. Karena selain rasanya yang lezat, juga banyak kegunaannya untuk menjaga kesehatan serta kesembuhan suatu penyakit.
Sebab yang lain adalah karena jamur jenis ini mudah diolah di sembarang tempat. Mulai daerah hutan di pantai hingga di pegunungan yang tinggi. Yang penting adalah lokasinya selalu lembab dan tidak terlalu panas.

Cara Budidaya Jamur Kuping
Untuk melakukan budidaya jamur kuping, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan media yang akan digunakan untuk menanam jamur kuping. Dulu media yang paling cocok untuk menanam jamur kuping adalah kayu yang basah atau lembab.
Namun saat ini ada cara lain, yaitu bubuk kayu sisa yang bisa diperoleh dengan mudah di tempat-tempat penggergajian kayu. Beberapa orang lebih suka memilih serbuk kayu, karena proses penanaman jamurnya lebih mudah. Terutama waktu memberi vitamin atau semacam pupuk pada media. Selain itu masa tanamnya juga lebih singkat dibanding dengan jika menggunakan media kayu.

Namun demikian, media kayu juga punya kelebihan. Meski waktu yang dibutuhkan lebih panjang, harga jual jamur yang ditanam di media kayu harganya juga jauh lebih tinggi. Sebab kwalitas jamur yang dihasilkan biasanya juga lebih bagus.
Karena itu orang bisa memilih, mau yang harga jual panennya mahal namun memakan waktu yang lebih lama, atau yang cepat namun kwalitasnya dan harga jualnya tidak begitu tinggi.

Serbuk kayu yang sudah dibersihkan lalu dimasukan ke dalam plastik atau polybag. Kalau menggunakan kayu tinggal dibersihkan saja. Setelah itu ditempatkan pada ruang khusus untuk pengembangbiakan jamur kuping. Bila tidak ada ruang bisa membuat sendiri dari bambu atau kayu yang di atasnya diberi agar di dalam tidak terlalu panas dan selalu terjaga kelembabannya.
Setelah media untuk menanam jamur sudah siap, maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan bibit yang mau ditanam. Kemudian bibit tersebut dimasukan atau ditanam ke dalam media.

Perawatan Jamur Kuping
Dalam masa pertumbuhannya, jamur kuping tidak memerlukan perawatan khusus. Yang terpenting adalah suhu di dalam ruang harus tetap dingin dan media tanam juga harus dalam keadaan basah terus.
Bila media mulai mengering, siramlah dengan air secukupnya. Jangan terlalu banyak, karena akan membuat jamur mudah busuk dan mati. Dalam jangka waktu tertentu, media jamur bisa diberi pupuk yang bisa dibeli di toko-toko pertanian. Cara memberikannya bisa disiramkan langsung atau disuntikan ke dalam media tanam.

Menghindari Hama Pengganggu
Usahkan pintu ruang untuk membudidayakan jamur selalu tertutup. Selain untuk menjaga kelembaban udara, juga untuk menghindari masuknya binatang yang suka merusak tanaman jamur. Misalnya tikus atau semut.
Meski tidak terlalu suka dengan jamur, namun tikus suka mengerat media tanam jamur. Demikian pula dengan semut yang suka memilihnya untuk dijadikan kandang. Akibatnya tentu saja jamur gagal mengalami pertumbuhan dan mati. Demikian pula dengan kecoak atau bekicot yang suka tinggal di tampat yang gelap.

Masa Panen
Bila bisa tumbuh secara normal dan bagus, ketika memasuki usia tiga bulan, maka jamur kuping yang ditanam di sebuk kayu sudah mulai bisa dipanen. Namun bila menggunakan media kayu, masa panennya membutuhkan waktu sekitar lima bulan.
Untuk orang luar negeri, terutama di Jepang dan Korea serta Hongkong, kebanyakan lebih suka jamur yang ditanam di kayu dari pada diserbuk.
Demikianlah seluk beluk cara budidaya jamur kuping. Semoga bermanfaat.

Sumber : http://www.anneahira.com/cara-budidaya-jamur-kuping.htm
Gambar : http://www.jamurkuping.com/


www.jendelahewan.blogspot.com

Selasa, 21 Juni 2011

Hama Pada Jamur Kuping

Kehadiran hama pada budidaya jamur kuping tidak bisa dihindari. Hal ini disebabkan oleh aroma media tanam (baglog) dari jamur kuping yang khas sehingga menarik perhatian dari hewan (hama) di sekitar kumbung. Meskipun kumbung sudah di desain serapat mungkin toh masuknya hewan ini bisa terjadi saat kita keluar masuk ke kumbung. Oleh karena itu kita harus mengenali beberapa jenis hama bagi jamur kuping yang sering ditemui.

1. Lalat
Spesies lalat yang kerap menjadi hama adalah Sciarid, phorids, dan cecids. Lalat meletakkan telurnya di dalam baglog jamur kuping. Setelah menetas, larva lalat akan merusak miselium dan jamur dewasa. Efeknya jamur akan menjadi keriput dan batangnya berlubang. Selain itu lalat juga merupakan inang pembawa hama lain yaitu tungau (mite) pada perutnya.

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan selalu mengontrol keadaan kumbung. Jika ditemukan adanya lubang yang berpotensi sebagai tempat masuknya lalat, segera tutup atau diganti dengan yang baru. Bersihkan juga sisa-sisa media tanam yang tercecer saat melakukan pemanenan agar tidak ada telur atau larva lalat yang tertinggal.

Pengendalian hama ini dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Dichloros dengan dosis 90 ml/L air yang bisa disemprotkan ke 140 m3 media tanam.

2. Tungau
Tungau (mite) adalah serangga kecil lunak berwarna cokelat transparan dengan ukuran 0.18 s/d 0.5 mm. Tungau lebih dikenal dengan sebutan krepes di kalangan petani karena jika di pencet akan menimbulkan bunyi "kemletes". Tungau akan mengerumuni tubuh buah jamur dan mengakibatkan jamur menjadi rusak.

Karena tungau ini dibawa oleh lalat, maka pencegahannya sama dengan pencegahan kehadiran lalat. Pengendalian hama ini dilakukan dengan menyemprotkan metil bromida dengan dosis sesuai anjuran dalam kemasannya. Pengalaman pribadi saya menggunakan merk dagang Talstar untuk membasmi Tungau ini.

3. Rayap
Serangga ini masuk ke dalam kumbung melalui permukaan tanah. Di dalam kumbung rayap akan memakan kayu, bambu, media tanam (baglog) dan tentu saja miselium jamur kuping. Oleh karena itu sebelum membangun kumbung harus dilakukan pengamatan secara teliti. Usahakan tidak membangun kumbung di atas rumah rayap. Pengendalian rayap dilakuakan dengan menyemprotkan insektisida khusus rayap, seperti Fenvarelate, Cypermethrin, Permethrin atau Chloorpyrifos dengan dosis sesuai dengan anjuran di kemasannya.

4. Laba-laba
Laba-laba memakan miselium dan tubuh buah jamur. Di dalam kumbung jamur kuping dan jamur tiram, laba-laba biasanya bersembunyi diantara susunan baglog. Selain menjadi hama, laba-laba juga menjadi inang jamur saprofit dan parasit.

Untuk mencegah kehadiran laba-laba, taburkan serbuk kapur di permukaan lantai kumbung. Jika terlihat ada sarangnya, cepat dibersihkan. Pengendaliannya dilakukan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif dicofol, seperti kalthane atau malathion dengan dosis sesuai anjuran pada kemasannya.

5. Cacing
Cacing yang menjadi hama dalam budidaya jamur kuping adalah spesies Napropogus Nematodes dan Mychopogus nematodes. Cacing yang panjangnya hanya beberapa mm saja ini memakan miselium jamur sehingga tidak bisa tumbuh menjadi jamur. Hama ini berkembang dengan sangat cepat, dalam seminggu populasinya bisa meningkat sampai 100 kali lipat.

Pencegahan masuknya cacing ini dilakukan dengan memastikan sterilisasi media tanam berlangsung secara sempurna sehingga semua telur cacing mati. Sementara itu pengendaliannya dilakukan dengan menaburkan Furagan G dengan dosis sesuai dengan anjuran di kemasannya.

Dari pengalaman saya pribadi, beberapa hama diatas pernah menyerang kumbung jamur kuping saya. Antara lain tungau atau krepes, cacing dan rayap serta semacam siput tanpa cangkang. Akan tetapi hama siput ini saya belum dapat informasi yang jelas. Untuk penangulangannya pun saya lakukan dengan manual mengambil satu per satu. Serangan yang paling ganas adalah tungau atau krepes dan sampai sekarang masih menjadi momok bagi petani jamur. Selalu cek kondisi baglog satu per satu agar jika ada hama segera bisa dideteksi. Sampai saat ini itu merupakan tips paling jitu untuk mencegah kerugian yang lebih besar. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua

Sumber : Buku " Budidaya Jamur (Jamur Kuping, Jamur Tiram, & Jamur Merang) oleh H. Parjimo & Drs. Agus Andoko, Penerbit AgroMedia Pustaka


www.jendelahewan.blogspot.com

Minggu, 19 Juni 2011

Bisnis Jamur Kuping Bikin Tergiur

Bingung agribisnis mana yang akan dipilih? Tak ada salahnya bila Anda mencoba usaha tani jamur konsumsi. Menurut H.M Kudrat Slamet, Ketua Umum Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia (MAJI), jenis jamur yang diminati konsumen, yaitu jamur merang (Volvariella volvaceae), jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), jamur kuping (Auricularia polytricha), champignon (Agaricus bisporus), dan shiitake (Lentinus edodes). Dari kelima jenis jamur tersebut, jamur meranglah yang banyak diusahakan petani. Sebab, dibandingkan jenis jamur lainnya, jamur merang lebih mudah dibudidayakan, dan siklus hidupnya pendek, hanya satu bulan. “Jamur merang mendominasi 55%—60% dari total produksi jamur nasional,” ungkap Kudrat. Peringkat berikutnya adalah jamur tiram putih. Produksi jamur yang pengembangannya mulai dirintis sejak 1997-an itu, sekitar 30% dari total produksi jamur Indonesia. Jamur kayu yang banyak dibudidayakan di daerah berketinggian 800—1.300 m di atas permukaan laut ini mempunyai siklus hidup 5 bulan dengan masa panen 4 bulan.

Tinggal Pilih
Petani jamur merang banyak dijumpai di daerah dataran rendah, seperti di pantai utara Jawa (Pantura). Khususnya di Jabar, sentra produksi jamur merang dapat ditemui di Bekasi, Karawang, Subang, dan Cirebon. Sementara sentra jamur tiram putih berada di Kabupaten Bandung (Cisarua, Lembang, Ciwidey, Pangalengan), Bogor, Sukabumi, Garut, dan Tasikmalaya. Di luar Jabar terdapat di Sleman, Yogyakarta, dan Solo. Untuk jamur kuping, bisa dijumpai di Jateng (Ambarawa dan Yogyakarta), serta di Ciwidey (Kab. Bandung).

Walaupun belum banyak, pelaku usaha jamur champignon, alias jamur kancing, dapat dijumpai di Bumiayu (Jateng) dan Randutatah, Malang (Jatim). Pun untuk jamur shiitake, contoh pelaku usahanya berada di Cibodas, Lembang, dan Malang. Champignon dan shiitake lebih banyak dihasilkan oleh perusahaan besar lantaran diproduksi untuk olahan (kalengan). Sementara jamur merang, jamur tiram putih, dan jamur kuping, lebih merakyat, sehingga banyak dipilih untuk diusahakan.

Bernilai Plus

Menurut MAJI, dalam tiga tahun terakhir, minat masyarakat untuk mengonsumsi jamur terus meningkat. Salah satunya dapat dilihat dari kreativitas para pedagang, yang sebelumnya hanya menjajakan jamur segar, sekarang sudah merambah ke olahan, seperti memproduksi keripik jamur. Kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi jamur berpengaruh positif terhadap permintaan pasokan. “Permintaan jamur terus meningkat, berapa pun yang diproduksi oleh petani habis terserap. Kenaikannya sekitar 20%—25%/tahun,” papar Ir. N.S Adiyuwono, pemilik perusahaan Jamur Sinapeul di Ciwidey, yang mengusahakan jamur tiram dan jamur kuping.

Konsumen, lanjut Adi, menyadari bahwa jamur bukan sekadar makanan, tapi juga mengandung khasiat obat. “Dulu, banyak orang kalau ditawari jamur takut keracunan. Sekarang ada perubahan paradigma, ketika disodori jamur akan bertanya tentang khasiatnya,” imbuhnya.

Selain lezat, dewasa ini orang makan jamur lantaran pertimbangan kesehatan. Jamur mudah dicerna dan dilaporkan berguna bagi para penderita penyakit tertentu. Jamur merang misalnya, berguna bagi penderita diabetes dan penyakit kekurangan darah. Memang, setiap jenis jamur mengandung khasiat obat tertentu (baca: Khasiat Jamur). Jamur mempunyai nilai gizi tinggi, terutama kandungan proteinnya sekitar 15%—20% (bobot kering). Daya cernanya pun tinggi, 34%—89%. Kelengkapan asam amino yang dimiliki jamur lebih menentukan mutu gizinya. Kandungan lemak cukup rendah, antara 1,1%—9,4% (bobot kering), berupa asam lemak bebas mono ditriglieserida, sterol, dan fosfolipida. Jamur juga merupakan sumber vitamin antara lain thiamin, niacin, biotin, dan asam askorbat. Umumnya, jamur kaya akan mineral terutama fosfor, kalsium, dan zat besi.

Belum Terpenuhi

Sampai saat ini jamur lebih banyak diproduksi di Jawa. Berdasar data MAJI, setiap hari Jabar memproduksi 15—20 ton jamur merang dan 10 ton jamur tiram. Sementara jamur kuping, dengan sentra utama Jateng, setiap hari memproduksi 1 ton. Disusul jamur shiitake dengan produksi 500 kg/hari. Sebagian besar produksi jamur dipasarkan dalam bentuk segar. Kota-kota besar menjadi tujuan pasar utama jamur selama ini. Pasar Jakarta misalnya, dipasok dari Karawang, Bandung, Bogor, dan Sukabumi. Dari Cisarua-Bandung saja, setiap hari, tidak kurang dari 3 ton jamur tiram masuk Jakarta. Ir. Misa, M.Sc., petani jamur merang di Karawang, memprediksi, kebutuhan pasar Jakarta terhadap jamur merang sekitar 15 ton/hari. Sementara Karawang baru mampu memasok 3 ton. Untuk jamur kuping terutama diserap pasar Jateng lantaran banyak dibutuhkan industri jamu. Walau demikian, jamur kuping dari Jateng pun masuk Bandung, sehari tidak kurang dari 200 kg.

Selain dijual segar, sebagian pelaku usaha melakukan diversifikasi produk dengan memproduksi keripik dan tepung. Rina di Bandung misalnya, setiap hari memproduksi 50—100 kg keripik jamur tiram. Sampai saat ini dia mengaku belum mampu memenuhi permintaan yang mencapai 500 kg—2 ton. Sementara tepung banyak dibutuhkan industri untuk memenuhi kebutuhan kelompok vegetarian.

Walau banyak dibutuhkan, “Seluruh produksi jamur baru memenuhi 50% dari permintaan pasar,” ucap Kudrat. Belum lagi ditambah permintaan pasar luar negeri, seperti Singapura, Jepang, Korea Selatan, China, Amerika Serikat, dan Uni Eropa (Tabel 1). “Sampai saat ini permintaan itu belum bisa dipenuhi,” imbuh Basuki Rachmat, Sekjen MAJI. Misa yang juga Kepala Pusdiklat Budidaya Jamur Merang Indonesia, pun membenarkan permintaan pasar ekspor belum sanggup terpenuhi. “Untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri saja masih kurang,” imbuh lulusan Teknik Kimia ITB ini yang sudah bertani jamur sejak 1990 lalu.

Harga Stabil
Dibandingkan komoditas lain, harga jamur terbilang stabil. Mungkin lantaran jamur bukan komoditas pokok seperti beras, cabai, maupun bawang merah.
Dalam dua minggu pertama September, harga jamur merang di tingkat petani Rp9.000—Rp10.000/kg (BEP Rp6.000/kg). Selisih harga di tingkat pengumpul lebih tinggi Rp3.000—Rp4.000/kg. Di pasar, harganya menjadi Rp15.000—Rp20.000/kg. “Karena rantai tataniaganya cukup panjang, selama ini keuntungan dari bisnis jamur merang lebih banyak dinikmati para pengumpul,” tandas Kudrat.

Kalau jamur tiram, keuntungannya lebih banyak dinikmati oleh petani. Pengumpul paling memperoleh keuntungan Rp1.000—Rp2.000/kg. Harga jamur tiram di tingkat petani pada kurun waktu yang sama rata-rata Rp5.300/kg (BEP Rp4.000/kg). Di pasar induk Rp6.000/kg (subuh) dan di pasar kecil Rp10.000/kg.

Harga jamur kuping basah di tingkat petani rata-rata Rp6.000/kg. Di pasar Rp8.000/kg. Sedangkan jamur kuping kering berkisar Rp35.000—Rp50.000/kg. Menurut Adi, untuk menghasilkan sekilo jamur kuping kering diperlukan 6 kg yang basah. Sementara itu, Desianto FW, petani jamur kuping di Semarang, Jateng, menyatakan, harga jamur kuping lebih tinggi lagi pada tingkat pengguna akhir. Kisarannya Rp60.000—Rp80.000/kg.

Kendati harganya cukup menggiurkan, ada saat tertentu jamur segar kurang laku, yaitu 1—2 minggu setelah Lebaran. Setelah itu harganya normal kembali. Oleh sebab itu, diversifikasi produk menjadi sangat penting.

Stagnan
Dalam dua tahun terakhir, produksi jamur stagnan, bahkan cenderung menurun. Padahal petani pembudidaya sudah cukup banyak. Petani inti jamur merang sekitar 5.000 orang, jamur tiram 600 petani, jamur kuping 200 petani, dan pengusaha shiitake sekitar 10 pelaku.

Menurut Kudrat, yang mempengaruhi stagnasi produksi lantaran ada sekitar 30% petani jamur merang maupun tiram yangg kolaps karena mereka tidak mampu lagi untuk berproduksi. Ini lebih banyak diakibatkan oleh kesulitan memperoleh bahan bakar minyak tanah karena harganya naik. Padahal, “BBM merupakan 20% dari ongkos produksi,” tandas Adi.

Memang, minyak tanah bisa dikonversi dengan batubara atau kayu bakar. Namun itu bukan hal mudah. “Dulu, saya pernah menggunakan batubara, tapi ternyata panasnya tidak stabil, dan asapnya mempengaruhi kualitas media tanam,” aku Misa. Ditambah lagi, bila menggunakan batubara, selain susah didapat juga menghasilkan limbah debu. Sementara budidaya jamur harus benar-benar bersih.

Selain itu, para petani juga dihadapkan kepada persoalan akumulasi hama penyakit. Di Kabupaten Bandung misalnya, petani dipusingkan oleh serangan cendawan Aspergillus sp. Cendawan ini sangat mengganggu media tanam (baglog) sehingga pertumbuhan jamur tiram terhambat, bahkan mati. Hal ini terjadi saat kemarau panjang atau hujan berkepanjangan. Di lain pihak, “Sekitar 50% biaya produksi terdiri dari media tumbuh,” ucap Kudrat.
Pun di Yogyakarta, para petani jamur kuping kelimpungan oleh serangan hama krepes (tungau). Pengendalian dengan racun akarisida bukan solusi, lantaran jamur merupakan produk organik.

Usaha Sarana
Selain mengandalkan penjualan jamur segar, beberapa petani jamur memilih menjual bibit botolan dan baglog. Kudrat, yang juga pemilik perusahaan jamur CV Citi Mandiri di Cisarua-Bandung, selain memproduksi jamur tiram, pun menjual bibit dan baglog. Dari 15 kumbung yang diusahakan, setiap hari ia memproduksi 10.000 baglog dan bibit botolan.

Demikian pula Adiyuwono yang mulai merintis usaha sejak 2003. Setiap bulan ia memproduksi 100 ribu baglog, 10%—40% diantaranya untuk jamur kuping. Sementara produksi bibitnya sebanyak 30.000 botol/bulan. Bibit ia jual Rp4.000—Rp5.000/botol. Sedangkan baglog jamur tiram dijual Rp1.600 dan Rp1.400 untuk baglog jamur kuping. Selain diserap petani di Jawa, bibit itu dilempar sampai ke Sumatera dan Kalimanatan.

Hal serupa dilakukan Jemy Susanto, pemilik perusahaan Jamur Agro Lestari di Solo. Setiap bulan ia memproduksi bibit F2 1.000 botol dan 20.000 baglog. Bibit dan baglog ini ia pasarkan hingga ke luar Jawa. Jemy mematok harga bibit Rp59.000 untuk Jawa dan Rp69.000 luar Jawa.
Berdasar data MAJI, omzet perdagangan media tanam mencapai Rp4,4 miliar/tahun. Sedangkan omzet perdagangan bibit mencapai Rp750 juta setahun. Adapun omzet perdagangan jamur segar mencapai Rp17,3 miliar/tahun.

Dadang WI, Selamet Riyanto

Diambil dari: suwardi10.wordpress.com


www.jendelahewan.blogspot.com

Kamis, 09 Juni 2011

10 Tips Bagi Pemula di Budidaya Jamur Kuping

Alhamdulillah keberadaan blog ini bisa menjadi ajang silaturahmi bagi saya dengan beberapa pembaca yang kebetulan tertarik untuk budidaya jamur kuping atau malah sudah berkecimpung di dalamnya. Setiap hari setidaknya ada sekitar 40 pengunjung ke blog ini.

Bahkan yang lebih serius ingin mendapatkan informasi sering mengirim email atau chatting via YM dengan saya. Sebisa mungkin saya jawab semua pertanyaan yang diberikan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman saya pribadi.

Pada posting kali ini saya ingin merangkum beberapa tips untuk memulai usaha budidaya jamur kuping dari kondisi nol berdasarkan pengalaman yang pernah saya alami sendiri.

1. Sesuaikan kapasitas usaha budidaya jamur kuping dengan modal dan lahan yang tersedia.
Jika anda belum tahu sama sekali tentang budidaya jamur kuping maka disarankan untuk mencoba 500 baglog terlebih dahulu dan jangan membangun kumbung secara permanen. Manfaatkan bagian dari rumah anda dengan sedikit modifikasi.

2. Survei harga baglog jamur kuping dan pilih pemasok baglog jamur yang punya reputasi bagus.
Ini penting karena sebagai pemain baru kita masih perlu banyak belajar dan bimbingan, nah orang yang tepat untuk mengajari kita adalah penyuplai baglog itu sendiri. Selain itu cari penyuplai baglog yang mau membeli hasil panen kita dalam kondisi basah bukan jamur kondisi kering.

3. Cari informasi mengenai budidaya jamur kuping baik dari petani yang berpengalaman, buku, maupun dari internet.
Contohnya blog ini mungkin bisa dijadikan referensi untuk belajar dari awal.

4. Kondisikan kumbung jamur kuping sesuai dengan syarat tumbuh jamur kuping.
Tentu saja masing-masing daerah mempunyai suhu dan kelembapan yang berbeda-beda, sehingga frekuensi penyiraman juga akan berbeda. Musim juga sangat berpengaruh terhadap frekuensi penyiraman jamur kuping, pada musim kemarau penyiraman sampai 3 kali lipat.

5. Jaga kebersihan kumbung jamur

6. Selalu lakukan check terhadap kondisi baglog untuk mengetahui adanya hama dengan cepat.
Hal ini sangat penting karena hama berkembang dengan sangat cepat, jangan sampai misellium jamur rusak dengan cepat hanya karena kita telat mendeteksi hama ini.

7. Putar kembali modal jika sudah harus mengganti baglog yang baru.
Kira-kira baglog jamur kuping akan habis setelah dipanen 5 sampai 6 kali. Nah gunakan keuntungan yang diperoleh untuk mengembangkan usaha budidaya jamur kuping ini lebih dulu. Kalaupun ada yang mau dinikmati ya mungkin dalam porsi yang lebih kecil.

8. Jalin kerjasama dengan pemilik modal atau cari modal lewat pinjaman bank
Yang penting jangan dari rentenir saja deh, bisa-bisa kita yang capek orang lain yang memperoleh keuntungan yang besar.

9. Jujur
Jangan mencuri timbangan dengan melakukan penyiraman sehari sebelum jamur kuping di panen. Masak keluarga kita dikasih makan dari tindakan yang tidak jujur sih....

10. Sisihkan sebagian hasil keuntungan kita untuk yang membutuhkan

Semoga 10 Tips ini bisa membantu Anda untuk berani memulai usaha budidaya jamur kuping


www.jendelahewan.blogspot.com

Rabu, 08 Juni 2011

Cara Budidaya Jamur Kuping

Jamur kuping atau biasa disebut sebagai "lember" oleh orang Sunda dapat menjadi semacam jamur yang tumbuh di sisa sisa tumbuhan atau kayu lembab. Pengembangan budidaya jamur di Indonesia saat ini semakin pesat, budidaya jamur sehingga saat ini sudah tersebar di beberapa daerah. Hal ini sebagai akibat dari jamur kuping yang merupakan jamur kosmopolitan atau jamur yang dapat hidup di mana saja, mulai dari kawasan hutan, pantai sampai pegunungan tinggi dengan kebutuhan tempat yang cukup lembab.
Jamur Kuping disebut sebagai tumbuhan berdaun yang lebar seperti telinga manusia (telinga).

Ada empat jenis jamur kuping, yaitu:
a. Auricularia auricula – Judae (tubuh buah lebar dan tebal)
b. Auricularia polytricha (tubuh buah kecil dan tebal)
c. Auricularia cornea (seperti Auricularia auricula)
d. Auricularia fuscosuccinea (seperti Auricularia polytricha)

Beberapa nama setempat/lokal jamur kuping yang sering didengar:
a. Indonesia : jamur kuping, supa lember (sunda), kuping lowo (Jawa), kuping tikus, dan lain-lain.
b. Cina/Taiwan/Vietnam: Mouleh, Yung-ngo, Muk-ngo, Mu-er, Mo-er
c. Jepang: Kikurage, Mokurage, Senji, Arage.
d. Hongkong/Singapura: Mouleh, Jew’s ear-fungi
e. Amerika Serikat: Tree-ear, Jew’s ear-fungi, Gelatinous fungi.

Warna tubuh buah pada umumnya hitam atau coklat kehitaman akan tetapi adapula yang memiliki warna coklat tua. Yang paling memiliki nilai bisnis yang tinggi adalah warna coklat pada bagian atas tubuh buah dan warna hitam pada bagian bawah tubuh buah, serta ukuran tubuh buah kecil.

Siklus hidup jamur kuping seperti halnya jamur tiram maupun shiitake meliputi; tubuh buah sudah tua menghasilkan spora yang berbentuk kecil, ringan dan berjumlah banyak. Selanjutnya spora tersebut jatuh pada tempat yang sesuai dengan persyaratan hidupnya seperti kayu mati atau bahan berselulosa dan dalam kondisi lembab, maka spora tersebut akan berkecambah membentuk miselia dengan tingkatan:
a. Miselai primer yang tumbuh terus membanyak dan meluas.
b. Miselai sekunder yang membentuk primordial (penebalan miselia pada bagian permukaan miselia sekunder dengan diameter 0,1 cm).
c. Dari primordial akan tumbuh dan berbentuk kuncup tubuh buah pada tingkat awal yang semakin lama semakin membesar (3-5 hari).
d. Dari primordia tersebut akan tumbuh tubuh buah jamur berbentuk melebar, serta pada saat tua akan dipanen.

Jamur kuping merupakan salah satu bahan konsumsi, jamur ini yang memiliki sifat saat dikeringkan lama, kemudian direndam dengan air dalam waktu relatif singkat akan kembali seperti bentuk dan ukuran segarnya. Jamur kuping telah dijadikan sebagai bahan berbagai masakan seperti Sayur kimlo, nasi goreng jamur, tauco jamur, sukiyaki, dan bakmi jamur dengan rasa yang lezat dan tekstur lunak yang terasa segar dan kering.

Agrobisnis jamur memiliki prospek cerah untuk dikembangkan ke skala agroindustri dikarenakan agroindustri ini tidak menggunakan lahan yang terlalu luas, bahan baku untuk penanaman jamur dalam bentuk limbah seperti serbuk gergaji, bekatul, serpihan kayu, waktu tanam dari bibit hingga pemanenan sangat singkat, harga jual jamur tinggi, dan aspek nilai gizi tinggi untuk kesehatan dan pengobatan. Selain aman dikonsumsi, bersifat non kolesterol, dan berkhasiat sebagai obat dan penawar racun yang dihasilkan dari lendir jamur kuping.

Budidaya Jamur Kuping

Budi daya jamur meliputi tahap proses pembuatan bibit dan proses produksi jamur. Budi daya jamur kuping dapat dilakukan dibatang-batang kayu dengan perlakuan tertentu agar tumbuh dengan baik. Perkembangan teknik budi daya jamur kuping dengan menggunakan serbuk kayu atau serbuk gergajian. Cara ini menguntungkan karena petani dapat menambahkan nutrisi kedalam media tanam sehingga pertumbuhan jamur menjadi optimal.

Setelah menyeleksi jamur yang akan dibudidayakan, langkah budi daya dimulai dengan pembuatan bibit jamur pada media tanam. Tahap berikutnya adalah pemeliharaan jamur selama proses budi daya, panen jamur, penanganan paspapanen dan pemasaran. Agar hasilnya maksimal, setiap tahapan harus dilakukan dengan bnaik termasuk penyiapan media tanam. Untuk media tanam bisa digunakan batangatau serbuk kayu.

Manfaat & Kandungan Jamur Kuping

Dari segi gastronomik ataupun organoleptik (rasa, aroma dan penampilan), jamur kuping kurang menarik bila dihidangkan sebagai bahan makanan. Namun jamur kuping sudah dikenal dekat sebagai bahan makanan yang memiliki khasiat sebagai obat dan penawar racun.

Lendir yang dihasilkan jamur kuping selama dimasak dapat menjadi pengental. Lendir jamur kuping dapat menonaktifkan atau menetralkan kolesterol. Jamur kuping dapat dibedakan berdasarkan bentuk, ketebalan, dan warnanya. Jamur kuping yang mempunyai bentuk tubuh buah kecil (sering disebut jamur kuping tikus) digemari oleh konsumen karena waranya lebih muda, dan rasanya sesuai dengan selera. Jamur kuping yang tubuh buahnya melebar (jamur kuping gajah) rasanya sedikit kenyal atau alot sehingga kurang disenangi karena harus diiris kecil-kecil bila akan dimasak. Jamur kuping selain untuk ramuan makanan juga unuk pengobatan. Untuk mengurangi panas dalam, mengurangi rasa sakit pada kulit akibat luka bakar.

Kandungan nutrisi jamur kuping terdiri kadar air 89,1, protein 4,2, lemak 8,3, karbohidrat total 82,8, serat 19,8, abu 4,7 dan nilai energi 351. Jamur kuping dipanaskan, maka lendir yang dihasilkan oleh masyarakat dan tabib pengobatan memiliki khasiat:
• Penangkar / penon-aktif racun baik dalam bentuk racun nabati, racun residu pestisida, bakhan sampai ke racun berbentuk logam berat. Hampir semua ramuan masakan Cina, jamur kuping selalu ditambahkan untuk tujuan menonaktifkan racun yang terbawa dalam makanan.
• Kandungan senyawa dalam lendir jamur kuping, efektif untuk menghambat pertumbuhan carcinoma dan sarcoma (kanker) sampai 80 – 90%. Berfungsi juga untuk antikoagulan bahkan menghambat penggumpalan darah.
• Lendir jamur kuping dapat meghambat dan mencegah penggumpalan darah.

Manfaat jamur kuping untuk pengobatan penyakit antara lain:
• Darah tinggi/pembuluh darah mengeras akibat penggumpalan darah: 3 gram jamur kuping kering, rendam semalam dan buang airnya hingga tinggal jamur basah, tempatkan dalam rantang, tambahkan air bersih dikusus hingga lunak, tambahkan gula batu secukupnya dimakan secukupnya sehari sekali.
• Kurang darah dengan memasak jamur kuping 30 gram, ditambah 30 gram buah kurma, ditambah air bersih 5 gelas diminum dimasak sampai airnya tersisa 1 gelas. Hal diatas juga dapat diterapkan untk mengobati sakit wasir/ ambeian.
• Datang bulan tidak lancar dan memperlancar buang air besar. Jamur kuping dimasak bersama bahan-bahan lain seperti sayuran.

Masa Panen Jamur Kuping
Budidaya dengan log tanam asal serbuk gergajian kayu memerlukan waktu sekitar 3 bulan hingga panen, sementara dengan log tanam asal batang dapat lebih dari 5 bulan, tetapi hasil dari log kau cenderung digemari dengan harga lebih mahal. Masa panen untuk log tanam berbentuk ‘kantung plastik’ dapat mencapai 1 – 2 bulan terus menerus dengan integral waktu 1 – 2 minggu hingga semua bagian dari log tanam ditumbuhi jamur. Sementara masa panen untuk log kayu umumnya lebih dari 4 bulan baru akan nampak, serta pertumbuhan ini akan terus menerus berlangsung sampai 3-4 bulan jika lingkungan log tanam dan tempatnya dipelihara diatur secara baik.

Aspek Pemasaran Jamur Kuping

Baik dalam keadaan segar (umumnya hasil panen dari alam) atau dalam keadaan kering (hasil budidaya) harga jamur kuping lebih mahal kalau dibandingkan dengan harga jamur lain seperti tiram maupun merang. Jenis jamur kuping yang paling banyak dijual dilingkungan toko boat cina atau shinshe yang memiliki bentuk kecil atau bertubuh buah tipis dalam keadaan kering, umumnya berasal dari Taiwan atau daratan Cina yang disebut Mouleh.

Secara umum, pangsa pasar di dunia, jamur kuping menduduki tempat paling bawah disamping jamur kancing, jamur shiitake, jamur merang dan sebagainya. Di Pangsa pasar Asia, terutama di kawasan Cina, Hongkong, Singapura, Malaysia dan sebagainya dimana penduduk etnis Cina banyak berdiam, pangsa pasar jamur kuping sangat tinggi terutama dalam bentuk kering.

Bahkan di Indonesia, dengan penduduk asal Cina cukup banyak, kebutuhan jamur kuping masih harus didatangkan dari RRC, Thailand , Vietnam dan sebagainya dalam bentuk kering. Serta yang masih segar, pada umumnya masih merupakan hasil alam pada permulaan musim hujan atau menjelang musim kemarau, karena pada musim tersebut, jamur kuping banyak didapatkan tumbuh pada batang kayu kering di hutan.

Sumber : http://budidayanews.blogspot.com/


www.jendelahewan.blogspot.com