Jumat, 01 Juli 2011

Penyakit Infeksi dan Non Infeksi

Penyakit Infeksi dan    Non Infeksi
Ir. Sri Yuliati, M.Pi
I. Penyakit  infeksi pada ikan dapat disebabkan oleh parasit, jamur, bakteri, dan virus.
A.  Parasit
Merupakan organisme bersel satu (protozoa) seperti sporozoa, ciliata, flagellata, crustacea, dan helminth.  








B.  Jamur
Jamuran
Prinsipnya adalah ikan dapat terserang jamur bila ikan tersebut kurang mendapat penanganan yang kurang sempurna. Selain penanganan yang kurang sempurna tersebut dapat juga disebabkan karena air yang mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan terkikisnya lendir dan kulit ikan ( iritasi ) dan akhirnya menyebabkan luka. Bisa juga disebabkan karena perubahan suhu air atau sifat air yang mendadak. Biasanya ikan yang barudiangkut dari suatu tempat akan banyak terinfeksi penyakit ini. Ikan yang pada saat mendekati kematangan kelamin juga mudah terinfeksi oleh jamur. Hal ini kemungkinan besar karena pengaruh hormonal.






C.  Bakteri
Penyakit akibat infeksi telah banyak dilaporkan menginfeksi ikan terlebih-lebih apabila ikan tersebut dibudidayakan pada tempat yang menggunakan sumber air dari perairan yang kaya akan bahan organik. Karena sifat bakteri akan lebih subur pertumbuhannya pada tempat bahan organik tinggi.
Secara umum, gejala akibat infeksi bakteri pada ikan dapat dibedakan menjadi empat macam, yakni :
  1. Peracute, ikan menglamai kematian tanpa gejala yang jelas.
  2. Acute, ikan yang terinfeksi menunjukkan gejala klinis terutama pendarahan (haemorrhage) pada insang, anus, organ dalam, pangkal sirip,, gembung perut, dan lain-lain.
  3. Sub-acute, ikan yang terinfeksi mengalami gejala agak ringan seperti luka.
  4. Chronic, ikan yang terinfeksi mengalami gejala : pada bagian eksternal umunya dijumpai borok, sedangkan pada bagian internal seperti infeksiMycobacterium dapat dijumpai bintil-bintil kecil berwarna putih yang sering disebut dengan tubercle/granuloma.
D.  Virus
Penyakit akibat infeksi virus telah banyak dilaporkan menginfeksi ikan terlebih-lebih apabila ikan tersebut dibudidayakan pada tempat yang menggunakan sumber air dari perairan yang kaya akan bahan organik. Biasanya insidensi penyakit virus berkaitan erat dengan perubahan suhu air.


II. Penyakit Non-Infeksi
A. Akibat Lingkungan
Penyakit akibat lingkungan pada ikan masih sering terjadi. Penyakit ini berdasarkan pada penyebabnya dibedakan menjadi 2 golongan yaitu yang disebabkan oleh faktor abiotik dan biotik.
1.  Faktor Abiotik
a. Suhu/temperatur
Selain suhu yang tinggi pada daerah tropis, masalah yang sering ditemukan adalah masalah perubahan suhu yang terlalu ekstrim akibat pengaruh musim, misalnya musim kemarau. Suhu rendah akan menyebabkan kecepatan metabolisme turun sehingga nafsu makan ikan jadi menurun.
Suhu dingin dibawah suhu optimum akan berpengaruh pada penekanan kekebalan pada ikan. Suhu optimum tersebut akan berbeda bagi masing-masing jenis ikan hias.
b. pH
pH air yang dibutuhkan oleh ikan akan bervariasi tergantung pada jenis ikan tersebut. Pada umunya ikan akan toleran terhadap range pH tertentu, misalnya untuk ikan hias jenis Koi dan koki range pH nya antara 6,2 sampai 9,2. pH air yang ekstrim dibawah atau diatas pH optimum akan mengakibatkan gangguan pada keshatan ikan. pH optimum akan bervariasi tergantung pada jenis ikan. Efek langsung dari pH rendah dan pH yang terlalu tinggi adalah berupa kerusakan sel epitel, baik kulit maupun insang, hal ini akan mengganggu pada proses penyerapan oksigen terutama bagi ikan yang bernafas dengan menggunakan insang.
c. Kesadahan
Kesadahan pada lingkungan pembudidaya ikan hias dikenal dengan istilah air lunak dan air keras. Nilai kesadahan air pada air biasanya ditentukan dengan kandungan kalsium karbonat atau magnesium. Tingkatan nilai kesadahan untuk air dapat dibedakan menjadi air yang lunak (kesadahan rendah), air yang sedang, dan air yang keras atau kesadahan tinggi dan sangta keras. Tiap jenis ikan terutama ikan hias memerlukan kesadahan air yang tidak sama. Ikan neon tetra misalnya memerlukan kesadahan air yang rendah apabila dibandingkan dengan ikan hias dari golongan siklid.
d. Bahan cemaran
Bahan cemaran biasanya berasal dari sumber air yang digunakan pada suatu usaha budidaya ikan terutama, yang menggunakan sumber air dari sungai atau perairan umum lainnya.
Cemaran bisa berasal dari   limbah domestik maupun limbah industri. Bahan cemaran dapat berupa bahan beracun dan logam berat. Bahan cemaran tersebut secara langsung dapat mematikan atau bisa juga melemahkan ikan. Pada cemaran konsentrasi rendah yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan efek yang tidak mematikan ikan tetapi mengganggu proses kehidupan ikan (sublethal) hal ini akan mengganggu kesehatan ikan. Pada kondisi demikian ikan akan mudah terinfeksi oleh segala macam penyakit-penyakit misalnya penyakit akibat infeksi jamur dan bakteri.

2. Faktor Abiotik
Algae yang menutupi permukaan air akan mengganggu proses pernafasan ikan. Sedangkan algae yang tumbuh dalam air akan berpengaruh pada pergerakan ikan. Ikan akan terperangkap pada algae tersebut. Selain itu algae sel tunggal yang berupa filament akan masuk kedalam lembar insang dan akan mengganggu pada proses pernafasan ikan, sehingga ikan lama kelamaan akan mengalami kekurangan oksigen.
Beberapa algae yang biasanya tumbuh berlebih (blooming) akan berpengaruh pada pengurangan kandungan oksigen dalam air baik dari aktivitas fotosintesa terutama pada waktu malam hari. Akibat dari aktivitas pembusukan algae akan menimbulkan bahan beracun seperti amoniak. Selain itu beberapa algae akan bersifat racun bagi ikan misalnya dari jenis Mycrocystis aeruginosa.

B. Penyakit Nutrisi
Pakan ikan harus mengandung cukup protein karena protein yang dibutuhkan oleh ikan relatif tinggi. Kekurangan protein akan menurunkan daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit. Selain itu pertumbuhan juga terganggu.  Kekurangan vitamin pada ikan juga mengakibatkan kelainan2 pada tubuh ikan, baik kelainan bentuk tubuh atau kelainan fungsi fisiologi.
KekuranganVit. A, akibatnya :
  • Pertumbuhan lambat;
  • Kornea mata jadi lunak, mata menonjol, kebutaan;
  • Pendarahan pada kulit dan ginjal.
 KekuranganVit. B1, akibatnya :
  • Ikan lemah, kekurangan nafsu makan;
  • Timbulnya pendarahan atau penyumbatan pembuluh darah;
  • Abnormalitas gerakan yaitu kehilangan keseimbangan;
  • Ikan warna pucat.
KekuranganVit. B2, akibatnya :
  • Mata ikan keruh, pendarahan pada mata, lama2 kebutaan;
  • Nafsu makan hilang;
  • Ikan warna gelap;
  • Pertumbuhan lamban;
  • Pendarahan timbul pada kulit dan sirip.
KekuranganVit. B6, akibatnya :
  • Frekwensi pernafasan meningkat;
  • Ikan kehilangan nafsu makan;
  • Ikan mengalami kekurangan darah.
Vitamin  C sangat berperan dalam pembentukan kekebalan tubuh oleh karena itu kekurangan vit C yang berlangsung lama akan mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh.   
KekuranganVit. C, akibatnya :
  • Ikan warna lebih gelap;
  • Pendarahan terjadi pada kulit, hati, ginjal;
  • Selain itu kekurangan vit C menyebabkan terjadi kelainan pada tulang belakang bengkok arah samping (scoliosis), bengkok arah atas dan bawah (lordosis). Untuk menanggulangi akibat kekurangan vit maka kita harus menambahkan beberapa vit pada pakan ikan.

C. Genetik
Perkawinan kekerabatan pada ikan    dapat menimbulkan masalah pada penurunan daya tahan tubuh terhadap infeksi suatu penyakit. Hal ini disebabkan karena miskinnya variasi genetik dalam tubuh ikan itu sendiri. Kelainan lain yang ditimbulkan karena perkawinan kekerabatan yaitu tutup insang tidak bisa tertutup dengan sempurna, sehingga hal tersebut akan mengganggu proses pernafasan ikan, lama kelamaan ikan mengalami kekurangan darah akibat rusaknya sistem pembuat darah karena minimnya oksigen yang dipasok pada jaringan pembuat darah.