Ikan lele yang biasa kita makan di warung pecel lele bisa menjadi pilihan hobi yang bisa menghasilkan pemasukan tambahan. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet(Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand),ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish.Hewan yang di Amerika Serikat disebut Cat Fish ini (bahkan ada filmnya lho. Judulnya Cat Fish, Anda harus lihat) ini benar-benar berpotensi memuaskan hobi memelihara binatang dan mendatangkan pemasukan tambahan bagi Anda.
Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.
Namun pertama-tama harus dipahami bahwa yang namanya beternak ikan itu tidak semahal yang kita kira. Kebanyakan orang memahami bahwa beternak ikan akan menguras waktu dan tenaga kita. Apalagi melihat kenyataan bahwa sekarang banyak peternak ikan yang salah memahami bahwa pakan ikan itu haruslah bikinan pabrik. Hal itu sebenarnya cerminan dari hegemoni (yeah…) peternak ikan yang memiliki modal besar dan bisa mengembangkan budidaya perikanan yang kuat dan seolah menjadi industri makanan raksasa.
Beberapa hal mendasar dalam beternak lele
Hal mendasar yang harus kita pikirkan adalah lahan budidaya perikanan. Yang dimaksud dengan lahan ini tidak sekedar sebuah kolam dengan air yang selalu mengalir, tapi juga sebuah lahan yang membuat usaha perikanan kita dapat berjalan dengan mandiri. Lahan usaha kita sebaiknya juga menjadi tempat yang mendukung usaha kita.
Setelah itu beberapa hal yang mesti kita ketahui sebelum memulai beternak lele, antara lain adalah bahwa pakan ikan bisa dibuat sendiri dan memanfaatkan lingkungan yang ada di sekitar kita. Keuntungan membuat pakan sendiri adalah kita jadi mengenal keanekaragaman hayati di sekitar kita untuk dimanfaatkan sebagai bahan pakan. Selain itu, ongkos produksi budidaya perikanan menjadi lebih murah. Karena kita tidak perlu tergantung terhadap pakan ikan bikinan pabrik. Beberapa bahan dasar pakan ikan yang bisa kita dapat dari sekitar kita adalah; katul, tepung ikan, tepung tapioca, daun pepaya, daun lamtoro, kanji, minyak goreng, dan antibiotik. Semua bahan itu tentunya bisa didapatkan dengan mudah di pasar, kan?
Dalam satu hari kita bisa membuat satu ton pakan ikan dan tidak perlu mengeluarkan biaya lebih banyak dibanding dengan kalau membeli pakan bikinan pabrik.
Kita juga kerap berasumsi bahwa kegiatan budidaya, baik pertanian dan perikanan, selalu menyita waktu banyak. Dengan pembagian waktu yang baik dan keinginan untuk melibatkan banyak orang dalam usaha kita, bisa dipastikan usaha kita akan berjalan lancar-lancar saja. Pada tahap awal budidaya, mungkin kita bisa melibatkan kawan-kawan atau orang terdekat kita. tapi ke depannya mungkin kita bisa melibatkan lebih banyak orang. Hal ini tentunya akan membuat kita mampu menyediakan lapangan pekerjaan baru, bukan?
Namun memang harus diakui bahwa modal memang penting. Tanpa modal yang cukup, kita tidak akan bisa memulai usaha baru kita ini. Beberapa poin di atas kiranya dapat membuat kita tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk memulai usaha. Berapa pastinya jumlah modal, tentu akan sangat tergantung dengan seberapa besar usaha kita ini. Jika pasar yang kita bidik terbatas (tingkat RT atau Kelurahan), tentunya kita tidak perlu mempersiapkan modal dalam jumlah besar. Berbeda tentunya jika kita ingin memasok kebutuhan lele untuk semua warung makan di kota kita.