Jumat, 08 Juli 2011

Panduan Singkat Bagaimana Budidaya Ikan Di Karamba


Sistem karamba adalah sebuah sistem budidaya ikan yang dilaksanakan didalam sebuah wadah yang terbuat dari bambu maupun jaring.
Budidaya ikan dengan menggunakan sistem karamba dipelopori oleh parapetani ikan yang berada disekitar aliran sungai Cibunut, Bandung pada periode tahun 1940an.
Berdasarkan letaknya didalam sebuah perairan, sistem karamba dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu karamba dasar, karamba bawah serta karamba sejajar.
Beberapa jenis ikan air tawar yang ditengarai dapat tumbuh optimal apabila dipelihara dengan sistem karamba adalah ikan mas, ikan bandeng, ikan lele,ikan nila serta ikan mujaer.
BAGAIMANA MEMBUAT KARAMBA ?
Beberapa bahan yang harus dipersiapkan sebelum membuat karamba adalah :
balok kayu dengan ukuran panjang 3 m, lebar 7 cm dan tebal 7 cm, bambu yang telah berusia tua dan berukuran besar serta jaring dengan ukuran mata jaring yang disesuaikan dengan ukuran benih ikan yang akan ditebar.
Adapun tahap – tahap pembuatan filter alga adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan kerangka karamba dengan ukuran panjang 3 meter, lebar 2 meter dan tinggi 1 meter.
2. Jika bahan yang akan digunakan untuk menutupi tiap sisi karamba adalah berupa bambu, maka bambu – bambu tersebut harus memiliki panjang 1 meter dan lebar 4 cm.
3. Potongan bambu tersebut direkatkan kedalam kerangka karamba dengan menggunakan paku dan kawat.
4. Untuk setiap karamba, pada bagian tengah sisi atas dan disalah satu sudut bagian depannya dibuat 1 buah pintu yang masing – masing berukuran 40 x 40 cm. Pintu yang terletak disisi atas karamba akan berguna untuk mempermudah operasional panen, sedangkan pintu yang terletak disalah satu sudut bagian depan karamba akan berfungsi sebagai akses dalam memberikan pakan terhadap ikan yang dipelihara.
KELEBIHAN KARAMBA
Beberapa kelebihan yang dapat diperoleh sehubungan dengan penggunaan karamba ini adalah :
1. Ikan dapat lebih terlindung dari serangan hama, sehingga berbagai macam kerugian yang disebabkan oleh hal ini dapat lebih diminimalisir.
2. Kondisi perkembangan dan kesehatan ikan dapat terpantau dengan lebih baik.
3. Memberikan pasokan oksigen dalam jumlah yang memadai dikarenakan pergantian air terjadi setiap saat.
4. Sisa makanan dan kotoran ikan dapat langsung terbuang.