Tampilkan postingan dengan label Budidaya Jamur Kancing. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Budidaya Jamur Kancing. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 11 Agustus 2012

Bisnis Budidaya Jamur Kancing Skala Kecil

Selain jamur merang, ada satu lagi jenis jamur kompos yang banyak dibudidayakan masyarakat. Jamur kancing (Agaricus bisporus) yang biasa disebut juga dengan jamur champignon atau button mushroom. Sebagian besar orang mengatakan bahwa bentuk jamur kancing sangat mirip dengan jamur merang, bedanya pada batang di bawah payung jamur kancing terdapat bentuk yang menyerupai sebuah cincin.trans Bisnis Budidaya Jamur Kancing Skala Kecil

Jamur kancing atau champignon ini kabarnya telah dibudidayakan masyarakat sejak abad ke-17 di Perancis. Rasanya yang nikmat seperti daging menjadikan jamur kancing ini digemari banyak konsumen dan dimanfaatkan sebagai peluang usaha. Saat ini tidak hanya industri-industri besar saja yang tertarik membudidayakan jamur kancing, banyak juga pelaku industri rumahan yang mulai membudidayakan jamur kancing dengan skala kecil.

Konsumen
Biasanya jamur kancing dijual dalam keadaan segar ataupun dalam kemasan kaleng. Bagi para konsumen, jamur kancing dijadikan sebagai salah satu bahan pangan yang kaya vitamin, mineral serta bebas lemak. Sehingga tidak heran bila permintaan pasar lokal maupun global semakin hari kian besar, sebab banyak orang mulai memanfaatkan jamur kancing sebagai bahan campuran di berbagai masakan, seperti dibuat pizza, omelet, soup, dll.

Sumber : http://bisnisukm.com/bisnis-budidaya-jamur-kancing-skala-kecil.html

www.jendelahewan.blogspot.com

Kamis, 12 Januari 2012

Budidaya Jamur Champignon Bagian II

Tahapan budidaya jamur kancing pada dasarnya hampir sama dengan jamur kompos lainnya seperti jamur merang yaitu dimulai dengan pembuatan kompos, sterilisasi, inokulasi/ penanaman bibit, dan pemanenan. Perbedaannya terletak pada perlakuan di dalam beberapa tahapannya.

Berikut tahapan-tahapan dalam budidaya Jamur kancing :

1. Pengomposan
Jerami merupakan salah satu media utama dalam budidaya jamur kancing. Kandungan hara dalam jerami seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) sangat diperlukan untuk pertumbuhan jamur. Hanya saja unsur Nitrogen dalam jerami belum mencukupi kebutuhan jamur untuk tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan tambahan media lain yang memiliki kandungan N yang cukup tinggi seperti pupuk organik atau pupuk alami dari kotoran kuda atau kotoran unggas. Selain unsur-unsur tersebut, jamur juga memerlukan nutrisi dan vitamin yang bisa diperoleh dengan penambahan bekatul/dedak. Untuk menjaga pH media tanam agar tetap netral (pH 7) diperlukan juga penambahan kapur (CaCo3). Bahan lain yang sangat dianjurkan untuk ditambahkan yaitu air kelapa karena kandungannya yang lengkap. Air kelapa kaya akan mineral, vitamin, gula, maupun asam amino yang sangat baik untuk pertumbuhan jamur.

Supaya nutrisi dalam media dapat diserap dengan mudah oleh jamur, media tanam perlu dimatangkan/dilapukkan terlebih dahulu melalui proses pengomposan. Pengomposan selain dapat melapukkan media, juga dapat mematikan mikroba-mikroba patogen/penyakit sehingga dapat mengurangi kemungkinan kontaminasi.

Beberapa formula media tanam yang bisa digunakan dalam budidaya jamur kancing diantaranya :

a) Formula 1
100 kg jerami
5 kg Bekatul
2 kg Kapur
1 kg ZA
3 kg Urea
3 liter Air Kelapa

b) Formula 2
100 kg jerami
10 kg kotoran kuda / kotoran ayam
5 kg bekatul
1 kg urea
2 kg kapur

Teknik Pengomposan :
Jerami dipotong-potong (semakin kecil semakin baik) kemudian dicuci dengan air mengalir. Setelah bersih dari tanah dan zat-zat pengotor lainnya, jerami ditiriskan. Kelembaban jerami dijaga antara 60-70% yang ditandai dengan kondisi jerami yang basah tetapi ketika diangkat airnya tidak sampai menetes.

Jerami selanjutnya disusun setinggi 10-15 cm, kemudian diselingi dengan menaburkan kapur, bekatul, dan kotoran kuda/ayam di atasnya. Langkah tersebut diulang hingga tumpukan jerami mencapai ketinggian ±1,5 m. Agar pengomposan berjalan dengan baik, tumpukan media jerami sebaiknya di tutup dengan terpal atau plastik.

Untuk menghasilkan kompos yang merata, lapisan di aduk setiap tiga hari sekali. Tiga hari pertama lapisan diaduk/dibalik sambil ditambahkan urea. Tiga hari kedua atau hari keenam lapisan dibalik lagi sambil ditambahkan dengan ZA. Setiap tiga hari selanjutnya lapisan di balik tanpa penambahan zat lain. Pengomposan dilakukan selama 18-21 hari. Proses pengomposan yang sempurna akan menghasilkan kompos dengan cirri warna yang gelap, tidak berbau, struktur halus/remah dan pH netral (pH 7).

Sumber : http://organikganesha.com/2010/04/06/budidaya-jamur-champignon-bagian-ii/


www.jendelahewan.blogspot.com

Rabu, 11 Januari 2012

Budidaya Jamur Champignon/Kancing Bagian III

1. Sterilisasi
Setelah tahap pengomposan selesai selanjutnya dilakukan sterilisasi di dalam ruang khusus atau kumbung yang tertutup rapat. Sterilisasi dilakukan dengan mengalirkan uap air panas selama 8-10 jam dengan suhu antara 60-70 C. Selanjutnya, suhu dipertahankan pada angka 40-50 C selama 24-36 jam.

2. Inokulasi/Penanaman Bibit
Setelah sterilisasi selesai dan suhu media telah menyamai suhu ruang, selanjutnya bibit ditebarkan di bagian atas dan tengah media. Kumbung jamur harus tertutup rapat seperti halnya dalam budidaya jamur merang. Suhu di dalam kumbung dijaga antara 20-25 C, dengan kelembaban antara 80-90%. Sirkulasi udara di dalam kumbung harus merata. Untuk itu diperlukan penggunaan kipas angin atau bahkan AC sehingga sirkulasi udara akan tetap lancar sekalipun ruang dalam keadaan tertutup rapat.

Dalam waktu ±2 minggu, miselium sudah mulai tumbuh memenuhi permukaan media. Tahapan selanjutnya yaitu proses pelapisan tanah setebal 2,5-5 cm di atas kompos yang telah ditumbuhi miselium. Pelapisan tanah sangat penting dilakukan untuk menopang jamur agar dapat berdiri tegak.

Selain itu beberapa manfaat lainnya yaitu :
a) Membentuk mikroklimat/kondisi ruangan yang lembab sehingga dapat merangsang pertumbuhan tubuh buah.
b) Menahan air dalam kompos sehingga kompos tidak mudah kering.
c) Mencegah terjadinya serangan hama dan penyakit.

Syarat tanah yang bisa digunakan untuk pelapisan kompos ini yaitu :
a) Memiliki pH netral (pH ±7)
b) Bersih dari hama dan penyakit (disterilisasi dengan menggunakan uap panas dengan suhu 70 C selama ±4 jam)
c) Memiliki pori sehingga dapat menyimpan air.

Setelah proses pelapisan tanah selesai, pintu dan jendela ditutup kembali. Adapun sirkulasi dihasilkan dengan bantuan kipas angin. 14-20 hari setelah proses pelapisan tanah, mulai diberikan aerasi dengan membuka lubang ventilasi baik dari pintu ataupun jendela. Suhu ruangan untuk tahap pembentukan tubuh buah ini dijaga antara 16-20 C. Kisaran suhu ini dapat diperoleh dengan bantuan penyiraman atau pendingin AC, atau dengan membuka pintu dan jendela. Cara lain yang lebih sederhana yaitu dengan menyimpan balok balok es di dalam ruangan. Perlakuan suhu rendah ini bertujuan untuk memicu perubahan fisiologis dari pertumbuhan miselium ke pembentukan tubuh buah.

3. Pemanenan
Beberapa hari setelah pengondisian dengan suhu rendah, bakal tubuh buah jamur akan mulai tumbuh. Rentang 10-15 hari setelah munculnya bakal tubuh buah, jamur kancing sudah siap panen. Pemanenan dilakukan pada saat jamur dalam stadium kancing.

Sumber : http://organikganesha.com/2010/04/07/budidaya-jamur-champignonkancing-bagian-iii/

www.jendelahewan.blogspot.com

Selasa, 10 Januari 2012

Teknik Budidaya Jamur Kancing

Jamur kancing, dinamakan demikian karena bentuk jamur ini memang sama persis dengan kancing baju. Bulat dan warnanya putih terang atau coklat terang atau krem.

Jamur kancing memiliki ukuran dua sampai empat sentimeter. Namun bila sudah dewasa dan mekar, bisa mencapai duapuluh sentimeter. Jamur ini juga merupakan salah satu jamur yang paling sering dibudidayakan oleh para petani jamur di seluruh pelosok dunia.

Para petani ini lebih suka memilih budidaya jamur kancing karena diantara jenis jamur yang lain, jamur inilah yang paling banyak penggemarnya. Karena itu pemasarannya juga jauh lebih mudah.

Teknik Budidaya Jamur Kancing
Tahapan untuk melakukan budidaya jamur kancing tidak terlalu jauh berbeda dengan teknik menanam jamur yang lain. Petama kali yang harus dilakukan adalah membuat media tanam.

Untuk jamur kancing, media tanam yang paling bagus adalah jerami yang dibuat kompos dan dicampur dengan pupuk. Agar hasil panennya nanti lebih bagus, pilihlah pupuk jenis organik. Misalnya kotoran dari kuda atau unggas. Sedang untuk bahan penunjangnya bisa menggunakan bekatul, urea, kapur dan air yang diambil dari buah kelapa.

Setelah kompos selesai dibuat, maka tahap selanjutnya adalah menyiapkan lokasi untuk menanam jamur. Lokasi ini harus berada di ruang tertutup dan kelembabannya selalu terjaga agar tidak menjadi panas. Demikian pula dengan pergerakan (sirkulasi) udara yang merata.

Bila keadaan tidak memungkinkan, bisa menggunakan kipas angin atau AC. Bila semuanya sudah siap, maka proses budidaya jamur kancing selanjutnya adalah penanaman bibit jamur.

Perawatan Pada Masa Pertumbuhan
Bila pertumbuhannya normal dan tidak mengalami gangguan, bibit yang sudah ditanam dalam jangka waktu sekitar dua minggu sudah tumbuh. Bila permukaan pada media menjadi penuh, maka lakukan pelapisan dengan menggunakan tanah yang tebalnya antara dua hingga lima sentimeter. Tujuannya adalah agar jamur bisa tumbuh secara tegak.
Selain itu juga untuk menjaga kelembaban media dan menghambat proses pengeringan pada media tanam. Manfaat yang lain adalah untuk menghindari serangan hama jamur.
Bila pekerjaan pelapisan telah selesai, maka pintu dan jendela ruang harus segera ditutup kembali. Dua atau tiga minggu kemudian, karena sudah tumbuh besar, maka diperlukan sirkulasi udara yang lebih banyak karena jamur juga sudah mulai tahan terhadap panas namun tetap harus dalam batas-batas tertentu.Karena itu jendela sudah harus dibuka.

Namun bila terjadi pengeringan harus segera dilakukan penyiraman. Demikian pula bila cuaca terlalu panas, maka agar suhu ruang tetap dingin ac harus selalu dinyalakan. Bila mau irit biaya bisa menggunakan es batu yang masih berbentuk balok dan ditaruh di dalam.

Masa Panen
Beberapa saat atau hari setelah dilakukan pelapisan, tubuh pada buah di jamur sudah mulai muncul atau tumbuh. Dalam jangka waktu dua minggu kemudian, masa panen jamur kancing sudah tiba waktunya.

Agar mendapat kualitas yang baik, maka sebaiknya pemetikan jamur dilakukan ketika jamur masih berbentuk kancing. Sehingga waktu dikirim ke tempat pemesannya, hasil budidaya jamur kancing sudah mekar dan matang serta siap untuk diolah.

Sumber : http://www.anneahira.com/budidaya-jamur-kancing.htm

www.jendelahewan.blogspot.com

Senin, 09 Januari 2012

Peluang Usaha Budidaya Jamur Kancing

Jamur kancing (Agaricus bisporus) yang biasa disebut juga dengan jamur champignon atau button mushroom ciri khas bentuknya menyerupai kancing baju yakni bulat dengan warna putih, coklat atau krem. Harga jamur kancing di pasaran terbilang cukup mahal sesuai dengan rasanya yang nikmat luar biasa mirip seperti rasa daging sapi membuat jamur kancing sangat potensial untuk di budidayakan.

Ukuran jamur kancing adalah dua sampai empat senti meter namun bisa sudah mekar dewasa ukurannya mencapai dua puluh senti meter. Jamur kancing adalah jamur yang tergolong paling banyak di budidayakan di seluruh dunia sebab jamur ini banyak sekali peminatnya dan pemasarannya juga mudah.

Cara budidaya

Persiapan bibit
Jika anda berniat menjalankan bisnis budidaya jamur ukuran skala kecil, maka sebaiknya pilih bibit jamur F3 yang dapat langsung ditebar pada media tanam dan dibudidayakan hingga masa panen tiba.

Teknik Budidaya Jamur
Pada umumnya teknik budidaya jamur kancing memiliki tahapan yang hampir sama dengan cara budidaya jamur merang. Tahapan-tahapan tersebut antara lain sebagai berikut :

Tahapan pertama yang perlu dilakukan adalah menyiapkan media tanam. Untuk pembudidayaan jamur kancing, media tanam yang digunakan terbuat dari campuran jerami padi (100%), kapur pertanian (2,5%), bekatul (3%), dan ditambahkan urea (9%), ZA (1%), dan TSP (1,2%).

Tahapan kedua yaitu proses pengomposan. Caranya dengan memotong jerami padi dengan ukuran 10-15 cm, dicuci hingga bersih dan ditiriskan sampai kelembapannya 65%. Selanjutnya tumpuk jerami dengan ukuran 10-15 cm dan tambahkan media lain berupa bekatul dan kapur diatasnya. Susun lapisan media tersebut berselang-seling antara jerami padi dengan campuran bekatul dan kapur. Pada hari berikutnya lakukan pembalikan, agar campuran media merata dan tambahkan urea sebanyak 0,9% (bila kurang lembab bisa ditambahkan air). Pada hari ke enam media ditambahkan dengan ZA 1%, dan diaduk-aduk agar semuanya merata. Sedangkan pada hari ke sepuluh, tambahkan TSP sebanyak 1,2% lalu aduk-aduk dan diamkan selama 12-17 hari.

Selanjutnya adalah tahapan sterilisasi media tanam. Proses sterilisasi dilakukan dengan cara meletakan media tanam (yang telah dikompos) secara merata di atas rak-rak tanam yang disiapkan di ruang kumbung jamur (baca selengkapnya : cara membuat kumbung jamur), dengan ketebalan media tanam sekitar 15-20 cm. Kemudian alirkan uap panas dari perebusan air di pembangkit uap hingga suhu ruang kumbung mencapai 60 -65 C, pertahankan suhu tersebut selama 12 jam. Apabila suhunya telah mencapai 65 -75 C maka bukalah ventilasi ruangan agar suhunya kembali turun menjadi 40 -45 C. Usahakan untuk menjaga kestabilan suhu di ruang kumbung pada kisaran 40 -45 C selama kurang lebih 70 jam.

Tahapan berikutnya yakni penanaman bibit jamur. Setelah suhu ruangan turun menjadi 32 C, maka bibit jamur kancing sudah bisa ditanam. Untuk rak budidaya jamur dengan ukuran 3 m x 1 m, biasanya dibutuhkan sekitar 10-14 botol bibit jamur dengan isi 220 cc. Untuk tahapan ini dibutuhkan suhu ruangan ideal berkisar 28,8 -30 C pada daerah dataran tinggi, dan suhu 24,4 -26,6 C pada dataran rendah. Dengan tingkat kelembapan mencapai 90-100% maka bibit jamur kancing akan menunjukan pertumbuhan miseliumnya pada usia 12-14 hari.

Proses selanjutnya yaitu casing atau pelapisan tanah setebal 3-5 cm di atas media tanam yang telah ditumbuhi miselium. Tanah yang digunakan sebagai casing harus tanah cokelat serta berpori, selain itu pH tanah sekitar 6,2-8, dan yang paling penting terbebas dari hama ataupun penyakit. Sebelum tanah digunakan, sterilisasikan terlebih dahulu dengan uap panas pada suhu 70 C selama 2-4 jam dengan ditambahkan 2 liter formalin sebanyak 40% per m3 tanah.

Setelah 9-14 hari setelah masa casing dilakukan, biasanya tubuh buah mulai muncul. Untuk itu, bukalah ventilasi pada rumah kumbung jamur agar proses pertumbuhan jamur kancing bisa lebih cepat (biasanya tiga hari kemudian jamur sudah bisa dipanen).

Nah itulah sekilas tentang budidaya jamur kancing. Anda berminat untuk membudidayakannya ? Silahkan di coba.

Sumber : http://peluangusaha-oke.com/peluang-usaha-budidaya-jamur-kancing/

www.jendelahewan.blogspot.com