Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal dari holand (Belanda). Mawar yang banyak adalah tipe Hybrid Tea dan Medium,memiliki variasi warna bunga cukup banyak, mulai putih sampai merah padam dan tingkat roduktivitas tinggi: 120-280 kuntum bunga/m /tahun.
Varietas-varietas mawar hibrida (Hybrid Tea) yang telah ditanam di Indonesia antara lain : Coctail, Diplomat, Idole, Jacaranda, Laminuette, Osiana, Pareo, Samorai, Sonate de Meilland, Sonia, Sweet Sonia, Tineke, Vivaldi, White Success dan Yonina. Sedangkan mawar tipe Medium antara lain adalah Golden Times, Jaguar, Sissel, Laser, dan Kiss. Kelebihan varietas mawar hibrida adalah tahan lama dan warna-warninya menarik. Mawar tipe Hybrid Tea bertangkai bunga 80-120 cm, tipe Medium 40-60 cm.
Sedangkan beberapa varietas mawar introduksi yang dianjurkan untuk dibudidayakan didataran rendah antara lain: Cemelot, Frad Winds, Mr. Lincoln, dan Golden Lustee sebagai mawar bunga potong. Sedangkan varietas Folk Song, Khatherina Zeimet, Woborn Abbey dan Cimacan Salem untuk tanaman taman.
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), mawar diklasifasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa damascena Mill., R. multiflora Thunb., R. hybrida Hort., dan lain-lain.
Seperti budidaya tanaman pada umumnya, dalam membudidayakan Mawar ini ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar tanaman Mawar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Beberapa syarat tumbuh pada budidaya Mawar adalah
A. Iklim
Iklim itu sendiri terdiri dari beberapa faktor, yaitu :
Angin, dalam budidaya Mawar, angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar.
Curah hujan, bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik kisaran curah hujan adalah 1500-3000 mm/tahun. Sedangkan penyinaran matahari yang diperlukan oleh tanaman Mawar antara 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang dapat menyebabkan tanaman kering.
Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 %.
B. Media Tanam
Media tanam yang diperlukan dalam budidaya Mawar adalah sebagai berikut :
1. Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20-30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik.
2. Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik.
3. Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,5-7,0. Pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar. Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsur- unsur P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar.
C. Ketinggian Tempat
Mawar tumbuh baik pada:
1. Ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum 16-18 derajat C dan maksimum 28–30 derajat C.
2. Ketinggian 1100 m dpl, suhu udara minimum 14-16 derajat C, maksimum 24–27 derajat C.
3. Ketinggian 1400 m dpl, suhu udara minimum 13,7-15,6 derajat C dan maksimum 19,5-22,6 derajat C.
Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata-rata 1500 m dpl. Sehingga tanaman Mawar cocok dijadikan sebagai tanaman agrobisnis andalan.
Sumber : http://binaukm.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Kamis, 31 Mei 2012
Senin, 28 Mei 2012
Peluang Usaha Budidaya Mawar
Mawar (Rosa damascena Mill) merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau “Ratu Bunga” merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Bunga mawar tersendiri berkaitan erat dengan budaya di Indonesia, tidak hanya dinikmati keindahannya saja namun merupakan bagian dari adat budaya di Indonesia, seperti pada ritual siraman pada pesta pernikahan beberapa daerah di Indonesia, bunga tabur dsb.
Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis). Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal dari holand (Belanda). Mawar yang banyak adalah tipe Hybrid Tea dan Medium,memiliki variasi warna bunga cukup banyak, mulai putih sampai merah padam dan tingkat produktivitas tinggi: 120-280 kuntum bunga/m/tahun.
Ditinjau dari segi kegunaan/manfaatnya, Mawar mempunyai nilai ekonomi tersendiri. Pada umumnya Mawar dimanfaat untuk :
1. Tanaman hias di taman/halaman terbuka (out doors).
2. Tanaman hias dalam pot pengindah dan penyemarak ruang tamu ataupun koridor.
3. Dijadikan bunga tabur pada upacara kenegaraan atau tradisi ritual.
4. Diekstraksi minyaknya sebagai bahan parfum atau obat-obatan (pada skala penelitian di Puslitbangtri).
Bunga mawar mempunyai potensi ekonomi dan sosial yang tinggi. Salah satu negara produsen bunga-bungaan terbesar di dunia adalah Belanda. Diantara 10 jenis bunga potong Belanda, ternyata mawar menempati urutan teratas dan paling besar dalam peraihan (perolehan) devisa negara tersebut.
Peningkatan permintaan bunga potong dan tanaman hias terjadi di Indonesia, karena ekspor komoditas ini mengalami peningkatan demikian juga permintaan dalam negeri. Berarti prospek pengembangan budidaya mawar di negeri kita diperkirakan sangat cerah. Mawar diperdagangkan sebagai bunga potong, tabur dan tanaman pot.
Mengingat kepentingan nilai ekonomi dan meningkatnya permintaan bunga potong atupun tanaman hias di dalam dan luar negeri, maka pengembangan budidaya mawar perlu diarahkan untuk skala agribisnis yang sesuai dengan permintaan pasar.
Permintaan bunga mawar di pasar dalam negeri (domestik) cenderung meningkat, terutama di kota-kota besar. Jakarta menyerap bunga-bunga terbesar dengan omzet dan peredaran uang mencapai Rp 25,8 miliar per tahun. Permintaan bunga mawar ±20.000 kuntum per hari hal ini memberikan gambaran cerah bagi kalangan wirausahawan di berbagai daerah (wilayah) di Indonesia untuk mengelola agribisnis bunga mawar, terutama yang lokasinya strategis dekat dengan kota-kota besar. Sentra penanaman bunga potong, tabur dan tanaman pot di Indonesia dihasilkan dari daerah Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jakarta. Meskipun sudah ada yang membudidayakan bunga Mawar ini, peluang agribisnis Mawar ini masih memiliki potensi yang besar untuk terus ditingkatkan.
Sumber : http://binaukm.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis). Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal dari holand (Belanda). Mawar yang banyak adalah tipe Hybrid Tea dan Medium,memiliki variasi warna bunga cukup banyak, mulai putih sampai merah padam dan tingkat produktivitas tinggi: 120-280 kuntum bunga/m/tahun.
Ditinjau dari segi kegunaan/manfaatnya, Mawar mempunyai nilai ekonomi tersendiri. Pada umumnya Mawar dimanfaat untuk :
1. Tanaman hias di taman/halaman terbuka (out doors).
2. Tanaman hias dalam pot pengindah dan penyemarak ruang tamu ataupun koridor.
3. Dijadikan bunga tabur pada upacara kenegaraan atau tradisi ritual.
4. Diekstraksi minyaknya sebagai bahan parfum atau obat-obatan (pada skala penelitian di Puslitbangtri).
Bunga mawar mempunyai potensi ekonomi dan sosial yang tinggi. Salah satu negara produsen bunga-bungaan terbesar di dunia adalah Belanda. Diantara 10 jenis bunga potong Belanda, ternyata mawar menempati urutan teratas dan paling besar dalam peraihan (perolehan) devisa negara tersebut.
Peningkatan permintaan bunga potong dan tanaman hias terjadi di Indonesia, karena ekspor komoditas ini mengalami peningkatan demikian juga permintaan dalam negeri. Berarti prospek pengembangan budidaya mawar di negeri kita diperkirakan sangat cerah. Mawar diperdagangkan sebagai bunga potong, tabur dan tanaman pot.
Mengingat kepentingan nilai ekonomi dan meningkatnya permintaan bunga potong atupun tanaman hias di dalam dan luar negeri, maka pengembangan budidaya mawar perlu diarahkan untuk skala agribisnis yang sesuai dengan permintaan pasar.
Permintaan bunga mawar di pasar dalam negeri (domestik) cenderung meningkat, terutama di kota-kota besar. Jakarta menyerap bunga-bunga terbesar dengan omzet dan peredaran uang mencapai Rp 25,8 miliar per tahun. Permintaan bunga mawar ±20.000 kuntum per hari hal ini memberikan gambaran cerah bagi kalangan wirausahawan di berbagai daerah (wilayah) di Indonesia untuk mengelola agribisnis bunga mawar, terutama yang lokasinya strategis dekat dengan kota-kota besar. Sentra penanaman bunga potong, tabur dan tanaman pot di Indonesia dihasilkan dari daerah Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jakarta. Meskipun sudah ada yang membudidayakan bunga Mawar ini, peluang agribisnis Mawar ini masih memiliki potensi yang besar untuk terus ditingkatkan.
Sumber : http://binaukm.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Minggu, 27 Mei 2012
Tips Seputar Cucak Jenggot
Berikut ini adalah salah satu ulasan atau kita sebut saja tips perawatan burung cucak jenggot dengan ramuan tradisional yang dikutip dari forum kicaumania, mudah-mudahan bisa bermanfaat buat anda semuanya.
Mengatasi Cucak Jenggot yang kurang gacor, usia diatas 1 tahun :
Sediakan dua buah cepuk minuman di dalam kandangnya satu berisi air biasa dan satu lagi berisi madu.
Sebelum memberikan pisang pada Cucak jenggot anda terlebih dahulu pisangnya diolesi dengan madu, dan rutin memberikan EF berupa Jangkrik 1 ekor pagi sore yang kepalanya sudah dicopot dari badannya lalu dimasukan jahe yang dipotong seukuran voer biasa ke dalam tubuh jangkriknya, lihat perkembangannya dalam waktu 1 minggu.
Mempercepat mabung nyulam Cucak Jenggot :
Isi cepuk makanannya dengan voer dalam jumlah setengahnya lalu masukan susu bubuk dengan ukuran setengahnya lagi dan diaduk hingga merata.
Untuk minuman bisa diberikan air biasa tetapi untuk EFnya diberikan lebih banyak dari yang biasanya.
Sewaktu menjemur burung, kandang terlebih dahulu dikerodong setengahnya lalu kain kerodong disemprot dengan sprayer agar terjadi proses penguapan didalam kandang sehingga membuat tubuh Cucak Jenggot menjadi tetap hangat dan bukan kepanasan karena penjemuran.
Full kerodong pada menjelang petang dan malam hari.
Membuat jernih suara burung Cucak Jenggot:
Selama 2 x seminggu air minumnya diganti dengan air larutan cap K3 atau dengan air teh yang tidak begitu manis dicampur dengan potongan perasan air jeruk nipis.
Menjaga kondisi dan kesehatan Cucak Jenggot :
Tiap 1 bulan sekali, sediakan jahe, kencur, dan kunyit masing2 a @1 ruas jari jempol.
ketiga bahan tadi diparut halus, kemudian diperas airnya.
campurkan perasan tadi ke dalam cepuk air minum.
Jika burung tidak mau meminum ramuan tersebut bisa dengan cara :
Selama menjemur burung ambil semua makanan dan minuman yang ada dalam kandang termasuk buah-buahan (pisang), setelah proses penjemuran selesai langsung berikan cepuk minum yang berisi ramuan tersebut. Akan lebih baik lagi jika ramuan tersebut dicampur dengan madu.
Sumber : http://burunglokal.blogspot.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Mengatasi Cucak Jenggot yang kurang gacor, usia diatas 1 tahun :
Sediakan dua buah cepuk minuman di dalam kandangnya satu berisi air biasa dan satu lagi berisi madu.
Sebelum memberikan pisang pada Cucak jenggot anda terlebih dahulu pisangnya diolesi dengan madu, dan rutin memberikan EF berupa Jangkrik 1 ekor pagi sore yang kepalanya sudah dicopot dari badannya lalu dimasukan jahe yang dipotong seukuran voer biasa ke dalam tubuh jangkriknya, lihat perkembangannya dalam waktu 1 minggu.
Mempercepat mabung nyulam Cucak Jenggot :
Isi cepuk makanannya dengan voer dalam jumlah setengahnya lalu masukan susu bubuk dengan ukuran setengahnya lagi dan diaduk hingga merata.
Untuk minuman bisa diberikan air biasa tetapi untuk EFnya diberikan lebih banyak dari yang biasanya.
Sewaktu menjemur burung, kandang terlebih dahulu dikerodong setengahnya lalu kain kerodong disemprot dengan sprayer agar terjadi proses penguapan didalam kandang sehingga membuat tubuh Cucak Jenggot menjadi tetap hangat dan bukan kepanasan karena penjemuran.
Full kerodong pada menjelang petang dan malam hari.
Membuat jernih suara burung Cucak Jenggot:
Selama 2 x seminggu air minumnya diganti dengan air larutan cap K3 atau dengan air teh yang tidak begitu manis dicampur dengan potongan perasan air jeruk nipis.
Menjaga kondisi dan kesehatan Cucak Jenggot :
Tiap 1 bulan sekali, sediakan jahe, kencur, dan kunyit masing2 a @1 ruas jari jempol.
ketiga bahan tadi diparut halus, kemudian diperas airnya.
campurkan perasan tadi ke dalam cepuk air minum.
Jika burung tidak mau meminum ramuan tersebut bisa dengan cara :
Selama menjemur burung ambil semua makanan dan minuman yang ada dalam kandang termasuk buah-buahan (pisang), setelah proses penjemuran selesai langsung berikan cepuk minum yang berisi ramuan tersebut. Akan lebih baik lagi jika ramuan tersebut dicampur dengan madu.
Sumber : http://burunglokal.blogspot.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Memelihara Burung Cucak Jenggot
Burung Cucak Jenggot umumnya digunakan sebagai burung master. Tetapi banyak juga yang menjadikan burung ini menjadi burung lapangan yang selalu mendulang prestasi dan penyumbang poin dalam suatu lomba. Pamornya makin menanjak seiring dengan ramainya lomba burung berkicau di Tanah Air. Memelihara dan merawat burung jenis ini sangatlah mudah.
KARAKTER DASAR BURUNG CUCAK JENGGOT
Non fighter.
Burung ini bukanlah burung petarung, daya tarung yang ada pada burung ini cenderung akibat tingkat birahi pada level tertentu yang akan membuat burung ini menjaga daerah teritorialnya.
Mudah jinak.
Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia.
Agresor.
Apabila disekitarnya ada suara burung lain yang memiliki frekuensi tinggi, burung ini langsung menimpali.
PEMILIHAN BAHAN BURUNG CUCAK JENGGOT YANG BAIK
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung Cucak Jenggot.
Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
Rajin bunyi, ini menandakan burung tersebut memiliki prospek yang cerah.
Warna bulu tegas dan kering, diyakini memiliki irama lagu yang sangat panjang.
Memiliki Jambul dan Jenggot yang lebih besar. Burung akan mempunyai wibawa yang besar apabila berhadapan dengan burung Cucak Jenggot lain.
MAKANAN YANG SESUAI UNTUK BURUNG CUCAK JENGGOT
Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu 12%-18%), belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Cucak Jenggot. Voer diberikan sebagai pelengkap kebutuhan nutrisinya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.
Buah Segar, burung ini sangat menyukai buah Pepaya, Pisang Kepok Putih, Apel, Pir, Tomat dan beberapa buah lainnya. Sebaiknya perbanyak pemberian buah Pepaya, karena buah Pepaya mengandung vitamin C yang tinggi sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Disamping itu, buah Pepaya sangat mudah dicerna dan sangat cocok dengan sistem metabolisme rata-rata burung pemakan buah.
EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
PERAWATAN DAN STELAN HARIAN
Perawatan harian untuk burung Cucak Jenggotrelatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Berikut ini Pola Perawatan harian dan Stelan Harian untuk burung Cucak Jenggot:
* Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
* Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer, Air Minum dan buah segar.
* Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
* Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
* Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
* Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung Cucak Jenggotlain.
* Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
* Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
* Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
PENTING
Kroto segar diberikan 1 sendok teh maksimal 3x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi, hari Kamis pagi dan hari Sabtu pagi.
Ulat Hongkong dapat diberikan 5 ekor 3x seminggu.
Buah Segar diberikan rutin setiap hari, dengan format: Hari Senin sampai hari Kamis berikan buah Pepaya, hari Jum'at dan hari Sabtu berikan Apel atau Pisang atau buah lainnya.
Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
Berikan buah pisang yang yang telah diolesi Madu setiap hari Sabtu.
PENANGANAN APABILA KONDISINYA OVER BIRAHI
Pangkas porsi Jangkrik menjadi 1 pagi dan 1 sore
Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
PENANGANAN APABILA KONDISINYA DROP
Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi 5x seminggu
Mandi dibuat 3 hari sekali saja
Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
PERAWATAN DAN STELAN UNTUK LOMBA
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Cucak Jenggot:
H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 10 ekor pagi dan 6 ekor sore.
H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
1 Jam sebelum di gantang lomba, berikan Jangkrik 2 ekor dan Ulat Hongkong 10-20 ekor.
Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 1 ekor lagi.
PENTING
Jangan memandikan burung pada saat di lapangan, karena dapat membuat birahi burung tersebut menjadi sangat tidak stabil.
Berikan kesempatan pada burung untuk beradaptasi sebentar pada suasana lapangan, agar burung tidak kaget.
PERAWATAN DAN STELAN PASCA LOMBA
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan pasca Lomba untuk burung Cucak Jenggot:
Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian.
Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
PERAWATAN DAN STELAN PADA MASA MABUNG
Mabung (Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung menjadi rusak. Pada masa mabung ini, metabolisme tubuh burung meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu, burung butuh asupan nutrisi yang berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal. Hindari mempertemukan burung dengan burung sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu. Dampak dari ini adalah ketidak seimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.
Berikut ini Pola Perawatan masa mabung:
* Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
* Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari
* Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: Stelan Jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, Kroto 1 sendok makan setiap pagi dan Ulat Hongkong 3 ekor setiap pagi.
* Berikan Multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu.
* Perbanyak pemberian buah pepaya, karena buah pepaya sangat mudah dicerna sehingga melancarkan proses metabolisme tubuh burung. Disamping itu buah Pepaya banyak mengandung banyak vitamin C yang akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh burung.
* Lakukan pemasteran. Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.
Sumber : http://tipspetani.blogspot.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
KARAKTER DASAR BURUNG CUCAK JENGGOT
Non fighter.
Burung ini bukanlah burung petarung, daya tarung yang ada pada burung ini cenderung akibat tingkat birahi pada level tertentu yang akan membuat burung ini menjaga daerah teritorialnya.
Mudah jinak.
Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia.
Agresor.
Apabila disekitarnya ada suara burung lain yang memiliki frekuensi tinggi, burung ini langsung menimpali.
PEMILIHAN BAHAN BURUNG CUCAK JENGGOT YANG BAIK
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung Cucak Jenggot.
Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
Rajin bunyi, ini menandakan burung tersebut memiliki prospek yang cerah.
Warna bulu tegas dan kering, diyakini memiliki irama lagu yang sangat panjang.
Memiliki Jambul dan Jenggot yang lebih besar. Burung akan mempunyai wibawa yang besar apabila berhadapan dengan burung Cucak Jenggot lain.
MAKANAN YANG SESUAI UNTUK BURUNG CUCAK JENGGOT
Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu 12%-18%), belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Cucak Jenggot. Voer diberikan sebagai pelengkap kebutuhan nutrisinya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.
Buah Segar, burung ini sangat menyukai buah Pepaya, Pisang Kepok Putih, Apel, Pir, Tomat dan beberapa buah lainnya. Sebaiknya perbanyak pemberian buah Pepaya, karena buah Pepaya mengandung vitamin C yang tinggi sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Disamping itu, buah Pepaya sangat mudah dicerna dan sangat cocok dengan sistem metabolisme rata-rata burung pemakan buah.
EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
PERAWATAN DAN STELAN HARIAN
Perawatan harian untuk burung Cucak Jenggotrelatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Berikut ini Pola Perawatan harian dan Stelan Harian untuk burung Cucak Jenggot:
* Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
* Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer, Air Minum dan buah segar.
* Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
* Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
* Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
* Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung Cucak Jenggotlain.
* Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
* Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
* Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
PENTING
Kroto segar diberikan 1 sendok teh maksimal 3x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi, hari Kamis pagi dan hari Sabtu pagi.
Ulat Hongkong dapat diberikan 5 ekor 3x seminggu.
Buah Segar diberikan rutin setiap hari, dengan format: Hari Senin sampai hari Kamis berikan buah Pepaya, hari Jum'at dan hari Sabtu berikan Apel atau Pisang atau buah lainnya.
Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
Berikan buah pisang yang yang telah diolesi Madu setiap hari Sabtu.
PENANGANAN APABILA KONDISINYA OVER BIRAHI
Pangkas porsi Jangkrik menjadi 1 pagi dan 1 sore
Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
PENANGANAN APABILA KONDISINYA DROP
Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi 5x seminggu
Mandi dibuat 3 hari sekali saja
Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
PERAWATAN DAN STELAN UNTUK LOMBA
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Cucak Jenggot:
H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 10 ekor pagi dan 6 ekor sore.
H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
1 Jam sebelum di gantang lomba, berikan Jangkrik 2 ekor dan Ulat Hongkong 10-20 ekor.
Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 1 ekor lagi.
PENTING
Jangan memandikan burung pada saat di lapangan, karena dapat membuat birahi burung tersebut menjadi sangat tidak stabil.
Berikan kesempatan pada burung untuk beradaptasi sebentar pada suasana lapangan, agar burung tidak kaget.
PERAWATAN DAN STELAN PASCA LOMBA
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan pasca Lomba untuk burung Cucak Jenggot:
Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian.
Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
PERAWATAN DAN STELAN PADA MASA MABUNG
Mabung (Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung menjadi rusak. Pada masa mabung ini, metabolisme tubuh burung meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu, burung butuh asupan nutrisi yang berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal. Hindari mempertemukan burung dengan burung sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu. Dampak dari ini adalah ketidak seimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.
Berikut ini Pola Perawatan masa mabung:
* Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
* Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari
* Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: Stelan Jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, Kroto 1 sendok makan setiap pagi dan Ulat Hongkong 3 ekor setiap pagi.
* Berikan Multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu.
* Perbanyak pemberian buah pepaya, karena buah pepaya sangat mudah dicerna sehingga melancarkan proses metabolisme tubuh burung. Disamping itu buah Pepaya banyak mengandung banyak vitamin C yang akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh burung.
* Lakukan pemasteran. Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.
Sumber : http://tipspetani.blogspot.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Jumat, 25 Mei 2012
Prospek Budidaya Ternak Burung Lovebird
Segmen pasar burung love bird di Madiun dan sekitarnya, menggeliat dalam beberapa bulan terakhir ini. Namun di balik itu, muncul kekhawatiran booming produksi dan harganya jatuh ke titik terendah.
Pengamatan di Pasar Burung Srijaya Madiun, misalnya, hampir setiap ekor love bird yang terpajang di kios ludes dilamar penggemar. Padahal, jika menilik harga yang ditawarkan, bisa dibilang selangit. Untuk love bird jenis biasa non klep, diperjual belikan dengan harga Rp 350 ribu.
Sementara love bird jenis klep, di atas Rp 750 ribuan. Love bird jenis albino misalnya, dihargai Rp 800-an. Spasang siap ternak bisa tembus Rp 2,5 jutaan. Jenis lotino mata hitam dan merah tetap jadi icon love bird. Harganya makin selangit. Rata-rata di atas Rp 1 jutaan ke atas.”Pasaran love bird memang lagi bagus dalam beberapa bulan terakhir ini. Penggemarnya juga semakin banyak,” ujar Agus, pedagang burung Pasar Burung Srijaya Madiun.
Namun di balik tingginya permintaan dan harga love bird saat ini, muncul bayang-bayang kekhawatiran di kalangan penggemar. Yakni terjadi booming produksi lantas permintaan turun drastic dan harga hancur ke titik terendah. Seperti yang terjadi pada kenari. Prediksi ini serta mert dibantah pedagang. Diakui, dulu love bird memang sempat booming, lantaran muda diternak.”Namun itu hanya untuk love bird jenis biasa non klep,” ungkap pedagang. Khusus untuk love bird dengan icon tinggi, seperti albino dan lotino, diyakini tetap akan bertahan. Kalau toh harganya turun, tidak akan sampai ke titik terendah. (elpos)
Sumber : http://budidayanews.blogspot.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Pengamatan di Pasar Burung Srijaya Madiun, misalnya, hampir setiap ekor love bird yang terpajang di kios ludes dilamar penggemar. Padahal, jika menilik harga yang ditawarkan, bisa dibilang selangit. Untuk love bird jenis biasa non klep, diperjual belikan dengan harga Rp 350 ribu.
Sementara love bird jenis klep, di atas Rp 750 ribuan. Love bird jenis albino misalnya, dihargai Rp 800-an. Spasang siap ternak bisa tembus Rp 2,5 jutaan. Jenis lotino mata hitam dan merah tetap jadi icon love bird. Harganya makin selangit. Rata-rata di atas Rp 1 jutaan ke atas.”Pasaran love bird memang lagi bagus dalam beberapa bulan terakhir ini. Penggemarnya juga semakin banyak,” ujar Agus, pedagang burung Pasar Burung Srijaya Madiun.
Namun di balik tingginya permintaan dan harga love bird saat ini, muncul bayang-bayang kekhawatiran di kalangan penggemar. Yakni terjadi booming produksi lantas permintaan turun drastic dan harga hancur ke titik terendah. Seperti yang terjadi pada kenari. Prediksi ini serta mert dibantah pedagang. Diakui, dulu love bird memang sempat booming, lantaran muda diternak.”Namun itu hanya untuk love bird jenis biasa non klep,” ungkap pedagang. Khusus untuk love bird dengan icon tinggi, seperti albino dan lotino, diyakini tetap akan bertahan. Kalau toh harganya turun, tidak akan sampai ke titik terendah. (elpos)
Sumber : http://budidayanews.blogspot.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Kamis, 24 Mei 2012
Sansevieria atau Lidah Mertua Tumbuhan Penyerap Racun
Sansevieria atau lidah mertua merupakan salah satu tumbuhan yang mampu menyerap racun (polutan) berbahaya di udara. Tanaman sansevieria atau Lidah Mertua mampu bertindak sebagai pembersih udara dengan menyerap dan menetralisir polutan (racun) dari udara.
Tanaman penyerap racun yang mempunyai bentuk khas dan mudah dikenali ini merupakan sebuah genus dengan nama Sansevieria yang terdiri atas sekitar 70 spesies (jenis).
Selain dikenal dengan Sansevieria, tanaman ini dikenal juga dengan nama lidah mertua atau lidah jin. Nama tumbuhan ini dalam bahasa Inggris, selain dikenal dengan Sansevieria juga dinamai snake plant, mother-in-law´s tongue, devil’s tongue, jinn’s tongue, dan bow string hemp.
Diskripsi Tumbuhan Sansevieria.
Secara umum sansevieria (lidah mertua) dapat dikelompokkan menjadi dua jenis. Jenis dengan daun pendek (sekitar 8 cm) dan jenis dengan daun panjang (50-70 cm).
Sansevieria memiliki daun yang berwarna beragam, mulai hijau tua, hijau muda, hijau abu-abu, perak, dan warna kombinasi putih kuning atau hijau kuning. Motif alur atau garis-garis yang terdapat pada helai daun juga bervariasi, ada yang mengikuti arah serat daun, tidak beraturan, dan ada juga yang zig-zag.
Ciri sansevieria (lidah mertua) secara umum lainnya memiliki rimpang, berdaun tebal, serta ujung daunnya runcing atau berduri. Mampu menyimpan air dalam jumlah yang banyak pada seluruh bagian tubuh. Mampu hidup di daerah yang kering dan tandus sekalipun.
Macam jenis sansevieria bisa mencapai 70 spesies. Bahkan jika termasuk jenis hibrida macamnya bisa mencapai dua kali lipat lebih. Beberapa spesies sansevieria antara lain; Sansevieria angustiflora , S. cylindrica, S. dawei, S. ehrenbergii, S. grandis, S. hyacinthoides, S. kirkii, S. metallica, S. trifasciata, dan lain-lain.
Tumbuhan Penyerap Racun.
Sansevieria atau lidah mertua merupakan salah satu tanaman istimewa lantaran mempunyai kemampuan sebagai penyerap racun (polutan) di udara. Berbagai jenis racun yang mampu diserap oleh Sansevieria antara lain karbonmonoksida, nikotin, benzene, formaldehyde, trichloroethylene, hingga dioksin.
Berdasarkan penelitian Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA; National Aeronautics and Space Administration), sansevieria atau lidah mertua mempunyai kemampuan menyerap hingga 107 jenis unsur berbahaya (racun atau polutan). Riset lainnya menyimpulkan bahwa dengan 5 helai daun sansevieria dewasa mampu menyerap dan membersihkan ruangan seluas 100 m3 dari berbagai jenis polutan.
Manfaat Lain Lidah Mertua.
Selain sebagai tumbuhan penyerap racun, Sansevieria atau lidah mertua ternyata mempunyai berbagai khasiat lain. Manfaat itu antara lain seperti; penutup luka, antiseptik, obat wasir, cacar, cacing, penyakit mata dan telinga, dan juga sebagai bahan minuman penyegar tubuh. Beberapa jenis sansevieria juga berkhasiat sebagai anti malaria, anticendawan, antikolesterol, sampai antikanker.
Menilik manfaat dan kemampuan sansevieria sebagai tanaman penyerap racun, keknya tumbuhan ini wajib ditanam terutama buat yang tinggal di daerah perkotaan dengan tingkat pencemaran udara yang tinggi. Apalagi tanaman ini dapat juga ditanam di pot dalam ruangan sekalipun.
Klasifikasi ilmiah:
Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Ordo: Asparagales; Famili: Asparagaceae; Genus: Sansevieria.
Referensi dan gambar:
www.theplantlist.org/browse/A/Asparagaceae/Sansevieria/
en.wikipedia.org/wiki/Sansevieria
commons.wikimedia.org/wiki/Category:Sansevieria
alamendah.wordpress.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Tanaman penyerap racun yang mempunyai bentuk khas dan mudah dikenali ini merupakan sebuah genus dengan nama Sansevieria yang terdiri atas sekitar 70 spesies (jenis).
Selain dikenal dengan Sansevieria, tanaman ini dikenal juga dengan nama lidah mertua atau lidah jin. Nama tumbuhan ini dalam bahasa Inggris, selain dikenal dengan Sansevieria juga dinamai snake plant, mother-in-law´s tongue, devil’s tongue, jinn’s tongue, dan bow string hemp.
Diskripsi Tumbuhan Sansevieria.
Secara umum sansevieria (lidah mertua) dapat dikelompokkan menjadi dua jenis. Jenis dengan daun pendek (sekitar 8 cm) dan jenis dengan daun panjang (50-70 cm).
Sansevieria memiliki daun yang berwarna beragam, mulai hijau tua, hijau muda, hijau abu-abu, perak, dan warna kombinasi putih kuning atau hijau kuning. Motif alur atau garis-garis yang terdapat pada helai daun juga bervariasi, ada yang mengikuti arah serat daun, tidak beraturan, dan ada juga yang zig-zag.
Ciri sansevieria (lidah mertua) secara umum lainnya memiliki rimpang, berdaun tebal, serta ujung daunnya runcing atau berduri. Mampu menyimpan air dalam jumlah yang banyak pada seluruh bagian tubuh. Mampu hidup di daerah yang kering dan tandus sekalipun.
Macam jenis sansevieria bisa mencapai 70 spesies. Bahkan jika termasuk jenis hibrida macamnya bisa mencapai dua kali lipat lebih. Beberapa spesies sansevieria antara lain; Sansevieria angustiflora , S. cylindrica, S. dawei, S. ehrenbergii, S. grandis, S. hyacinthoides, S. kirkii, S. metallica, S. trifasciata, dan lain-lain.
Tumbuhan Penyerap Racun.
Sansevieria atau lidah mertua merupakan salah satu tanaman istimewa lantaran mempunyai kemampuan sebagai penyerap racun (polutan) di udara. Berbagai jenis racun yang mampu diserap oleh Sansevieria antara lain karbonmonoksida, nikotin, benzene, formaldehyde, trichloroethylene, hingga dioksin.
Berdasarkan penelitian Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA; National Aeronautics and Space Administration), sansevieria atau lidah mertua mempunyai kemampuan menyerap hingga 107 jenis unsur berbahaya (racun atau polutan). Riset lainnya menyimpulkan bahwa dengan 5 helai daun sansevieria dewasa mampu menyerap dan membersihkan ruangan seluas 100 m3 dari berbagai jenis polutan.
Manfaat Lain Lidah Mertua.
Selain sebagai tumbuhan penyerap racun, Sansevieria atau lidah mertua ternyata mempunyai berbagai khasiat lain. Manfaat itu antara lain seperti; penutup luka, antiseptik, obat wasir, cacar, cacing, penyakit mata dan telinga, dan juga sebagai bahan minuman penyegar tubuh. Beberapa jenis sansevieria juga berkhasiat sebagai anti malaria, anticendawan, antikolesterol, sampai antikanker.
Menilik manfaat dan kemampuan sansevieria sebagai tanaman penyerap racun, keknya tumbuhan ini wajib ditanam terutama buat yang tinggal di daerah perkotaan dengan tingkat pencemaran udara yang tinggi. Apalagi tanaman ini dapat juga ditanam di pot dalam ruangan sekalipun.
Klasifikasi ilmiah:
Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Ordo: Asparagales; Famili: Asparagaceae; Genus: Sansevieria.
Referensi dan gambar:
www.theplantlist.org/browse/A/Asparagaceae/Sansevieria/
en.wikipedia.org/wiki/Sansevieria
commons.wikimedia.org/wiki/Category:Sansevieria
alamendah.wordpress.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Rabu, 23 Mei 2012
Cara Ternak Ikan Gabus
Ikan gabus merupakan ikan air tawar liar dan predator benih yang rakus dan sangat ditakuti pembudidaya ikan. Ikan ini merupakan ikan buas (carnivore yang bersifat predator). Di alam, ikan gabus tidak hanya memangsa benih ikan tetapi juga ikan dewasa dan serangga air lainnya termasuk kodok. Bahkan di Kalimantan pernah dilaporkan gabus memangsa anak bebek. Ini masuk akal karena di sungai dan di rawa-rawa Kalimantan terdapat jenis gabus berukuran besar (gabus toman/aruan dan sejenisnya).
Ikan gabus dikenal dengan banyak nama. Ada yang menyebutnya sebagai aruan, haruan (Melayu dan Banjar), kocolan (Betawi); bayong, bogo, licingan, kutuk (Jawa); dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris, belut juga disebut dengan berbagai nama, seperti common snakehead, snake-head murrel, chevron snakehead, striped snakehead juga aruan. Name ilmiahnya adalah Channa striata (Bloch, 1793) dan ada yang menyebutnya Ophiocephalus striatus.
Kelas: Pisces
Subkelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Channidaeae
Genus: Channa
Species: Channa sriata/ Ophiocephalus striatus
Ada beberapa jenis gabus. Channa striata merupakan jenis ikan gabus yang banyak ditemui dan memiliki ukuran tubuh relatif kecil. Jenis lain adalah gabus toman Channa micropeltes dan Channa pleuropthalmus. Gabus toman merupakan jenis gabus yang berukuran tubuh besar, mencapai panjang 1 meter dengan berat 5 kg.
Ikan gabus memiliki kepala berukuran besar dan agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead). Terdapat sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh berbentuk bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali atau torpedo. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecokelatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata).Warna ini sering kali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam.
Ikan gabus biasa ditemukan di perairan umum sebagai ikan liar. Banyak ditangkap di danau, rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Di Indonesia, ikan gabus awalnya hanya terdapat di barat garis Wallacea (Sumatera, Jawa, dan Kalimantan). Namun dalam perjalanan waktu, ikan gabus diintroduksi (dimasukkan) ke wilayah Indonesia Timur.
Pada beberapa daerah yang dilalui aliran sungai besar seperti di Sumatera dan Kalimantan, ikan gabus seringkali terbawa banjir ke parit-parit di sekitar rumah, atau memasuki kolam-kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama yang memangsa ikan-ikan peliharaan. Jika sawah, kolam atau parit mengering, ikan ini akan berupaya pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan mengubur diri di dalam lumpur hingga tempat itu kembali berair. Oleh sebab itu ikan ini acap kali ditemui "berjalan" di daratan—khususnya di malam hari di musim kemarau—mencari tempat lain yang masih berair. Ikan gabus bisa bertahan hidup tanpa air karena bisa bernapas menyerap oksigen bebas menggunakan alat bantu pernapasan berupa "labirin".
Pengendalian
Biasanya ikan ini menyambar mangsa di permukaan sehingga jika masuk ke kolam ikan yang lain kehadirannya dapat segera diketahui. lkan gabus yang akan menyambar mangsa biasanya berdiam diri di sekitar tanaman air (sehingga tidak terlihat oleh mangsanya) dan secara tiba-tiba meluncur cepat ke arah mangsanya dan langsung menelannya. Mulutnya yang besar memungkinkan untuk itu.
Pada musim kawin, ikan gabus jantan dan betina bekerjasama menyiapkan sarang di antara tumbuhan di tepi air. Anak-anak ikan berwarna jingga merah bergaris hitam, berenang dalam kelompok yang bergerak bersama-sama kian kemari untuk mencari makanan. Kelompok muda ini dijaga oleh induknya. Ini merupakan saat yang paling baik untuk menangkap/mengusir gabus dari kolam.
Untuk mencegah masuknya gabus ke kolam, pada saat pengolahan, dasar kolam harus benar-benar kering sampai retak-retak sehingga tidak memungkinkan gabus bertahan hidup. Biarkan dasar kolam dijemur sinar matahari selama beberapa hari. Pada bagian saluran pemasukan, dipasang saringan dari ijuk yang sangat rapat sehingga benih dan telur gabus tidak ikut masuk ke kolam bersama aliran air.
Jika di dalam kolam sudah terdapat ikan gabus, harus segera ditangkap. Biasanya populasinya tidak begitu banyak. Gabus dapat dipancing dengan mengggunakan umpan berupa ikan kecil, anak kodok atau eating. Cara pemancingannya cukup unik, yaitu dengan menggerak-gerakkan umpan di permukaan air. Umpan yang bergerak biasanya disambar gabus karena disangka mangsanya. Gabus yang tertangkap dapat dikonsumsi karena memang rasanya enak dan menjadi makanan favorit di beberapa daerah baik dalam bentuk segar maupun kering/asin.
Ikan inipun mudah sekali didapat, bisa dibeli di pasar, bahkan di warung-warung sekitar tempat tinggal. Namun apakah mereka tahu asal-usul ikan tersebut. Tentu saja tidak semua orang tahu, termasuk cara budidayanya. Inilah yang akan dikupas dalam artikel ini.
Soal asal usul.
Ternyata ikan gabus adalah ikan asli Indonesia. Hidup di perairan sekitar kita, di rawa, di waduk dan di sungai-sungai yang airnya tenang. Namun ikan gabus yang bisa dibeli di pasar-pasar dan warung-warung, kemungkinan besar dari Kalimantan. Karena pulau itulah yang kini menjadi pemasok terbesar untuk pasar-pasar seluruh Indonesia. Namun sayang, populasi ikan gabus di alam sudah mulai berkurang, sehingga budiadaya ikan ini perlu dikembangkan.
Lalu soal cara budidaya ikan gabus. Ternyata ikan inipun tidak susah. Tidak perlu dengan pemijahan buatan, cukup dengan pemijahan alami. Tentu saja hal ini disebabkan karena ikan gabus sudah akrab dengan perairan kita. Salah satu instansi perikanan yang sudah berhasil adalah Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin, Kalimantan Selatan. Artikel inipun diambil dari salah satu leafletnya.
Namun sebelum mengupas tentang cara budidayanya, alangkah lebih baiknya kita tahu dulu tentang biologinya, terutama habitat, kebiasaan hidup, kebiasaan makan dan sistematikanya. Di Kalimantan, ikan gabus banyak ditemukan di rawa-rawa daerah pedalaman, hidup di dasar perairan yang dangkal, bersifat carnivor atau pemakan daging, terutama ikan-ikan kecil yang mendekatinya. Ikan gabus bersifat musiman, memijah pada musim hujan dari Bulan Oktober hingga Desember.
Secara sistematika, seorang ahli perikanan, Kottelat (1993) memasukan kedalam : Kelas : Pisces; Ordo : Labyrinthycy; Famili : Chanidae; Genus : Channa; Spesies : Channa striata; sinonim dengan Ophiochephalus striatus. Ikan gabus memiliki nama lain, yaitu gabus isilah Indonesia, Haruan merupakan nama daerah Kalimantan. Sedangkan dalam Bahasa Inggeri disebut Snaka Head Fish.
BEDA JANTAN DAN BETINA IKAN GABUS
Jantan dan betina ikan gabus bisa dibedakan dengan mudah. Caranya dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Jantan ditandai dengan kepala lonjong, warna tubuh lebih gelap, lubang kelamin memerah dan apabila diurut keluar cairan putih bening. Betina ditandai dengan kepala membulat, warna tubuh lebih terang, perut membesar dan lembek, bila diurut keluar telur. Induk jantan dan harus sudah mencapai 1 kg.
PEMIJAHAN IKAN GABUS
Pemijahan dilakukan dalam bak beton atau fibreglass. Caranya, siapkan sebuah bak beton ukuran panjang 5 m, lebar 3 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 3 – 4 hari; masukan air setinggi 50 cm dan biarkan mengalir selama pemijahan; sebagai perangsang pemijahan, masukan eceng gondok hingga menutupi sebagian permukaan bak; masukan masukan 30 ekor induk betina; masukan pula 30 ekor induk jantan; biarkan memijah; ambil telur dengan sekupnet halus; telur siap untuk ditetaskan.
Untuk mengetahui terjadinya pemijahan dilakukan pengontrolan setiap hari. Telur bersifat mengapung di permukaan air. Satu ekor induk betina bisa menghasilkan telur sebanyak 10.000 – 11.000 butir.
PENETASAN TELUR IKAN GABUS
Penetasan telur dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 40 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama penetasan; pasang pula pemanas air hingga bersuhu 28 O C; masukan telur dengan kepadatan 4 – 6 butir/cm2; biarkan menetas. Telur akan menetas dalam waktu 24 jam. Sampai dua hari, larva tidak perlu diberi pakan, karena masih menyimpan makanan cadangan.
PEMELIHARAAN LARVA IKAN GABUS
Pemeliharaan larva dilakukan setelah 2 hari menetas hingga berumur 15 hari, dalam akuarium yang sama dengan kepadatan 5 ekor/liter. Kelebihan larva bisa dipelihara dalam akuarium lain. Pada umur 2 hari, larva diberi pakan berupa naupli artemia dengan frekwensi 3 kali sehari. Dari umur 5 hari, larva diberi pakan tambahan berupa daphnia 3 kali sehari, secukupnya. Untuk menjaga kualitas air, dilakukan penyiponan, dengan membuang kotoran dan sisa pakan dan mengganti dengan air baru sebanyak 50 persen. Penyiponan dilakukan 3 hari sekali, tergantung kualitas air.
PENDEDERAN IKAN GABUS
Pendederan I ikan gabus dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 200 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 4.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Sumber : http://budidayanews.blogspot.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Ikan gabus dikenal dengan banyak nama. Ada yang menyebutnya sebagai aruan, haruan (Melayu dan Banjar), kocolan (Betawi); bayong, bogo, licingan, kutuk (Jawa); dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris, belut juga disebut dengan berbagai nama, seperti common snakehead, snake-head murrel, chevron snakehead, striped snakehead juga aruan. Name ilmiahnya adalah Channa striata (Bloch, 1793) dan ada yang menyebutnya Ophiocephalus striatus.
Kelas: Pisces
Subkelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Channidaeae
Genus: Channa
Species: Channa sriata/ Ophiocephalus striatus
Ada beberapa jenis gabus. Channa striata merupakan jenis ikan gabus yang banyak ditemui dan memiliki ukuran tubuh relatif kecil. Jenis lain adalah gabus toman Channa micropeltes dan Channa pleuropthalmus. Gabus toman merupakan jenis gabus yang berukuran tubuh besar, mencapai panjang 1 meter dengan berat 5 kg.
Ikan gabus memiliki kepala berukuran besar dan agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead). Terdapat sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh berbentuk bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali atau torpedo. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecokelatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata).Warna ini sering kali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam.
Ikan gabus biasa ditemukan di perairan umum sebagai ikan liar. Banyak ditangkap di danau, rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Di Indonesia, ikan gabus awalnya hanya terdapat di barat garis Wallacea (Sumatera, Jawa, dan Kalimantan). Namun dalam perjalanan waktu, ikan gabus diintroduksi (dimasukkan) ke wilayah Indonesia Timur.
Pada beberapa daerah yang dilalui aliran sungai besar seperti di Sumatera dan Kalimantan, ikan gabus seringkali terbawa banjir ke parit-parit di sekitar rumah, atau memasuki kolam-kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama yang memangsa ikan-ikan peliharaan. Jika sawah, kolam atau parit mengering, ikan ini akan berupaya pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan mengubur diri di dalam lumpur hingga tempat itu kembali berair. Oleh sebab itu ikan ini acap kali ditemui "berjalan" di daratan—khususnya di malam hari di musim kemarau—mencari tempat lain yang masih berair. Ikan gabus bisa bertahan hidup tanpa air karena bisa bernapas menyerap oksigen bebas menggunakan alat bantu pernapasan berupa "labirin".
Pengendalian
Biasanya ikan ini menyambar mangsa di permukaan sehingga jika masuk ke kolam ikan yang lain kehadirannya dapat segera diketahui. lkan gabus yang akan menyambar mangsa biasanya berdiam diri di sekitar tanaman air (sehingga tidak terlihat oleh mangsanya) dan secara tiba-tiba meluncur cepat ke arah mangsanya dan langsung menelannya. Mulutnya yang besar memungkinkan untuk itu.
Pada musim kawin, ikan gabus jantan dan betina bekerjasama menyiapkan sarang di antara tumbuhan di tepi air. Anak-anak ikan berwarna jingga merah bergaris hitam, berenang dalam kelompok yang bergerak bersama-sama kian kemari untuk mencari makanan. Kelompok muda ini dijaga oleh induknya. Ini merupakan saat yang paling baik untuk menangkap/mengusir gabus dari kolam.
Untuk mencegah masuknya gabus ke kolam, pada saat pengolahan, dasar kolam harus benar-benar kering sampai retak-retak sehingga tidak memungkinkan gabus bertahan hidup. Biarkan dasar kolam dijemur sinar matahari selama beberapa hari. Pada bagian saluran pemasukan, dipasang saringan dari ijuk yang sangat rapat sehingga benih dan telur gabus tidak ikut masuk ke kolam bersama aliran air.
Jika di dalam kolam sudah terdapat ikan gabus, harus segera ditangkap. Biasanya populasinya tidak begitu banyak. Gabus dapat dipancing dengan mengggunakan umpan berupa ikan kecil, anak kodok atau eating. Cara pemancingannya cukup unik, yaitu dengan menggerak-gerakkan umpan di permukaan air. Umpan yang bergerak biasanya disambar gabus karena disangka mangsanya. Gabus yang tertangkap dapat dikonsumsi karena memang rasanya enak dan menjadi makanan favorit di beberapa daerah baik dalam bentuk segar maupun kering/asin.
Ikan inipun mudah sekali didapat, bisa dibeli di pasar, bahkan di warung-warung sekitar tempat tinggal. Namun apakah mereka tahu asal-usul ikan tersebut. Tentu saja tidak semua orang tahu, termasuk cara budidayanya. Inilah yang akan dikupas dalam artikel ini.
Soal asal usul.
Ternyata ikan gabus adalah ikan asli Indonesia. Hidup di perairan sekitar kita, di rawa, di waduk dan di sungai-sungai yang airnya tenang. Namun ikan gabus yang bisa dibeli di pasar-pasar dan warung-warung, kemungkinan besar dari Kalimantan. Karena pulau itulah yang kini menjadi pemasok terbesar untuk pasar-pasar seluruh Indonesia. Namun sayang, populasi ikan gabus di alam sudah mulai berkurang, sehingga budiadaya ikan ini perlu dikembangkan.
Lalu soal cara budidaya ikan gabus. Ternyata ikan inipun tidak susah. Tidak perlu dengan pemijahan buatan, cukup dengan pemijahan alami. Tentu saja hal ini disebabkan karena ikan gabus sudah akrab dengan perairan kita. Salah satu instansi perikanan yang sudah berhasil adalah Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin, Kalimantan Selatan. Artikel inipun diambil dari salah satu leafletnya.
Namun sebelum mengupas tentang cara budidayanya, alangkah lebih baiknya kita tahu dulu tentang biologinya, terutama habitat, kebiasaan hidup, kebiasaan makan dan sistematikanya. Di Kalimantan, ikan gabus banyak ditemukan di rawa-rawa daerah pedalaman, hidup di dasar perairan yang dangkal, bersifat carnivor atau pemakan daging, terutama ikan-ikan kecil yang mendekatinya. Ikan gabus bersifat musiman, memijah pada musim hujan dari Bulan Oktober hingga Desember.
Secara sistematika, seorang ahli perikanan, Kottelat (1993) memasukan kedalam : Kelas : Pisces; Ordo : Labyrinthycy; Famili : Chanidae; Genus : Channa; Spesies : Channa striata; sinonim dengan Ophiochephalus striatus. Ikan gabus memiliki nama lain, yaitu gabus isilah Indonesia, Haruan merupakan nama daerah Kalimantan. Sedangkan dalam Bahasa Inggeri disebut Snaka Head Fish.
BEDA JANTAN DAN BETINA IKAN GABUS
Jantan dan betina ikan gabus bisa dibedakan dengan mudah. Caranya dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Jantan ditandai dengan kepala lonjong, warna tubuh lebih gelap, lubang kelamin memerah dan apabila diurut keluar cairan putih bening. Betina ditandai dengan kepala membulat, warna tubuh lebih terang, perut membesar dan lembek, bila diurut keluar telur. Induk jantan dan harus sudah mencapai 1 kg.
PEMIJAHAN IKAN GABUS
Pemijahan dilakukan dalam bak beton atau fibreglass. Caranya, siapkan sebuah bak beton ukuran panjang 5 m, lebar 3 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 3 – 4 hari; masukan air setinggi 50 cm dan biarkan mengalir selama pemijahan; sebagai perangsang pemijahan, masukan eceng gondok hingga menutupi sebagian permukaan bak; masukan masukan 30 ekor induk betina; masukan pula 30 ekor induk jantan; biarkan memijah; ambil telur dengan sekupnet halus; telur siap untuk ditetaskan.
Untuk mengetahui terjadinya pemijahan dilakukan pengontrolan setiap hari. Telur bersifat mengapung di permukaan air. Satu ekor induk betina bisa menghasilkan telur sebanyak 10.000 – 11.000 butir.
PENETASAN TELUR IKAN GABUS
Penetasan telur dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 40 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama penetasan; pasang pula pemanas air hingga bersuhu 28 O C; masukan telur dengan kepadatan 4 – 6 butir/cm2; biarkan menetas. Telur akan menetas dalam waktu 24 jam. Sampai dua hari, larva tidak perlu diberi pakan, karena masih menyimpan makanan cadangan.
PEMELIHARAAN LARVA IKAN GABUS
Pemeliharaan larva dilakukan setelah 2 hari menetas hingga berumur 15 hari, dalam akuarium yang sama dengan kepadatan 5 ekor/liter. Kelebihan larva bisa dipelihara dalam akuarium lain. Pada umur 2 hari, larva diberi pakan berupa naupli artemia dengan frekwensi 3 kali sehari. Dari umur 5 hari, larva diberi pakan tambahan berupa daphnia 3 kali sehari, secukupnya. Untuk menjaga kualitas air, dilakukan penyiponan, dengan membuang kotoran dan sisa pakan dan mengganti dengan air baru sebanyak 50 persen. Penyiponan dilakukan 3 hari sekali, tergantung kualitas air.
PENDEDERAN IKAN GABUS
Pendederan I ikan gabus dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 200 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 4.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Sumber : http://budidayanews.blogspot.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Budidaya Ikan Gabus
Hampir semua orang tahu tentang ikan gabus. Karena mereka sudah merasakan kelezatan masakan ikan gabus. Ikan inipun mudah sekali didapat, bisa dibeli di pasar, bahkan di warung-warung sekitar tempat tinggalnya. Namun apakah mereka tahu asal-usul ikan tersebut. Tentu saja tidak semua orang tahu, termasuk cara budidayanya. Inilah yang akan dikupas dalam artikel ini.
Soal asal usul.
Ternyata ikan gabus adalah ikan asli Indonesia. Hidup di perairan sekitar kita, di rawa, di waduk dan di sungai-sungai yang airnya tenang. Namun ikan gabus yang bisa dibeli di pasar-pasar dan warung-warung, kemungkinan besar dari Kalimantan. Karena pulau itulah yang kini menjadi pemasok terbesar untuk pasar-pasar seluruh Indonesia. Namun sayang, populasi ikan gabus di alam sudah mulai berkurang, sehingga budidaya ikan ini perlu dikembangkan.
Lalu soal cara bagaimana budidaya ikan gabus? Ternyata budidaya ikan gabus tidak susah. Tidak perlu dengan pemijahan buatan, cukup dengan pemijahan alami. Tentu saja hal ini disebabkan karena ikan gabus sudah akrab dengan perairan kita. Salah satu instansi perikanan yang sudah berhasil adalah Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin, Kalimantan Selatan. Artikel inipun diambil dari salah satu leafletnya.
Namun sebelum mengupas tentang cara budidayanya, alangkah lebih baiknya kita tahu dulu tentang biologinya, terutama habitat, kebiasaan hidup, kebiasaan makan dan sistematikanya. Di Kalimantan, ikan gabus banyak ditemukan di rawa-rawa daerah pedalaman, hidup di dasar perairan yang dangkal, bersifat carnivor atau pemakan daging, terutama ikan-ikan kecil yang mendekatinya. Ikan gabus bersifat musiman, memijah pada musim hujan dari Bulan Oktober hingga Desember.
Secara sistematika, seorang ahli perikanan, Kottelat (1993) memasukan ikan gabus ke dalam :
Kelas : Pisces;
Ordo : Labyrinthycy;
Famili : Chanidae;
Genus : Channa;
Spesies : Channa striata; sinonim dengan Ophiochephalus striatus.
Ikan gabus memiliki nama lain, yaitu gabus isilah Indonesia, Haruan merupakan nama daerah Kalimantan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut Snake Head Fish.
Beda jantan dan betina
Jantan dan betina ikan gabus bisa dibedakan dengan mudah. Caranya dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Jantan ditandai dengan kepala lonjong, warna tubuh lebih gelap, lubang kelamin memerah dan apabila diurut keluar cairan putih bening. Betina ditandai dengan kepala membulat, warna tubuh lebih terang, perut membesar dan lembek, bila diurut keluar telur. Induk jantan dan harus sudah mencapai 1 kg.
Pemijahan
Pemijahan dilakukan dalam bak beton atau fibreglass. Caranya, siapkan sebuah bak beton ukuran panjang 5 m, lebar 3 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 3 – 4 hari; masukan air setinggi 50 cm dan biarkan mengalir selama pemijahan; sebagai perangsang pemijahan, masukan eceng gondok hingga menutupi sebagian permukaan bak; masukan 30 ekor induk betina; masukan pula 30 ekor induk jantan; biarkan memijah; ambil telur dengan sekupnet halus; telur siap untuk ditetaskan.
Untuk mengetahui terjadinya pemijahan dilakukan pengontrolan setiap hari. Telur bersifat mengapung di permukaan air. Satu ekor induk betina bisa menghasilkan telur sebanyak 10.000 – 11.000 butir.
Penetasan telur
Penetasan telur dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 40 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama penetasan; pasang pula pemanas air hingga bersuhu 28 O C; masukan telur dengan kepadatan 4 – 6 butir/cm2; biarkan menetas. Telur akan menetas dalam waktu 24 jam. Sampai dua hari, larva tidak perlu diberi pakan, karena masih menyimpan makanan cadangan.
Pemeliharaan larva
Pemeliharaan larva dilakukan setelah 2 hari menetas hingga berumur 15 hari, dalam akuarium yang sama dengan kepadatan 5 ekor/liter. Kelebihan larva bisa dipelihara dalam akuarium lain. Pada umur 2 hari, larva diberi pakan berupa naupli artemia dengan frekwensi 3 kali sehari. Dari umur 5 hari, larva diberi pakan tambahan berupa daphnia 3 kali sehari, secukupnya. Untuk menjaga kualitas air, dilakukan penyiponan, dengan membuang kotoran dan sisa pakan dan mengganti dengan air baru sebanyak 50 persen. Penyiponan dilakukan 3 hari sekali, tergantung kualitas air.
Pendederan
Pendederan I ikan gabus dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 200 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 4.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Sumber : http://world-aquaculture.blogspot.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Soal asal usul.
Ternyata ikan gabus adalah ikan asli Indonesia. Hidup di perairan sekitar kita, di rawa, di waduk dan di sungai-sungai yang airnya tenang. Namun ikan gabus yang bisa dibeli di pasar-pasar dan warung-warung, kemungkinan besar dari Kalimantan. Karena pulau itulah yang kini menjadi pemasok terbesar untuk pasar-pasar seluruh Indonesia. Namun sayang, populasi ikan gabus di alam sudah mulai berkurang, sehingga budidaya ikan ini perlu dikembangkan.
Lalu soal cara bagaimana budidaya ikan gabus? Ternyata budidaya ikan gabus tidak susah. Tidak perlu dengan pemijahan buatan, cukup dengan pemijahan alami. Tentu saja hal ini disebabkan karena ikan gabus sudah akrab dengan perairan kita. Salah satu instansi perikanan yang sudah berhasil adalah Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin, Kalimantan Selatan. Artikel inipun diambil dari salah satu leafletnya.
Namun sebelum mengupas tentang cara budidayanya, alangkah lebih baiknya kita tahu dulu tentang biologinya, terutama habitat, kebiasaan hidup, kebiasaan makan dan sistematikanya. Di Kalimantan, ikan gabus banyak ditemukan di rawa-rawa daerah pedalaman, hidup di dasar perairan yang dangkal, bersifat carnivor atau pemakan daging, terutama ikan-ikan kecil yang mendekatinya. Ikan gabus bersifat musiman, memijah pada musim hujan dari Bulan Oktober hingga Desember.
Secara sistematika, seorang ahli perikanan, Kottelat (1993) memasukan ikan gabus ke dalam :
Kelas : Pisces;
Ordo : Labyrinthycy;
Famili : Chanidae;
Genus : Channa;
Spesies : Channa striata; sinonim dengan Ophiochephalus striatus.
Ikan gabus memiliki nama lain, yaitu gabus isilah Indonesia, Haruan merupakan nama daerah Kalimantan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut Snake Head Fish.
Beda jantan dan betina
Jantan dan betina ikan gabus bisa dibedakan dengan mudah. Caranya dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Jantan ditandai dengan kepala lonjong, warna tubuh lebih gelap, lubang kelamin memerah dan apabila diurut keluar cairan putih bening. Betina ditandai dengan kepala membulat, warna tubuh lebih terang, perut membesar dan lembek, bila diurut keluar telur. Induk jantan dan harus sudah mencapai 1 kg.
Pemijahan
Pemijahan dilakukan dalam bak beton atau fibreglass. Caranya, siapkan sebuah bak beton ukuran panjang 5 m, lebar 3 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 3 – 4 hari; masukan air setinggi 50 cm dan biarkan mengalir selama pemijahan; sebagai perangsang pemijahan, masukan eceng gondok hingga menutupi sebagian permukaan bak; masukan 30 ekor induk betina; masukan pula 30 ekor induk jantan; biarkan memijah; ambil telur dengan sekupnet halus; telur siap untuk ditetaskan.
Untuk mengetahui terjadinya pemijahan dilakukan pengontrolan setiap hari. Telur bersifat mengapung di permukaan air. Satu ekor induk betina bisa menghasilkan telur sebanyak 10.000 – 11.000 butir.
Penetasan telur
Penetasan telur dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 40 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama penetasan; pasang pula pemanas air hingga bersuhu 28 O C; masukan telur dengan kepadatan 4 – 6 butir/cm2; biarkan menetas. Telur akan menetas dalam waktu 24 jam. Sampai dua hari, larva tidak perlu diberi pakan, karena masih menyimpan makanan cadangan.
Pemeliharaan larva
Pemeliharaan larva dilakukan setelah 2 hari menetas hingga berumur 15 hari, dalam akuarium yang sama dengan kepadatan 5 ekor/liter. Kelebihan larva bisa dipelihara dalam akuarium lain. Pada umur 2 hari, larva diberi pakan berupa naupli artemia dengan frekwensi 3 kali sehari. Dari umur 5 hari, larva diberi pakan tambahan berupa daphnia 3 kali sehari, secukupnya. Untuk menjaga kualitas air, dilakukan penyiponan, dengan membuang kotoran dan sisa pakan dan mengganti dengan air baru sebanyak 50 persen. Penyiponan dilakukan 3 hari sekali, tergantung kualitas air.
Pendederan
Pendederan I ikan gabus dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 200 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 4.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Sumber : http://world-aquaculture.blogspot.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Cara Breeding Kodok Pacman
Kodok pacman memiliki harga yang lumayan tinggi, oleh karena itu usaha breeding atau menernakkan kodok pacman mulai dilirik. Dalam posting ini akan dibahas mengenai membedakan kelamin kodok pacman, proses breeding kodok pacman, juga perawatan berudu dan kodok pacman kecil.
Membedakan Kodok Pacman Jantan dan Betina
Langkah pertama untuk breeding kodok pacman adalah menentukan apakah kalian mempunyai kodok jantan dan betina. Betina tumbuh jauh lebih besar dari jantan dan tidak mengeluarkan suara. Jantan akan mengeluarkan suara, seringkali setelah disemprot dengan air.
Periode Dingin
Apabila Anda mempunyai sepasang kodok dewasa dalam kondisi fisik yang prima, Anda perlu menempatkan mereka kedalam periode dingin dan kering untuk mempersiapkan mereka untuk kawin. Ini bisa dilakukan dengan menempatkan mereka didalam sebuah tank dengan lapisan sphagnum moss yang dalam, dan membiarkannya untuk mengering (dengan cara tidak menyemprotkan air). Semangkok air sebaiknya disediakan terus supaya kodok tersebut bisa mencarinya apabila mereka memerlukan walaupun mereka mungkin hanya akan berdiam didalam moss. Suhu didalam kandang mereka sebaiknya diturunkan hingga sekitar 70 F (atau 21 C ). Pelihara kodok-kodok ini seperti ini sekitar selama dua bulan. Mereka mungkin tidak akan makan selama periode ini.
Proses Breeding
Setelah periode dingin dan kering ini, keluarkan kodok-kodok tersebut dan tempatkan mereka di dalam sebuah tank dengan air yang dangkal (dengan tempat yang bisa digunakan untuk mendaki keluar). Ketika didalam air, mereka seharusnya bisa menyentuh dasar dengan kaki mereka untuk memopong mereka. Kemudian Anda perlu memulai untuk membuat hujan bikinan. Ini bisa dilakukan dengan cara menyemprotkan kodok-kodok tersebut beberapa kali setiap hari atau Anda bisa menggunakan alat penyemprot embun (alat ini terdapat di Indonesia yang biasa digunakan untuk menyemprot sayuran di supermarket). Jangan lupa untuk menghindari air yang berlebihan akibat semprotan air ini dengan cara mempersiapkan aquarium atau tank yang mampu mengeluar air yang berlebihan secara otomatis. Apabila Anda hanya memiliki satu jantan dan ingin merangsangnya untuk kawin, Anda bisa merekam suaranya dan memainkannya kembali ke arah dia. Jantan keliatannya akan bertambah semangat setelah mendengar suara dari jantan lainnya. Akan sangat berguna sekali apabila Anda mengapungkan beberapa tanaman air sebagai tempat dimana telur-telur bisa ditempatkan. Telur-telur biasanya dikeluarkan diantara tiga atau empat hari dihitung dari hari pertama hujan diturunkan. Setelah telur dikeluarkan, kodok-kodok seharusnya dikeluarkan dari aquarium. Setelah itu tambahkan air, dan telur-telur tersebut akan menetas diantara dua sampai tiga hari.
Merawat Berudu dan Kodok Kecil
Berudu-berudu adalah carnivora, dan bisa dibesarkan dengan diberikan tubifex worm. Mereka juga akan saling memakan satu sama lain, dan ada dua cara untuk menghindari ini. Cara pertama adalah menempatkan setiap berudu didalam sebuah kendi kecil. Dan cara lainnya adalah menempatkan semua berudu didalam aquarium besar yang berisikan air dan dipenuhi tanaman mengapung dalam jumlah banyak (asli atau plastik). Makanan kemudian bisa ditempatkan didasar dan berudu-berudu tersebut akan berenang kebawah, memakan, dan berenang keatas lagi untuk bersembunyi di tanaman. Kedua cara ini membutuhkan tenaga. Cara pertama membutuhkan Anda untuk mengganti air didalam kendi supaya selalu bersih, dan cara kedua memerlukan pengaliran air pada pagi dan malam hari.
Berudu-berudu tersebut akan tumbuh dengan cepat. Setelah kurang lebih sebulan, mereka akan mulai berubah menjadi kodok-kodok kecil. Mereka membutuhkan tempat untuk keluar dari air. Apabila Anda menempatkan semua kodok-kodok kecil didalam satu tempat, maka ada kemungkinan mereka akan memakan satu sama lain. Cara lain adalah dengan menempatkan setiap kodok didalam tempat plastik mereka masing-masing. Anak-anak kodok ini mudah diberi makan. Mereka akan memakan apa saja yang bergerak seperti jangkrik, mealworms, kodok-kodok lain, ikan mas kecil, atau jari-jari kalian. Mereka akan bertumbuh lumayan cepat.
Sebelumnya: Pemeliharaan Kodok Pacman (Pacman Frog)
Bersumber dari livebeta.kaskus.us dengan perubahan
Membedakan Kodok Pacman Jantan dan Betina
Langkah pertama untuk breeding kodok pacman adalah menentukan apakah kalian mempunyai kodok jantan dan betina. Betina tumbuh jauh lebih besar dari jantan dan tidak mengeluarkan suara. Jantan akan mengeluarkan suara, seringkali setelah disemprot dengan air.
Periode Dingin
Apabila Anda mempunyai sepasang kodok dewasa dalam kondisi fisik yang prima, Anda perlu menempatkan mereka kedalam periode dingin dan kering untuk mempersiapkan mereka untuk kawin. Ini bisa dilakukan dengan menempatkan mereka didalam sebuah tank dengan lapisan sphagnum moss yang dalam, dan membiarkannya untuk mengering (dengan cara tidak menyemprotkan air). Semangkok air sebaiknya disediakan terus supaya kodok tersebut bisa mencarinya apabila mereka memerlukan walaupun mereka mungkin hanya akan berdiam didalam moss. Suhu didalam kandang mereka sebaiknya diturunkan hingga sekitar 70 F (atau 21 C ). Pelihara kodok-kodok ini seperti ini sekitar selama dua bulan. Mereka mungkin tidak akan makan selama periode ini.
Proses Breeding
Setelah periode dingin dan kering ini, keluarkan kodok-kodok tersebut dan tempatkan mereka di dalam sebuah tank dengan air yang dangkal (dengan tempat yang bisa digunakan untuk mendaki keluar). Ketika didalam air, mereka seharusnya bisa menyentuh dasar dengan kaki mereka untuk memopong mereka. Kemudian Anda perlu memulai untuk membuat hujan bikinan. Ini bisa dilakukan dengan cara menyemprotkan kodok-kodok tersebut beberapa kali setiap hari atau Anda bisa menggunakan alat penyemprot embun (alat ini terdapat di Indonesia yang biasa digunakan untuk menyemprot sayuran di supermarket). Jangan lupa untuk menghindari air yang berlebihan akibat semprotan air ini dengan cara mempersiapkan aquarium atau tank yang mampu mengeluar air yang berlebihan secara otomatis. Apabila Anda hanya memiliki satu jantan dan ingin merangsangnya untuk kawin, Anda bisa merekam suaranya dan memainkannya kembali ke arah dia. Jantan keliatannya akan bertambah semangat setelah mendengar suara dari jantan lainnya. Akan sangat berguna sekali apabila Anda mengapungkan beberapa tanaman air sebagai tempat dimana telur-telur bisa ditempatkan. Telur-telur biasanya dikeluarkan diantara tiga atau empat hari dihitung dari hari pertama hujan diturunkan. Setelah telur dikeluarkan, kodok-kodok seharusnya dikeluarkan dari aquarium. Setelah itu tambahkan air, dan telur-telur tersebut akan menetas diantara dua sampai tiga hari.
Merawat Berudu dan Kodok Kecil
Berudu-berudu adalah carnivora, dan bisa dibesarkan dengan diberikan tubifex worm. Mereka juga akan saling memakan satu sama lain, dan ada dua cara untuk menghindari ini. Cara pertama adalah menempatkan setiap berudu didalam sebuah kendi kecil. Dan cara lainnya adalah menempatkan semua berudu didalam aquarium besar yang berisikan air dan dipenuhi tanaman mengapung dalam jumlah banyak (asli atau plastik). Makanan kemudian bisa ditempatkan didasar dan berudu-berudu tersebut akan berenang kebawah, memakan, dan berenang keatas lagi untuk bersembunyi di tanaman. Kedua cara ini membutuhkan tenaga. Cara pertama membutuhkan Anda untuk mengganti air didalam kendi supaya selalu bersih, dan cara kedua memerlukan pengaliran air pada pagi dan malam hari.
Berudu-berudu tersebut akan tumbuh dengan cepat. Setelah kurang lebih sebulan, mereka akan mulai berubah menjadi kodok-kodok kecil. Mereka membutuhkan tempat untuk keluar dari air. Apabila Anda menempatkan semua kodok-kodok kecil didalam satu tempat, maka ada kemungkinan mereka akan memakan satu sama lain. Cara lain adalah dengan menempatkan setiap kodok didalam tempat plastik mereka masing-masing. Anak-anak kodok ini mudah diberi makan. Mereka akan memakan apa saja yang bergerak seperti jangkrik, mealworms, kodok-kodok lain, ikan mas kecil, atau jari-jari kalian. Mereka akan bertumbuh lumayan cepat.
Sebelumnya: Pemeliharaan Kodok Pacman (Pacman Frog)
Bersumber dari livebeta.kaskus.us dengan perubahan
Merawat Pacman Frog, Si Katak Bertanduk
Memelihara katak pacman mungkin masih terdengar asing. Namun, sebenarnya sudah banyak pecinta hewan yang memelihara dan merawat katakpacman yang juga dikenal sebagai katak bertanduk ini. Untuk memelihara katak ini, anda harus menyiapkan akurium untuk katak pacman, mengetahui apa saja makanan katak pacman dan cara perawatan katak pacman. Berikut uraiannya.
Mengatur Akuarium
Jika anda berniat memelihara katak pacman, anda harus mengatur akuarium atau tempat yang anda gunakan sebagai kandang sehingga dapat membuat katak pacman yang anda pelihara menjadi nyaman. Akuarium yang digunakan minimal berukuran 10 galon dan dilengkapi tutup.
Karena mereka hidup di lingkungan basah yang dekat dengan tubuh air seperti rawa dan sungai, akan lebih baik jika anda meniru tempat itu dengan meletakkan batu-batu sungai di dasar akuarium. Pacman adalah binatang yang sangat sensitif jadi sebelum anda membeli aksesories pastikan bahwa product yang and beli sudah memenuhi standard untuk reptile.
Sediakan tempat air yang cukup lebar, karena pacman sangat menyukai berendam didalamnya sepanjang waktu. Sediakan tempat persembunyian agar pacman merasa nyaman. Sangat diperlukan kelembaban yang tinggi diperlukan penyemprotan setiap hari.
Jangan pernah mencoba untuk menempatkan katak lain dalam akuarium yang sama. Katak-katak ini sangat teritorial dan mereka benar-benar akan berusaha untuk makan apapun yang bergerak di dalam akuarium. Menempatkan katak lain dalam akuarium yang sama akan berakhir dalam kanibalisme dimana kedua katak bisa mati.
Memberikan Pakan
Jangkrik, Ikan dan anak tikus adalah makanan yang bisa diberikan. Pacman kecil bisa diberi makan setiap 2-3 hari sekali, Pacman dewasa bisa diberi makan sekali seminggu kemudian tiap 10 s/d 14 hari sekali. Makanan yang diberikan tidak lebih besar dari separuh badannya. Tambahkan vitamin dan calcium setiap seminggu sekali kepada pacman yang masih kecil, dan 3-4 minggu sekali apabila sudah dewasa. Dalam pemberian makan jangkrik, tikus bisa ditaruh pada tempat kecil, apabila memberi dengan ikan taruhlah di tempat air nya dan masih hidup. Jangan pernah memberikan makan kepada pacman dengan tangan langsung karena dia akan menggigit.
Perawatan Rutin
Bersihkan akuarium sekali setiap tujuh sampai sepuluh hari. Katak akan membuang feses dan urin sekitar satu kali dalam periode ini karena proses metabolisme sangat lambat. Hal ini juga akan mencegah akuarium anda menjadi bau.
Handling
Pada kebanyakan katak, penanganan harus tetap pada jumlah minimum absolut, karena mereka mempunyai kulit yang rapuh harus tetap basah, dan secara umum sepertinya tidak menghargai kontak dengan manusia. Selanjutnya, katak bertanduk dapat menimbulkan gigitan yang menyakitkan, dan sebagai akibat dari pemangsa penyergapan gaya hidup mereka, ini mungkin jika Anda mengagetkan katak Anda. Untuk alasan ini, manusia pac katak harus dinikmati dari kejauhan.
Selanjutnya: Breeding Kodok Pacman
Bersumber dari satwaunik.blogspot.com, livebeta.kaskus.us
Gambar: kaskus.us, onision.net
Serba-serbi Leopard Gecko
Leopard gecko merupakan sejenis tokek (cicak besar) yang sudah umum dipelihara pecinta reptil. Dalam memelihara leopard gecko, anda harus memeberikan perhatian yang cukup dan merawat leopard gecko anda dengan baik. Untuk itu dalam artikel ini akan dibahas mengenai cara pemeliharaan dan perawatan leopard gekcko, makanan leopard gecko, serta kandang dan habitat yang sesuai untuk leopard gecko.
Leopard gecko atau Eublepharis macularius adalah sejenis tokek yang hidup di permukaan tanah dan aktif pada malam hari. Disebut dengan istilah leopard karena motif di tubuh reptile ini berupa tutul seperti leopard (macan tutul). Leopard gecko ditemukan di Pakistan, India, Afghanistan dan Iran dimana terdapat dataran yang kering dan berbatu.
Leopard gecko dianggap sebagai salah satu hewan yang umum di industri reptil saat ini. Leopard gecko terbesar yang dipelihara sampai dewasa mencapai panjang sekitar 8 atau 9 inci. Kebanyakan leopard geckos dewasa memiliki latar belakang kuning dengan bintik-bintik cokelat. Leopard gecko remaja memiliki pola yang bergaris didominasi memudar ke pola sesuai dengan perkembangan usia. Mereka juga memiliki telinga luar yang sangat jelas dan berbeda dari banyak tokek di kelopak mata mereka dan kurangnya perekat lamel, yang berarti mereka tidak dapat berjalan pada dinding vertikal yang permukaannya halus.
Leopard gecko adalah hewan peliharaan yang sangat baik. Mereka kecil, memiliki persyaratan perawatan yang minimal dan dapat ditinggal dalam beberapa hari. Mereka tenang, tidak berbau dan tidak perlu perhatian. Bukan hanya mudah dipelihara, leopard gecko juga relatif mudah dibiakkan.
Makanan dan Diet
Pakan utama leopard gecko adalah serangga. Serangga yang paling umum tersedia adalah jangkrik, ulat hongkong, ulat jerman, cacing lilin dan cacing sutera.
Jangkrik merupakan sumber gizi dan makanan yang baik bagi leopard gecko. Anda harus “gut load’ jangkrik anda sebelum diberikan pada leopard gecko. “Gut loading” adalah memastikan bahwa jangkrik diberi makan dengan baik. Dengan cara ini mereka melewati jumlah maksimum nutrisi ke leopard gecko. Jumlah jangkrik yang dapat anda berikan sekitar 3-8 ekor per hari, tergantung ukuran leopard gecko yang anda pelihara.
Melengkapi diet suplemen vitamin dan mineral adalah bagian penting dari makanan leopard gecko. Kalsium adalah mineral yang paling penting dan harus tersedia bagi gecko. Serangga pengumpan juga harus dilapisi dengan bubuk kalsium sebelum makan. Vitamin juga merupakan bagian penting dari diet gecko, namun harus digunakan dengan hemat dan tidak pada hari yang sama dengan kalsium.
Kandang dan perlengkapannya
Akuarium atau terrarium paling cocok dijadikan sebagai kandang dari leopard gecko. Kandang kaca banyak tersedia dan relative murah. Aturan yang baik untuk populasi di dalam kandang adalah 10 galon per ekor gecko. Jadi, jika memiliki dua ekor gecko anda sebaiknya menyediakan kandang dengan ukuran 20-30 galon. Sebuah penyaring diatas akuarium atau terrarium juga diperlukan. Ini akan mencegah gecko untuk melarikan diri dan mencegah hewan lainnya menggganggu gecko. Beberapa ekor leopard gekco dapat ditaruh dalam kandang yang sama asalkan ukuran kandangnya memungkinkan dan ukuran tubuh gecko tersebut sama besar. Namun, perlu diingat untuk tidak menaruh dua atau lebih pejantan di tempat yang sama.
Substrat
Di dalam kandang, anda perlu melapisinya dengan substrat. Substrat dapat menggunakan pasir, kertas handuk, Koran, atau karpet reptile.
Hidding place
Tempatkan sebuah kotak sebagai tempat untuk sembunyi leopard gecko anda. Kotak persembunyian (hidding place) ini akan digunakan leopar gecko untuk bersembunyi.
Tempat makanan
Kandang juga akan membutuhkan mangkuk makanan, mangkuk kalsium dan air minumnya. Pastikan bahwa semua dekorasi aman.
Pencahayaan dan pemanasan
Leopard gecko aktif di malam hari sehingga lampu UV (ultra violet) khusus atau lampu berjemur diperlukan. Sebuah lampu dengan bola lampu pijar biasa di satu sisi kandang akan dapat menghangatkan suhu kandang. Jangan menggunakan batu panas. Gecko mungkin tidak tahu jika suhu terlalu panas dan bisa terbakar. Gecko membutuhkan akses ke daerah basah untuk membantu pelepasan suhu badannya.
Membersihkan kandang
Membersihkan kandang leopard gecko cukup cepat dan mudah. Kotoran mereka kering dan solid. Gecko adalah makhluk yang biasa buang air di tempat yang sama. Gunakan jarring ikan, skop atau sendok untuk membersihkan kotoran sekali atau dua kali seminggu.
Bersumber dari livebeta.kaskus.us dengan perubahan
Gambar: exoticpetsgecko.blogspot.com, kaskus.us
Leopard gecko atau Eublepharis macularius adalah sejenis tokek yang hidup di permukaan tanah dan aktif pada malam hari. Disebut dengan istilah leopard karena motif di tubuh reptile ini berupa tutul seperti leopard (macan tutul). Leopard gecko ditemukan di Pakistan, India, Afghanistan dan Iran dimana terdapat dataran yang kering dan berbatu.
Leopard gecko dianggap sebagai salah satu hewan yang umum di industri reptil saat ini. Leopard gecko terbesar yang dipelihara sampai dewasa mencapai panjang sekitar 8 atau 9 inci. Kebanyakan leopard geckos dewasa memiliki latar belakang kuning dengan bintik-bintik cokelat. Leopard gecko remaja memiliki pola yang bergaris didominasi memudar ke pola sesuai dengan perkembangan usia. Mereka juga memiliki telinga luar yang sangat jelas dan berbeda dari banyak tokek di kelopak mata mereka dan kurangnya perekat lamel, yang berarti mereka tidak dapat berjalan pada dinding vertikal yang permukaannya halus.
Leopard gecko adalah hewan peliharaan yang sangat baik. Mereka kecil, memiliki persyaratan perawatan yang minimal dan dapat ditinggal dalam beberapa hari. Mereka tenang, tidak berbau dan tidak perlu perhatian. Bukan hanya mudah dipelihara, leopard gecko juga relatif mudah dibiakkan.
Makanan dan Diet
Pakan utama leopard gecko adalah serangga. Serangga yang paling umum tersedia adalah jangkrik, ulat hongkong, ulat jerman, cacing lilin dan cacing sutera.
Jangkrik merupakan sumber gizi dan makanan yang baik bagi leopard gecko. Anda harus “gut load’ jangkrik anda sebelum diberikan pada leopard gecko. “Gut loading” adalah memastikan bahwa jangkrik diberi makan dengan baik. Dengan cara ini mereka melewati jumlah maksimum nutrisi ke leopard gecko. Jumlah jangkrik yang dapat anda berikan sekitar 3-8 ekor per hari, tergantung ukuran leopard gecko yang anda pelihara.
Melengkapi diet suplemen vitamin dan mineral adalah bagian penting dari makanan leopard gecko. Kalsium adalah mineral yang paling penting dan harus tersedia bagi gecko. Serangga pengumpan juga harus dilapisi dengan bubuk kalsium sebelum makan. Vitamin juga merupakan bagian penting dari diet gecko, namun harus digunakan dengan hemat dan tidak pada hari yang sama dengan kalsium.
Kandang dan perlengkapannya
Akuarium atau terrarium paling cocok dijadikan sebagai kandang dari leopard gecko. Kandang kaca banyak tersedia dan relative murah. Aturan yang baik untuk populasi di dalam kandang adalah 10 galon per ekor gecko. Jadi, jika memiliki dua ekor gecko anda sebaiknya menyediakan kandang dengan ukuran 20-30 galon. Sebuah penyaring diatas akuarium atau terrarium juga diperlukan. Ini akan mencegah gecko untuk melarikan diri dan mencegah hewan lainnya menggganggu gecko. Beberapa ekor leopard gekco dapat ditaruh dalam kandang yang sama asalkan ukuran kandangnya memungkinkan dan ukuran tubuh gecko tersebut sama besar. Namun, perlu diingat untuk tidak menaruh dua atau lebih pejantan di tempat yang sama.
Substrat
Di dalam kandang, anda perlu melapisinya dengan substrat. Substrat dapat menggunakan pasir, kertas handuk, Koran, atau karpet reptile.
Hidding place
Tempatkan sebuah kotak sebagai tempat untuk sembunyi leopard gecko anda. Kotak persembunyian (hidding place) ini akan digunakan leopar gecko untuk bersembunyi.
Tempat makanan
Kandang juga akan membutuhkan mangkuk makanan, mangkuk kalsium dan air minumnya. Pastikan bahwa semua dekorasi aman.
Pencahayaan dan pemanasan
Leopard gecko aktif di malam hari sehingga lampu UV (ultra violet) khusus atau lampu berjemur diperlukan. Sebuah lampu dengan bola lampu pijar biasa di satu sisi kandang akan dapat menghangatkan suhu kandang. Jangan menggunakan batu panas. Gecko mungkin tidak tahu jika suhu terlalu panas dan bisa terbakar. Gecko membutuhkan akses ke daerah basah untuk membantu pelepasan suhu badannya.
Membersihkan kandang
Membersihkan kandang leopard gecko cukup cepat dan mudah. Kotoran mereka kering dan solid. Gecko adalah makhluk yang biasa buang air di tempat yang sama. Gunakan jarring ikan, skop atau sendok untuk membersihkan kotoran sekali atau dua kali seminggu.
Bersumber dari livebeta.kaskus.us dengan perubahan
Gambar: exoticpetsgecko.blogspot.com, kaskus.us
Selasa, 22 Mei 2012
Agribisnis Ikan Gabus, Potensi Usaha yang Masih Terpendam
Entah mengapa agribisnis ikan gabus tak sepopuler dengan usaha budidaya ikan lele yang bahkan sudah berkembang di berbagai daerah. Padahal potensi pasarnya cukup besar karena selain enak dikonsumsi, ikan ini merupakan bahan baku obat berbagai jenis penyakit yang sangat manjur sementara budidaya ikan ini sangat mudah.
Berdasarkan hasil penelitian Ikan dengan nama latin Ophiocephalus striatus ini mengandung albumin (bagian protein yang sangat penting bagi tubuh manusia) yang sangat tinggi. Sehingga ekstrak ikan ini sangat ampuh untuk penyembuhan berbagai jenis penyakit misalnya hepatitis, infeksi paru, stroke. Memperbaiki gizi buruk pada bayi, anak-anak dan ibu hamil serta mempercepat penyembuhan luka.
Karena kandungan dan kelebihannya sejumlah ahli gizi menganjurkan masyarakat lebih banyak mengkonsumsi ikan yang biasa hidup di danau, rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah ini.
Sejumlah ahli gizi di antaranya dari Center for Food, Nutrition, and Health (CFNH) Rumah Sakit Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar Sulawesi Selatan, Prof. DR. dr. Nurpudji A.Taslim, MPH, SpGK, Dr. dr. Sri Adiningsih MS MCN dari Departemen Nutrisi, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga, hingga peneliti dari Universitas Loma Linda California mengatakan, ikan gabus memiliki nilai asam amino yang sangat lengkap, baik esensial maupun non esensial. Selain itu, ikan gabus juga mengandung Allisin, Allil Sulfida dan Furostanol Glicosida.
Karena itu Prof Nurpudji A.Taslin mengatakan seseorang memiliki kandungan albumin rendah disarankan mengkonsumsi ikan ini, atau ekstrak kapsul ikan gabus maupun biskuit albumin ikan gabus. Dia mencontohkan, jika anak-anak yang berkadar albuminnya rendah harus diberi infus seharga Rp1,4 juta per botol, dengan minimal pemberian 3 botol.
Tetapi jika mengkonsumsi ikan gabus atau kapsul albumin harganya cukup terjangkau, hanya Rp3 ribu per butir. “Bila pemberiannya 2 kapsul sekali minum sehari 3 kali selama 10 hari, biayanya hanya Rp180 ribu,” kata akademisi yang sudah lama memproduksi kapsul ekstrak ikan gabus tersebut.
Sejumlah pengusaha di Semarang, Jawa Tengah saat ini juga sedang giat mengembangkan produksi ekstrak ikan gabus ini. Sayangnya para produsen ekstrak ikan gabus sering terkendala pasokan bahan baku. Karena untuk memproduksi ekstrak kualitas baik dibutukan ikan bagus yang berukuran 1 kg per ekor. Karena kadar protein yang diperoleh dari 1 ekor gabus ukuran 1 kg, lebih tinggi dibandingkan 2 ekor ukuran 500 gram.
Menurut Florentinus, salah seorang pengusaha ekstrak ikan gabus, dalam satu kali produksi dibutuhkan 70-100 kg ikan gabus. Setiap kilogram ikan akan menghasilkan 170-200 cc ekstrak.
Tapi banyaknya manfaat ikan gabus tidak dibarengi dengan kegiatan budidaya sehingga produk ekstrak ikan gabus pun masih sulit diperoleh di pasaran. Padahal budidaya ikan ini tidaklah sulit, cukup dengan pemijahan alami yang dilakukan di dalam bak beton atau fibreglass.
Pemijahan dilakukan di bak betol panjang 5 m dengan air setinggi 50 cm. Sebagai perangsang pemijahan, dimasukan eceng gondok. Masukan pula 30 ekor indukan, kemudian dibiarkan memijah. Setelah itu diambil telurnya. Satu ekor induk bisa menghasilkan telur 10 ribu butir hingga 11 ribu butir, lalu penetasan telur dilakukan di akuarium. Telur akan menetas dalam waktu 24 jam. Sampai dua hari, larva tidak perlu diberi pakan, karena masih menyimpan makanan cadangan.
Pemeliharaan larva dilakukan setelah 2 hari, dengan diberi pakan berupa naupli artemia dengan frekwensi 3 kali sehari. Dari umur 5 hari,larva diberi pakan tambahan berupa daphnia 3 kali sehari. Untuk menjaga kualitas air, dilakukan penyimpanan, dengan membuang kotoran dan mengganti dengan air baru sebanyak 50 persen.
Pendederan I ikan gabus dilakukan di kolam tanah ukuran 200 m2 yang diisi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan). Tebar 4.000 ekor larva pada pagi hari, setelah 2 hari beri 2 kg tepung pellet. Selanjutnya panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Sumber : http://www.inspirasi-usaha.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Berdasarkan hasil penelitian Ikan dengan nama latin Ophiocephalus striatus ini mengandung albumin (bagian protein yang sangat penting bagi tubuh manusia) yang sangat tinggi. Sehingga ekstrak ikan ini sangat ampuh untuk penyembuhan berbagai jenis penyakit misalnya hepatitis, infeksi paru, stroke. Memperbaiki gizi buruk pada bayi, anak-anak dan ibu hamil serta mempercepat penyembuhan luka.
Karena kandungan dan kelebihannya sejumlah ahli gizi menganjurkan masyarakat lebih banyak mengkonsumsi ikan yang biasa hidup di danau, rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah ini.
Sejumlah ahli gizi di antaranya dari Center for Food, Nutrition, and Health (CFNH) Rumah Sakit Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar Sulawesi Selatan, Prof. DR. dr. Nurpudji A.Taslim, MPH, SpGK, Dr. dr. Sri Adiningsih MS MCN dari Departemen Nutrisi, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga, hingga peneliti dari Universitas Loma Linda California mengatakan, ikan gabus memiliki nilai asam amino yang sangat lengkap, baik esensial maupun non esensial. Selain itu, ikan gabus juga mengandung Allisin, Allil Sulfida dan Furostanol Glicosida.
Karena itu Prof Nurpudji A.Taslin mengatakan seseorang memiliki kandungan albumin rendah disarankan mengkonsumsi ikan ini, atau ekstrak kapsul ikan gabus maupun biskuit albumin ikan gabus. Dia mencontohkan, jika anak-anak yang berkadar albuminnya rendah harus diberi infus seharga Rp1,4 juta per botol, dengan minimal pemberian 3 botol.
Tetapi jika mengkonsumsi ikan gabus atau kapsul albumin harganya cukup terjangkau, hanya Rp3 ribu per butir. “Bila pemberiannya 2 kapsul sekali minum sehari 3 kali selama 10 hari, biayanya hanya Rp180 ribu,” kata akademisi yang sudah lama memproduksi kapsul ekstrak ikan gabus tersebut.
Sejumlah pengusaha di Semarang, Jawa Tengah saat ini juga sedang giat mengembangkan produksi ekstrak ikan gabus ini. Sayangnya para produsen ekstrak ikan gabus sering terkendala pasokan bahan baku. Karena untuk memproduksi ekstrak kualitas baik dibutukan ikan bagus yang berukuran 1 kg per ekor. Karena kadar protein yang diperoleh dari 1 ekor gabus ukuran 1 kg, lebih tinggi dibandingkan 2 ekor ukuran 500 gram.
Menurut Florentinus, salah seorang pengusaha ekstrak ikan gabus, dalam satu kali produksi dibutuhkan 70-100 kg ikan gabus. Setiap kilogram ikan akan menghasilkan 170-200 cc ekstrak.
Tapi banyaknya manfaat ikan gabus tidak dibarengi dengan kegiatan budidaya sehingga produk ekstrak ikan gabus pun masih sulit diperoleh di pasaran. Padahal budidaya ikan ini tidaklah sulit, cukup dengan pemijahan alami yang dilakukan di dalam bak beton atau fibreglass.
Pemijahan dilakukan di bak betol panjang 5 m dengan air setinggi 50 cm. Sebagai perangsang pemijahan, dimasukan eceng gondok. Masukan pula 30 ekor indukan, kemudian dibiarkan memijah. Setelah itu diambil telurnya. Satu ekor induk bisa menghasilkan telur 10 ribu butir hingga 11 ribu butir, lalu penetasan telur dilakukan di akuarium. Telur akan menetas dalam waktu 24 jam. Sampai dua hari, larva tidak perlu diberi pakan, karena masih menyimpan makanan cadangan.
Pemeliharaan larva dilakukan setelah 2 hari, dengan diberi pakan berupa naupli artemia dengan frekwensi 3 kali sehari. Dari umur 5 hari,larva diberi pakan tambahan berupa daphnia 3 kali sehari. Untuk menjaga kualitas air, dilakukan penyimpanan, dengan membuang kotoran dan mengganti dengan air baru sebanyak 50 persen.
Pendederan I ikan gabus dilakukan di kolam tanah ukuran 200 m2 yang diisi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan). Tebar 4.000 ekor larva pada pagi hari, setelah 2 hari beri 2 kg tepung pellet. Selanjutnya panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Sumber : http://www.inspirasi-usaha.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Cara Budidaya Ikan Gabus Malas
Ikan gabus adalah sejenis ikan buas yang hidup di air tawar. Ikan ini dikenal dengan banyak nama di berbagai daerah: kabos (Mhs.), aruan, haruan (Mly.,Bjn), bogo (Sd.), kocolan (Btw.), kutuk (Jw.), bayong, bogo, licingan (Bms.), dll. Dalam bahasa Inggris juga disebut dengan berbagai nama seperti snakehead murrel, common snakehead , striped snakehead, chevron snakehead, dan juga aruan. Nama ilmiahnya adalah (Channa striata).
Peluang usaha budidaya ikan gabus terbuka bagi siapa saja yang ingin mengembangkan usaha perikanan. Minimnya pasokan tak seimbang dengan besarnya permintaan dari konsumen ikan gabus, maka harga ikan gabus pun terbilang cukup mahal.
Ikan gabus malas bila sudah masuk ke restoran maka harganya bisa mencapai Rp 250.000,00 – Rp 300.000,00 untuk satu porsi dengan ukuran 0,8 kg -1 kg. Cara budidaya ikan gabus malas dapat anda simak di bawah ini.
Kebiasaan Hidup Ikan Gabus di Alam
Benih ikan gabus tampak seperti serombongan ikan cere (Lebistes reticulates) di kolam. Gabus malas ini berasal dari Kalimantan, Sumatera, Malaysia, dan Thailand. Ikan ini hidup di sungai, rawa dengan kedalaman 40 cm, dan menyukai perairan yang dangkal.
Ikan ini cenderung memilih tempat yang gelap, berlumpur, berarus tenang, atau wilayah bebatuan untuk bersembunyi. Di Indonesia, ikan ini ditemukan di Palembang, Muara Kompeh, Gunung Sahilan, Jambi, Danau Koto, Sungai Russu, Bua-bua, Banjarmasin, Sintang, Montrado, Batu Pangal, Smitau,Danau Boran, Pontianak, Sungai Kapuas, Serawak dan Ternate, Sungai Cisadane, Bengawan Solo, dan beberapa sungai besar lainnya.
1. Kebiasaan makan
Di alam, ikan gabus menangkap makanan yang jaraknya sangat dekat. Dengan bentuk mulut yang sangat lebar, bukan halangan bagi ikan ini untuk mengenyangkan perutnya.
ikan gabus termasuk golongan karnivora. Jenis pakan yang disukai adalah cacing, ikan-ikan kecil, atau organisme lainnya, asalkan masih hidup. Setiap harinya ikan ini bisa menyantap pakan ini dalam jumlah yang besar.
2. Kebiasaan berkembang biak
Di alam, ikan gabus kawin pada musim penghujan di tempat yang berpasir bersih. Ikan ini kawin secara berpasangan. Telurnya akan diletakkan di dasar atau ditempelkan pada substrat, pinggiran batu, atau akar pokok kayu yang bersih. Telurnya akan tampak seperti kabut atau kapas yang sangat lembut dan halus yang menempel pada substrat.
Pengenalan Jenis
Awalnya, ikan gabus malas adalah hama yang mengusik ketenangan ikan-ikan peliharaan di kolam, sama seperti belut. Namanya sesuai dengan kebiasaan hidupnya. Ikan ini hampir-hampir tidak bergerak saking malasnya. Oleh karena itu, ikan ini harus diberi pakan hidup agar bereaksi. Ikan gabus malas dikenal juga dengan nama betutu.
Ikan ini memiliki sisik tipe ctenoid. Artinya, bentuk sisik kecil2 dan menyelimuti sekujur badannya. Pada bagian kepala sisik, terdapat moncong, pipi, dan operculum. Bagian operculum sisik ini lebih besar dibandingkan dengan yang lainnya. Sirip dubur lebih pendek dari sirip punggung kedua. Ikan ini mudah dibedakan dengan ikan lainnya karena mempunyai warna tubuh cokelat kehitaman. Pada bagian punggungnya berwarna hijau gelap, sedangkan warna bagian perutnya lebih terang. Bagian kepala memiliki tanda berwarna merah muda.
Panjangnya bisa mencapai 45 cm. Badannya berbentuk bulat panjang. Mulutnya lebar, Sirip ekor berbentuk membulat (rounded) dengan kulit tubuh dihiasi belang-belang kecokelatan.
Pemijahan di Kolam
1. Konstruksi kolam
Luas kolam pemijahan bervariasi antara 200 M2, tergantung ketersediaan lahan. Kolam berbentuk persegi panjang dengan letak pintu pemasukan dan pembuangan berseberangan secara diagonal. Tujuannya agar kolam bisa memperoleh air dari saluran langsung dan pembuangannya pun bisa lancar. Debit air kolam minimal 25 liter/menit. Pergantian air yang kotinyu akan berpengaruh positif terhadap proses pemijahan.
Bila lahannya sempit, bisa dibuatkan bak semen berukuran 2 m X 1 m x 1 m untuk pemijahan induk betutu secara berpasangan. Namun, bila mau memijahkan beberapa pasang di lahan terbatas bisa dibuat kolam tembok berukuran 4 m X 2 m X 1 m.
2. Persiapan kolam
Untuk kolam pemijahan seluas 200 m2, disiapkan induk yang rata-rata berukuran 300 g sebanyak 35-40 pasang. Sementara untuk kolam kecil, dengan luas 8 m2, dapat dimasukkan induk sebanyak 3-4 pasang.
Sebelum induk dimasukkan, kolam pemijahan dilengkapi dengan sarang pemijahan berupa segitiga yang dibuat dari asbes. Ukuran panjang segitigiga 30 cm yang diikat dengan kawat dan diberi pelampung untuk mengetahui keberadaannya.
Induk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan setelah kolam terisi air setinggi 40-45 cm. Selama proses pemijahan, sebaiknya kolam memper*oleh pergantian air secara kontinyu. Proses pergantian air secara kontinyu ini terbukti mampu merangsang pemijahan hampir semua jenis ikan secara alami.
3. Pemijahan
Tingkah laku pemijahan ikan gabus meliputi 5 tahap, yaitu membentuk daerah kekuasaan, membuat sarang pemijahan, proses kawin, memijah dan meletakkan telurnya pada sarang, dan menjaga telurnya.
Memilih Induk
Induk ikan gabus umumnya dikumpulkan dari alam sebab perlu waktu yang lama dan pakan yang sangat banyak untuk menghasilkan induk di kolam.
Ciri induk ikan gabus yang berkualitas
Betina : Badannya berwana lebih gelap. Bercak hitam lebih banyak. Papila urogenital berbentuk tonjolan memanjang yang lebih besar, membundar, warnanya memerah saat menjelang memijah. Ukurannya lebih kecil dibandingkan yang jantan pada umur yang sama. Berbadan sehat. Dewasa.
Jantan : Badannya berwana lebih terang. Bercak hitam lebih sedikit. Papila orogenital berbentuk segitiga, pipih, dan kecil. Pada umur yang sama ukurannya lebih besar daripada betina. Berbadan sehat. Dewasa.
Penetasan Telur dan Perawatan Benih
Telur ikan betutu berbentuk lonjong, transparan. Ukurannya sangat kecil, kira-kira hanya bergaris tengah 0,83 mm. Telur tersebut melekat pada dinding sarang. Setelah kontak dengan air selama 10-15 menit, membran vitelinya akan mengembang terns dan panjang telur meningkat sekitar 50 % hingga telur berukuran 1,3 mm.
Penetasan telur dilakukan di akuarium dengan mengangkat sarang pemijahan yang telah berisi telur. Sebuah sarang pemijahan bisa ditempati oleh sepasang induk, tetapi bisa juga ditempati beberapa ekor induk. Kapasitas akuarium sebaiknya minimal 60 liter. Untuk menjamin proses penetasan, diberi aerasi agak kuat, dan ditetesi beberapa tetes
Malachytgreen atau Metilen blue untuk mencegah jamur (fungi). Telur yang terserang jamur akan tampak putih berbulu dan sebaiknya segera disifon agar tidak menulari telur yang lain.
Jumlah telur dalam setiap sarang berkisar 20.000- 30.000 butir. Telur tidak menetas dalam waktu yang bersamaan. Biasanya, penetasan berlangsung 2-4 hari. Setelah telur menetas, kekuatan aerator dikurangi. Adapun persentase telur yang menetas antara 80—90%.
Pendederan
Pendederan dimaksudkan untuk memelihara larva yang baru menetas dan sudah habis kuning telurnya (yolk sack) ke dalam kolam untuk memperoleh ikan yang seukuran sejari (fingerling). Pendederan biasanya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pendederan I dan pendederan II.
Pendederan I dilakukan di dalam bak atau kolam yang lebih kecil, berukuran 5 m x 2 m dengan kedalaman 1 m. Kolam ini dipasangi hapa dengan ukuran mata 500 mikron (0,5 mm) yang berukuran 100 cm x 75 cm dan tinggi 60 cm.
Banyaknya hapa yang dipasang tergantung benih yang akan ditebar. Kepadatan penebaran di dalam hapa pada pendederan I yaitu 30.000 ekor /m2 atau 3o ekor/liter air. Jadi, ke dalam bak tersebut dapat ditampung sebanyak 100.000-150.000 ekor larva, hasil dari 3-5 buah sarang, dengan kedalaman air 50 cm. Lama pemeliharaan di dalam pendederan I ini yaitu 2 bulan. Dengan pakan yang disuplai dari luar, akan dihasilkan benih seukuran 1-2 cm dengan tingkat hidup mencapai 20%.
Untuk pendederan II, dibutuhkan kolam yang luasnya 50 m2 dengan ukuran 5 m x 10 m dan kedalaman kolam 0,7 meter. Kolam dipupuk dengan kotoran ayam sebanyak 0,5-1,5 kg /m2, tergantung dari kesuburan kolam. Lama pemeliharaan di pendederan II yaitu 4 bulan dan akan dihasilkan benih ikan berukuran 10 cm (30-50 g) dengan tingkat kehidupan bisa mencapai 100%.
Pembesaran
Pembesaran dimaksudkan untuk menghasilkan betutu berukuran konsumsi. Kolam yang dibutuhkan seluas 200-600 m2.usahakan kolam memperoleh air barn dengan konstruksi pematang kolam dari tanah dengan terlebih dahulu dipastikan tidak bocor. Idealnya, kolam dengan pematang yang ditembok. Di dalam kolam ditempatkan beberapa tempat persembunyian berupa ban bekas atau dawn kelapa karena ikan gabus menghendaki lingkungan yang agak remang-remang.
Terlebih dahulu kolam dipupuk dengan kotoran ayam dengan dosis 0.5-1.5 kg/m2. Kolam diairi dengan air yang sudah lewat saringan. Untuk benih berukuran 100 g dapat ditebarkan 20 ekor/m2, sedangkan yang berukuran 175 g dapat ditebarkan sebanyak 8 ekor/m2. Dalam tempo 5 bulan, benih yang beratnya 100 g dapat tumbuh menjadi 250 g/ekor, sedangkan yang berukuran 175 g dapat mencapai berat 400 g/ekor selama 6 bulan.
Sumber : http://peluangusaha-oke.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Peluang usaha budidaya ikan gabus terbuka bagi siapa saja yang ingin mengembangkan usaha perikanan. Minimnya pasokan tak seimbang dengan besarnya permintaan dari konsumen ikan gabus, maka harga ikan gabus pun terbilang cukup mahal.
Ikan gabus malas bila sudah masuk ke restoran maka harganya bisa mencapai Rp 250.000,00 – Rp 300.000,00 untuk satu porsi dengan ukuran 0,8 kg -1 kg. Cara budidaya ikan gabus malas dapat anda simak di bawah ini.
Kebiasaan Hidup Ikan Gabus di Alam
Benih ikan gabus tampak seperti serombongan ikan cere (Lebistes reticulates) di kolam. Gabus malas ini berasal dari Kalimantan, Sumatera, Malaysia, dan Thailand. Ikan ini hidup di sungai, rawa dengan kedalaman 40 cm, dan menyukai perairan yang dangkal.
Ikan ini cenderung memilih tempat yang gelap, berlumpur, berarus tenang, atau wilayah bebatuan untuk bersembunyi. Di Indonesia, ikan ini ditemukan di Palembang, Muara Kompeh, Gunung Sahilan, Jambi, Danau Koto, Sungai Russu, Bua-bua, Banjarmasin, Sintang, Montrado, Batu Pangal, Smitau,Danau Boran, Pontianak, Sungai Kapuas, Serawak dan Ternate, Sungai Cisadane, Bengawan Solo, dan beberapa sungai besar lainnya.
1. Kebiasaan makan
Di alam, ikan gabus menangkap makanan yang jaraknya sangat dekat. Dengan bentuk mulut yang sangat lebar, bukan halangan bagi ikan ini untuk mengenyangkan perutnya.
ikan gabus termasuk golongan karnivora. Jenis pakan yang disukai adalah cacing, ikan-ikan kecil, atau organisme lainnya, asalkan masih hidup. Setiap harinya ikan ini bisa menyantap pakan ini dalam jumlah yang besar.
2. Kebiasaan berkembang biak
Di alam, ikan gabus kawin pada musim penghujan di tempat yang berpasir bersih. Ikan ini kawin secara berpasangan. Telurnya akan diletakkan di dasar atau ditempelkan pada substrat, pinggiran batu, atau akar pokok kayu yang bersih. Telurnya akan tampak seperti kabut atau kapas yang sangat lembut dan halus yang menempel pada substrat.
Pengenalan Jenis
Awalnya, ikan gabus malas adalah hama yang mengusik ketenangan ikan-ikan peliharaan di kolam, sama seperti belut. Namanya sesuai dengan kebiasaan hidupnya. Ikan ini hampir-hampir tidak bergerak saking malasnya. Oleh karena itu, ikan ini harus diberi pakan hidup agar bereaksi. Ikan gabus malas dikenal juga dengan nama betutu.
Ikan ini memiliki sisik tipe ctenoid. Artinya, bentuk sisik kecil2 dan menyelimuti sekujur badannya. Pada bagian kepala sisik, terdapat moncong, pipi, dan operculum. Bagian operculum sisik ini lebih besar dibandingkan dengan yang lainnya. Sirip dubur lebih pendek dari sirip punggung kedua. Ikan ini mudah dibedakan dengan ikan lainnya karena mempunyai warna tubuh cokelat kehitaman. Pada bagian punggungnya berwarna hijau gelap, sedangkan warna bagian perutnya lebih terang. Bagian kepala memiliki tanda berwarna merah muda.
Panjangnya bisa mencapai 45 cm. Badannya berbentuk bulat panjang. Mulutnya lebar, Sirip ekor berbentuk membulat (rounded) dengan kulit tubuh dihiasi belang-belang kecokelatan.
Pemijahan di Kolam
1. Konstruksi kolam
Luas kolam pemijahan bervariasi antara 200 M2, tergantung ketersediaan lahan. Kolam berbentuk persegi panjang dengan letak pintu pemasukan dan pembuangan berseberangan secara diagonal. Tujuannya agar kolam bisa memperoleh air dari saluran langsung dan pembuangannya pun bisa lancar. Debit air kolam minimal 25 liter/menit. Pergantian air yang kotinyu akan berpengaruh positif terhadap proses pemijahan.
Bila lahannya sempit, bisa dibuatkan bak semen berukuran 2 m X 1 m x 1 m untuk pemijahan induk betutu secara berpasangan. Namun, bila mau memijahkan beberapa pasang di lahan terbatas bisa dibuat kolam tembok berukuran 4 m X 2 m X 1 m.
2. Persiapan kolam
Untuk kolam pemijahan seluas 200 m2, disiapkan induk yang rata-rata berukuran 300 g sebanyak 35-40 pasang. Sementara untuk kolam kecil, dengan luas 8 m2, dapat dimasukkan induk sebanyak 3-4 pasang.
Sebelum induk dimasukkan, kolam pemijahan dilengkapi dengan sarang pemijahan berupa segitiga yang dibuat dari asbes. Ukuran panjang segitigiga 30 cm yang diikat dengan kawat dan diberi pelampung untuk mengetahui keberadaannya.
Induk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan setelah kolam terisi air setinggi 40-45 cm. Selama proses pemijahan, sebaiknya kolam memper*oleh pergantian air secara kontinyu. Proses pergantian air secara kontinyu ini terbukti mampu merangsang pemijahan hampir semua jenis ikan secara alami.
3. Pemijahan
Tingkah laku pemijahan ikan gabus meliputi 5 tahap, yaitu membentuk daerah kekuasaan, membuat sarang pemijahan, proses kawin, memijah dan meletakkan telurnya pada sarang, dan menjaga telurnya.
Memilih Induk
Induk ikan gabus umumnya dikumpulkan dari alam sebab perlu waktu yang lama dan pakan yang sangat banyak untuk menghasilkan induk di kolam.
Ciri induk ikan gabus yang berkualitas
Betina : Badannya berwana lebih gelap. Bercak hitam lebih banyak. Papila urogenital berbentuk tonjolan memanjang yang lebih besar, membundar, warnanya memerah saat menjelang memijah. Ukurannya lebih kecil dibandingkan yang jantan pada umur yang sama. Berbadan sehat. Dewasa.
Jantan : Badannya berwana lebih terang. Bercak hitam lebih sedikit. Papila orogenital berbentuk segitiga, pipih, dan kecil. Pada umur yang sama ukurannya lebih besar daripada betina. Berbadan sehat. Dewasa.
Penetasan Telur dan Perawatan Benih
Telur ikan betutu berbentuk lonjong, transparan. Ukurannya sangat kecil, kira-kira hanya bergaris tengah 0,83 mm. Telur tersebut melekat pada dinding sarang. Setelah kontak dengan air selama 10-15 menit, membran vitelinya akan mengembang terns dan panjang telur meningkat sekitar 50 % hingga telur berukuran 1,3 mm.
Penetasan telur dilakukan di akuarium dengan mengangkat sarang pemijahan yang telah berisi telur. Sebuah sarang pemijahan bisa ditempati oleh sepasang induk, tetapi bisa juga ditempati beberapa ekor induk. Kapasitas akuarium sebaiknya minimal 60 liter. Untuk menjamin proses penetasan, diberi aerasi agak kuat, dan ditetesi beberapa tetes
Malachytgreen atau Metilen blue untuk mencegah jamur (fungi). Telur yang terserang jamur akan tampak putih berbulu dan sebaiknya segera disifon agar tidak menulari telur yang lain.
Jumlah telur dalam setiap sarang berkisar 20.000- 30.000 butir. Telur tidak menetas dalam waktu yang bersamaan. Biasanya, penetasan berlangsung 2-4 hari. Setelah telur menetas, kekuatan aerator dikurangi. Adapun persentase telur yang menetas antara 80—90%.
Pendederan
Pendederan dimaksudkan untuk memelihara larva yang baru menetas dan sudah habis kuning telurnya (yolk sack) ke dalam kolam untuk memperoleh ikan yang seukuran sejari (fingerling). Pendederan biasanya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pendederan I dan pendederan II.
Pendederan I dilakukan di dalam bak atau kolam yang lebih kecil, berukuran 5 m x 2 m dengan kedalaman 1 m. Kolam ini dipasangi hapa dengan ukuran mata 500 mikron (0,5 mm) yang berukuran 100 cm x 75 cm dan tinggi 60 cm.
Banyaknya hapa yang dipasang tergantung benih yang akan ditebar. Kepadatan penebaran di dalam hapa pada pendederan I yaitu 30.000 ekor /m2 atau 3o ekor/liter air. Jadi, ke dalam bak tersebut dapat ditampung sebanyak 100.000-150.000 ekor larva, hasil dari 3-5 buah sarang, dengan kedalaman air 50 cm. Lama pemeliharaan di dalam pendederan I ini yaitu 2 bulan. Dengan pakan yang disuplai dari luar, akan dihasilkan benih seukuran 1-2 cm dengan tingkat hidup mencapai 20%.
Untuk pendederan II, dibutuhkan kolam yang luasnya 50 m2 dengan ukuran 5 m x 10 m dan kedalaman kolam 0,7 meter. Kolam dipupuk dengan kotoran ayam sebanyak 0,5-1,5 kg /m2, tergantung dari kesuburan kolam. Lama pemeliharaan di pendederan II yaitu 4 bulan dan akan dihasilkan benih ikan berukuran 10 cm (30-50 g) dengan tingkat kehidupan bisa mencapai 100%.
Pembesaran
Pembesaran dimaksudkan untuk menghasilkan betutu berukuran konsumsi. Kolam yang dibutuhkan seluas 200-600 m2.usahakan kolam memperoleh air barn dengan konstruksi pematang kolam dari tanah dengan terlebih dahulu dipastikan tidak bocor. Idealnya, kolam dengan pematang yang ditembok. Di dalam kolam ditempatkan beberapa tempat persembunyian berupa ban bekas atau dawn kelapa karena ikan gabus menghendaki lingkungan yang agak remang-remang.
Terlebih dahulu kolam dipupuk dengan kotoran ayam dengan dosis 0.5-1.5 kg/m2. Kolam diairi dengan air yang sudah lewat saringan. Untuk benih berukuran 100 g dapat ditebarkan 20 ekor/m2, sedangkan yang berukuran 175 g dapat ditebarkan sebanyak 8 ekor/m2. Dalam tempo 5 bulan, benih yang beratnya 100 g dapat tumbuh menjadi 250 g/ekor, sedangkan yang berukuran 175 g dapat mencapai berat 400 g/ekor selama 6 bulan.
Sumber : http://peluangusaha-oke.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Senin, 21 Mei 2012
Tips Membawa Anjing Dalam Perjalanan & Bepergian
Anjing merupakan salah satu hewan peliharaan yang sering diajak berjalan-jalan oleh pemiliknya. Namun bagaimana jika anjing tersebut harus dibawa untuk perjalanan yang cukup jauh?
Membawa anjing untuk bepergian atau perjalanan yang cukup jauh kadang beresiko. Namun terkadang membawa anjing dalam perjalanan adalah keharusan apabila tidak ada yang mengurus anjing tersebut dirumah ataupun tidak ada pilihan lain. Anjing yang tak terbiasa melakukan perjalanan panjang biasanya akan mudah stres. Itu ditandai dengan menggonggong dengan ribut atau gelisah yang ditunujkan dengan sikapnya yang hiperaktif. Belum lagi kija anjing buang air dalam mobil. Untuk itu, berikut adalah tips membawa anjing dalam perjalanan.
1. Sebaiknya sediakaan kandang khusus (Kennel box) untuk membawa anjing, pastikan kondisi kandang bersih dan kering. Kandang yang basah akan membuat anjing gelisah. ukuran kandang pun juga harus disesuaikan dengan ukuran anjing sehingga dapat bergerak dengan leluasa.
2. Sebelum berangkat pastikan anjing dalam keadaan sehat. Jika perlu periksakan di dokter hewan. Jika anjing tidak benar-benar sehat, setelah melakukan perjalanan anjing bisa sakit lebih parah.
3. Berikan makanan secukupnya pada anjing agar tidak kelaparan. Untuk mencegah dehidrasi berikan minum untuk anjing dalam perjalanan.
4. Jika menggunakan kendaraan pribadi saat melakukan perjalanan, berhentilah sejenak sekali-kali. Anda bisa beristirahat demikian juga anjing anda. Langkah ini bisa mencegah anjing stres selama perjalanan.
5. Berikan mainan untuk anjing. pastikan mainan bertekstur lembut atau tidak keras.
Bersumber dari endanesia.com dengan perubahan
Gambar: petsafe.net
Membawa anjing untuk bepergian atau perjalanan yang cukup jauh kadang beresiko. Namun terkadang membawa anjing dalam perjalanan adalah keharusan apabila tidak ada yang mengurus anjing tersebut dirumah ataupun tidak ada pilihan lain. Anjing yang tak terbiasa melakukan perjalanan panjang biasanya akan mudah stres. Itu ditandai dengan menggonggong dengan ribut atau gelisah yang ditunujkan dengan sikapnya yang hiperaktif. Belum lagi kija anjing buang air dalam mobil. Untuk itu, berikut adalah tips membawa anjing dalam perjalanan.
1. Sebaiknya sediakaan kandang khusus (Kennel box) untuk membawa anjing, pastikan kondisi kandang bersih dan kering. Kandang yang basah akan membuat anjing gelisah. ukuran kandang pun juga harus disesuaikan dengan ukuran anjing sehingga dapat bergerak dengan leluasa.
2. Sebelum berangkat pastikan anjing dalam keadaan sehat. Jika perlu periksakan di dokter hewan. Jika anjing tidak benar-benar sehat, setelah melakukan perjalanan anjing bisa sakit lebih parah.
3. Berikan makanan secukupnya pada anjing agar tidak kelaparan. Untuk mencegah dehidrasi berikan minum untuk anjing dalam perjalanan.
4. Jika menggunakan kendaraan pribadi saat melakukan perjalanan, berhentilah sejenak sekali-kali. Anda bisa beristirahat demikian juga anjing anda. Langkah ini bisa mencegah anjing stres selama perjalanan.
5. Berikan mainan untuk anjing. pastikan mainan bertekstur lembut atau tidak keras.
Bersumber dari endanesia.com dengan perubahan
Gambar: petsafe.net
Pemeliharaan Larva dan Panen Bibit Lele Sangkuriang
Pemeliharaan larva atau bibit ikan lele sangkuriang pasca penetasan telur dilakukan pada hapa penetasan telur yang dialiri air dan dilengkapi dengan aerasi yang tidak terlalu kencang agar larva atau bibit lele sangkuriang tidak teraduk. Pemeliharaan larva lele dalam happa dilakukan selama (4-5) hari tanpa diberi pakan, karena larva lele pada saat itu masih memanfaatkan kuning telur yang ada dalam tubuh larva lele itu sendiri.
Memasuki hari ke-5 dan seterusnya kuning telur dalam tubuh larva telah habis, larva selanjutnya dipindahkan ke dalam bak fiber untuk dipelihara lebih lanjut. Pemeliharan larva dalam bak fiber dilakukan sejak ikan memasuki umur 5 hari hingga 21 hari. Larva dipelihara dalam bak fiber berukuran 4 m x 2 m x 0,8 m dan diisi air sebanyak 1/2 dari tinggi bak dengan padat tebar 15.625 ekor/ m3. Jadi jumlah penebaran larva dalam bak fiber sebanyak 100.000 ekor.
Selama dalam pemeliharaan di dalam fiber, larva umur 5 hari diberi pakan cacing sutra (tubifex sp). Sebelum diberikan, cacing sutra tersebut dicincang terlebih dahulu. Hal itu dilakukan karena ukuran bukaan mulut ikan yang masih kecil. Pemberian cacing sutra cincang diberikan hingga larva berumur 12 hari. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 50 gr setiap kali pemberian pakan pada pagi dan sore hari. Setelah ikan berumur lebih dari 12 hari selanjutnya larva ikan diberi pakan cacing sutra utuh dengan jumlah pakan sebanyak 75 gr setiap kali pemberian pakan pada pagi dan sore hari. Pemberian pakan, selama masa pemeliharaan larva lele sangkuriang diberikan pakan alami dan pakan tambahan. Menurut Mujiman (2000), Pemberian pakan alami disesuaikan dengan ukuran benih. Biasanya efektivitas pertumbuhan benih yang memakan plankton alami berkisar (2–3) minggu sejak ditebar ke kolam. Pakan tambahan diberikan dengan dosis 3% – 5% dari bobot populasi ikan dan diberikan dua sampai tiga kali sehari, pemberiannya dimulai sejak hari kedua setelah benih ditebar.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup larva, maka lingkungan yang baik harus tetap terjaga. Menurut Lukito (2002), dalam kegiatan pengontrolan kualitas air meliputi pergantian air dengan pengaturan volume air dan penyiponan. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan melakukan penyifonan bak pemeliharaan larva setiap pagi hari sebelum pemberian pakan dan penggantian air sebanyak 50%. Penyifonan dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa pakan dan kotoran yang terdapat di dasar bak pemeliharaan larva. Sedangkan untuk menambah oksigen terlarut dalam bak pemeliharaan larva, air dalam bak pemeliharaan diberikan aerasi secara terus menerus.
Meskipun kondisi ikan dalam kondisi yang baik, selama dalam pemeliharaan, larva ikan lele sangkuriang tetap diberikan perawatan sebagai upaya pengendalian hama penyakit untuk pencegahan. Menurut Lukito (2004), kegiatan pengendalian hama penyakit meliputi pencegahan dan pengobatan. Tindakan pencegahan yang dilakukan dengan memberikan garam sebanyak 3 kg dalam 3,2 m3 air (1 ppt).
Panen Benih Lele
Larva yang telah berumur 21 hari warna tubuhnya tampak kehitaman dan sudah menyebar dipermukaan air, hal ini menandakan bahwa larva siap dipanen untuk langsung dijual atau ditebar ke kolam pendederan yang sudah disiapkan sebelumnya. Pemanenan larva atau bibit lele didahului dengan menutup saluran pemasukan air dan membuka outlet. Kemudian pada pipa outlet dipasang seser halus untuk menampung benih. Menurut Prihartono dkk (2000), larva lele sangkuriang umur satu minggu telah siap untuk dipanen. Selama kegiatan pemanenan perlu adanya perlakuan tertentu karena lele sangkuriang merupakan jenis ikan yang tidak bersisik, tetapi tubuhnya berlendir. Oleh karena tidak bersisik maka tubuhnya sangat mudah mengalami lecet dan luka. Lecet atau luka pada lele sangkuriang dapat disebabkan oleh penggunaan peralatan yang sembarangan, cara panen yang kurang baik dan waktu panen yang kurang tepat.
Larva diangkat atau dipindahkan dengan menggunakan beker glass berukuran 100 ml ke dalam baskom penampungan atau langsung dipacking ke dalam kantong plastik berukuran 40 cm x 60 cm dua rangkap dan telah diisi air sebanyak (4 – 6) liter, kemudian diberi oksigen sebanyak 2/3 dan diikat dengan menggunakan karet gelang. Kepadatan larva per kantong tergantung jarak pengangkutan atau permintaan dari pembeli. Tapi biasanya berkisar antara (15.000 – 30.000) ekor larva dalam setiap kantong. Setelah packing, benih siap dikirim ke tempat yang dituju.
Sebelumnya : Pemijahan Lele Sangkuriang Secara Buatan
Bersumber dari livebeta.kaskus.us dengan perubahan
Gambar: leleppalhidayah.blogspot.com
Memasuki hari ke-5 dan seterusnya kuning telur dalam tubuh larva telah habis, larva selanjutnya dipindahkan ke dalam bak fiber untuk dipelihara lebih lanjut. Pemeliharan larva dalam bak fiber dilakukan sejak ikan memasuki umur 5 hari hingga 21 hari. Larva dipelihara dalam bak fiber berukuran 4 m x 2 m x 0,8 m dan diisi air sebanyak 1/2 dari tinggi bak dengan padat tebar 15.625 ekor/ m3. Jadi jumlah penebaran larva dalam bak fiber sebanyak 100.000 ekor.
Selama dalam pemeliharaan di dalam fiber, larva umur 5 hari diberi pakan cacing sutra (tubifex sp). Sebelum diberikan, cacing sutra tersebut dicincang terlebih dahulu. Hal itu dilakukan karena ukuran bukaan mulut ikan yang masih kecil. Pemberian cacing sutra cincang diberikan hingga larva berumur 12 hari. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 50 gr setiap kali pemberian pakan pada pagi dan sore hari. Setelah ikan berumur lebih dari 12 hari selanjutnya larva ikan diberi pakan cacing sutra utuh dengan jumlah pakan sebanyak 75 gr setiap kali pemberian pakan pada pagi dan sore hari. Pemberian pakan, selama masa pemeliharaan larva lele sangkuriang diberikan pakan alami dan pakan tambahan. Menurut Mujiman (2000), Pemberian pakan alami disesuaikan dengan ukuran benih. Biasanya efektivitas pertumbuhan benih yang memakan plankton alami berkisar (2–3) minggu sejak ditebar ke kolam. Pakan tambahan diberikan dengan dosis 3% – 5% dari bobot populasi ikan dan diberikan dua sampai tiga kali sehari, pemberiannya dimulai sejak hari kedua setelah benih ditebar.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup larva, maka lingkungan yang baik harus tetap terjaga. Menurut Lukito (2002), dalam kegiatan pengontrolan kualitas air meliputi pergantian air dengan pengaturan volume air dan penyiponan. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan melakukan penyifonan bak pemeliharaan larva setiap pagi hari sebelum pemberian pakan dan penggantian air sebanyak 50%. Penyifonan dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa pakan dan kotoran yang terdapat di dasar bak pemeliharaan larva. Sedangkan untuk menambah oksigen terlarut dalam bak pemeliharaan larva, air dalam bak pemeliharaan diberikan aerasi secara terus menerus.
Meskipun kondisi ikan dalam kondisi yang baik, selama dalam pemeliharaan, larva ikan lele sangkuriang tetap diberikan perawatan sebagai upaya pengendalian hama penyakit untuk pencegahan. Menurut Lukito (2004), kegiatan pengendalian hama penyakit meliputi pencegahan dan pengobatan. Tindakan pencegahan yang dilakukan dengan memberikan garam sebanyak 3 kg dalam 3,2 m3 air (1 ppt).
Panen Benih Lele
Larva yang telah berumur 21 hari warna tubuhnya tampak kehitaman dan sudah menyebar dipermukaan air, hal ini menandakan bahwa larva siap dipanen untuk langsung dijual atau ditebar ke kolam pendederan yang sudah disiapkan sebelumnya. Pemanenan larva atau bibit lele didahului dengan menutup saluran pemasukan air dan membuka outlet. Kemudian pada pipa outlet dipasang seser halus untuk menampung benih. Menurut Prihartono dkk (2000), larva lele sangkuriang umur satu minggu telah siap untuk dipanen. Selama kegiatan pemanenan perlu adanya perlakuan tertentu karena lele sangkuriang merupakan jenis ikan yang tidak bersisik, tetapi tubuhnya berlendir. Oleh karena tidak bersisik maka tubuhnya sangat mudah mengalami lecet dan luka. Lecet atau luka pada lele sangkuriang dapat disebabkan oleh penggunaan peralatan yang sembarangan, cara panen yang kurang baik dan waktu panen yang kurang tepat.
Larva diangkat atau dipindahkan dengan menggunakan beker glass berukuran 100 ml ke dalam baskom penampungan atau langsung dipacking ke dalam kantong plastik berukuran 40 cm x 60 cm dua rangkap dan telah diisi air sebanyak (4 – 6) liter, kemudian diberi oksigen sebanyak 2/3 dan diikat dengan menggunakan karet gelang. Kepadatan larva per kantong tergantung jarak pengangkutan atau permintaan dari pembeli. Tapi biasanya berkisar antara (15.000 – 30.000) ekor larva dalam setiap kantong. Setelah packing, benih siap dikirim ke tempat yang dituju.
Sebelumnya : Pemijahan Lele Sangkuriang Secara Buatan
Bersumber dari livebeta.kaskus.us dengan perubahan
Gambar: leleppalhidayah.blogspot.com
Pemijahan Lele Sangkuriang Secara Buatan
Dalam usaha budidaya atau beternak lele, proses pemijahan adalah proses penting untuk menghasilkan bibit lele yang baik. Proses pemijahan lele kini telah berkembang dengan cara pemijahan lele secara buatan (Induced Breeding). Berikut adalah proses dalam pemijahan buatan pada lele sangkuriang.
Pemilihan Indukan
Umur induk betina lele sangkuriang siap dipijahkan berumur > 1 tahun, massa (0,7 – 1) kg dengan panjang standar (25 – 30) cm, sedangkan induk jantan antara lain yaitu berumur > 1 tahun, massa (0,5 – 0,75) kg, dengan panjang standar (30 – 35) cm. Induk betina yang sudah matang gonad, secara fisik ditandai dengan perut yang membesar dan lembek, tonjolan alat kelamin membulat dengan warna merah keungu-unguan dan tampak membesar, bila dilihat secara kasat mata warna telur terlihat hijau tua bening atau coklat kehijau-hijauan, tulang kepala agak meruncing, gerakannya lamban. Sedangkan induk jantan ditandai dengan warna tubuh yang lebih mencolok dari betina yaitu terlihat kemerah-merahan pada bagian sirip punggung (dorsal), dengan bentuk genital yang meruncing dan memanjang melebihi ujung sirip anal yang letaknya berdekatan dengan anus, tulang kepala lebih mendatar (pipih) dibanding induk betina, perut tetap ramping dan gerakannya yang lincah. Jika diurut secara perlahan pada bagian kelaminnya, akan mengeluarkan cairan putih susu yang kental, cairan itulah yang dinamakan sperma.
Lele sangkuriang mulai dapat dijadikan induk pada umur (8 – 9) bulan dengan massa minimal 500 gram. Telur akan menetas dalam tempo 24 jam setelah memijah dengan kemampuan memijah sepanjang tahun tanpa mengenal musim. Tanda-tanda induk jantan yang telah siap memijah diantaranya alat kelamin tampak jelas (meruncing), perutnya tampak ramping, jika perut diurut akan keluar spermanya, tulang kepala agak mendatar dibanding dengan betinanya, jika warna dasar badannya hitam (gelap), warna itu menjadi lebih gelap lagi dari biasanya. Sedangkan untuk induk betina alat kelaminnya bentuknya bulat dan kemerahan, lubangnya agak membesar, tulang kepala agak cembung, gerakannya lamban, warna badannya lebih cerah dari biasanya.
Penyuntikan Hormon
Pemijahan buatan menggunakan induk jantan dan betina dengan perbandingan 1 : 3 (1 induk jantan, 3 induk betina). Pemijahan buatan dilakukan dengan penyuntikan hormon perangsang (ovaprim) yang bertujuan untuk mempercepat proses ovulasi pada induk betina. Dosis hormon ovaprim yang digunakan adalah 0,2 ml/kg induk ikan yang diencerkan dengan menambahkan larutan Sodium Chloride 0,9% untuk seluruh jumlah induk ikan. Metode pemijahan dengan cara induce breeding. bila menggunakan ovaprim dosisnya 0,3 ml/kg induk; streeping, induk jantan dan induk betina pada pemijahan ini harus dipisahkan. Setelah (10-12) jam dari penyuntikan, induk betina siap di-streeping.
Waktu antara penyuntikan dengan ovulasi yaitu (10 – 12) jam tergantung suhu inkubasi induk (suhu selama praktek 23 derajat Celcius). Penyuntikan dilakukan pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB sehingga proses pengeluaran telur (streeping) dapat dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB hal ini bertujuan agar hasil streeping yang dihasilkan dapat maksimal, karena suhu air pada pagi hari relatif stabil sehingga tingkat stress yang ditimbulkan pada induk relatif kecil dan untuk mempermudah mengamati ovulasi. Penyuntikan dilakukan 1 kali secara intramuskular, yaitu penyuntikan pada bagian otot punggung induk lele sangkuriang.
Streeping dan Pembuahan
Pada selang waktu (10–12) jam setelah penyuntikan dilakukan pemeriksaan terhadap induk betina dan dinyatakan ovulasi. Setelah itu, segera dilakukan penyediaan cairan sperma. Penyediaan cairan sperma dilakukan dengan pengambilan kantong sperma dengan jalan pembenahan. Induk jantan dibedah dengan menggunakan gunting dari arah genital ke arah kepala, kemudian kantong sperma diambil dan dibersihkan dengan menggunakan kertas tissu. Sperma dikeluarkan dengan cara menggunting kantong sperma pada bagian sisinya, lalu diperas dan diencerkan dengan menggunakan larutan Sodium Chloride 0,9%. Perbandingan yang digunakan yaitu 250 ml Sodium Chloride 0,9% untuk sperma yang berasal dari 1 ekor induk jantan.
Setelah larutan sperma siap, dilakukan pengeluaran telur dengan cara pengurutan. Pada bagian kepala dipegang dengan menggunakan kain lap agar tidak licin, kemudian bagian perut diurut dari dada ke arah genital secara perlahan-lahan (Streeping). Telur yang keluar ditampung dalam wadah plastik yang bersih dan kering.
Sperma yang telah tersedia dicampurkan dengan telur dan diaduk menggunakan bulu ayam. Setelah teraduk merata tuangkan air secukupnya kemudian digoyang-goyangkan lagi secara perlahan. Pemberian air diperlukan untuk mengaktifkan sperma karena saat dalam larutan fisiologis sperma belum aktif, membuka mikrofil pada telur ikan, dan untuk membersihkan telur dari sisa-sisa sperma yang tidak aktif/mati.
Ovulasi adalah puncak dari kematangan gonad, dimana telur yang telah masak harus dikeluarkan dengan cara dipijit pada bagian perut (streeping). Induk jantan diambil spermanya melalui pembedahan. Pencampuran telur dan sperma dilakukan dengan menggunakan bulu ayam sampai sperma dan telur tercampur merata. Untuk meningkatkan pembuahan, maka telur dan sperma dapat ditambahkan dengan garam dapur sebanyak 4000 ppm sambil diaduk dan ditambahkan air sedikit demi sedikit. Setelah tercampur kemudian dilakukan pembersihan dengan penggantian air sebanyak (2-3) kali. Telur yang dibuahi akan mengalami pengembangan dengan ukuran telur yang terlihat lebih besar dan berwarna hijau tua, sedangkan telur yang tidak dibuahi berwarna putih.
Penetasan Telur
Penetasan telur dilakukan pada hapa berukuran (2x1x0,2) m yang dipasang pada bak persegi panjang berukuran (4x2x0,8) m yang sebelumnya telah diisi air setinggi 50 cm. Kemudian hapa diberi pemberat berupa besi behel ukuran 5 mm, berbentuk persegi panjang seperti dasar hapa. Hapa penetasan dialiri air secara terus menerus dengan debit air 40 ml/detik, selain itu juga bak penetasan diberi aerasi sebagai penyuplai oksigen.
Sebelum telur ditebar, terlebih dahulu dilakukan pencucian telur dari sisa sperma. Telur ditebar secara merata di dalam 4 hapa dengan padat tebar sekitar 156.818 butir/hapa dan menetas sekitar (30–36) jam setelah pembuahan pada suhu (23–24) derajat Celcius.
Selanjutnya: Pemeliharaan Larva dan Panen Bibit Lele
Bersumber dari livebeta.kaskus.us dengan perubahan
Gambar : ayobertani.wordpress.com, bagus72.wordpress.com, sangkuriangs.blogspot.com
Pemilihan Indukan
Umur induk betina lele sangkuriang siap dipijahkan berumur > 1 tahun, massa (0,7 – 1) kg dengan panjang standar (25 – 30) cm, sedangkan induk jantan antara lain yaitu berumur > 1 tahun, massa (0,5 – 0,75) kg, dengan panjang standar (30 – 35) cm. Induk betina yang sudah matang gonad, secara fisik ditandai dengan perut yang membesar dan lembek, tonjolan alat kelamin membulat dengan warna merah keungu-unguan dan tampak membesar, bila dilihat secara kasat mata warna telur terlihat hijau tua bening atau coklat kehijau-hijauan, tulang kepala agak meruncing, gerakannya lamban. Sedangkan induk jantan ditandai dengan warna tubuh yang lebih mencolok dari betina yaitu terlihat kemerah-merahan pada bagian sirip punggung (dorsal), dengan bentuk genital yang meruncing dan memanjang melebihi ujung sirip anal yang letaknya berdekatan dengan anus, tulang kepala lebih mendatar (pipih) dibanding induk betina, perut tetap ramping dan gerakannya yang lincah. Jika diurut secara perlahan pada bagian kelaminnya, akan mengeluarkan cairan putih susu yang kental, cairan itulah yang dinamakan sperma.
Lele sangkuriang mulai dapat dijadikan induk pada umur (8 – 9) bulan dengan massa minimal 500 gram. Telur akan menetas dalam tempo 24 jam setelah memijah dengan kemampuan memijah sepanjang tahun tanpa mengenal musim. Tanda-tanda induk jantan yang telah siap memijah diantaranya alat kelamin tampak jelas (meruncing), perutnya tampak ramping, jika perut diurut akan keluar spermanya, tulang kepala agak mendatar dibanding dengan betinanya, jika warna dasar badannya hitam (gelap), warna itu menjadi lebih gelap lagi dari biasanya. Sedangkan untuk induk betina alat kelaminnya bentuknya bulat dan kemerahan, lubangnya agak membesar, tulang kepala agak cembung, gerakannya lamban, warna badannya lebih cerah dari biasanya.
Penyuntikan Hormon
Pemijahan buatan menggunakan induk jantan dan betina dengan perbandingan 1 : 3 (1 induk jantan, 3 induk betina). Pemijahan buatan dilakukan dengan penyuntikan hormon perangsang (ovaprim) yang bertujuan untuk mempercepat proses ovulasi pada induk betina. Dosis hormon ovaprim yang digunakan adalah 0,2 ml/kg induk ikan yang diencerkan dengan menambahkan larutan Sodium Chloride 0,9% untuk seluruh jumlah induk ikan. Metode pemijahan dengan cara induce breeding. bila menggunakan ovaprim dosisnya 0,3 ml/kg induk; streeping, induk jantan dan induk betina pada pemijahan ini harus dipisahkan. Setelah (10-12) jam dari penyuntikan, induk betina siap di-streeping.
Waktu antara penyuntikan dengan ovulasi yaitu (10 – 12) jam tergantung suhu inkubasi induk (suhu selama praktek 23 derajat Celcius). Penyuntikan dilakukan pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB sehingga proses pengeluaran telur (streeping) dapat dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB hal ini bertujuan agar hasil streeping yang dihasilkan dapat maksimal, karena suhu air pada pagi hari relatif stabil sehingga tingkat stress yang ditimbulkan pada induk relatif kecil dan untuk mempermudah mengamati ovulasi. Penyuntikan dilakukan 1 kali secara intramuskular, yaitu penyuntikan pada bagian otot punggung induk lele sangkuriang.
Streeping dan Pembuahan
Pada selang waktu (10–12) jam setelah penyuntikan dilakukan pemeriksaan terhadap induk betina dan dinyatakan ovulasi. Setelah itu, segera dilakukan penyediaan cairan sperma. Penyediaan cairan sperma dilakukan dengan pengambilan kantong sperma dengan jalan pembenahan. Induk jantan dibedah dengan menggunakan gunting dari arah genital ke arah kepala, kemudian kantong sperma diambil dan dibersihkan dengan menggunakan kertas tissu. Sperma dikeluarkan dengan cara menggunting kantong sperma pada bagian sisinya, lalu diperas dan diencerkan dengan menggunakan larutan Sodium Chloride 0,9%. Perbandingan yang digunakan yaitu 250 ml Sodium Chloride 0,9% untuk sperma yang berasal dari 1 ekor induk jantan.
Setelah larutan sperma siap, dilakukan pengeluaran telur dengan cara pengurutan. Pada bagian kepala dipegang dengan menggunakan kain lap agar tidak licin, kemudian bagian perut diurut dari dada ke arah genital secara perlahan-lahan (Streeping). Telur yang keluar ditampung dalam wadah plastik yang bersih dan kering.
Sperma yang telah tersedia dicampurkan dengan telur dan diaduk menggunakan bulu ayam. Setelah teraduk merata tuangkan air secukupnya kemudian digoyang-goyangkan lagi secara perlahan. Pemberian air diperlukan untuk mengaktifkan sperma karena saat dalam larutan fisiologis sperma belum aktif, membuka mikrofil pada telur ikan, dan untuk membersihkan telur dari sisa-sisa sperma yang tidak aktif/mati.
Ovulasi adalah puncak dari kematangan gonad, dimana telur yang telah masak harus dikeluarkan dengan cara dipijit pada bagian perut (streeping). Induk jantan diambil spermanya melalui pembedahan. Pencampuran telur dan sperma dilakukan dengan menggunakan bulu ayam sampai sperma dan telur tercampur merata. Untuk meningkatkan pembuahan, maka telur dan sperma dapat ditambahkan dengan garam dapur sebanyak 4000 ppm sambil diaduk dan ditambahkan air sedikit demi sedikit. Setelah tercampur kemudian dilakukan pembersihan dengan penggantian air sebanyak (2-3) kali. Telur yang dibuahi akan mengalami pengembangan dengan ukuran telur yang terlihat lebih besar dan berwarna hijau tua, sedangkan telur yang tidak dibuahi berwarna putih.
Penetasan Telur
Penetasan telur dilakukan pada hapa berukuran (2x1x0,2) m yang dipasang pada bak persegi panjang berukuran (4x2x0,8) m yang sebelumnya telah diisi air setinggi 50 cm. Kemudian hapa diberi pemberat berupa besi behel ukuran 5 mm, berbentuk persegi panjang seperti dasar hapa. Hapa penetasan dialiri air secara terus menerus dengan debit air 40 ml/detik, selain itu juga bak penetasan diberi aerasi sebagai penyuplai oksigen.
Sebelum telur ditebar, terlebih dahulu dilakukan pencucian telur dari sisa sperma. Telur ditebar secara merata di dalam 4 hapa dengan padat tebar sekitar 156.818 butir/hapa dan menetas sekitar (30–36) jam setelah pembuahan pada suhu (23–24) derajat Celcius.
Selanjutnya: Pemeliharaan Larva dan Panen Bibit Lele
Bersumber dari livebeta.kaskus.us dengan perubahan
Gambar : ayobertani.wordpress.com, bagus72.wordpress.com, sangkuriangs.blogspot.com