Senin, 25 Juli 2011

Panen Telur dan Penanganan Akhir Produksi dalam usaha Budidaya Itik / Bebek Secara Intensif


Biasanya Itik / Bebek berTelur dini hari. Pada pukul 06.00-07.00 dapat dipastikan tidak ada lagi Itik / Bebek yang berTelur. Kandang istirahat boleh dibuka dan Itik / Bebek dikeluarkan. Sementara Itik / Bebek sarapan Telur dipunguti satu persatu. Wadah Telur berupa keranjang atau wadah lain yang cekung. Telur mengandung protein tinggi, dan mudah busuk sehingga
menyimpan berlama-lama merupakan risiko. Hendaknya Telur segera dipasarkan. Untuk meningkatkan nilai tambah, Telur bisa diasin. Sebagai prasyarat Telur tidak boleh disimpan lebih dari 5 hari.

Akhir produksi itik / Bebek

Satu ekor Itik / Bebek yang dibudidayakan semi intensif dapat berproduksi 250-270 butir/tahun. Produksi ini jauh lebih tinggi dibanding Itik / Bebek yang dibudidayakan sistem angon, hanya 170 butir/tahun. Dalam satu populasi Itik / Bebek yang dipelihara, potensi produksi berbeda. Sehingga dalam satu koloni besar, jarang yang mencapai 100%.
Produktivitas Telur Itik /  Bebek, dihitung atas perbandingan jumlah Telur dan populasiItik / Bebek dalam satu kelompok. Misalnya satu sekat kandang berisi 100 ekor Itik / Bebek menghasilkan 60 butir Telur per hari. Produktivitasnya bisa dikatakan 60%. Dengan demikian 40% di antaranya belum memasuki masa produktif atau memang sudah tidak produktif. Itulah sebabnya penting untuk mencari bibit Itik / Bebek yang seragam dari sumber yang sama.
Masa produksi ekonomis Itik / Bebek Petelur yang dibudidayakan secara semi intensif kurang lebih 2 tahun. Bila pemeliharaan optimal, ritme produktivitas Itik / Bebekberangsur naik. Mula-mula berTelur sebanyak 15%. Pada umur 7 bulan produksinya langsung meningkat 60%, 7-9 bulan secara bertahap naik menjadi 70%-80%. Pada bulan ke 9 sampai 10, produksinya berangsur menurun lagi. Rata-rata produksi per tahun kira-­kira 60%. Menurut pengalaman peternak pada periode berTelur kedua, produktivitasnya paling tinggi. Pantas peternak yang cukup modal, hanya memelihara sampai 2 periode rontok bulu. Lebih untung mencari bibit baru yang lebih produktif.
Secara ekonomis memelihara Itik / Bebek nonproduktif jelas tidak menguntungkan. Oleh karena itu peternak tidak harus menunggu masa produksi selesai, tetapi ada baiknya setiap waktu diseleksi. Yang tidak produktif, sebaiknya disingkirkan (apkir).
Populasi Itik / Bebek yang produksinya di bawah 45% harus menjadi perhatian. Dengan teknik pemisahan bertahap dapat diketahui Itik / Bebek produktif dan yang harus diapkir. Seleksi bisa dilakukan baik pada periode petama, maupun periode selanjutnya. Itik / Bebek apkir dapat dijual sebagai Itik / Bebek potong. Harganya 40% dari harga bibit siapTelur. Di Mojosari harga Itik / Bebek apkir di tingkat pengepul Rp10.000—Rp13.000/ekor. Membudidayakan Itik / Bebek Petelur memang tidak ada ruginya, litter bercampur kotoran pun bisa di jual. Kalau telaten bulu yang rontok juga bisa dijual.