Minggu, 19 Juni 2011

Penyakit Mulut dan Kuku pada Ternak


PENDAHULUAN
Penyakit mulut dan kuku atau FMD adalah penyakit yang sangat menular dan menyerang semua hewan berkuku genap. Ditandai dengan timbulnya lepuh dan erosi pada mukosa mulut, bagian moncong (terutama babi) pada kulit diantara kuku dan ambing.
Indonesia telah bebas PMK sejak tahun 1986 dan secara resmi diakui oleh OIE, resolusi OIE No.XI tahun 1990.

PENYEBAB
PMK disebabkan oleh virus yang termasuk genus aphthovirus dari famili dari Picornaviridae, dengan 7 serotipe yaitu ; O, A, C, Southern African Territories (SAT-1, SAT-2, SAT-3) dan Asia-1.
PENYEBARAN
PMK masih endemis dengan tingkat prevalensi tinggi di beberapa Negara Afrika, Timur Tengah, Asia dan Amerika Selatan.
Hewan ternak seperti sapi, kerbau, babi, kambing, domba termasuk hewan liar berkuku belah seperti Gajah peka terhadap PMK. Meskipun demikian sapi dan babi merupakan spesies hewan yang paling peka dan menampakkan gejala klinis yang paling berat.
Penularan paling utama lewat pernapasan disamping melalui makanan, vaksin, semen atau peralatan yang terkontaminasi dengan virus PMK.
Virus PMK mampu bertahan lama di pharing untuk jangka waktu yang lama. Pada sapi, virus PMK masih dapat dideteksi sampai 2 tahun setelah infeksi dan pada kambing sampai 6 bulan.
GEJALA PENYAKIT
SAPI
Gejala umum ditandai dengan kelesuan, gelisah, dehidrasi, produksi susu turun, demem mencapai 41ÂșC, hipersalivasi, nafsu makan turun, malas berdiri dan pincang.
alt

Tanda klinis yang khas adalah adanya lepuh-lepuh (vesikel) berisi cairan bening hingga kuning kemerahan, mudah terkelupas (erosi) yang sering ditemukan pada bagian lidah, bibir, mukosa pipi, gusi, langit-langit mulut, ujung kaki dan teracak serta ambing hewan betina.
Gejala klinis yang tampak dapat bervariasi dari ringan, sedang dan akut serta dapat diikut dengan kematian terutama pada hewan muda. Tingkat kematian pada hewan muda mencapai 50% sedangkan pada sapi dewasa berkisar 5%.

BABI
Gejala klinis yang mirip pada sapi tetapi gejala kepincangan lebih menonjol. Masa inkubasi antara 1-5 hari atau lebih lama lagi.

alt
PERUBAHAN PASCAMATI
Lepuh-lepuh yang terbentuk biasanya segera pecah dan meninggalkan luka erosi, berwarna merah dengan permukaan luka bergranuler. Lesi ini dapat dijumpai pada mukosa mulut, hidung, kulit antara kuku dan ambing.
Lesi pada saluran pencernaan antara lain dijumpai pada rumen, kadang-kadang dijumpai lesi pada perineum, vulva ataupun scrotum.
Tiger heart (lesi otot jantung berwarna putih keabuan) dapat terlihat pada anak sapi. Lesi pada lidah babi dan domba biasanya lebih kecil daripada lesi di sapi.
DIAGNOSIS
Gejala klinis PMK mirip dengan penyakit vesikuler maka konfirmasi laboratorium sangat diperlukan. Setiap hewan sakit dengan gejala klinis yang berhubungan dengan adanya lesi, lepuh pada mukosa mulut atau kuku harus segera dilaporkan.

DIAGNOSA BANDING
Lesi-lesi yang timbul berupa lepuh-lepuh pada mukosa mulut, lidah, kuku, ambing sulit untuk dibedakan dengan lesi-lesi yang terjadi akibat penyakit penyebab timbulnya lepuh lainnya seperti : vesicular stomatitis, swine vesicular disease, vesicular exathema, rinderpest dan malignant catarrhal fever.
JENIS SPESIMEN DAN CARA
PENGIRIMAN
Spesimen untuk diagnosis PMK meliputi cairan lepuh atau jaringan disekitarnya, darah juga perlu diambil. Cairan esofagus-faring perlu juga diambil dan dimasukkan dalam botol steril dengan menggunakan larutan 0,04 M phosphate buffer. Spesimen segera dikirim ke laboratorium dalamkeadaan segar dingin. Apabila tidak memungkinkan dapat dikirim dalam keadaan beku.
Untuk pemeriksaan secara histopatologis, spesimen yang diambil adalah limfoglandula, tyroid, ginjal, limpa dan jantung dalam larutan formlin buffer 10%.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Deteksi antigen PMK dilakukan dengan ELISA atau CFT, sedangkan isolasi virus dilakukan dengan kultur jaringan.
 * Disarikan oleh : joe-keswan’10