Tampilkan postingan dengan label Business Online. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Business Online. Tampilkan semua postingan

Minggu, 29 Agustus 2010

Serba Serbi E-Commerce / Internet Business

Saat ini, hampir semua calon konsumen menanyakan, “Ada websitenya nggak?” apabila ditawari sebuah produk, jasa atau pilihan berbisnis. Karena itulah, kini, keberadaan sebuah Toko Online / internet marketing system menjadi hal penting dalam menjalankan business, baik berjualan barang maupun jasa.

Masalah apa saja sih yang ditemui bila memiliki Toko Online / online shop? Siapa sebetulnya yang menjadi target customer? Apakah intenational atau tetap nasional? Satu hal lagi yang harus dipikirkan adalah masalah pembayaran, pemesanan, pengepakan dan pengiriman.

Berikut adalah hasil masukan dari banyak orang yang sukses berjualan lewat internet, maupun sukses pula menjadi konsumen Toko Online;

Umumnya masalah yang ditemu bagi konsumen atau calon customer dari Indonesia adalah berkaitan dengan kepercayaan.

Calon customer masih banyak yang susah percaya dengan sistem penjualan online, (takut tertipu, misalnya sudah melakukan pembayaran namun tidak ada pengantaran barang).

Cara paling mudah untuk mencegah hal ini adalah dengan mencantumkan alamat dan no telepon di website atau di signature email karena ini menjadi bukti bahwa penjualan ini tidak main-main atau bohongan, sekaligus memberikan kepercayaan pada calon customer bahwa penjual “mudah dicari”.

Ini sesuai pula dengan masukan banyak yang berkecimpung di dunia wirausaha yang melihat performance sebuah online shop berdasarkan history penjualan selama ini, misalnya di Ebay dimana customer bisa melihat sudah berapa banyak penjualan yang berhasil dilakukan.

Ketidakpercayaan ini juga bisa timbul karena calon customer tidak bisa melihat langsung contoh barang yang dijual. Karena itu, sebaiknya ada pula keterangan mengenai Info Barang.

Perlu adanya info tentang barang yang jelas dan cukup detil karena calon customer tidak bisa langsung memegang dan melihat (langsung) barang yang ingin dibeli. Foto produk adalah hal yang sangat penting, termasuk juga apabila barang ybs multifungsi. Sebaiknya menyediakan berbagai tampilan foto yang memperlihatkan masing-masing fungsinya.

Detail lain misalnya menyediakan:
-Pilihan warna (dengan foto)
-Info ukuran
-Info bahan
-Info perawatan
-Info pengecekan jumlah barang yang tersedia sebaiknya langsung tersedia info ini (bukan menghubungi kembali), karena ini akan mempengaruhi keinginan customer untuk membeli (berkaitan dengan total berat barang yang yang akan dibeli dan perbandingannya dengan ongkos pengiriman).

Harga yang kompetitif
Customer online biasanya akan lebih mudah membandingkan dengan harga-harga jual di toko online lainnya ataupun toko biasa.

Untuk Pengiriman
TIKI termasuk salah satu jasa pengiriman yang direkomendasikan karena calon customer bisa mengecek sendiri lewat www.tiki.co.id untuk melihat harga kirim sesuai wilayah dan berat.

Pengiriman yang murah dan cepat biasanya menjadi masukan juga untuk si calon customer. Beban biaya pengiriman akan lumayan terasa berat jika barangnya sendiri kecil secara ukuran atau murah secara nominal harga.

Akan lebih baik jika ada penawaran beberapa jenis kiriman, biasa atau ekspress.

Ada pula pengiriman barang yang tidak memperhatikan dimensi dan berat total barang.

Alternatif lain:
Membuat jasa kurir sendiri (khusus) untuk melayani pengiriman (untuk pengiriman lokal, misalnya Jakarta saja) dimana jasa kurir ini juga bisa bekerja sama dengan kurir lain untuk pengiriman luar kota.

Untuk pembayaran pun bisa ada beberapa alternatif:
Umumnya akan lebih mudah bagi customer apabila ada beberapa pilihan pembayaran misalnya: transfer bank setelah barang diterima, pembayaran didepan atau kartu kredit.

Untuk COD, sebaiknya hal ini dipilih apabila menggunakan jasa kurir pribadi, terutama untuk customer baru (yang baru pertama kali membeli atau memakai jasa) dimana umumnya mereka lebih merasa aman dengan COD).

Akan jadi nilai plus apabila sang kurir bisa menerangkan pada customer tentang cara pemakaian barang tersebut.

Pengemasan
tergantung apa barang apa yang jual.
Biasanya kalau dekat, cukup dengan plastik.
namun untuk luar kota tetap ahrus ada pengemasan yang lebih secure apalagi jika barangnya dapat rusak atau pecah.

Tips lain untuk yang mempunyai Toko Online:

Customer Service
Harus siap di hubungi oleh customer kapan saja, karena e-commerce tergolong baru di Indonesia, jadi jika barang belum diterima, customer sering was-was dan terus menerus menghubungi penjual, intinya customer service yang cepat menanggapi pertanyaan maupun keluhan.

Pilih tempat web hosting yang reliable dan supportnya mudah di hubungi.

Adanya keterangan update pemesanan sampai pengiriman.
Misalnya:
-Pemberitahuan setelah form pesanan diterima.
-Pemberitahuan setelah pembayaran diterima.
-Pemberitahuan mengenai waktu pengiriman dan perkiraan tiba di tempat pembeli.

Insentif untuk pengunjung atau customer.

Misalnya untuk customer yang 'aktif' di website tsb, ex: tersedia potongan harga senilai Rp. X untuk pengunjung yang mengisi kuesioner.

Intinya, seperti masukan seorang nggota milis Dunia Wirausaha yaitu Toko Online yang “bagus” adalah yang bagus secara sistem aplikasi juga sistem pelayannya.

Karena itu pemilik juga harus memperhatikan sumber pendanaan per bulannya – untuk hosting dan domain misalnya. Jika belum mendapatkan pendapatan dari web, harus menyediakan cadangan dana.

Karena itu mengkomersialisasikan web Toko Online juga bisa menjadi perhatian khusus. Contoh, lewat pemasangan iklan banner. Dimana, pengiklan banner biasanya mau memasang iklan apabila web tersebut ramai pengunjungnya. Untuk melihat hal ini sediakan juga tool untuk memeriksa traffic kunjungan, dan cara-cara internet marketing yang baik (tidak melakukan spam).

www.jendelahewan.blogspot.com

Kamis, 21 Januari 2010

Kerja Tanpa Kantor Siapa Takut

(Dikutip dari artikel Pak Onno W Purbo, artikel lama tetapi masih sangat relevan dan menarik. Selamat menikmati.)

Mungkin tidak pernah terbayangkan oleh sebagian besar orang tua kita bahwa pada hari ini & kemungkinan besar dimasa mendatang bahwa bekerja tidak identik dengan berkantor. Pada tempo doeloe, bekerja di kantoran mungkin sangat bergengsi & menjadi kelas elit tersendiri pada generasi eyang, tante, oom & para orang tua kita. Kalau kita bekerja sendiri, di rumah - wah bisa repot urusan dengan mertua & orang tua. Di cap orang tak berguna lah, tidak terpakai dll … Sialnya, pada hari ini, para orang tua tampaknya harus gigit jari & menerima kenyataan bahwa justru semakin banyak & semakin bergengsi pekerjaan-pekerjaan yang tidak mempunyai pekerjaan eh kantor. Mengapa? Karena pada akhirnya yang di tuntut dari seorang profesional bukan absensi kantor-nya melainkan target / hasil / pencapaian objektif. Kecuali di lembaga pemerintahan, absensi tampaknya masih menjadi paradigma berkarya - yah selamat bertugaslah untuk rekan PNS.

Mungkin karena saya berada di dunia Internet, dalam banyak kesempatan saya ketemu banyak profesional dengan mobilitas tinggi, kalaupun mempunyai kantor sering kali meninggalkan kantor-nya - bahkan sangat lumrah jika pekerjaannya dikerjakan di rumah atau sambil ngobrol & minum kopi di café bersama mitra-mitra-nya. Leisure, hobby, kebebasan dan mengerjakan apa yang mereka sukai sangat dominan di diri para profesional tersebut. Bukan hal yang aneh jika kita melihat teman-teman profesional ini seakan tidak terikat pada satu kantor yang tetap. Pekerjaan kontrakan & servis yang mengandalkan profesionalitas & keahlian yang sangat spesifik menjadi sangat dominan diantara para profesional. Tampaknya, keahlian & kesukaan yang spesifik menjadi andalan para profesional yang umumnya masih muda antara usia 27-40-an tahun.

Penghasilan jangan di tanya … minimal Rp. 5-10 juta merupakan gross monthly income paling buruk diantara profesional ini. Jelas jauh lebih baik daripada fresh graduate yang umumnya Rp. 750.000 / bulan itu. Memang masih sedikit para profesional yang bekerja betul-betul bebas & sangat mobile seperti ini, tapi kecenderungan ke arah itu sangat menonjol terutama di rekan-rekan muda usia sekitar 30-an. Menjadi terbaik adalah dambaan dalam suasana kompetisi yang sehat. Pengakuan dilakukan secara langsung oleh komunitas, bahkan bukan hal yang luar biasa jika terekspose oleh media massa - karena mereka memang terbaik tanpa mekanisme KKN murni kompetisi & fight.

Laptop, palmtop, personal digital assistance (PDA), handphone menjadi peralatan yang sangat lumrah bagi para profesional tersebut. Yah minimal akses ke WARNET yang didukung dengan handphone menjadi ciri khas para rekan muda tersebut. Komunikasi yang intens menjadi ciri khas dari para profesional ini, e-mail traffic di berbagai mailing list yang diselingi oleh banyak berita SMS berseliweran di layar telepon genggam menjadi bagian integral kehidupan mereka. Bahkan sebagian besar berkas pekerjaan-pun banyak di kirim dalam bentuk attachment di e-mail. Memang kadang sebagian merupakan canda tawa diantara mereka, tapi itulah bagian dari ke akraban kehidupan di dunia tanpa batas yang banyak di nikmati terutama oleh profesional muda maupun mahasiswa / siswa.

Pada tingkat yang lebih serius, jangan kaget jika di kereta api, ruang tunggu airport, pesawat terbang melihat para profesional asik men-tik keyboard Nokia 9230 atau bekerja secara online pada PDA / Palmtop Jornada-nya yang terkait dengan PCMCIA modem dengan built-in pesawat handphone.

Unified messaging antara SMS, e-mail, FAX menjadi teknologi pemicu, teknologi unified messaging sudah sangat terasa saat ini - integrasi antara berita SMS ke e-mail ke FAX dapat menjadi saling terkait & sangat membantu para eksekutif & profesional mobile untuk bermanouver di dunia informasi.

Yah itulah kantor mereka, itulah gaya bekerja mereka, gaya hidup sebagian profesional muda yang sangat mobile pada hari ini. Bukan mustahil jumlah mereka akan semakin banyak di masa mendatang. Investasi peralatan US$400-1000 menjadi ter-justified dengan gross income minimal mereka yang antara US$500-1000 / bulan.

Kapankah anda mampu melakukan hal tersebut? Jelas bukan pada saat anda memiliki laptop, palmtop atau HP - hal tersebut akan terjadi dengan sendiri-nya pada saat anda memiliki skill keahlian yang sangat spesifik & diakui ke-profesionalisme-annya oleh komunitas. Umumnya bekas mahasiswa saya mampu mencapai tahapan tersebut dalam waktu 2-4 tahun, jika dipupuk dengan benar & baik di masa sekolah di perguruan tinggi & SMU.

Sumber :
http://artikel.total.or.id/artikel.php?id=1121&judul=Kerja%20Tanpa%20Kantor%20Siapa%20Takut [klik]





www.jendelahewan.blogspot.com