Selasa, 16 Oktober 2012

Budidaya ikan lele sangkuriang



Budidaya ikan lele sangkuriang
Budidaya ikan lelesangkuriang


Budidaya Ikan Lele Sangkuriang Kolam Terpal saat ini dianggap sebagai salah satu prospek bisnis menjanjikan dan termasuk salah satu UsahaRumahan Yang Lagi Trend


Anda akan menemukan budidaya ikan nila merah, belut, ikan mas, hingga Budidaya ikan lele sangkuriang. Secara khusus ikan lele sangkuriang yang berasal ari sukabumi ini sangat mudah untuk dibudidayakan. 

Varietas lele baru ini bisa berkembang biak secara pasti di tempat dingin maupun panas. Persentase kematian pada bibit sekali tebar pun sangat kecil, hanya 10 %. Juga, lele sangkuriang terkenal bandel pertumbuhannya, dengan karakternya yang tahan penyakit, lele ini bisa menghasilkan 6000 buah telur. Berbeda dengan lele dumbo yang hanya 4000 telur. Prospek yang cerah bukan? J

Kalau dahulu lele dumbo menjadi favorit, saat ini beralih ke lele sangkuriang. Dengan modal yang tak terlalu besar, anda sudah bisa mencicipi untung yang lumayan dari Budidaya ikan lele sangkuriang kolam terpal ini. J selamat membaca.

Untuk skema mudah, silakan anda pilih bdidaya kan lele sangkuriang dengan kolam terpal. Bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan antara lain.

Alat dan bahan
  • Bambu
  • Terpal ukuran 8x12 meter persegi
  • Kapur yang digunakan dalam pengecatan pagar
  • Pupuk, berupa kotoran ayam, sapi, atau kambing
  • Pipa paralon dan knee sebagai alat keluar dan batas air
  • Paku serta kawat yang kuat
Teknik Budidaya ikan lele sangkuriang

ΓΌ  Bambu yang anda perlukan sekitar 1.5 meter ukuran tinggi. Tancapkan bambu dan buat rangka kolam berbentuk persegi panjang. Dalam menhasilkan kolam yang ideal, Anda bisa memberikan ukuran kolam sebesar 3x7 meter.

ΓΌ  Langkah berikutnya dalam Budidaya ikan lelesangkuriang adalah pemasangan pipa paralon yang telah dibentuk huruf L. Pemasangan pipa tersebut berguna untuk keluar masuknya air yang ada di kolam. Pasang di berbagai sudut, bisa juga anda pasang di tengah kolam. J

ΓΌ  Untuk menghilangkan zat racun, anda bisa menggunakan kapur yng dicat ke kolam terpal. Setelah proses pengecatan selesai, diperlukan pembilasan sebanyak dua kali dan kemudian ke tahap pengeringan kolam. Langkah berikutnya, adalah pengisian air dengan ketinggian kurang lebih 50 cm. endapkan kolam selama 3 hari agar pupuk bisa menumbuhkan makanan organik bagi bibit lele sangkuriang.

ΓΌ  Anda bisa mulai menebar benih lele sangkuriang dalam ukuran bervariasi, misalnya 7 hingga 9 cm. dalam waktu 2 bulan biasanya lele sangkuriang sudah siap dipanen dan anda bisa mendapatkan keuntungan yang cukup banyak.

 Rincian Modal Dan Keuntungan :

A.    Biya investasi :

1. Kolam @ 1th = Rp. 500.000
               @ 1 bln = Rp. 42rb x 3bln         = Rp.126.000
2. tukang @ber 3 (kita sendiri)                = Rp. 0
Jumlah                                                      = Rp.126.000
B.     Biaya produksi

1. Bibit/benih 1000 ekor @Rp.200         = Rp. 200.000
2. Pakan:
pakan bulan pertama 5 kg @RP.10rb      = Rp.   50.000
pakan selajutnya 1bal.@Rp 180rb          = Rp. 180.000
biaya obat                                                = Rp.   20.000
Jumlah                                                      = Rp. 450.000
jumlah modal awal                                   = 576.000
Diperkirakan panen 1 kolam                    = 150kg
harga lele/juni 2012                                  = Rp 9rb/kg(hrg sewktu2 bisa brubah)
150×9.000                                                 = Rp.1.350.00
pemasukan/panen                                     = Rp. 1.350.000
keuntungan/panen                                     = Rp. 1.350.000- Rp 576.000= Rp 774.000

  Selamat mencoba Budidaya ikan lele sangkuriang. J

www.jendelahewan.blogspot.com

Senin, 15 Oktober 2012

Melirik Peluang Bisnis Budidaya Zaitun

Usaha budidaya zaitun rupanya cukup menjanjikan. Permintaannya juga lumayan. Sejauh ini, penyuka zaitun di Indonesia baru menjadikan zaitun sebatas ornamen atau penghias ruangan. Dengan harga bibit mulai Rp 300.000 - Rp 700.000, pembudidaya bisa meraup omzet hingga puluhan juta.

Zaitun (Olea europaea) merupakan tanaman asli Timur Tengah dan Afrika Selatan. Tanaman ini memiliki banyak manfaat buat kehidupan manusia.

Manfaat utama tanaman ini didapat dari buahnya. Buah zaitun yang sudah tua bisa menghasilkan minyak yang dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, mulai dari kesehatan sampai produk-produk kecantikan.

Maka, tidak heran jika tanaman mediterania ini menjadi sangat populer, termasuk di Indonesia. Salah seorang pembudidaya tanaman zaitun di Indonesia adalah Parta Suhanda di Bogor, Jawa Barat.

Sejak lima tahun terakhir, ia fokus membudidayakan bibit pohon zaitun. Ia tertarik membudidayakan tanaman ini karena permintaan pohon zaitun di Indonesia cukup tinggi. "Sementara pasokan sedikit," kata Parta.

Budidaya tanaman zaitun ini ditekuninya di bawah bendera usaha Angel Nurserry. Selain memasok para pedagang tanaman hias, ia juga menjual bibit zaitun langsung ke konsumen.

Sebagian besarnya pelanggan berasal dari Bogor dan Jakarta. Ia mengaku, sering kewalahan melayani permintaan, terutama dari para pedagang tanaman. "Ada pedagang yang memesan sekitar 100 pohon dalam sebulan, tapi kami tidak bisa penuhi," bebernya.

Parta bilang, ia harus hati-hati membudidayakan zaitun lantaran tanaman ini sensitif terhadap perubahan tempat, dan bisa mati kalau akarnya belum cukup kuat. Makanya, ia membatasi jumlah tanaman yang dibudidayakannya.

Sebagai tanaman yang tumbuh di daerah panas, zaitun sangat menyukai cuaca panas. Saat musim panas ini, Patra bisa menjual lebih 100 pohon per bulan.

Dengan harga jual bibit Rp 300.000 - Rp 500.000 per batang, ia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 30 juta hingga Rp 40 juta per bulan. Namun, bila sedang musim hujan, omzetnya bisa anjlok.

Soalnya, penjualannya di bulan-bulan itu paling hanya sekitar 30 bibit - 50 bibit per bulan. Parta bilang, penjualan menurun lantaran banyak bibit yang mati.

Usaha budidaya pohon zaitun juga ditekuni Steve Stanley di Semarang, Jawa Tengah. Ia terjun ke usaha ini sejak tahun 2010. Ia fokus menjual bibit zaitun yang tingginya sekitar 30 cm. "Tanaman ini lama pertumbuhannya," ujarnya.

Sejauh ini, kata Steve, pohon zaitun masih sebatas sebagai ornamen atau penghias ruangan rumah. Beberapa jenis zaitun, seperti jenis perak memang tampilannya bagus dan lebih mahal harganya.

Untuk zaitun jenis perak ini harganya mulai Rp 700.000 per bibit. Zaitun jenis lain lebih murah. Contohnya, zaitun hijau yang dibanderol Rp 300.000 per bibit. Dalam sebulan, ia bisa menjual 10 - 15 bibit dengan omzet Rp 7 juta - Rp 10 juta.
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/08/12/19443566/Melirik.Peluang.Bisnis.Budidaya.Zaitun

www.jendelahewan.blogspot.com

Kamis, 11 Oktober 2012

Teknik Pemijahan Ikan Cupang (Betta Splenders)

A. Pendahuluan

Ikan Betta atau dengan sebutan populer ikan cupang (Betta Splendens) merupakan salah satu ikan hias yang mempunyai nilai komersial, baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar ekspor. Sebagai ikan hias yang gemar berantem, mempunyai penampilan yang menarik yaitu mempunyai sirip yang relatif panjang dengan spektrum warna yang bagus sedangkan pada ikan betta betina penampilannya kurang menarik, karena siripnya tidak panjang dan warnanya pun tidak cerah sehingga pada ikan betta, jenis kelamin jantan lebih tinggi dibanding jenis kelamin betina. Dengan dasarnya itulah diperlukan upaya memperbanyak produksi ikan Betta jantan, yang dapat dilakukan secara masal. Cupang dalam proses pemijahan :

B. Teknik Pemijahan dan Produksi

Pada induk jantan yang matang gonad warna siripnya lebih cerah sedang pada induk betina perutnya membuncit dan secara transparan, telur pada saluran pengeluaran dapat terlihat.

Pada prinsipnya pemijahan dilakukan secara berpasangan dalam setiap wadah yang terpisah (akuarium, ember atau dalam kotak-kotak yang ditempatkan didalam bak). Sebelum dicampurkan induk betina dimasukkan dalam botol agar tidak mengganggu jantan dalam membuat sarang busa. Sarang dibuat dengan cara mengambil gelembung udara dari permukaan dan melepaskannya ke bawah permukaan daun atau tanaman air yang mengapung dipermukaan air. Proses ini berlanjut berjam-jam dengan sesekali berhenti untuk makan. Cupang jantan yang siap memijah Cupang jantan yang siap kawin, sering membuat busa di permukaan air

Bila sarang telah siap, induk betina dikeluarkan dari botol, dicampurkan dengan jantan agar dapat memulai pemijahan. Pada saat pemijahan tubuh jantan menyelubungi induk betina membentuk huruf " U " dengan ventral saling berdekatan selama + 1 menit sampai mengeluarkan telur yang segera dibuahi sperma. Telur perlahan tenggelam dan akan segera diambil oleh induk jantan dengan mulutnya untuk selanjutnya diletakkan disarang busa. Proses pemijahan berlangsung selama + 1 jam dengan 20-25 tahap pemijahan yang sama. Ketika aktifitas pemijahan berakhir, induk betina dipindahkan dari tempat pemijahan untuk dikembalikan ke tempat pemeliharaan induk, namun sebaiknya lebih dulu dimasukkan dalam larutan metyline blue 2 mg/liter selama 24 jam untuk mengobati luka yang mungkin ada setelah pemijahan. Sedang induk jantan tetap pada wadah pemijahan untuk merawat dan menjaga telur sampai menetas. Dalam setiap kali pemijahan diperoleh telur sebanyak 1000-1500 butir. Selanjutnya pemeliharaan larva dan pendederan serta pembesaran dapat dilakukan pada wadah berupa bak tembok dengan pakan berupa cacing Tubifex sp. atau Chironomus sp. untuk siap dipasarkan.

C. Teknik Memperbanyak Ikan Betta Jantan

Ikan betta jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan sirip-sirip yang lebih panjang dibanding ikan betta yang betina. Oleh karena itu ikan betta jantan lebih diminati konsumen dan mempunyai nilai komersial yang lebih tinggi dibanding yang betina. Sehubungan dengan itu perlu dilakukan teknik memperbanyak produksi ikan betta jantan dalam setiap kali pemijahan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian hormon androgen pada masa diferensiasi kelamin. Cupang betina yang siap kawin, terdapat bintik putih di bawah sirip dadanyaCupang betina yang siap kawin, terdapat bintik putih di bawah sirip dadanya

Teknik pemberian hormon tersebut adalah dengan cara meremdam telur ikan betta pada fase bintik mata ( + 30 jam setelah pemijahan ) kedalam larutan hormon 17 Alpa metiltestosteron dengan konsentrasi 20 mg/liter air selama 8 jam. Pembuatan larutan hormon tersebut adalah dengan cara melarutkan hormon sebanyak 20 mg ke dalam 1 ml alkohol 70 % dan selanjutnya dimasukan keair yang akan dipakai merendam sebanyak 1 liter.

Telur hasil perendaman dimasukkan kembali kedalam wadah yang berisi air dengan diberi larutan metyline blue untuk mencegah timbulnya jamur dalam proses penetasan. Tahap selanjutnya sama dengan prosedur pembenihan ikan betta sampai berumur tiga bulan untuk dapat dibedakan jenis kelaminnya. Diharapkan dengan pemberian hormon steroid tersebut dapat memperbanyak ikan betta jantan sampai dengan 95 % dalam setiap pemijahan.

Sumber : http://dederintit.blogspot.com/

www.jendelahewan.blogspot.com

Rabu, 10 Oktober 2012

Teknik Budidaya Rumput Laut

LATAR BELAKANG
Budidaya rumput laut yang pada umumnya dapat dilakukan oleh para petani/nelayan dalam pengembangannya memerlukan keterpaduan unsur-unsur sub sistem, mulai dari penyediaan input produksi, budidaya sampai ke pemasaran hasil. Keterpaduan tersebut menuntut adanya kerjasama antara pihak-pihak yang terkait dalam bentuk kemitraan usaha yang ideal antara petani/usaha kecil yang pada umumnya berada dipihak produksi dengan Pengusaha Besar yang umumnya berada di pihak yang menguasai pengolahan dan pemasaran.

Usaha perikanan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam bentuk usaha perikanan rakyat, dan perikanan besar milik pemerintah serta milik swasta nasional atau asing. Perikanan rakyat merupakan usaha skala kecil yang bercirikan antara lain pengelolaanya secara tradisional, produktivitas rendah dan para umumnya tidak mempunyai kekuatan menghadapi kompetisi pasar.

Di lain pihak, perikanan besar yang memiliki teknologi skala usaha yang besar, mengelola usahanya secara modern dan teknologi tinggi, sehingga produktivitasnya tinggi dan mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan pasar. Kelemahan dari pengusaha perikanan kecil dan kekuatan dari pengusaha perikanan besar, merupakan potensi yang bisa menciptakan kesenjangan diantaranya. Karena dalam perkembangannya ada saling berkepentingan di antara kedua pihak, kesenjangan yang bisa timbul akan dapat diperkecil dengan mengadakan kemitraan antara pengusaha kecil perikanan rakyat dengan pengusaha besar di bidang perikanan atau produk kelautan. Salah satu komoditas yang masuk sebagai komoditas perikanan karena diusahakan di laut, dan yang dapat dikembangkan dengan menjalin kerja sama kemitraan adalah budidaya rumput laut.

Perairan laut Indonesia dengan garis pantai sekitar 81.000 km diyakini memiliki potensi rumput laut yang sangat tinggi. Tercatat sedikitnya ada 555 jenis rumput laut di perairan Indonesia, diantaranya ada 55 jenis yang diketahui mempunyai nilai ekonomis tinggi, diantaranya Eucheuma sp, Gracilaria dan Gelidium

Jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan adalah eucheuma, sp dan gracilaria. Di samping sebagai bahan untuk industri makanan seperti agar-agar, jelly food dan campuran makanan seperti burger dan lain-lain, rumput laut adalah juga sebagai bahan baku industri kosmetika, farmasi, tekstil, kertas, keramik, fotografi, dan insektisida. Mengingat manfaatnya yang luas, maka komoditas rumput laut ini mempunyai peluang pasar yang bagus dengan potensi yang cukup besar. Permintaan rumput laut kering kurang 9.300 MT per tahun dan untuk kebutuhan industri di luar negeri 15.000 s.d. 20.000 MT per tahun. Pabrik pengolahan keragian rumput laut di Indonesia telah ada sejak tahun 1989. Sekarang ini ada 6 pabrik pengolahan rumput laut di Indonesia, karena itu pabrikan dan eksportir bersaing untuk memperoleh bahan baku rumput laut kering.

Rumput laut sebagai salah satu komoditas ekspor merupakan sumber devisa bagi negara dan budidayanya merupakan sumber pendapatan petani nelayan, dapat menyerap tenaga kerja, serta mampu memanfaatkan lahan perairan pantai di kepulauan Indonesia yang sangat potensial.

Sebagai negara kepulauan, maka pengembangan rumput laut di Indonesia dapat dilakukan secara luas oleh para petani/nelayan. Namun adanya permasalahan dalam pembudidayaan rumput laut seperti pengadaan benih, teknis budidaya, pengolahan pasca panen dan pemasarannya, maka untuk pengembangan usaha budidaya rumput laut ini para petani/nelayan perlu melakukannya dengan pola PKT (Proyek Kemitraan Terpadu) dimana para petani/nelayan bekerjasama menjalin kemitraan dengan pengusaha besar rumput laut.

Untuk pengembangan budidaya rumput laut ini dipandang perlu adanya acuan yang dapat dimanfaatkan oleh pengusaha kecil, pengusaha besar, dan perbankan dalam mempersiapkan proyek ini. Dalam rangka menunjang pengembangan usaha budidaya rumput laut ini, disiapkan laporan model kelayakan PKT Rumput Laut ini yang disusun untuk dapat dipergunakan bagi pihak-pihak terkait dan Bank sebagai acuan di dalam mempersiapkan dan mempertimbangkan kelayakan pembiayaan dan pinjaman Bank.

ASPEK PRODUKSI

KESESUAIAN LINGKUNGAN/LOKASI

Rumput laut termasuk jenis ganggang pada umumnya ganggang dapat diklasifikasikan menjadi kelas yaitu : ganggang hijau (chloropheceae), ganggang hijau biru (cyanophyceae), ganggang coklat (pheaceophyceae) dan ganggang merah (rhodophyceae). Ganggang hijau dan ganggang hijau biru banyak hidup dan berkembang biak di air tawar, sedangkan ganggang coklat dan ganggang merah memiliki habitat laut yang biasanya lebih dikenal dengan rumput laut.

Ganggang cokelat lebih dikenal sebagai rumput karang atau rockweed, sering dimanfaatkan untuk industri alginat, sedangkan ganggang merah merupakan sumber bahan baku bagi industri agar-agar, carragenan dan fulcellaran serta produk-produk lainnya. Rumput laut atau seaweed merupakan bagian terbesar dari rumput laut yang tumbuh melekat erat pada substrat pada yang terdapat di lautan seperti batu-batuan, karang dan bangkai kulit karang.

Dalam pertumbuhannya rumput laut memerlukan cahaya matahari untuk proses photosynthesa, karena itu meskipun hidupnya di bawah permukaan laut tetapi tidak dapat terlalu dalam. Pada umumnya rumput laut terdapat di sekitar pantai dalam jumlah dan jenis beragam, namun hanya beberapa jenis saja yang dapat dimakan karena alasan rasa. Agar tidak rancu mengenai rumput laut, rumput laut yang dimaksud dalam MK.PKT ini adalah phaecophcease dan rhodophycease. Walaupun sebenarnya ada puluhan jenis rumput yang tumbuh di perairan Indonesia. Ada beberapa jenis yang sudah dikenal atau diperdagangkan di luar maupun dalam negeri, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang telah dibudidayakan, diantaranya adalah jenis eucheuma, glacilaria dan geldrium dengan beberapa speciesnya.

Dari ketiga jenis tersebut eucheuma sp yang sering diperdagangkan, karena di samping arealnya cocok untuk budidaya, juga pasarnya sudah ada. Jenis eucheuma sp ini dengan kode CCCN ; 14.85.200 mengandung biota karagenan yang banyak dibutuhkan untuk bahan baku industri. Untuk membudidayakan rumput jenis Eucheuma sp perlu diperhatikan faktor-faktor teknis dan non teknis antara lain :

Dalam rangka pengembangan wilayah dan budidaya rumput laut, selain harus dipertimbangkan kelayakan lokasi, juga perlu diperhatikan daya dukung lahan, tata ruang dan aktifitas ekonomi lainnya.

Kelayakan lokasi meliputi :
* Bebas dari pengaruh angin topan dan ombak yang kuat.
* Mempunyai gerakan air (arus) yang cukup (20-30 cm/detik)
* Dasar peraiaran agak keras yang terdiri dari pasir dan karang serta bebas dari lumpur
* Masih digenangi air pada waktu surut dengan kedalaman antara 30 - 60 cm
* Kejernihan air tidak kurang dari 5 cm
* Suhu air (20 - 28oC) dengan fluktuasi harian maksimum 4oC.
* Kisaran kadar garam 28 - 34
* PH air antara 7 - 9
* Mengandung cukup makan berupa makro dan mikro nutrien
* Bebas dari bahan pencemaran
* Bebas dari ikan dan hewan air yang bersifat herbivora
* Mudah dijangkau untuk kelancaran proses produksi sampai kepada pemasaran hasil.
* Sumber tenaga kerja cukup.
* Bahan pendukung murah dan mudah diperoleh (bambu, benih dan lain-lain)


Temperatur dan Sanitasi

Rata-rata temperatur air laut sebaiknya berkisar antara 27 - 30oC jika terjadi kenaikan temperatur yang tinggi akan terjadi adanya uliment dan meliputi epiphyt, sehingga tanaman akan rontok. Sedangkan sanitasi air sangat tergantung pada faktor penguapan, serta ada tidaknya sumber air tawar. Untuk menghindari sanitasi yang tajam sebaiknya lokasi tanaman jauh dari muara sungai untuk menghindari endapan lumpur.

Dari semua faktor yang disebutkan diatas, perlu diperhitungkan pula ada tidaknya pencemaran air laut seperti : genangan minyak, limbah pabrik, bahan peledak atau bahan kimia untuk penangkapan ikan.

Gerakan Air

Kesuburan lokasi tanaman sangat ditentukan oleh adanya gerakan air yang berupa arus ombak. Karena gerakan air merupakan alat pengangkut zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Arus atau ombak merupakan alat yang baik bagi massa air sehingga menjadi homogen. Massa air yang homogen akan menghindari perbedaan yang tajam pada kelarutan oksigen, temperatur, salinitas dan lain-lain. Disamping itu gerakan air juga merupakan alat pembersih terhadap sediment dan epiphyt yang menumpuk pada tanaman.

Ombak yang terlalu besar lebih merusak tanaman akan tetapi diperlukan juga sebagai alat pengaduk yang baik bagi massa air. Di samping itu ombak sebagai alat penangkap udara, sehingga memperkaya larutan oksigen ke dalam massa air. Untuk itu dalam budidaya rumput laut harus mengambil areal/lokasi yang terbuka terhadap ombak dan mempunyai terumbu karang yang menonjol sebagai tanggul ombak di bagian luar, sehingga lokasi tanaman hanya terkena pecahan ombak/lidah ombak saja, dengan kecepatan arus antara 20 s/d 40 cm per detik.

Faktor Non Teknis

Di dalam melakukan budidaya rumput laut faktor non teknis juga sangat menunjang keberhasilan seperti halnya, sosial ekonomi masyarakat setempat, sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi. Lokasi di mana terdapat petani nelayan yang hidup di bawah garis kemiskinan, kondisi ini sangat mendukung pembudidayaan rumput laut karena dapat memberikan lapangan kerja dengan tidak mengurangi persyaratan teknis budidaya rumput laut.

PENGADAAN DAN PEMILIHAN BIBIT

Penyediaan benih Eucheuma sp relatif mudah, karena tersebar di sepanjang perairan pantai dan dapat diperbanyak secara generatif dan vegatif.
Di dalam usaha budidaya bibit yang baik merupakan suatu persyaratan yang harus dipenuhi, karena akan menyangkut segi pemasaran dan kelangsungan usaha budidaya itu sendiri, sehingga tidak akan merugikan petani/nelayan karena kandungan biota Carragenan yang rendah diperlukan persyaratan bibit sebagai berikut :
* Mempunyai angka pertumbuhan harian baik, yang menyangkut masa panen produksi yang menguntungkan.
* Keadaan biologi yang baik sehingga mempunyai kadar kandungan yang karagenan yang tinggi yang nantinya akan merupakan jaminan pemasaran yang baik.


Ciri bibit yang baik :
1. Bibit tanaman harus muda
2. Bersih dan
3. Segar.

Pengadaan bibit dapat dilakukan dengan memanfaatkan sifat-sifat reproduksi vegetatif dan generatif. Untuk mendapatkan bibit yang baik maka perlu dilakukan
* Bibit hendaknya dipilih dan diambil dari stek ujung tanaman rumput laut yang unggul yang masih muda, segar dan berasal dari tanaman rumput laut yang sudah dibudidayakan.
* Ciri-ciri jenis unggul bercabang banyak warna sesuai jenisnya dan pertumbuhannya cepat.

Untuk metode lepas dasar, luas tiap petak rakit budidaya 100 m2 memerlukan bibit 240 kg.

PENANAMAN

Metode Penanaman
Untuk penanaman rumput laut dikenal adanya beberapa metoda


1. Metoda Dasar

Pada metoda ini bibit diikatkan pada batu-batu karang yang kemudian disebarkan pada dasar perairan.Cara ini sesuai untuk dasar perairan yang rata dan tidak ditumbuhi karang dan tidak berpasir. Cara ini mudah, sederhana dan tidak memerlukan sarana budidaya yang besar.

Metoda ini jarang sekali digunakan karena belum diyakini keberhasilannya. Hal ini mengingat persyaratan yang diperlukan adalah areal yang terbuka terhadap ombak dan arus dimana terdapat potongan-potongan batu karang yang kedudukannya sebagai substrant yang kokoh dan tidak terbawa oleh arus.

Disamping kesulitan mencari areal penanaman, metode ini mempunyai kelemahan antara lain : banyak bibit yang hilang terbawa ombak, tidak bisa dilaksanakan di perairan yang berpasir, banyak mendapat gangguan/serangan dari bulubabi, dan produksinya rendah.

2. Metoda Rakit Apung

Penanaman dengan metoda rakit ini menggunakan rakit apung yang terbuat dari bambu berukuran antara (2,5 x 2,5 ) meter persegi sampai (7 x 7) meter persegi tergantung pada kesediaan bahan bambu yang dipergunakan. Dalam PKT ini digunakan ukuran 7 x 7 meter persegi. Untuk penahanan supaya rakit tidak hanyut terbawa arus, digunakan jangkar sebagai penahanan atau diikat pata patok kayu yang ditancapkan di dasar laut. Pemasangan tali dan patok harus memperhitungkan faktor ombak, arus dan pasang surut air. Metoda rakit cocok untuk lokasi dengan kedalaman 60 cm. Bahan-bahan yang diperlukan adalah bibit tanaman, potongan bambu berdiameter 10 cm. Potongan kayu penyiku berdiameter 5 cm, tali rafia, tali ris berdiameter 4 mm dan 12 cm, serta jangkar dari besi, bongkah batu atau adukan semen pasir.

Adapun tahap-tahap penanamannya adalah sebagai berikut :
* Potongan kayu dan bambu dirangkai dan diberi jangkar pemberat dengan bantuan tali 12 mm.
* Thallus dengan berat masing-masing 100 gram diikatkan pada tali ris dengan menggunakan tali rafia yang berjarak antara 20 - 25 cm
* Jarak antara ris 50 cm sedangkan panjang ris sangat bergantung dari panjangnya rakit apung yang digunakan dalam budidaya.
* Tali ris yang sudah berisi tanaman diikatkan pada rakit

Dalam PKT ini setiap rakit apung berukuran 7 x 7 meter akan ditanami 500 titik tanam rumput laut atau setiap kelompok tani 5 orang dengan 250 rakit (dengan luas total sekitar 1,25 Ha) akan mempunyai titik tanam sebanyak 125.000 titik tanam.

3. Metoda lepas dasar atau tali gantung

Pada penanaman dengan metoda lepas dasar, tali ris yang telah berisi ikatan tanaman direntangkan pada tali ris utama. Pengikatan tali ris pada tali ris utama sedemikian rupa sehingga muda dibuk kembali. Tali ris utama yang terbuat dari bahan polyetilen berdiameter 8 mm direntangkan pada patok. Jarak tiap tali ris pada tali ris utama 20 cm. Patok terbuat dari kayu berdiameter 5 cm sepanjang 2 m dan runcing pada salah satu ujungnya. Untuk menancapkan patok di dasar perairan diperlukan linggis atau palu besi.

Jarak tiap patok untuk merentangkan tali ris utama 2, 5 m. Dengan demikian pada retakan budidaya dengan metoda lepas dasar seluas satu are (100 m2) dibutuhkan 55 batang patok, 60 m tali ris utama dan 600 m tali ris dan 1 kg tali rafia. Untuk 1 unit budidaya rumput laut sistem lepas dasar ukuran 10 x 10 m 2 diperlukan bibit sebanyak 240 kg (Seri Pengembangan Hasil Penelitian Pertanian No 141P/KAN/PT 13/1990. Petunjuk Teknis Budidaya Rumput Laut)

Sama dengan metoda rakit apung, metoda ini cocok untuk perairan dengan kedalaman kurang 1,5 meter dan dasarnya terdiri dari pasir atau pasir berlumpur.

Tahap Penanaman adalah sebagai berikut :

Tali ris dibentangkan berjajar pada pada dua rentang tali ris utama yang diikat masing-masing pada 2 patok yang berupa bambu yang tancap pada dasar laut, sehingga membentuk kerangka beberapa segi empat hamparan lahan penanaman rumput laut. Jarak antara tali ris sekitar 20 cm dan jarak antara titik tanam dalam tali ris sekitar 30 cm. Kerangka tanam seperti ini, diperhitungkan untuk setiap ha akan ada 99.000 titik tanam, atau untuk perhitungan 1 kelompok tani/nelayan dengan 125.000 titik tanam, memerlukan luasan lahan perairan sekitra 1, 3 ha.

Kerangka penanaman rumput laut ini diletakkan berada sekitar 30 -40 cm dibawah permukaan laut, menggantung pada patok yang berdiri tertancap pada dasar laut. Tali ris dipenuhi dengan beberapa potong thallus masing-masing seberat 100 gram yang merupakan bibit rumput laut. Potongan thallus diikat dengan tali rafia berjarak 30 cm.

PEMELIHARAAN

Memelihara rumput laut berarti mengawasi terus menerus konstruksi sarana budidaya dan tanamannya. Apabila ada kerusakan patok, jangkar, tali ris dan tali ris utama yang disebabkan ombak yang besar, harus segera diperbaiki. Pemeliharaan dilakukan baik pada ombak besar maupun pada aliran laut tenang. Kotoran atau debu air yang melekat pada tanaman harus selalu dibersihkan. Kotoran yang melekat dapat menganggu proses metabolisme sehingga pertumbuhan tanaman menurun. Beberapa tumbuhan penempel yang merusak, seperti ulva, hypnea, chaetomorpha, dan enteromorpha dikumpulkan dan dibuang ke darat.

Beberapa jenis hewan herbivora pemangsa tanaman rumput laut adalah bulu babi, ikan dan penyu. Serangan bulu babi dapat diatasi dengan cara diusir dari lokasi budidaya. Lumut juga perlu biasanya dipasang jaring di sekeliling lokasi budidaya. Lumut juga perlu disingkirkan karena menghalangi sinar matahari yang masuk sehingga pertumbuhan akan terhambat.

Pemupukan tidak ada, untuk eucheuma sp yang ditanam di perairan pantai. Kecuali untuk budidaya rumput laut jenis gracilaria yang ditanam di tambak perlu diberikan pemupukan. Untuk gracilaria yang ditanam di tambak pemupukan di berikan secara teratur 15 hari sekali, yaitu sesaat setelah penggantian air. Pupuk yang digunakan adalah campuran urea, TSP dan ZA dengan perbandingan 1 : 1 : 1 sebanyak 20 kg/ha atau dengan perbandingan 2 : 1 : 1 sebanyak 100 kg/ha. Penggantian air tambak sebanyak 60% dilakukan setiap 15 hari sekali wakbu bulan baru dan bulan purnama.

PANEN

Tanaman dapat dipanen setelah mencapai umur 6 - 8 minggu setelah tanam dengan berat tanaman per ikatan 800 gram. Cara memanen rumput laut pada air pasang adalah dengan mengangkat seluruh tanaman ke darat kemudian tali rafia pengikat dipotong. Sedangkan pada saat air surut dapat dilakukan langsung di areal tanaman.

Dengan menggunakan rakit satu persatu ikatan tanaman dipanen. Dan dibawa ke darat dengan rakit. Panen yang dilakukan pada saat usia tanaman 1 bulan, perbandingan antara berat basah dan kering berkisar 8 : 1, sedangkan bila tanaman berumur 2 bulan perbandingan berat basah dengan berat kering adalah 6 : 1.

Peralatan dan tenaga yang harus dipersiapkan untuk panen adalah :
* Tenaga kerja
* Keranjang rotan berukuran sedang tempat hasil rumput laut.
* Perahu (untuk mengangkut hasil panen)
* Pisau untuk menolong tali pengikat (tali rafia)
* Timbangan
* Lokasi tempat penjemuran
* Karung tempat rumput laut kering dan tali pengikatnya
* Ruang tempat penyimpanan rumput laut kering.

Persiapan alat-alat tersebut untuk menjaga kelancaran pemanenan dan menjaga kualitas mutu hasil produksi. Dari satu unit usaha (100 m2 ) dengan metode lepas dasar dan metoda rakit diperoleh hasil panen kering masing-masing 100 kg dan 120 - 150 kg setiap panen.

Dalam analisa finansial yang dibuat untuk Model Kelayakan PKT ini, produksi rumput laut didasarkan pada penggunaan metoda rakit apung yang dilakukan kelompok tani terdiri dari 5 orang dengan sebanyak 250 rakit, masing-masing dengan 500 titik tanam. Rumput laut dipanen pada umur 45 hari setelah tanam dengan memberikan waktu untuk mempersiapkan tanam setiap tahunnya dapat diadakan 6 kali panen. Setiap titik tanam akan menghasilkan 0,8 kg rumput laut basah. Dengan demikian setiap kelompok petani/nelayan akan mengahasilkan 125.000 titik tanam x 0,8 kg = 100.000 kg rumput basah. Bila dalam satu tahun dilakukan 6 kali panen, maka setiap kelompok akan menghasilkan 6 x 100.000 kg = 600.000 kg rumput laut basah per tahun.

PASCA PANEN DAN MUTU RUMPUT LAUT

Penanganan pasca panen rumput laut oleh petani hanya sampai pada tingkat pengeringan. Rumput laut kering ini merupakan bahan baku bagi industri rumput laut olahan selanjutnya. Pengolahan rumput laut akan menghasilkan agar, karagenan atau algin tergantung kandungan yang terdapat di dalam rumput laut. Pengolahan ini kebanyakan dilakukan oleh pabrik walaupun sebenarnya dapat juga oleh petani

Langkah-langkah Pengolahan menjadi Bahan Baku atau rumput laut kering adalah sebagai berikut :

1. Rumput laut dibersihkan dari kotoran, seperti pasir, batu-batuan, kemudian dipisahkan dari jenis yang satu dengan yang lain.

2. Setelah bersih rumput laut dijemur sampai kering. Bila cuaca cukup baik penjemuran hanya membutuhkan 3 hari. Agar hasilnya berkualitas tinggi, rumput laut dijemur di atas para-para di lokasi yang tidak berdebu dan tidak boleh bertumpuk. Rumput laut yang telah kering ditandai dengan telah keluarnya garam.

3. Pencucian dilakukan setelah rumput laut kering. Sebagai bahan baku agar rumput laut kering dicuci dengan air tawar, sedangkan untuk bahan baku karagenan dicuci dengan air laut. Setelah bersih rumput laut dikeringkan lagi kira-kira 1 hari. Kadar air yang diharapkan setelah pengeringan sekitar 28%.Bila dalam proses pengeringan hujan turun, maka rumput laut dapat disimpan pada rak-rak tetapi diusahakan diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling tindih. Untuk rumput laut yang diambil karagenannya tidak boleh terkena air tawar, karena air tawar dapat melarutkan karaginan.

4. Rumput laut kering setelah pengeringan kedua, kemudian diayak untuk menghilangkan kotoran yang masih tertinggal.

Dalam model kelayakan PKT ini bila diperkirakan rendemen sampai kering asalan 10 % dengan kandungan air 30%, maka setiap kelompok petani/nelayan akan memproduksi 60.000 kg rumput laut kering per tahun

Pengepakan dan Penyimpanan

Rumput laut yang telah kering dan bersih dimasukkan dalam karung goni atau karung plastik. Bisa dipadatkan ataupun tidak dipadatkan. Bila dipadatkan hanya berisi 60 kg. Rumput laut yang akan di ekspor di bagian luar karungnya dituliskan nama jenis barang, nama kode perusahaan, nomor karung, berat bersih dan hasil Indonesia dengan jelas. Pemberian nama tersebut untuk memudahkan dalam pengiriman.

Mutu Rumput Laut Kering

Petani rumput laut menjual hasil produksinya dalam bentuk rumput laut kreing. Agar harga jual rumput laut tersebut tinggi maka rumput laut harus memenuhi standar mutu rumput laut kering untuk jenis eucheuma gelidium.
Sumber : http://dederintit.blogspot.com/

www.jendelahewan.blogspot.com

Selasa, 09 Oktober 2012

Persiapan Ternak Bebek Potong

Dalam memulai bisnis budidaya bebek potong maka ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, yang paling pertama adalah mempersiapkan mental dalam diri kita. Dan memang sudah menjadi rumusan umum bahwa ketika akan menjalankan usaha apapun itu bentuknya, faktor mental inilah yang pertama dipersiapkan, sehingga ketika sudah mempunyai keyakinan yang kuat maka apabila kemudian hari terjadi masalah atau persoalan dalam bisnis tidak kemudian patah semangat justru terjadi sebaliknya menganggap persoalan itu sebagai suatu tantangan yang dapat dan bisa dilalui.

Lalu yang harus disiapkan didalam memulai bisnis bebek potong adalah finansial, karena faktor ini yang nanti akan menunjang persiapkan fisik yaitu pembangunan kandang, pembelian bibit, pakan, dan biaya perawatan lainnya. Dan dalam hal finansial ini kita harus pintar melakukan pengelolaan dan mempunyai hitungan yang jelas, jangan sampai dengan finansial yang tidak telalu besar malah habis atau dengan kata lain menjadi rugi dan habis, sehingga justru mematikan usaha itu sendiri. Tidak sedikit yang mengalami seperti itu, sehingga dalam pengelolaan keuangan ini harus benar-benar melalui perhitungan yang matang. Jika sudah melalui hitungan yang matang masih ada kerugian tentu nilainya tidak akan besar, atau menghabiskan seluruh modal yang dimiliki.

Dan yang terakhir adalah persiapan fisik, yang pertama adalah mempersiapkan lahan yang akan dijadikan kandang. Dalam penentuan lahan ini jangan terlalu sembarang menentukan, lahan sebaiknya jauh dari pemukiman penduduk dan pilih daerah yang cukup tenang artinya jauh dari kebisingan tapi juga tidak mengesampingkan akses jalan menuju kandang. Lalu sumber air sehingga tidak kesulitan dalam memberikan minum, karena berbahaya apabila telat dalam pemberian minum apalagi hingga air minum tersebut kosong. Setelah mendapat lahan yang baik maka selanjutnya tinggal membuat kandang, dan setelah itu persiapan dalam hal pakan karena dalam bisnis budidaya bebek potong faktor ini sangat menentukan apabila dipersentasikan maka 60 % kesuksesan dalam bisnis ini ada didalam hal pemberian pakan selain juga perawatan. Sehingga dalam waktu yang tidak telalu lama sekitar 2 bulan dapat menghasilkan berat atau bobot yang diharapkan dan yang diinginkan oleh pasar.

Demikian penjelasan singkat mengenai hal – hal yang perlu dipersiapkan ketika akan memulai bisnis budidaya bebek potong yang berhasil dihimpun dari beberapa sumber, mudah – mudahan dapat memberikan gambaran bagi teman – teman yang akan memulai bisnis ini. Akhir kata semoga sukses

Sumber : http://bebekpotong.com/persiapan-ternak-bebek-potong.html

www.jendelahewan.blogspot.com

Tren Ikan Komet Lejitkan Omzet Jutaan Per Bulan

Seperti fesyen, ikan hias juga memiliki tren. Setiap tahun tren ikan hias akan berganti-ganti bergantung pada selera. Apa yang sedang digandrungi tahun ini belum tentu akan bertahan hingga tahun depan.

Ada banyak jenis yang biasa dicari penghobi ikan hias ini. Ada ikan hias live bearer, tetra, koki mutiara, koi, cupang, manfish, arwana, dan oscar.

Namun pilihan pada ikan ini semua bergantung pada tren yang ada. Tren tersebut, menurut Muhammad Zen, Ketua Klub Discus, Jakarta, dibuat oleh peternak ikan.

Sementara untuk ikan laut bergantung dari pasokan yang sedang ada. “Tren dibuat oleh peternak,” ujarnya. Menurutnya, pedagang tidak bisa menciptakan tren.

Kalau dibuat tren tapi ikannya tidak ada, menurutnya, maka tidak bisa menjadi tren. Dari tren ini, para penggemar kemudian berlomba untuk mencari motif, bentuk, dan warna apa dari tren tersebut yang sedang diminati.

Setiap tahun, tren ikan akan selalu berubah-ubah bergantung pada budidaya yang dihasilkan oleh para petani ikan dan juga para penangkap ikan.

Pedagang hanya mengekor apa yang dihasilkan para pembudidaya. Dulu, pada 2007, sempat merebak tren ikan lou han di pasaran. Namun kemudian bergeser ke ikan komet yang memiliki bentuk mini. Bentuk komet yang kecil membuat jenis ini diminati untuk menghiasi akuarium di rumah.

Menurut Hartono, 39 tahun, salah seorang penghobi ikan hias, krisis seperti tahun lalu membuat tren ikan hias berubah. Kalau dulu para penggemar ikan hias banyak berburu ikan yang mahal, para penggemar kemudian bergeser mencari ikan murah.

Komet merupakan salah satu jenis ikan yang banyak dicari karena berharga murah. Ikan ini dihargai 5.000 rupiah per ekornya.

Ikan ini juga memiliki keunggulan dari warna yang memiliki beberapa varian, seperti putih, merah, jingga, dan campuran antara warna-warna tersebut.

Namun demikian, menurut Zen, kalau salah satu jenis ikan sedang ngetren bukan berarti ikan lain tidak diminati.

Sebagai penggemar ikan hias jenis discus ia akan tetap setia memelihara ikan jenis ini. Bahkan, sampai sekarang ia hanya memiliki discus dan tidak tertarik untuk memelihara ikan jenis lain. Walau beberapa ikan berkembang mengikuti tren, ada juga jenis ikan yang tidak mengikuti kaidah ini.

Hartono mengatakan ikan cupang yang berharga murah itu ternyata tetap diminati orang sepanjang waktu.

Ikan yang biasa diadu ini harganya bahkan hanya seribu rupiah per ekor untuk yang biasa. Namun yang memiliki motif dan warna bagus dengan ukuran antara 3 – 5 sentimeter, dapat dihargai tinggi hingga mencapai 1 juta rupiah.

Untuk tahun 2010 ini berdasarkan polling yang dilakukan oleh para penggemar ikan hias lewat Internet, ada beberapa ikan hias yang akan banyak diminati.

Dalam urutan 5 besar, ikan tersebut adalah discus, arwana, catfish, pleco, dan fresh water stingray. Berbeda dengan ikan air tawar, ikan air laut trennya lebih stabil.

Pasalnya, tidak banyak yang memelihara ikan hias air laut karena harganya yang lebih mahal. Belum lagi cara perawatannya. Tidak heran, jenis ikan hias air tawarlah yang lebih banyak diminati oleh para penghobi.

Seperti yang dilakukan Wagiso (34) yang bermukim di Dusun Sukadamai Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin dirintisnya pada tahun 2005 lalu. Ia tengah membudidayakan ikan hias, mulai dari ikan Koi, ikan Koki serta Komet.

Pria yang akrab disapa dengan nama Giso ini awal merintis budidaya ikan hiasnya hanya bermodalkan Rp 9 juta. Modal sebesar itu ia pinjam dari orang tuanya untuk membeli benih ikan hiasnya serta membuat enam kolam dengan ukuran lebar 10 meter dan panjang 10 meter.

Ketika itu, pria yang beristrikan Tuti Handayani (33) itu masih menjadi peternak ikan hias. Ada sekitar 30 ribu ekor benih ikan hias dibelinya dari penangkar di sekitar kecamatan Beringin. Giso pun lalu membudidayakan ikan hiasnya untuk dijual kembali kepada agen ikan hias.Tak membutuhkan waktu lama untuk meraup untung. Hanya empat bulan saja, 30 ribu ekor ikan hias peliharaannya berkembang subur dan berhasil dipanen. Ikan hiasnya pun saat itu langsung laris diborong agen ikan hias.

Dari penjualan panen perdana itu, Giso pertama kali mendapat keuntungan bersih sekitar Rp 3 juta dari omset Rp12 juta karena Rp 9 juta adalah modalnya. “Omset pertama saya Rp 12 juta dari penjualan ikan hias, semuanya habis diborong agen ikan hias,” bilang bapak beranak dua ini.

Sebenarnya, kata Giso, saat pertama merintis budidaya ikan hias, biaya paling banyak dihabiskan untuk membuat enam petak kolam pembesaran serta biaya pemasangan jaring (untuk menghindari burung) serta biaya pakan ikan hias buatan pabrik. “Pembuatan kolam serta pemasangan jaring saya lakukan sendiri,” tambah Giso.

Setelah beberapa bulan menjadi peternak ikan hias, kemudian Giso beralih menjadi pembudidaya. “Menjadi peternak ikan benihnya tergantung kepada pembudidaya, sedangkan bila dilakukan sendiri akan mendapat keuntungan tersendiri,” bilang Giso yang pernah gagal menjadi petani padi ini.

Menjadi pembudidaya ikan hias bukan hanya semata mencari marjin keuntungan besar. Tetapi demi mendapatkan selalu benih ikan hias unggul. Sebab, benih dapat ditentukan sendiri.

Ternyata, budidaya ikan hias tak semudah membalikkan telapak tanggan. Berbagai tantangan mulai mencari kesulitan mencari induk berkulitas hingga menghadapi ikan predator dan membuat kolam pemijahan, harus dilakukan Wagiso sendiri.

“Saya belajar sendiri untuk membudidayakan ikan hias, untuk menambah pengetahuan tentang ikan hias. Saya belajar dari banyak buku tentang pembudidayan ikan,” bilangnya.

Lamban tapi pasti, kerja keras Wagiso membudidayakan ikan hias mulai terlihat. “Pertamakali ikan hias jenis Koi berhasil dibudidayakan, jumlahnya sekitar 5 ribu ekor,” sebutnya.

Bahkan pembudidayan ikan hias tidak terbatas ikan Koi, tetapi ikan Koki serta ikan Komet yang banyak diminati pasar lokal menjadi target budidayanya. Untuk pemasaran ikan hasil budidayanya, per ekor jenis Koi dengan ukuran 5-8 inci dibanderolnya Rp 5.000 - Rp 12.000. Ikan Koki dengan ukuran 5-8 inci yang sama dibanderol Rp 1.000 - Rp 10.000 dan jenis Komet dengan ukuran 5-8 inci dilepas dengan harga Rp 1.000 - Rp 10.000.

Dengan luas kolam sekitar 1 hektar di tiga tempat berbeda, kini Wagiso mampu meraup untung Rp 3 juta per bulannya. Untung itu untung bersih setelah diotong biaya pakan ikan dan biaya lainnya.

Tak Harapkan Pemkab dan Bank

Sulitnya memperoleh pinjaman dari bank maupun sulitnya mendapat perhatian dari pemerintah, tak membuat Wagiso harus ‘ngemis’ kepada Pemkab dan Bank.

Dengan bermodalkan nekad dan pinjaman uang dari keluarga, membuatnya memberanikan diri membuka usaha budidaya ikan hias. Padahal, di pertengahan jalan, berbagai kendala menghampiri usaha yang dirintisnya itu. Mulai kesulitan mencari benih, pakan sampai tehnologi. Tapi tantangan itu dihadapinya sendiri tanpa peminta bantuan orang lain, pemerintah maupun bank.

“Jujur, kadang saya iri dengan budidaya ikan ikan lele, mas, gurami. Sebab, pembinaan serta bantuan benih serta modal kerja terhadap budidaya tersebut selalu terbuka. Berbeda dengan budidaya ikan hisa,” kesalnya.

Padahal, kata Wagiso, di beberapa daerah di pulau jawa para penangkar serta peternak ikan hias mendapat perhatian dari pemerintah daerah setempat. Bila dibandingkan dengan penghasilan pembudidaya ikan hias jauh lebih menjanjikan karena ikan hias tidak tergantung dengan usia masa panennya.

Selain itu, permintaan ikan hias disesuaikan dengan ukurannya serta bentuk tubuh yang diinginkan pembeli, sedangkan penjualannya tidak dihitung per kilogramnya tetapi per ekor. ”Ikan lele, ikan mas dijual dengan hitungan kilogram. Kalau ikan hias per ekornya dapat mencapai ratusan ribu rupiah,” terangnya.

Bila dilihat dari keuntungan, sambung Wagiso, ikan hias lebih menjanjikan. “Ikan hias dijual dengan harga yang telah disepakti. Jadi, salah besar kalau bank tak melirik pengusaha budidaya ikan hias yang sangat memberikan keuntungan besar,” pungkasnya sambil tersenyum.

Sumber : www.suaramedia.com

www.jendelahewan.blogspot.com

Minggu, 07 Oktober 2012

Inilah Kelebihan Budidaya Ikan Komet

Budidaya ikan hias merupakan salah satu usaha agribisnis yang sangat potensial di Indonesia, di mana dilihat dari semakin banyaknya orang yang menekuni usaha budidaya ini. Salah satu ikan hias yang potensial untuk dibudidayakan yakni ikan komet.

Pemilik nama latin Carassius Auratus ini merupakan ikan yang mudah dalam pemeliharaanya dan dapat dipelihara di akuarium maupun kolam tanah. Karena kemudahannya tersebut, budidaya ikan hias air tawar akhirnya mampu memberikan kehidupan bagi banyak orang yang menekuninya.

Memiliki buntut panjang dengan warna cerah ikan komet mampu menuai popularitas dalam waktu singkat. Dulu peminat salah satu jenis ikan hias yang namanya dicomot dari nama benda angkasa (Komet Helley) ini sangat banyak, hingga mengalami booming. Lalu, perlahan tapi pasti, pasarnya menghilang. Tapi, kini, entah kapan tepatnya, orang-orang mulai melirik lagi ikan yang dikembangbiakkan di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 ini.

Di Bandar Lampung, kita dapat menemui pehobi sekaligus pembudidaya yang menekuni bisnis ikan hias ini, yaitu Abdul Malik (45). Disampaikan olehnya, nilai ekonomis ikan hias lebih tinggi daripada ikan lainnya seperti jenis konsumsi.

"Kita melakukan ini karena peluang usaha dan potensi ekonomis budidaya ikan hias lebih menggiurkan terlebih bentuk ikan ini yang sangat lucu untuk dipelihara dalam akuarium," jelasnya pada Tribun, Minggu (29/4/2012).

Salah satu faktor penting dalam membudidayakan ikan hias ini terletak pada teknik pembenihannya. Dengan pembenihan yang berkualitas dan kontinyu akan memberikan hasil yang maksimal dalam budidaya ikan hias ini.

Namun di balik segala kelebihannya, ikan komet termasuk ikan yang sulit ditangani saat pemijahan. Ikan ini termasuk ke dalam kelompok ikan hias air tawar, yang tidak memelihara telurnya. Jadi telur yang dikeluarkan oleh induk diletakkan pada substrat (landasan).

Sebagai ikan hias tentu saja ikan komet memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan ikan yang dikonsumsi. Misalnya, dilihat dari ekornya, ikan komet memiliki ekor yang lebih panjang dan indah daripada ikan pada umumnya.

Ikan komet juga memiliki warna yang bagus yaitu perpaduan antara merah keoranyean dengan putih. "Ikan komet dikenal memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik dibandingkan ikan maskoki, karena ia merupakan strain atau keturunan ikan maskoki," jelas pria 45 tahun tersebut.

Perbedaan utama dengan ikan maskoki terletak di ukurannya yg lebih besar dari ikan mas dan adanya tonjolan daging (sungut) kecil di atas lubang hidungnya. Lebih dari itu semua, harga ikan komet relatif murah dibandingkan ikan maskoki, sehingga diminati konsumen ikan hias.

Ikan komet berukuran tak lebih dari sebuah jari orang dewasa. Ukuran paling besar adalah sebesar empat jari orang dewasa. Dalam pemasarannya, yang berukuran dua jari yang lebih diminati para penjual ikan hias. Karena kemungkinan besar hal ini berkaitan dengan ukuran akuarium penghobi.

Karena itu pulalah, ikan komet berukuran dua jari bernilai jual lebih tinggi daripada yang berukuran sejari, walau para penjual ikan hias juga menerima ikan komet seukuran jari orang dewasa. Sekadar informasi, ikan komet sebesar dua jari dijual dengan harga Rp 2.500 per ekor, sedangkan yang seukuran jari hanya Rp 1.000 per ekor. Harga-harga ini merupakan harga dari petani ikan komet.

"Untuk yang sebesar tiga jari orang dewasa biasanya dijadikan indukan. Para petani ikan komet biasanya tidak mau menjual indukan karena fungsinya untuk reproduksi, sehingga mereka enggan untuk menjual indukan mereka meski nilai jualnya lebih tinggi lagi yaitu Rp 5.000 per ekor," ungkapnya.

Berkaitan dengan itu, jika ingin membudidayakan ikan komet setidaknya memiliki indukan sebanyak 300 ekor. Dengan kemampuan induk betina bertelur tiga bulan sekali selama dua tahun dan masa panen 20 hari sekali, seorang petani ikan komet tidak akan pernah kehabisan pasokan. Sebab setiap tiga bulan sekali, petani tersebut dapat panen ikan komet tanpa henti.

Sumber : http://lampung.tribunnews.com/2012/04/29/inilah-kelebihan-budidaya-ikan-komet

www.jendelahewan.blogspot.com

Sabtu, 06 Oktober 2012

Tanam stroberi di rumah bisa datangkan duit

Menanam buah stroberi di halaman rumah ternyata dapat dijadikan mata pencaharian andalan masyarakat Ciwidey dan sekitarnya. Jenis tanaman ini tak membutuhkan lahan yang luas karena dapat tumbuh subur jika ditanam dengan menggunakan media polybag.

Ketua Asosiasi Agrobisnis dan Wisata Kabupaten Bandung Agus Sumarna mengatakan berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, kepemilikan lahan masyarakat Kabupaten Bandung rata-rata hanya 0,2 hektare atau hanya 1/10 hektare saja. Lahan yang hanya sedikit itu akan sangat produktif dan menghasilkan kalau digunakan untuk menanam buah stroberi.

“Luas tanah 1/10 hektare bisa dijadikan tempat polybeg strawberry sebanyak 1.000 buah, dengan jumlah polybag sebanyak itu akan menghasilkan 70 kg buah per-2 hari,” kata Agus hari ini.

Agus menuturkan kalau perawatan tanaman terjaga seperti penyiraman dan pemupukan, maka selama masa produktif tanaman (3 tahun), hasil buahnya pun akan tetap terjaga.

“Kalau harga perkilo buah strawberry Rp25.000 saja, maka hasil per-2 hari sebanyak 70 kg akan menghasilkan omzet sekitar Rp1.000.000 lebih,” tuturnya.

Sumber : http://bisnis-jabar.com/index.php/berita/peluang-usaha-tanam-stroberi-di-rumah-bisa-datangkan-duit

www.jendelahewan.blogspot.com