Rabu, 01 Februari 2012

Budidaya Ikan Manvis (Pterophyllum scalare)

Manvis dikenal juga sebagai Angelfish, merupakan salah satu ikan hias yang sangat digemari oleh masyarakat. Ikan ini bukan asli Indonesia, berasal dari perairan sungai Amazona di Amerika Selatan. Manvis mempunyai bentuk dan warna tubuh serta gerak gerik yang sangat indah dan menarik, dan sangat cocok untuk dipelihara di akuarium sebagai pajangan. Keindahannya dapat memberi kesan tersendiri bagi yang memandangnya. Penggemarnya banyak dan harganya relatif tinggi. Budidaya Manvis di Indonesia telah berkembang dengan pesat baik sebagai kesenangan maupun usaha komersial.

Tempat Hidup
Secara alami Manvis hidup di perairan yang tenang dan banyak tanamannya. Oleh karena itu bila Manvis dipelihara di dalam akuarium yang terlalu terang dan banyak ikannya, kelihatan gelisah. Cocok sekali bila dipelihara dalam akuarium bersama jenis ikan yang geraknya lamban.

Manvis sangat sayang terhadap anaknya. Ia dengan cepat melindungi anaknya bila ada gangguan dari luar dengan jalan menyimpan di dalam mulutnya. Sifat seperti kurang menguntungkan pada saat pemijahan, karena itu tempatnya harus benar-benar aman. Dalam usaha budidaya, biasanya peternakan Manvis di DKI Jakarta menggunakan kolam yang terbuat dari semen.

Cara Pemijahan
Untuk memijahkan Manvis hndaknya digunakan induk yang benar-benar sudah dewasa dan matang telur, agar bisa didapatkan anakan yang bagus dan sehat. Ini akan memudahkan dalam pemeliharaan selanjutnya. Manvis siap memijah setelah beumur 9-12 bulan. Setiap kali memijah dapat menghasilkan 300-400 anak.

Pemilihan induk:
Jenis kelamin Manvis dapat dibedakan dengan melihat bentuk dari bagian-bagiannya:

a. Induk jantan
- Pada umur yang sama, ukuran lebih besar dari induk betina
- JIka dipandang dari atas, perut kelihatan ramping
- Kepala agak besar, bagian antara mulut dan punggung berbentuk garis cembung

b. Induk betina
- Ukuran relatif lebih kecil dari induk jantan
- Perut agak membesar dan menonjol
- Kepala agak kecil dan bagian antara sirip punggung dan kepala membentuk garis lurus

Tempat Pemijahan

Ada beberapa tempat yang harus digunakan antara lain kolam dan akuarium

1. Kolam
- Kolam dibuat dari tanah biasa atau dari semen, berukuran 1 meter persegi dengan kedalaman 80 cm
- Kolam yang masih baru tidak boleh langsung digunakan, bau semennya harus dihilangkan terlebih dahulu, dengan cara direndam dengan air selama beberapa hari. Untuk lebih cepatnya dapat ditambahkan pelepah pohon pisang
- Setelah bau semen hilang, direndam lagi dengan air biasa selama 4 hari, selanjutnya dibersihkan lagi dan dikeringkan
- Pada saat akan dipakai, kolam diisi dengan air tawar sampai kedalaman 30-60 cm
- Bila kolam pemijahan terletak di tempat terbuka perlu diberi tanaman air, misalnya enceng gondok untuk memberi suasana teduh dan tenan

2. Akuarium
- Akuarium yang digunakan berukuran sedang yaitu panjang 100 cm, lebar 75 cm dan tinggi 50 cm, dengan tebal kaca 5-6 mm
- Sebelum digunakan akuarium dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian diisi air dengan ketinggian 30-40 cm
- Di dalam akuarium diberi pecahan genteng untuk memberi bau air yang alami
- Selanjutnya induk yang telah dipilih dapat dipijahkan secara berpasanagan

Seperti ikan Chiclid lainnya, Manvis menempelkan telurnya yang telah dibuahi pada suatu benda. Oleh karena itu tempat pemijahan harus diberi potongan paralon atau benda lain yang permukaannya halus sebagai tempat menempelnya telur.

Air yang digunakan harus jernih dengan keasaman normal (pH antara 6,8-8,2) dan suhunya antara 24-26oC. Air yang berasal dari PAM atau sumur hendaknya diendapkan terlebih dahulu selama lebih kurang 24 jam. Saat pemijahan Manvis memerlukan tempat yang gelap, oleh karena itu perlu diberi tanaman yang mengapung, misalnya eceng gondok. Bila menggunakan akuarium dindingnya tertutup dengan kertas warna gelap.

Pemijahan
Manvis memijah pada malam hari ketika suasana tenang dan sepi. Telur yang telah dibuahi menempel pada tempat yang telah sediakan. Setelah memijah induknya secara bergantian menjaga telurnya dengan mengibaskan ekornya untuk menambah Oksigen.
Telur tersebut menetas 24-36 jam dari saat dibuahi pada suhu optimal, antara 27-31o C. Burayak sudah tumbuh sirip pada umur 40-60 jam. Pada masa seperti ini makanannya masih berupa egg sach (kuning telur) dan belum memerlukan pakan tambahan

Pembesaran
Pembesaran Manvis dilakukan didalam kolam yang berukuran antara 3-4 m2 dengan kedalaman air 30 cm. Kepadatan ikan antara 150-200 ekor setiap kolam atau disesuaikan menurut ukurannya, semakin besar semakin jarang. Untuk memberikan suasana teduh dan tenang, kolam diberi peneduh tanaman eceng gondok, anyaman bambu, atau seng. Makanan yang diberikan disesuaikan dengan ukuran tubuh dan umurnya. Pada minggu pertama biasanya masih diberikan rotifera, setelah agak besar diberi kutu air yang disaring, selanjutnya tanpa disaring dan akhirnya dapat diberi cacing sutera. Setelah pencapaian dewasa dapat diberi pakan buatan (pellet) yang diberikan secara bergantian.dengan cacing sutera.

Sumber : http://ikanmania.wordpress.com/2007/12/30/budidaya-ikan-manvis/

www.jendelahewan.blogspot.com