Senin, 25 Juli 2011

Gen penyeleksi Ayam Kampung


Gen sifat mengeram pada ayam kampung dapat digunakan untuk melihat hasil seleksi konvensional kemampuan bertelurnya. 

Ini didasari oleh penemuan gen untuk sifat mengeram yaitu promotor prolaktin – yang merupakan bagian penting berfungsinya neuroendoktrin untuk memicu kejadian mengeram. Gen promotor prolaktin tersebut berfungsi mengaktifkan awal transkripsi dari ekspresi gen yang merupakan sinyal bekerjanya hormon prolaktin. 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tike Sartika, dari Balai Penelitian Ternak Bogor, D. Duryadi dan A. Saefudin, dari Fakultas MIPA IPB, serta S.S. Mansjoer dari Fakultas Peternakan IPB, terhadap seleksi konvensional 3 generasi ayam kampung (G0-G3) berdasarkan sifat mengeram rendah (0-10 hari) dan sifat mengeram tinggi (21-100 hari). Didapatkan fakta bahwa pada G0 jumlah pola pita promotor prolaktin tipe W menunjukkan jumlah yang sangat tinggi baik pada lama mengeram rendah maupun tinggi, yaitu sebesar 75% dan 87,5%. Sementara pita promotor prolaktin tipe L menunjukkan jumlah yang masih rendah, yaitu hanya sebesar 25% dan 12,5%, masing-masing untuk lama mengeram rendah dan tinggi. 

Setelah dilakukan seleksi selama 3 generasi, terlihat adanya peningkatan pola pita promotor prolaktin tipe L pada generasi G3 sebesar 50 dan 12,5% untuk ayam dengan sifat mengeram rendah dan tinggi, yang bersamaan dengan penurunan tipe W sebesar 50 dan 12,5%. Hal tersebut seiring dengan peningkatan produksi telur pada generasi G3 dari yang semula sebesar 54,32 butir/6 bulan menjadi 89,10 butir/ 6 bulan. Secara umum para peneliti menyebutkan bahwa kemajuan seleksi ini dapat ditunjukkan dari peningkatan promotor prolaktin tipe L sebesar 31,25%.