Jumat, 17 Februari 2012

MENGENAL RUMPUT LAUT

rumput laut
RUMPUT laut atau (sea weeds) secara ilmiah populer dengan istilah alga atau ganggang. Rumput laut termasuk salah satu keluarga alga yang merupakan tumbuhan berklorofil. Dilihat dari volumenya, rumput laut terdiri dari jenis mikroskopik dan makroskopik. Jenis makroskopik inilah yang sehari-hari kita kenal sebagai rumput laut.
Di perairan pantai Pulau Jawa, yang disebut agar atau ager adalah jenis Gracilaria verrucosa yang memang mengandung agar.

Di Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara, nama agar menunjukkan alga jenis Eucheuma yang mengandung karaginan. Sampai saat ini sebagian besar rumput laut diekspor dalam keadaan kering dan sebagian diolah menjadi agar-agar. Rumput laut juga bisa dimakan sebagai sayuran. Lebih dari 50 spesies rumput laut Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. 

Jenis rumput laut yang sudah diolah menjadi agar-agar di antaranya Gracdaria sp. dan Gelidium sp. Beberapa negara yang sudah melakukan pengolahan rumput laut menjadi agar-agar adalah Jepang, Amerika, New Zealand, Australia, dan Indonesia. Namun, agar-agar di Indonesia masih dalam bentuk lembaran, batang, dan bubuk. Produksi agar-agar di Indonesia hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang digunakan sebagai makanan. Selain jenis rumput laut penghasil agar-agar, terdapat jenis lain yang cukup potensial dan banyak dijumpai di perairan Indonesia yaitu Eucheuma sp. yang dapat menghasilkan karaginan dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegunaan. Karaginan dan agar-agar dapat dihasilkan dari ganggang merah (Rhodophyceae), sedangkan alginat dapat dihasilkan dari ganggang cokelat jenis Sargassum.
 
rumput laut
Jumlah rumput laut jenis ini sangat sedikit di Indonesia, sedangkan kebutuhan alginat cukup banyak. Ekspedisi Laut Siboga (1899-1900) telah mengidentifikasi 555 jenis rumput laut yang tumbuh di perairan laut Indonesia (Van Bosse, 1928). Dari jenis rumput laut yang tersebar di perairan pantai telah dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir sebanyak 23 jenis untuk sayuran dan makanan (Heyne, 1922). Zaneveld (1955) telah mencatat 56 jenis rumput laut yang dimanfaatkan sebagai makanan dan obat-obatan.
Permintaan luar negeri terhadap rumput laut Indonesia setiap tahun terus meningkat, khususnya untuk jenis Laminaria, Gelidiella, Gracillaria, dan Euchema. Ciri dari filum ini adalah tidak mempunyai akar, batang, dan daun sejati.

MORFOLOGI RUMPUT LAUT
 
Seluruh bagian tanaman yang dapat menyerupai akar, batang, daun, atau buah, semuanya disebut talus. Bentuk talus ini beragam, ada yang bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantong, atau ada juga yang seperti rambut. Susunan talus terdiri dari satu sel dan banyak sel.
Percabangan talus ada yang dichotomous (dua-dua terus-menerus), pinnate (dua-dua berlawanan sepanjang talus utama), pectinate (berderet searah pada satu sisi talus utama), ferticillate (berpusat melingkari aksis atau batang utama), dan yang sederhana tanpa percabangan. REPRODUKSI 

RUMPUT LAUT
 
pembudidayaan rumput laut pada dasarnya ada dua macam yaitu secara kawin dan tidak kawin. Spermatia ini akan membuahi sel betina pada cabang carpogonia dari gametofit betina. pembudidayaan dengan cara tidak kawin terdiri dari penyebaran tetraspora, vegetatif, dan konjugatif. Sporofit dewasa menghasilkan spora yang disebut tetraspora yang sesudah proses germinasi tumbuh menjadi tanaman beralat kelamin, yaitu gametofit jantan dan gametofit betina. 

PENYEBARAN 
penyebaran agar-agar

Rumput laut tumbuh hampir di seluruh bagian hidrosfir sampai batas kedalaman 200 meter. Jenis rumput laut ada yang hidup di perairan tropis, subtropis, dan di perairan dingin. Karena tidak mempunyai akar sebenarnya, rumput laut menempel pada substratnya (fitobentes) dan seluruh bagian talus mengambil makanan dari air disekitarnya dengan cara osmosis(percampuran dua macam cairan melalui dinding sel atau selaput yg banyak porinya). Jenis rumput laut yang mempunyai nilai v lebih tinggi di antaranya Eucheuma, Gracilaria, Gelidium, dan Hypnea. Dan keempat jenis ini, Eucheuma telah berhasil dibudidayakan dan menguntungkan.
 
JENIS RUMPUT LAUT
Berdasar pigmen (zat warna) yang dikandungnya, alga atau ganggang dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu Rhodophyceae (ganggang merah), Phaeophyceae (ganggang cokelat), Chlorophyceae (ganggang hijau), dan Cyanophyceae (ganggang biru). Rumput laut termasuk dalam jenis ganggang cokelat dan ganggang merah. Alga cokelat hidup di perairan yang dingin, sedangkan alga merah hidup di daerah tropis. Alga hijau dan alga biru banyak hidup dan berkembang di air tawar. Sebaliknya, alga cokelat dan alga merah cukup penting sebagai bahan pangan dan non-pangan.
Alga mempunyai bentuk yang beragam seperti benang atau tumbuhan tinggi. Beberapa jenis rumput laut yang terdapat di Indonesia dan memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai berikut.
1. Rumput laut penghasil agar-agar (agarophyte), yaitu Gracilaria, Gelidium, Gelidiopsis, dan Hypnea.
makan agar(enak)

2. Rumput laut penghasil karaginan (carragenophyte), yaitu Eucheuma spinosum, Eucheuma cottonii, dan Eucheuma striatum.
ragi dari agar


3. Rumput laut penghasil algin, yaitu Sargasum dan Turbinaria.Pembudidayaan rumput laut dilakukan di tempat-tempat yang kondisi arus-nya relatif tenang sehingga produktivitas-nya dapat ditingkatkan.”
algin dari agar