Tampilkan postingan dengan label Telur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Telur. Tampilkan semua postingan

Jumat, 14 Januari 2011

Karakteristik Telur Kura-Kura

Kura-kura merupakan hewan yang memiliki sisik dan berkaki empat. Hewan ini termasuk dalam kelompok reptil. Kura-kura berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar). Kura kura dapat hidup di berbagai tempat, di hutan, rawa, sungai, gurun, padang rumput, dan laut. 

Di Indonesia, ada beberapa kelompok dari jenis ini, yaitu kelompok kura-kura, labi-labi, dan penyu. Ukuran tubuhnya pun bermacam-macam, ada yang besar dan ada yang kecil. Sebagian kura-kura adalah pemakan tumbuhan (herbivora), sebagian lagi pemakan daging (karnivora), dan beberapa spesies pemakan segala (omnivora). Telur kura-kura banyak diburu orang, karena rasanya yang lezat. Selain telur, daging kura-kura juga banyak dijadikan menu di restoran. 



Karakteristik Telur Kura-Kura
  • Telur kura-kura ada yang berbentuk bulat, yaitu telur spesies terbesar dari kura-kura, sementara spesies lainnya berbentuk lonjong. 
  • Albumen telur kura-kura berwarna putih, mengandung protein yang menyebabkan embrio kura-kura tidak menjadi keras ketika dimasak.
  • Hampir seluruh isi telur mengandung kuning telur.
  • Suhu udara dapat menentukan jenis kelamin kura-kura. Jika suhu udara lebih tinggi, maka embrio akan berkembang menjadi kura-kura betina, jika suhu udara lebih rendah embrio akan tumbuh menjadi kura-kura jantan.
  • Telur kura-kura merupakan telur yang mandiri, setelah induk kura-kura bertelur, maka telur-telur tersebut akan ditinggalkan dalam lubang yang ditutupi pasir atau lumpur. Telur-telur tersebut akan mengalami inkubasi. Setelah menetas, anak kura-kura akan mencari jalan ke perairan tanpa dibimbing induknya.

Kura-Kura Jantan vs Kura-Kura Betina
Bagi sebagian orang sulit untuk menentukan jenis kelamin kura-kura. Namun, ada beberapa karkateristik dari kura-kura yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam membedakan jenis kelamin hewan reptil yang satu ini. Perbedaan ciri kura-kura jantan dan betina dapat dilihat dari beberapa bagian tubuhnya, antara lain:
  • Ukuran ekor. Pada kura-kura jantan, ukuran ekornya lebih panjang, sedangkan kura-kura betina ekornya lebih pendek tetapi ukurannya lebih besar.
  • Lekukan pada plastron/cangkang. Kura-kura jantan memiliki lekukan pada bagian bawah cangkangnya, yang berguna ketika proses pembuahan. Sedangkan kura-kura betina plastron/cangkangnya berbentuk datar atau ada juga yang cembung. 
  • Source : http://www.anneahira.com/

Jumat, 22 Oktober 2010

Cara Menetaskan Telur Kura-Kura

Untuk menetaskan telur kura-kura, perlu dipastikan dulu kondisi telur fertil atau tidak, setelah itu dibuatkan inkubasi sbb :

Pada umumnya, Telur reptil membutuhkan suhu diantara 82-85 F (27.8 - 29.4 C). Suhu sekitar ini pada umumnya akan membuat telur kura-kura menetas kurang lebih sekitar 85 hari . Semakin dingin suhunya semakin lama telur-telur tersebut akan menetas. Suhu merupakan bagian terpenting dalam menentukan kapan telur-teluer tersebut akan menetas. Untuk kura-kura, paling cepat telur-telur akan menetas setelah 65 hari atau paling lama 110 hari.

Suhu diatas 87 F (30.6 C) seringkali termasuk terlalu tinggi untuk sebagian besar reptil dan tingkat kematian tinggi. Suhu dibawah 75 F (23.9) juga dianggap terlalu dingin.

Kunci utama dalam proses inkubasi adalah menjaga kelembaban (humidity) dan suhu. Untuk kelembaban yang kita butuhkan adalah air. Yang kalian butuhkan adalah sebagai berikut:
1. Aquarium 10 gallon (37.9 Liter) atau media lainnya yang bisa menampung air. Aquarium lebih baik karena transparan.
2. Critter cage. Ini adalah aquarium plastik yang sering dijual di toko ikan hias. Aquarium ini memiliki tutup plastik pada bagian atas. Anda juga bisa menggunakan alternatif lain untuk yang satu ini.
3. 2 thermometer aquarium dan 1 pengukur humidity.
4. 1 heater air yang dilengkapi dengan pengontrol temperatur.
5. Substrate pilihan Anda (pasir, peat moss, vermiculite, tanah tanaman, aspen bedding, dsb).

Langkah-langkah yang Anda lakukan:
1. Tuangkan air hangat kedalam aquarium hingga mencapai ketinggian 3 inci. Tempatkan heater ke dasar aquarium. Atur suhu heater ke suhu paling rendah. Tempatkan satu thermometer ke dalam air supaya Anda bisa mengetahui suhu air. Biarkan suhu air menjadi stabil setelah satu atau dua jam. Atur suhu heater sampai mencapai suhu stabil diantara 80-84 F (26.7 - 28.9 C)

2. Isi critter cage Anda dengan subtrate pilihan Anda hinggai mencapai sekitar setengah tinggi. Substratenya seharusnya basah atau lembab tetapi tidak terlalu basah. Bila menggunakan aspen atau peat moss, Anda bisa menempatkan bedding kedalam mangkok selama 15-20 menit supaya air bisa menyerap masuk. Kemudian Anda bisa mengeluarkannya dan meremasnya supaya kelebihan air bisa keluar sebelum memasukkannya kedalam critter cage.

3. Tempatkan thermometer satunya lagi setengah masuk kedalam substrate. Ini akan membantu Anda melihat suhu yang dirasakan oleh telur-telur ketika mereka berada diatas substrate. Kemudian bentuklah sebuah masukan di subtrate untuk menempatkan telur-telur supaya mereka tidak bergerak atau geser. Jangan menutup telurnya dengan subtrate atau apapun supaya Anda bisa melihat apakan telurnya membusuk atau tidak. Hal penting yang perlu Anda perhatikan adalah posisi telur. Telur yang diangkut dari dalam tanah seharusnya diberi tanda dengan pensil dibagian posisi atas. Kemudian pastikan telur tersebut selalu berada pada posisi yang sama selama di inkubator. Telur yang merasa terganggu karena diputarbalikkan akan menyebabkan matinya embryo.

4. Tempatkan pengukur humidity pada bagian atas aquarium.

5. Ketika Anda sudah memperoleh suhu yang stabil yang diinginkan pada aquarium, tempatkan critter cage kedalamnnya. Apabila mengapung, gunakan batu untuk menenggelamkannya.

6. Gunakan penutup berjaring untuk menutupi bagian atas aquarium. Untuk menghindari keluarnya kelembaban, tutuplah jaring-jaring tersebut dengan busa filter.

7. Sangat penting sekali bagi Anda untuk membaca suhu pada kedua thermometer satu atau dua kali sehari dan atur suhu heater supaya suhu tetap berada pada jangkauan yang diinginkan. Anda juga harus memastikan substratenya tetap basah. Apabila mengering, Anda harus membasahinya lagi dan usahakan tidak mengangkat atau menganggu telur-telurnya.

8. Keluarkan semua telur rusak secepat mungkin. Telur-telur yang peot sedikit adalah normal untuk telur-telur yang baru dikeluarkan yang belum melebar. Tetapi peot juga bisa memberikan indikasi bahwa kelembaban pada inkubator Anda terlalu rendah. Sedikit jamur pada telur-telur bisa dianggap normal dan tidak selalu merusak. Telur yang sudah benar-benar rusak akan peot sekali, berwarna hitam, mengecil, dan berbau busuk.

9. Catatlah semua informasi mengenai inkubasi telur-telur Anda setiap hari seperti suhu, kondisi telur, pengaturan yang dilakukan, dsb. Informasi ini akan membantu Anda di masa yang akan datang.

Menetaskan Telur Ikan Gurami

Banyak peluang usaha yang dapat dikembangkan dari Gurami. Sampai siap konsumsi (7-8 ons/ekor), ikan ini harus menjalani masa pemeliharaan selama 1,5 tahun. Masa pemeliharaan yang panjang inilah yang membuka peluang usaha seperti penetasan telur. Bisnis Gurami telah tersegmentasi. Ada petani yang menjual telur, menjual bibit, membesarkan hingga ukuran konsumsi hingga pembesaran untuk indukan.
Penetasan telur gurami merupaka peluang usaha yang cukup menguntungkan. Selain modal yang dibutuhkan tergolong kecil, lahan yang dibutuhkan pun relative jauh lebuh sempit daripada untuk pembesaran.

Harga telur gurami saat ini berkisar Rp 40-60 per butir telur. Untuk penetasan harus disiapkan tempat yang bisa berupa ember plastic, bak semen atau akuarium. Tempat penetasan tadi diisi air dengan kedalaman 15-20cm. Kemudian masukkan telur gurami dengan kepadatan 4-5 butir per cm2  luas permukaan air. Kepatan ini berdasarkan sifat telur yang mengamabang.

Setelah enam hari, telur-telur tersebut akan menetas dan telur yang tidak menetas harus segera dipindahkan agar tidak mencemari air. Sampai hari ke 12, larva gurami belum membutuhkan makanan. Setelah lewat 12 hari (dari hari bertelur) larva tersebut dipindahkan ke bak pendederan lalu diberi pakan.