Selasa, 19 Juli 2011

PENGELOLAAN KUALITAS AIR LELE DUMBO


Perairan air tawar atau sumber air tawar yang cocok sebagai wadah/lokasi budidaya air tawar adalah perairan yang memenuhi kriteria kesesuaian lahan untuk budidaya masing-masing organisme. Kriteria lingkungan untuk kegiatan budidaya air tawar meliputi beberapa faktor yaitu : faktor fisik , faktor kimia dan faktor biologi perairan. Perairan air tawar parameter lingkungan fisik yang menjadi pertimbangan adalah : suhu,kecerahan, kekeruhan, kedalaman, dan debit air. Faktor kimia  meliputi pH, BOD, COD, oksigen terlarut, amoniak, nitrit, nitrat, pospat, karbondioksida, alkalinitas, H2S, serta logam berat. Sedang faktor biologi lingkungan yang menjadi pertimbangan pada kegiatan budidaya air tawar adalah : jenis , kepadatan dan keragaman plankton (fitoplankton dan zooplankton), mikro dan makrobenthos.
Upaya pengelolaan lingkungan agar dapat memenuhi kebutuhan dan mendukung kegiatan budidaya dapat dilakukan dengan cara diantaranya melakukan  kegiatan pemantauan kualitas air atau pengelolaan kualitas air dan kesehatan ikan secara bersama-sama.
Pengelolaan kualitas air yang kontinyu merupakan faktor eksternal lain yang menentukan keberhasilan usaha budidaya, karena berkaitan yang erat antara lingkungan perairan dengan berkembangnya hama dan penyakit pada organisme air tawar yang dipelihara. Dengan demikian pengelolaan lingkungan budidaya akan menentukan keberhasilan dan keberlanjutan usaha budidaya.
Lingkungan perairan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keseimbangan fisiologis dari alat-alat tubuh ikan, yang diperlukan untuk pertumbuhan dan reproduksi ikan.  Bila terjadi perubahan/ketidakseimbangan  dapat menimbulkan penyakit.
Lele dumbo dikenal mampu hidup dalam air yang kualitasnya rendah, namun budidaya lele dumbo lebih berhasil apabila kualitas air kolam juga baik. Kondisi yang ideal bagi kehidupan lele dumbo adalah air yang mempunyai pH 6,5-9 dan bersuhu 24–26 0C. Kandungan O2 yang terlalu tinggi akan menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung dalam jaringan tubuhnya. Sebaliknya penurunan kandungan O2 secara tiba-tiba, dapat menyebabkan kematian (Suyanto, 1986).
SUMBER:
Suyanto, S. Rachmatun. 1996. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta