Senin, 20 Juni 2011

Metode Pemeliharaan Ikan Mas Koki

Metode pemeliharaan ikan mas koki bisa bermacam2, walaupun secara prinsipnya, seperti pemeliharaan ikan hias lainnya, hanya ada 1 cara yaitu memelihara kualitas air.

Ikan mas koki memiliki karakter yang khas yaitu sangat rentan terhadap kadar ammonia terlarut di dalam air. Hal inilah yang seringkali membuat persepsi di kalangan penggemar ikan hias bahwa memelihara ikan mas koki tersebut susah, gampang mati.

Untuk mengatasi masalah kadara ammonia tersebut, hal yang dapat dilakukan ada 2, yaitu menetralisirnya, atau mengganti airnya. Menetralisir kadar ammonia bias dilakukan dengan menggunakan biofiltrasi atau dengan menumbuhkan lumut air, yang akan menyerap zat2 yang dapat meracuni ikan tersebut.

Beberapa teknik yang digunakan oleh hobbyist, dan terbukti berjalan dengan baik adalah sbb:

1. Biofiltrasi :
Teknik2 biofiltrasi yang baik berasal dari penggemar2 ikan koi. Kunci dari teknik ini adalah penggunaan media filtrasinya. Salah satu media terbaik adalah menggunakan matt sintetis buatan Jepang, yang saat ini banyak dijumpai di toko2 ikan hias. Media ini akan melakukan penyaringan kotoran2 ikan dan memperangkapnya, yang kemudian akan menstimulasi pertumbuhan bakteri2 nitrobacter di dalamnya. Aerasi yang dijalankan harus cukup banyak dan saat biofilter tersebut telah ter-cycled, maka environment akuarium/ kolam ikan tersebut sudah menjadi stabil. Untuk hobiis yang malas menguras air ikan, metode ini tentunya sangat cocok, karena tidak memerlukan pengurasan air sama sekali. Namun demikian kelemahan yang ada adalah bahwa dengan air tidak pernah diganti, menyebabkan zat2/ mineral2 yang diperlukan ikan, yang bisa didapatkan dari air baru, tidak tersedia, sehingga dapat menyebabkan warna ikan menjadi kurang cerah, dsb. Teknik ini bisa diimbangi dengan penggantian air parsial secara rutin.

2. Air Hijau/ greenwater method :
Teknik ini adalah teknik yg umumnya dipakai di farm2 ikan maskoki dimanapun. Ini adalah metode yang paling primitif, yaitu membiarkan ikan didalam kolam sampai dengan airnya hijau (karena pertumbuhan lumut). Perlu diperhatikan bahwa lumut yang tumbuh adalah lumut air, bukan lumut dinding kolam. Biasanya di farm, setelah air menjadi hijau, maka air akan diganti total dengan air baru. Metode ini dapat dikembangkan dengan berusaha untuk secara konsisten menjaga tingkat ke-hijau-an air, dengan cara pada saat air hendak diganti, disimpan 1 ember air lama untuk nantinya dicampurkan dengan air baru. Dengan demikian diharapkan pertumbuhan lumut dapat terjadi lagi segera setelah kolam baru dikuras. Keuntungan lain dari metode ini adalah dengan memaintain air hijau tadi, maka warna ikan menjadi lebih cerah, yang disebabkan karena ikan memakan lumut yang berada di air tersebut. Metode ini sangat baik untuk kesehatan ikan, namun tidak favorit di kalangan penggemar, karena dengan air hijau tersebut, ikan maskoki yang berada didalamnya tidak dapat dilihat.

3. Mekanikal filtering :
Mekanikal filtering adalah menyaring kotoran2 padat yg ada di kolam/ akuarium, sehingga air selalu terlihat jernih. Metode ini tidak menyaring kotoran2 terlarut didalam air, sehingga banyak hobiis terjebak dengan melihat air jernih, tetapi kadar ammonia tinggi, yang dapat menyebabkan ikan sakit/ mati. Mechanical filtering ini harus dibarengi dengan penggantian air secara rutiin, bisa dengan penggantian 2 persen setiap hari dan dibarengi dengan pencucian media filter.

4. Ganti air :
Karena kadar ammonia di air disebabkan oleh kotoran ikan, maka teknik yg bisa dipakai adalah membuang kotoran ikan tersebut dengan di-siphon, serta dilakukan penggantian air secara rutin. Salah satu hobiis di Jakarta menggunakan teknik ini , yaitu melakukan siphon & penggantian air 80% sebanyak 2 kali sehari. Teknik ini berjalan dengan baik sekali dan pertumbuhan ikan di dalamnya relatif lebih baik dari metode2 yang dipakai oleh hobiis yang lain.

Sumber: http://www.indoforum.org/


www.jendelahewan.blogspot.com